• Tidak ada hasil yang ditemukan

A H1N1 dengan institusi pemerintah di ling kungan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/

Dalam dokumen Mediakom Edisi 20 Oktober 2009 - [MAJALAH] (Halaman 35-37)

Kota, Institusi Pusat di daerah, TNI dan

Polri, langsung diikuti oleh kalangan usaha.

Bagaimana implementasinya?

M

edio Juni lalu, Organ- isasi Kes- ehatan Dunia (WHO) me- naikkan sta- tus penyebar- an penyakit influenza A H1N1 atau yang lebih populer disebut flu babi dari fase 5 ke fase 6. Berita ini jelas mengkhawatirkan, sehingga Menkes buru-buru minta Gubernur seluruh Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan institusi pemer- intah di lingkungan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Institusi Pusat di daerah, TNI dan Polri, bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyara- kat, lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain sehingga mencapai hasil optimal dalam pencegahan dan penanggulangan Influenza A H1N1.

Kita tahu, pandemi influensa ini bisa berdampak buruk kepada seluruh komponen masyarakat, termasuk dunia usaha. Sehingga wajar, jika kalangan usaha memper- siapkan diri melakukan antisipasi dan berpartisipasi dalam penanggu- langan pandemi, seperti yang sudah dilakukan oleh PT Unilever Indonesia. Rencana panggulangan itu pernah dipresentasikan di hadapan peserta workshop keberlangsungan usaha ditengah pandemi pada bulan Sep- tember lalu, di Bandung.

Peningkatan status dari fase 5 (adanya sinyal kuat pandemi) ke fase 6 (pandemi/wabah) menunjukkan betapa seriusnya masalah tersebut. Penyakit ini sangat mudah menular yaitu melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang per-

nah disentuh oleh penderita. Hal itu disampaikan Menkes Siti Fadilah Supari kepada para wartawan di ruang VIP Bandara Juanda Surabaya Juni 2009 lalu usai melakukan kunjungan kerja dua hari ke Jember dan Probolinggo, Jawa Timur.

Rilis terakhir Puskom Publik ten- tang H1N1, sebagaimana dilaporkan Badan Litbangkes Depkes tanggal 2 September 2009 hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 14 kasus baru, 2 orang diantaranya meninggal dunia, seorang anak dari DKI Jakarta dan 1 orang perempuan dari Yogyakarta, keduanya mempunyai faktor risiko yang mendasari dan juga pneumo- nia, hasil laboratorium juga menun- jukkan H1N1(+). ”Dengan demikian secara kumulatif, total kasus sampai saat ini 1.097 orang di 25 provinsi dan 10 kematian,” kata Prof. dr. Tjan- dra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.

Ditambahkannya, data kasus influenza A H1N1 di negara tetangga menunjukkan Thailand memiliki 14.976 kasus dengan 119 kematian, Singapura 16 kematian, Malaysia 64 kematian dan Australia ada 35.095 kasus dengan 155 kematian. Pada umumnya, penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak

Sorot

langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda- benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penye- barannya sangat cepat namun dapat dicegah.

Setelah dinyatakan pandemi, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga peri- laku hidup bersih dan sehat, menu- tup hidung dan mulut ketika bersin dan batuk, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktifitas dan segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala flu, demikian juga pihak swasta, tentunya termasuk para pengusaha.

Depkes, melalui surat edaran No. 422/Menkes/VI/2009 tanggal 12 Juni 2009, meminta Gubernur meng- koordinasikan kegiatan-kegiatan di lingkungan Pemerintah provinsi, Ka- bupaten/kota, UPT Pusat di daerah,

TNI dan Polri maupun bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat guna menjalin kemitraan dan kebersa- maan dalam menghadapi pandemi influenza A H1N1. Selain itu, mereka juga diminta melakukan komunika- si, informasi dan edukasi kepada masyarakat dengan menggunakan media komunikasi yang ada guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat waspada, tidak panik dan mengerti cara-cara mencegah dan tindakan yang seharusnya dilakukan bila sakit dan dicurigai menderita influenza H1N1.

Upaya kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, memang sudah dilakukan Depkes sejak kasus terse- but muncul pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat. Depkes telah menetapkan enam langkah kewaspa- daan menghadapi pandemi influenza

H1N1, yaitu pengamatan penyakit di terminal kedatangan internasional dengan memasang thermal scanner dan pemberian kartu Health Alert Card, meningkatkan surveilans penya- kit serupa influenza (ILI) dan pneumo- nia di 100 sentinel, menyiapkan osel- tamivir, dan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan, menyiapkan laborato- rium untuk pemeriksaan sampel dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas.

Upaya-upaya tersebut dilakukan agar masyarakat lebih meningkat kewaspadaannya terhadap penyakit Influenza A H1N1 dengan status pandemi. Penyakit ini menular antar manusia, walaupun angka kematian- nya rendah.

Cara yang efektif untuk mence- gah yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar yakni makan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik/berolahraga, istirahat yang

Sorot

cukup dan mencuci tangan pakai sabun. Selain itu, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala In- fluenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/ sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.

Disamping itu juga dilakukan

community surveilans yaitu ma- syarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical sur- veilans yaitu surveilans severe acute

respiratory infection (SARI) ditingkat- kan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

Konsultan senior Depkes, dr. Nadi- rin mengatakan walau pandemi in- fluenza A H1N1 mempunyai tingkat kematian rendah, tapi mempunyai tingkat penyebaran yang tinggi. Sebelumnya, H5N1 telah melanda Indonesia. Virus ini mempunyai tingkat kematian tinggi, sampai 80 %. Sampai saat ini virus H5N1 masih ada kemungkinan kawin dengan vi- rus influenza A H1N1. Bila ini terjadi,

kemungkinan akan menghasilkan virus dengan penyebaran tinggi dan tingkat kematian yang tinggi pula, kata dr. Nadirin.

Pengusaha, sebagai salah satu komponen bangsa perlu berparti- sipasi melakukan penanggulangan pandemi yang mematikan ini bersa- ma komponen bangsa lainya. Disisi lain, keberlangsungan usaha juga harus tetap terjaga ditengah pan- demi. Untuk itu ke depan akan segera menerbitkan panduan keberlang- sungan usaha yang disepakati oleh semua pihak, tegas dr. Nadirin. n pra

Workshop

Dalam dokumen Mediakom Edisi 20 Oktober 2009 - [MAJALAH] (Halaman 35-37)

Dokumen terkait