• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediakom Edisi 20 Oktober 2009 - [MAJALAH]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mediakom Edisi 20 Oktober 2009 - [MAJALAH]"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Etalase

SuSunan REDaKSI

Penanggung Jawab: dr. Lily S. Sulistiyowati, MM

Pemimpin Umum:

Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS

Pimpinan Redaksi:

Drs. Sumardi

Redaksi:

Prawito, SKM, MM (koordinator) Dra. Hikmandari A., M. Ed.

drg. Anitasari SM Busroni, S.IP

Dra. Isti Ratnariningsih, MARS Mety Setiowati, SKM Aji Muhawarman, ST

Reporter:

Resty Kiantini, SKM, M. Kes. Sri Wahyuni, S. Sos

Giri Inayah, S. Sos R. Yanti Ruchiati

Fotografi:

Wayang Mas Jendra, S.Sn Rifani Sastradipraja, S.Sos

Produksi:

Tim Inke Maris & Associates

Alamat Redaksi:

Pusat Komunikasi Publik Gedung Departemen Kesehatan RI

Blok A, Ruang 107

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950

Telepon:

021-5201590; 021-52907416-9

Fax:

021- 5223002; 021-52960661

Email:

info@puskom.depkes.go.id kontak@ puskom.depkes.go.id

Redaksi menerima naskah dari pembaca: dapat dikirim ke alamat

email redaksi

Selamat Datang

di Taman Bunga, Ibu Menkes

Media

kom

D

alam sambutan serah terima jabatan Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu, ibu Menkes yang baru, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bah-wa dipercaya Presiden Republik Indonesia memimpin Departemen Kesehatan seperti sedang memasuki taman bunga. Departe-men Kesehatan bukan dilihatnya sebagai hutan belantara yang penuh aral melintang, melainkan taman bunga yang indah, harum, semerbak, dan tertata. Pernyataan itu sung-guh membanggakan kita semua karena me-mancarkan nada optimisme dalam mengem-ban tugas Kabinet Indonesia Bersatu II di Departemen Kesehatan.

Ya, dalam keadaan apapun kita memang harus optimis, seperti spirit yang dihembuskan oleh Ibu Menkes . Walaupun banyak tantangan dan perma-salahan kesehatan yang masih menghadang, dengan semangat dan niat yang baik, setiap permasalahan pasti akan menemukan jalan keluarnya.

Jalan panjang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih ter-buka lebar dan berpihak kepada masyarakat kurang mampu sudah diben-tangkan oleh mantan Menkes Ibu Siti Fadilah Supari. Melalui jalan yang sama, kita percaya, ibu Menkes akan meneruskan program tersebut. Bahkan program Jamkesmas dapat ditingkatkan dan disempurnakan agar pada akhirnya seluruh rakyat Indonesia mempunyai jaminan kesehatan.

Salah satu program lain yang perlu ditindaklanjuti adalah yang kita tampil-kan dalam media utama kita edisi ini, yakni tentang UU Kesehatan dan Rumah sakit. UU yang telah mendapat pengesahan dari DPR, selayaknya terus kita waspadai di tingkat implementasinya. Dibutuhkan kontrol Pemerintah dan Masyarakat agar pelaksanaan UU Kesehatan tidak melenceng di perjalanan. Selain itu, pada bulan Oktober kita memperingati hari Kesehatan Jiwa. Sedunia dan Hari Cuci tangan Sedunia. Dua kegiatan yang mengandung makna kebersihan. Jiwa bersih dan tangan yang bersih. Sungguh, memiliki arti sangat luas di dalam kondisi seperti sekarang. Di dalam jiwa sehat, akan mendapatkan kualitas manusia yang sehat pula. Dan dari tangan yang bersih, diharapkan setiap tindakan dan perilaku kita juga turut bersih.

