• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Demokrasi

2.1.4.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti „rakyat‟ dan kratos atau kratien yang berarti „kekuasaan‟ atau „pemerintahan‟. Jadi berdasarkan asal kata nya demokrasi berarti „rakyat yang berkuasa‟. Supriatnoko (2008:99) mengatakan bahwa negara demokrasi merupakan negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Jika ditinjau dari sudut organisasi, demokrasi memiliki arti sebagai sesuatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat.

Dalam bukunya, Supriatnoko (2008:104) mengungkapkan ada lima ciri yang menunjukan bahwa suatu negara berpaham demokrasi atau berkedaulatan, yaitu bilamana sistem politik secara berkala memungkinkan penggantian pemerintahan, maka harus ada kesepakatan bersama dengan DPR, sejumlah parpol, angkatan besenjata, pers dan peradilan. Bila tidak memiliki kesepakatan tersebut maka negara mudah menimbulkan anarki. Negara juga harus memiliki sejumlah anggota masyarakat yang menempati kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti presiden, menteri, dan gurbenur.

Negara yang berdemokrasi juga harus memiliki anggota masyarakat yang diakui sebagai tokoh yang sah, berjuang untuk dapat menempati kedudukan dalam pemerintahan agar berada dalam keadaan yang memungkinkan mereka melaksanakan sesuai dengan apa yang dianggap baik. Dalam sistem demokrasi juga terdapat pemilihan lain yang dilakukan secara berkala untuk memilih

jabatan-jabatan di pemerintahan tertentu yang diharapkan dapat mewakilkan rakyat dalam menyumbangkan ide-ide rakyat.

Dalam negara yang demokrasi tentunya menganut prinsip umum demokrasi yaitu kebebasan, pluralisme, paham individualisme, kesetaraan dan keadailan. Kebebasan yang dimaksud adalah keleluasaan untuk berbuta atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sendiri. Sedangkan pluralisme adalah salah satu paham yang mendasari pelaksanaan negara demokrasi. Dalam paham pluralisme mengakui adanya perbedaan individu, sehingga pada negara yang menganut paham pluralisme warga negaranya dituntut bersikap toleran agar dapat tercipta kesepakatan karenan tanpa adanya toleransi yang terjadi hanya pertentangan. Serta dalam negara demokrasi dperlukan keadailan pada warga negara. Konsep adil menurut Supriatnoko ini adalah memandang kedudukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, khusunya dalam memberikan kebebasan dan kesetaraan yang dipandang adil.

Dari gambaran pemahaman tersebut dapat ditarik pengertian umum dari demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat yang mana kekuasaan tertinggi berada tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih melalui proses pemilihan demokrasi di bawah sistem pemerintahan bebas.

2.1.4.2 Nilai-Nilai Demokrasi

Cipto menjelaskan bahwa terdapat 6 nilai yang ada dalam demokrasi dalam Tim Nasional dosen Pendidikan Kewarganegaraan (2010:126-130), yaitu kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berkelompok, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan antarwarga, rasa percaya, dan kerjasama. Berikut ini merupakan penjabaran nilai-nilai yang ada dalam demokrasi :

1. Kebasan menyatakan pendapat

Tim Nasional dosen Pendidikan Kewarganegaraan (2010:126) mengungkapkan bahwa kebebasan menyatakan pendapat adalah sebuah hak dari warga Negara biasa yang wajib dijamin dengan undang-undang dalam sebuah sistem politik demokrasi. Dalam era pemerintahan terbuka kebebasan dalam mengungkapkan pendapat sangat penting hal ini dikarenakan adanya

kebutuhan dari warganegara yang ingin selalu menyatakan pendapatnya. Dalam masa transisi menuju demokrasi perubahan-perubahan lingkungan politik sosial, ekonomi, budaya, agama, dan tehnologi seringkali menimbulkan banyak persoalan bagi warganegara ataupun masyarakat pada umumnya. Apabila persoalan-persoalan tersebut merugikan hak-hak dari warganegara ataupun kepentingan yang diharapkan dipenuhi oleh Negara, dengan sendirinya warganegara berhak untuk menyampaikan keluan tersebut secara langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah.

2. Kebebasan berkelompok

Nilai dasar dari demokrasi yang diperlukan bagi setiap warganegara adalah berkelompok dalam suatu organisasi. Kebutuhan berkelompok yang dilaksanakan secara bebas diperlukan untuk membentuk organisasi mahasiswa, partai politik, organisasi massa, perusahaan, dan kelompok- kelompok lain. Kebutuhan berkelompok merupakan kebutuhan yang secara naluriah ada dalam diri warganegara.

Berbagai persoalan yang ada pada masyarakat era ini terkadang membutuhkan jalan keluar yang dapat ditemukan dalam organisasi. Demokrasi sangat menjamin kebebasan warganegara dalam kebebasan berkelompok. Demokrasi memberikan alternatif yang lebih banyak dan lebih sehat bagi warganegara karena demokrasi menjamin adanya kebebasan dalam berkelompok.

3. Kebebasan berpartisipasi

Kebebasan dalam berpartisipasi sesungguhnaya merupakan gabungan dari kebebasan berkelompok dan berpendapat. Kebebasan berpartisipasi sendiri dibedakan atas 4 jenis. Pertama, adalah pemberian suara dalam pemilihan umum. Dinegara-negara demokrasi yang tengah berkembang seperti Indonesia pemberian suara sering dipersepsikan sebagai wujud kebebasan berpartisipasi politik yang paling utama.

Kedua, adalah bentuk partisipasi yang melakukan kontak atau hubungan dengan pejabat. Bentuk dari partisipasi ini masih belum berkembang luas di Negara demokrasi baru.

Ketiga, adalah bentuk partisipasi dengan cara melakukan protes terhadap lembaga-lembaga masyarakat atau pemerintah. Hal ini sangat diperlukan oleh Negara demokrasi agar system politik bekerja lebih baik. Pernyataan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah ini sejatinya adalah bagian dari proses demokrasi sejauh diarahkan untuk memperbaiki kebijakan pemerintah atau swasta dan tidak menciptakan gangguan bagi kehidupan politik

Keempat, adalah bentuk partisipasi dengan cara amencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik.

4. Kesetaraan antar warga

Kesetaraan atau egalitarianism merupakan salah satu nilai fundamental yang diperlukan bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Kesetaraan di sini diartikan sebagai adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara. Bagi masyarakat Indonesia khususnya yang merupakan masyarakat multietnis, multibahasa, multidaerah, dan multiagama, kesetaraan ini sangat penting karena kesetaraan memberikan ruang bagi setiap warga negara tanpa membedakan etnis, bahasa agama, ras untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan diperlakukan sama didepan hukum tanpa kecuali kesaulatan rakyat.

5. Rasa percaya

Rasa percaya antara politisi merupakan nilai dasar lain yang diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit berkembang bila rasa percaya satu sama lain tidak tumbuh. Bila yang ada hanyalah ketakutan, kecurigaan, kekhawatiran, dan permusuhan maka hubungan antara politisi akan terganggu secara permanen. Agar pemerintah dipercaya maka iapun harus mampu menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat luas terhadap pemerintah.

6. Kerjasama

Kerjasama diperlukan untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam masyarat. Kerjasama yang dimaksudkan di sini adalah kerjasama dalam hal kebajikan.

Dokumen terkait