• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan Entitas Pemeriksaan

Dalam dokumen BPK RI. Menjaga Momentum Kemajuan (Halaman 130-135)

UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara jelas mengatur kedudukan, wewenang, sifat kemandirian dan independensi BPK dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Sesuai

122 LAPORAN TAHUNAN 2010

BPK RI: Menjaga Momentum Kemajuan

Forum “BPK Mendengar”. Komunikasi terbuka dengan para pelaku kepentingan.

dengan mandat dan kewenangan tersebut, BPK dapat melakukan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang hasilnya berupa opini atas laporan keuangan, simpulan dan rekomendasi atas hasil pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK tersebut mencakup seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, yaitu APBN, APBD, BUMN, dan BUMD serta badan dan lembaga lainnya yang memperoleh dan menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah.

Dalam melakukan pemeriksaannya, Pemeriksa BPK juga harus menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dan mematuhi Kode Etik Pemeriksaan serta melaksanakan sistem pengendalian

mutu BPK. Oleh karena itu, Pemeriksa BPK tidak boleh terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan entitas pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, serta menyusun/atau mereviu laporan keuangan entitas.

Dengan kemandiran dan independensinya BPK tetap dapat membangun sinergi yang harmonis, baik dengan lembaga negara lainnya termasuk pemerintah selaku entitas pemeriksaan maupun Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Sinergi antara BPK, dengan entitas pemeriksaan dan APIP merupakan suatu keharusan dalam rancang bangun sistem tata kelola keuangan negara yang baik. Hasil pemeriksaan APIP merupakan sumber informasi yang sangat berharga bagi BPK dalam merencanakan kegiatan

pemeriksaan untuk menentukan luas lingkup dan fokus pemeriksaan BPK.

LAPORAN TAHUNAN 2010 レ 123

Hubungan dan Komunikasi

7

Pertemuan BPK RI dengan Menko Polhukam. Menjalin sinergi yang harmonis dengan tetap menjaga independensi.

Sebagai gambaran sederhana, jika APIP menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan bendahara (bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran) secara berkala pada saat periode tutup buku semesteran dan akhir tahun anggaran, maka BPK tidak perlu mengulang kembali pemeriksaan ini pada saat melakukan pemeriksaan atas laporan

keuangan. Hal ini sangat membantu BPK dalam memperluas cakupan pemeriksaan, sehingga proses pemeriksaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Selain itu,

terjadinya tumpang tindih pemeriksaan antara APIP dan BPK dapat diminimalisir. Sayangnya sampai saat ini masih sedikit APIP yang menyampaikan laporan hasil

pemeriksaannya kepada BPK meskipun Pasal 9 UU No. 15 Tahun 2004 menyatakan wajib.

Hal ini menjadi suatu problem tersendiri. Selain itu, pada tahun 2010, BPK memulai inisiatif BPK Sinergi, yakni pembangunan pusat data BPK (e‐BPK) yang terhubung secara online dengan entitas pemeriksaan untuk keperluan akses data (e‐Audit). Inisiatif ini dibahas lebih terperinci pada Bab VIII. Sebelum ada inisiatif ini, BPK dalam

melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara bidang sumber daya alam, lingkungan hidup dan infrastruktur telah memulai menjalin kerja sama dengan entitas pemeriksaan, di

antaranya dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam bentuk pemanfaatan data spatial milik LAPAN untuk kepentingan pemeriksaan lingkungan, manajemen hutan, dan pertambangan yang

124 LAPORAN TAHUNAN 2010

BPK RI: Menjaga Momentum Kemajuan

diolah melalui metode pemeriksaan berbasis elektronik (e‐audit) yaitu dengan bantuan teknologi Geografic Information System (GIS) maupun teknologi remote sensing. Meskipun data dan informasi yang disediakan oleh LAPAN tersebut belum terkoneksi dengan jaringan pusat data BPK, namun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sinergi dengan entitas pemeriksaan memberikan dampak positif terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan BPK.

Bentuk kerja sama seperti ini dapat dikembangkan dalam aspek yang lebih luas dengan Kementerian/Lembaga (KL) lainnya termasuk dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga data dan informasi yang bersumber dari KL terkait dengan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungannya dapat dengan mudah diakses secara elektronis untuk kepentingan pemeriksaan BPK. Untuk itu perlu dukungan

KL sebagai pihak penyedia data dan informasi untuk mewujudkan hal tersebut. Oleh karena itu, perlu ditindaklanjuti dengan bentuk kerja sama yang lebih konkret.

Setelah reformasi, BPK memandang pentingnya menjalin hubungan konstruktif dengan pemerintah. Dalam perspektif BPK, pemerintah memiliki dua posisi, yaitu sebagai

auditee dan sebagai mitra dalam mendorong

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. BPK menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada presiden/

gubernur/bupati/walikota, yaang meliputi hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), laporan hasil pemeriksaan kinerja, laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester/IHPS dan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Prinsip utamanya adalah tugas

LAPORAN TAHUNAN 2010 レ 125

Hubungan dan Komunikasi

7

Pertemuan BPK RI dengan Kementerian Kehutanan. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan saling menghormati tugas dan wewenang masing‐masing.

BPK tidak hanya memeriksa, tetap BPK menjadi mitra pemerintah dalam rangka mencapai keadaan yang lebih baik. BPK memikul tanggungjawab untuk bersama‐sama dengan pemerintah memperbaiki

transparansi dan akuntabilitas keuangan negara. Untuk mencapai sasaran ini, BPK melakukan antara lain, (1) komunikasi dan konsultasi dengan pemerintah, (2)

pemantauan tindak lanjut rekomendasi, dan (3) melakukan pemberdayaan aparat pengawas intern pemerintah (APIP).

Selanjutnya BPK akan terus bekerjasama dan meningkatkan hubungan kemitraan dengan saling menghormati tugas dan wewenang masing‐masing. Dengan demikian, diharapkan semua pihak dapat berperan lebih baik dalam mengemban amanat konstitusi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Untuk mencapai target periode 2011‐ 2015, yakni upaya mendorong percepatan

pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK dan dalam rangka

peningkatan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan, BPK akan menjalin kerjasama lebih erat dengan APIP, seperti BPKP,

Inspektorat Jenderal, dan Inspektorat Daerah. Selain itu, untuk memperoleh feedback atas kualitas dan efektivitas hasil kerja BPK, akan dilaksanakan survei kepuasan lembaga perwakilan atas hasil kerja BPK oleh pihak luar yang kompeten dan independen. Juga akan dilakukan penelitian tingkat penggunaan hasil pemeriksaan dalam pengambilan keputusan lembaga perwakilan.

Untuk mendorong percepatan peningkatan kinerja pemerintah, BPK juga berencana menyusun MoU mengenai tatacara hubungan kerjasama BPK dengan BAKN, badan yang bertugas untuk menelaah hasil pemeriksaan BPK dan menyampaikan kepada Komisi‐ Komisi terkait.

126 LAPORAN TAHUNAN 2010

BPK RI: Menjaga Momentum Kemajuan

Penyerahan hasil pemeriksaan kepada DPD. Tata cara diatur dalam Kesepakatan Bersama.

Hubungan dengan Lembaga

Dalam dokumen BPK RI. Menjaga Momentum Kemajuan (Halaman 130-135)

Dokumen terkait