Berkaitan dengan kebersihan dan kesiapsiagaan ini pula, kami juga me-nampilkan sorotan terhadap upaya swasta dalam menghadapi pandemi. Sejauh mana kesiapannya. Dan tidak ketinggalan, kami juga sajikan berita Bencana Padang dan Upaya bantuan yang kita berikan.

Harapan kami, semoga apa yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca. Dan yang terpenting, Mediakom benar-benar menjadi saluran komunikasi dan informasi di antara kita semua. Selamat membaca! nRedaksi

(4)

Daftar Isi

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca

7

Stop Press

14

Info Sehat

Telinga Kanan Lebih Responsif

Fakta Hepatitis C

Fakta Poliomielitis dan Campak

Bahaya Pola Pikir negatif

Makanan untuk Perlindungan Mata

Tertawalah, Meski Tanpa ada Sebab

20

Ragam

Indonesia – amerika Serikat Sepakat Kerja Sama Bidang Kesehatan

Depkes Kirim Tim advance Kesehatan Haji Ke arab Saudi

Idul Fitri dan Halal Bi Halal Keluarga Besar Depkes

Mobil Laboratorium Keliling Badan Pom

Menkes Buka Pertemuan nasional Program Lingkungan Sehat

25

Media utama

undang undang Kesehatan Disahkan angin Segar Bagi Masyarakat

Ruu Rumah Sakit Disahkan menjadi undang undang

14

18

7

10

22

25

Cover

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.

Foto

(5)

Daftar Isi

35

Sorot

Penanggulangan Pandemi, Dunia usaha Harus Terlibat

38

Peristiwa

Depkes Siapkan Manajemen Penanggulangan Bencana

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Siapkan Reformasi Kesehatan

Kampanye Imunisasi Campak dan Polio 2009

26.490 Orang Perebutkan 1.745 Kursi CPnS Depkes

46

nasional

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

Kesehatan Jiwa Sebagai Prioritas Global

Hari Cuci Tangan Sedunia:

Cuci Tangan Pakai Sabun, Sederhana

tapi belum Membudaya

51

Daerah

Dr.H. Muhammad Sai’i, Msi

Bupati Hulu Sungai Selatan

“Seluruh Desa Hulu Sungai Selatan Desa Siaga”

Penanganan Kesehatan di Batam

56

Siapa Dia

Reineldis anu "Jangan Menggurui"

Muhammad SKM

Mengubah Perilaku Warga Kertanegara

drg. Tohap Wong

"Tidak Menggunakan Gigi Palsu, Tidak Cantik"

58

Lentera

Mudik Yoo....!

Menangis itu Sehat

40

44

48

51

(6)

Surat Pembaca

Tanya:

Berkenaan dengan upaya pence-gahan penyebaran wabah H1N1 di lingkungan perusahaan, mengingat perkembangan informasi mengenai H1N1 mulai melemah akhir-akhir ini. Terkait dengan hal tersebut, kami ingin menanyakan beberapa hal:

1. Bagaimakah perkembangan Pan-demi H1N1 di Indonesia sampai saat ini ?

2. Mengapa sejak awal Septem-ber 2009, Depkes sudah tidak melakukan penjaringan data suspect lagi ?.

3. Saya mendapat informasi dari pihak Bandara, bahwa sudah tidak memasang thermoscanner lagi. Apakah ini menandakan kita menurunkan level kewaspadaan terhadap pandemik ini ?

4. Apakah sudah ada informasi mengenai perkembangan vaksin untuk virus ini ?

5. Sebanarnya sampai saat ini upaya

preventif apa saja yang relevan bisa kita jalankan ?.

Besar harapan kami untuk mendapat penjelasan yang lengkap. Terima kasih.

Farid Kasmi

EHS-PT.Astra Daihatsu Motor.

Jawab:

1. Perkembangan terakhir kasus influenza A H1N1 yang kami rilis tanggal 3 September 2009 secara kumulatif di Indonesia total kasus 1.097 orang di 25 provinsi deng-an 10 kematideng-an. Sebagai pem-banding dari Negara tetangga seperti Thailand memiliki 14.976 kasus dengan 119 kematian, Singapura 16 kematian, Malaysia 64 kematian dan Australia 35.095 kasus dengan 155 kematian. 2. Sejak kasus influenza A H1N1

sudah melebihi 1000 kasus,

baik Indonesia maupun Negara terjangkit lainnya tidak ada keharusan melaporkan ke WHO, kecuali penambahan kasus yang meninggal.

3. Pemasangan thermoscanner dianggap tidak efektif, sebab virus sudah berada ditengah-te-ngah masyarakat Indonesia yaitu menular dari orang ke orang. Mengenai tingkat kewaspadaan pandemi, WHO masih menetap-kan pada level 6 (pandemi) 4. Vaksin influenza A H1N1 sudah

tersedia di dunia, tapi persediaan masih terbatas.

(7)

Stop Press

T

eka-teki siapa Menteri Kesehatan terjawab sudah, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, 21 Oktober 2009 jam 22.00. Adalah Endang R. Sedyaningsih,

ditetapkan sebagai Menteri Kesehatan 2009 – 2014 menggantikan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K). Berbagai kalangan terkejut, maklum sebe-lumnya nama Nila Djuwita Moeloek mencuat sebagai kandidat kuat calon Menkes, karena telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan (audisi) di Puri Cikeas, Bogor kediaman pribadi Presiden SBY tanggal 18 Oktober.

Endang R. Sedyaningsih juga mengaku kaget dan tidak percaya saat dihubungi Menseskab Sudi Silalahi, 21 Oktober. Dalam teleponnya, Sudi meminta Endang segera menghadap Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor. Ketika itu, Endang R. Sedyaningsih tengah rapat di Hotel Horizon Bekasi, sehingga ia terpaksa meluncur sendiri dengan taksi ke Cikeas, karena sopir pribadinya tidak ada. Tetapi karena dia dan sopir taksi belum pernah ke sana, Endang sempat tersesat, ceritanya

kepada para wartawan yang mewawancarai di kedia-mannya, Komplek IKIP, Jl. Pendidikan Raya 3 Blok J 55 D, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Di Cikeas, sudah ada tim dari RSPAD Gatot Subroto. “Saya menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, psikotes dan tes wawancara”, ungkap Endang. Selesai menjalani psikotes, ia langsung bertemu Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono dan ditanya kesiapan-nya menjadi Menteri Kesehatan. “Saya katakan, kalau Bapak memberi kepercayaan kepada saya, tentunya saya bersedia dan siap”, ujar Endang kepada para wartawan. Rupanya kedatangan Endang R. Sedyaning-sih ke Cikeas luput dari sorotan media massa.

Menjawab pertanyaan tentang kontroversi di-kait-kaitkan dirinya dengan laboratorium riset medis Angkatan Laut Amerika Serikat di Jakarta (Naval Medical Research Unit/Namru-2), dia dengan tegas

membatahnya. “Hal itu tidak benar. Sebagai peneliti, ia bekerja dengan siapa saja, bukan hanya dengan Amerika tetapi juga dengan Jepang, Belanda, China dan lain-lain”. Menurutnya, kerja sama dengan inter-nasional penting, yang akan dijalinnya kelak adalah kerja sama penelitian yang transparan, fair dan saling menguntungkan.

“Presiden meminta untuk meningkatkan kerja sama dengan dunia internasional baik dengan Amerika Serikat, Jepang, China, WHO dan lain-lain tetapi bukan dengan Namru”, ujarnya.

Endang R. Sedyaningsih merupakan wanita kedua sebagai Menteri Kesehatan dan satu dari lima wanita dalam pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Sebelum dipercaya sebagai Menkes, ia adalah Peneliti Utama Puslitbang Bio Medis dan Farmasi Badan Litbangkes dan pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bio Medis dan Farmasi Badan Litbangkes Depkes.

Lahir di Jakarta, 1 Februari 1955, Endang R. Sedy-aningsih adalah lulusan FK Universitas Indonesia tahun 1979. Gelar Master on Public Health dan Doktor Kesehatan Masyarakat diperoleh di Harvard

Univer-dr. Endang Rahayu

Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.

(8)

Stop Press

S

ebagai Menteri Kesehatan yang baru, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH menekankan kebijakan kesehatan lima tahun ke depan akan lebih banyak beori-entasi pada upaya promotif, preventif dan perubahan perilaku hidup sehat yang akan dilakukan sedini mungkin, mulai anak masuk sekolah. Program kerja itu akan dilakukan beker-jasama dengan Departemen Pendidikan Nasional.

Hal ini disampaikan Menkes dalam jumpa pers dirumahnya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia juga menekankan pencapaian target pembangunan MDGs ( Millennium Development Goals) bidang kese-hatan. “Sekarang pencapaiannya sudah ada kemajuan. Tapi kedepan pencapaian itu akan dipercepat, sehingga dapat melampaui target yang ditetapkan”, katanya.

Pemerintah masih harus bekerja keras untuk men-capai target MDGs bidang kesehatan, diantaranya menurunkan angka kematian bayi, angka kematian ibu, meningkatkan umur harapan hidup dan menurunkan angka gizi buruk. “Meningkatkan akses masyarakat

terhadap air bersih dan sanitasi, juga harus mendapat perhatian”, tegasnya.

Menkes juga akan melakukan reformasi kesehatan, dengan diawali penerapan pengelolaan pemerintahan yang baik di tingkat departemen sejak ia memimpin. Reformasi yang dimaksud bukan berarti meninggal-kan program yang sudah dijalanmeninggal-kan dan menggantinya dengan program baru. “ Semua program yang sudah di-jalankan pastinya bertujuan baik. Program-program yang sudah bagus dan pro rakyat akan dilanjutkan termasuk Jamkesmas”, tegasnya.

Sertijab

Serah terima jabatan (sertijab) antara Dr. Siti Fadilah Supari dengan Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menkes baru berlangsung meriah. Tepatnya, tanggal 22 Oktober 2009, bertempat di Aula lantai 2 gedung baru Depkes. Kemeriahan itu terjadi karena dihadiri oleh undangan, wartawan cetak dan elektronik yang lebih banyak dibanding biasanya.

Dr. Siti Fadilah menggandeng tangan Dr. Endang

Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.

“Membangun upaya Promotif,

Preventif, dan Perilaku Hidup

Sehat Sedini Mungkin”

Nama : DR. dr. ENDANG RAHAYU

SEDYANINGSIH, MPH.PH

Tempat Tgl Lahir : Jakarta, 01 Pebruari 1955

Agama : Islam

Pendidikan

Sekolah Dasar Umum Pancasila, Jakarta (1966) Sekolah Menengah Pertama Negeri 35, Jakarta (1969) Sekolah Menengah Atas Negeri 4, Jakarta (1972) Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta (1979)

MPH, Harvard University, USA (1992)

Doktor Kesehatan Masyarakat, Harvard University (1997)

Suami : DR. MJN MAMAHIT Sp.OG

Anak

1. Arinanda Wailan Mamahit (29 th) 2. Awandha Raspati Mamahit (25 th) 3. Rayinda Raumanen Mamahit (18 th)

Penghargaan

1. Penulis Artikel Terbaik ke-2 Bandan Litbangkes 2000

2. Presentasi Poster Terbaik ke-3 pada Conferensi Asia Pasifik ke-3 tentang Perjalanan Kesehatan.

Alamat Rumah

Jl. Pendidikan raya 3 Blok J55, Duren Sawit, Jakarta

(9)

Stop Press

sity, Amerika Serikat tahun 1992 dan 1997. Beberapa pelatihan yang pernah diikuti diantaranya Interna-tional Course on Maternal & Child Nutrition tahun 1989, dan Training Workshop on Disease Outbreak Response tahun 1997.

Hasil perkawinannya dengan dr. MJN Mamahit, Sp.OG, dikaruniai 3 orang putra dan putri, Arinanda Wailan Mamahit (L, 29 th), Awandha Raspati Mamahit (L, 25 th), dan Ray-inda Raumanen Mamahit (P, 18 th).

Endang Sedyaningsih memulai karirnya di Departemen Kesehatan

sejak tahun 1990. Tahun 2004 sebagai pejabat fungsional deng-an pdeng-angkat Peneliti Madya. Pada 26 Januari 2007 dipercaya oleh Menkes Siti Fadilah Supari sebagai Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Pada 24 Juli 2008 sebagai peneliti Madya dan sejak 1 Agustus 2008 sebagai Peneliti Utama pada Puslitbang Biro Medis dan Farmasi.

Sebagai seorang peneliti, En-dang R. Sedyaningsih sudah dua kali memperoleh penghargaan yaitu sebagai Penulis Artikel terbaik ke-2 Badan Litbangkes tahun 2000,

Presentasi Poster Terbaik ke-3 pada Conferensi Asia Pasifik ke-3 tentang Perjalanan Kesehatan. Karya ilmi-ahnya juga banyak. Diantaranya adalah Pengembangan Jaringan Virologi dan Epidemiologi Influenza di Indonesia (2007), Karakteristik Kasus-kasus Flu Burung di Indone-sia (Juli 2005-Mei 2006), dan Kajian Penelitian Sosial dan Perilaku yang Berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS di Indonesia (1997-2003), dan sebagainya.n

Smd

Rahayu memasuki ruang sertijab, seluruh peserta langsung bertepuk tangan riuh. Maklum, keduanya sempat terjadi kontroversi di media cetak maupun elektronik karena salah persepsi. “Tapi semua kontroversi itu selesai setelah acara sertijab. Semua sepakat untuk bersatu saling mem-beri masukan dan bekerjasama untuk meningkatkan derajat kesehatan ma-syarakat”, ketika mengaminkan do’a penutup untuk kesehatan bersama. Saat itu, Siti Fadilah Supari mem-beri sambutan cukup panjang dan rinci tentang keberhasilan pemba-ngunan kesehatan yang sudah dica-pai saat ini. Siti menjelaskan dirinya bersama jajaran kesehatan telah menghasilkan 4 buah

undang-un-dang berkaitan dengan kesehatan, Jamkesmas, obat murah, poskestren, desa siaga, revitalisasi posyandu dan pemberdayaan masyarakat.

Setelah paparan itu, dr. Siti fadilah lalu minta maaf kepada dr. Endang, karena selama ini sering memarahi-nya. Ucapan maaf tak hanya kepada Endang, tapi juga kepada seluruh Jajaran Departemen Kesehatan. “Saya minta maaf, mungkin selama ini saya sering marah-marah. Seju-jurnya saya bukan tipikel pemarah. Sekali lagi saya mohon maaf, marah saya itu sama saja dengan senyum saya”, kelakarnya.

Berikutnya, ketika Dr. Endang memberi sambutan. Suaranya pelan, bahkan tak terdengar karena

mikrofon mati. Setelah mengucap salam, Ia langsung mengomentari pembicara pertama yang panjang lebar menceritakan masa jabatan lima tahun. “Saya akan bicara sangat pendek, sesuai masa jabatan saya yang baru satu hari”, ucap Menkes baru yang disambut tertawa hadirin.

Menkes mengakui telah banyak kemajuan yang diperoleh selama 5 tahun pembangunan kesehatan, tapi masih banyak yang harus disempur-nakan dan dituntaskan. Oleh sebab itu, saya minta dukungan seluruh jajaran Depkes untuk melaksanakan program kesehatan yang akan dirilisnya. “ Kalau dulu bu Siti bilang Depkes ini seperti hutan rimba, maka saya sekarang menyebutnya taman bunga”, tepuk tangan kembali membahana.

Dr. Siti Fadilah terus tersenyum, saat Menkes berbicara. “Namanya juga Kabinet Indonesia bersatu jilid II, jadi tidak perlu bongkar pasang lagi, hanya melanjutkan mana yang sudah dan mana yang belum berja-lan,” imbuh Menkes.

(10)

Stop Press

P

emerintah yang mulai terbiasa meng-hadapi bencana, segera melakukan tindakan cepat. Wakil Presiden Jusuf Kalla (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke-tika sedang berada di luar negeri) mem-berikan arahan, mengkoordinasikan dan mendukung kegiatan penanggulangan bencana, dengan menugaskan enam menteri meninjau lokasi bencana dengan membawa serta bantuan, yaitu: Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadilah Supari, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Sosial Bachtiar Chamsjah dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.

Kirim Bantuan

Sehari setelah gempa, tanggal 1 Oktober 2009, De-partemen Kesehatan langsung mengirimkan bantuan biaya operasional sebesar Rp. 200.000.000,-dan 91 orang

Penanggulangan Kesehatan

Gempa Bumi

Di Padang Dan Sekitarnya

Peristiwa alam kembali terjadi di bumi Indonesia. Gempa

berkekua-tan 7,6 pada Skala Richter mengguncang Sumatera Barat pada

ke-dalaman 71 Km yang berlokasi di 0,84 LS – 99,65 BT (57 Km Barat

Daya Pariaman – Sumbar). Gempa bumi yang terjadi tanggal 30

September 2009 pukul 17.16 lalu mengakibatkan Kota Padang dan

Pariaman mengalami kerusakan parah. Selain mengakibatkan

ri-buan unit rumah, beberapa rumah sakit, ratusan rumah ibadah, dan

(11)

Stop Press

tim kesehatan terdiri dari 3 orang petugas Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Depkes untuk melakukan pemantauan dan koordinasi dengan membawa 1 truk obat dan 5 ton MP-ASI.

Selain mengirim bantuan, Depkes mengerahkan tim kesehatan dari berbagai PPK Regional yaitu : DKI Jakarta terdiri 5 orang dokter be-dah umum, 4 orang dokter bebe-dah orthopedi, 3 orang dokter anestesi, 1 orang dokter bedah syarat, 2 orang dokter umum, 17 orang perawat dan 2 orang tenaga administrasi. Tim Kesehatan lainnya berasal dari TNI, Bulan Sabit Merah Indonesia, Medi-cal Emergency Rescue Committee, dan dari RS Kartini Bekasi. Mereka adalah dokter bedah orthopedi, dokter anestesi, dokter anak, dokter residen bedah syaraf, dokter kan-dungan, dokter spesialis kejiawaan, bidan, perawat, dan beberapa

petu-gas medis lainnya.

PPK Sub Regional Sumatera Barat mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat penderita yang mengalami luka-luka. PPK Regional Sumatera Utara mengirimkan 5 orang dokter umum, 6 orang pera-wat, 1 orang perawat mahir, 1 orang petugas surveilans, 1 orang petugas kesling, 2 orang supir, 1 paket obat, 100 buah kantong mayat, 30 dus MP-ASI, 10 kotak masker, 3 buah oksigen, 10 buah spanduk dengan meng-gunakan 3 unit ambulans dan 1 unit mobil operasional.

Disamping itu, PPK Regional Sumatera Selatan juga mengirim-kan 4 orang dokter umum, 10 orang perawat, 2 orang asisten apoteker, 2 orang petugas surveilans, 1 orang petugas komunikasi, 1 orang petu-gas administrasi, 4 orang supir, obat, 60 dus MP-ASI, 20 buah kantong mayat dengan menggunakan 1 unit

ambulans, 1 unit mobil klinik dan 2 unit mobil operasional.

Tim Penanggulangan

Bencana

Untuk melakukan koordinasi, memberikan saran dan kerja sama dengan pihak terkait dalam mem-berikan bantuan kesehatan terhadap korban bencana Sumatera Barat, Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadi-lah Supari, Sp. JP (K) membentuk Tim Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Sumatera Barat melalui Kepu-tusan Menkes No. 879/Menkes/SK/ X/2009 tanggal 1 Oktober 2009.

Susunan Tim terdiri dari Pelin-dung, Pengarah, Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua I, II, III, Sekretaris dengan dibantu 6 Tim. Tim Penang-gulangan bertugas : Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka memberikan bantuan kesehatan terhadap korban bencana; memberikan saran dan pertimbang-an kepada petugas kesehatpertimbang-an di la-pangan; dan melakukan kerja sama, komunikasi, maupun jejaring kerja serta kemitraan dengan berbagai pihak yang relevan dengan pelaksa-naan penanggulangan bencana.

Susunan Tim Penanggulangan selengkapnya adalah Pelindung, Menteri Kesehatan, Pengarah, dr. Sjafii Ahmad, MPH, Sesjen Depkes, Ketua Umum dr. Budihardja, MPH, DTM&H, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dan Wakil Ketua Umum dr. Rustam S. Pakaya, MPH, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis. Tim dibantu, Ketua I, dr. Farid W. Husain, Dirjen Bina Pelayanan Medik, Ketua II, Dra. Kustantinah, Apt. M.Appt.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Ketua III, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penye-hatan Lingkungan.

(12)

A. Hasjmy, Sp.B, M.Kes, Sekretaris Bina Pelayanan Medik, Dra. Meinarwati, Apt., M.Kes, Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Drs. H. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA, Sek-retaris Badan PPSDM Kesehatan, dr. Guntur Budi Winarto, MS, Sekretaris Ditjen PP dan PL dan Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes, Sekretaris Badan Litbangkes.

Tim Penanggulangan juga dileng-kapi dengan 6 Tim yaitu Tim Pencari Fakta : dr. Lucky Tjahyono, M.Kes, Dra. Rahmaniar Brahim, Apt.,M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Prov.Sumbar dan Para Kepala Dinas Kab/Kota se Sumbar. Tim Kesehatan Lingkungan : dr. H. Wan Alkadri, SS.,MSc., Dirman Siswoyo, SKM.,M.Kes., dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Padang. Tim Pendataan Kerusakan Fisik : Ir. Tugijono, M.Kes, Raden Aryo Seto Isa, ST, Ir. Azizah, Ir. Thomas Patria dan Bambang Susanto, BE, AIM. Tim Surveilans : dr. Andi Muhadir, Hari Santoso, SKM, M.Kes, Hari Purwanto, SKM, M.Epid, dan KKP Padang. Tim Pelayanan Kesehatan : dr. Marwan Nusri, MPH, dr. H. Kemas Akib, Sp. R., MARS, dr. HM Aminullah, Sp.KJ, MM, dan dr. Bambang Sardjono, MPH. Tim Logistik : Drs. Purwadi, Apt, MM, ME, Dra. Nasirah Bahaudin, Apt.MM, Drs. Sukiman, Drs. Arafah Madjid, Kepala Balai POM Padang, Ka Dinkes Prov. Sumbar dan KKP Padang.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya Tim Penanggulangan Ben-cana Depkes membuka Posko Aju berlokasi di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 65 A Padang. Tim dipimpin Eselon I secara bergantian.

Posko aJu

Ketua Umum Penanggulangan Bencana Sumbar, dr. Budihardja, MPH yang juga menjabat Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat tanggal 5 Ok-tober 2009 bertempat di Kantor Gu-bernur melakukan audiensi dengan

Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi selaku Ketua Satkorlak Penang-gulangan Bencana Sumatera Barat.

Dalam kesempatan tersebut, dr. Budihardja, MPH melaporkan pendirian Posko AJU untuk meng-koordinasikan dan mendukung kegiatan penanggulangan bencana bidang kesehatan di Sumatera Barat selama masa tanggap darurat dan rehabiabilitasi-rekonstruksi agar dapat berjalan dengan baik.

Menurut dr. Budihardja, Posko Aju memiliki peran yang sangat besar yaitu mendukung kegiatan penanganan bencana dalam aspek kesehatan, koordinasi, kooperasi dan kolaborasi, evaluasi cepat dalam penanganan korban meninggal, luka ringan/berat, sarana kesehatan yg ada (lumpuh/tidak berfungsi), kebutuhan tenaga dan sarana (dok-ter, paramedis, obat, dll), distribusi Logistik terkait kesehatan (obat, alat kesehatan, tenaga dll), inventari-sasi masalah berkoordinasi dengan Satlak/Poskotis Kesehatan Provinsi untuk pemecahan masalah, koor-dinasi utuk pelaksanaan RHA dan surveilans, pendataan, pencatatan dan pelaporan korban setiap hari ke Depkes, Pusat Krisis serta mencatat semua bantuan (jumlah, jenis, pen-empatan bantuan).

Dirjen Bina Kesmas menambah-kan bahwa Posko Aju memiliki 6

Tim pelaksana dilengkapi dengan tim mobile lengkap yang tenaganya berasal dari Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tim mo-bile terpadu yang sudah terbentuk 8 Tim di Kota Padang. Sedangkan Tim

mobile terpadu lainnya menyusul. Tim mobile lengkap merupakan tim mobile baik medis-perawatan, surveilans, penyehatan lingkungan dan sanitasi, pemberantasan vek-tor penyakit menular, pencegahan penyakit menular termasuk imu-nisasi, pemeriksaandan pengamanan sumber air bersih dan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes Dra. Kustantinah, Apt, M.Appt.Sc selaku Ketua II, me-ngatakan bahwa logistik kesehatan meliputi obat, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Untuk tim lo-gistik memiliki tugas untuk melaku-kan stok, menghitung kebutuhan dan menerima bantuan atau do-nasi dari dalam negeri maupun luar negeri termasuk negara sahabat. Tim logistik akan berkoordinasi dengan BPOM dan Balai Besar POM Sumatera Barat.

(13)

Stop Press

(dua) tahun akan ditolak. Sedangkan untuk obat-obatan yang diragukan khasiatnya akan dilakukan pemerik-saan oleh BPOM dan BBPOM Suma-tera Barat, ujar Dirjen Binfar Alkes ketika melakukan rapat koordinasi jajaran Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Sementara itu, Kepala Dinas Ke-sehatan Provinsi Sumatera Barat, dr. Hj. Rosnini Savitri, MKes, mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Suma-tera Barat melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan upaya-upaya tanggap darurat kesehatan dengan melakukan evakuasi korban selamat maupun meninggal, tindakan medis dan keperawatan bagi korban yang selamat dan memerlukan perawatan di rumah sakit, mengkoordinasikan kegiatan posko pelayanan kesehat-an, mendistribusikan logistik dan perbekalan kesehatan yang dibu-tuhkan oleh RS, Puskesmas maupun Posko Kesehatan.

Selama masa tanggap darurat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat juga telah mempersiapkan untuk kegiatan persiapan keberang-katan calon jemaah haji embarkasi Padang, vaksinasi untuk pencega-han penyakit tetanus, campak, dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), pengenda-lian vektor penyakit DBD, lalat dan vektor lain yang dapat menyebarkan

penyakit menular, pemeriksaan dan pengamanan sumber air bersih.

Selama masa tanggap darurat pasca bencana, rapat koordinasi sek-tor kesehatan selalu diadakan secara rutin pagi hari jam 08.00 WIB. dan malam hari jam 20.00 WIB untuk me-mantau perkembangan dan meng-evaluasi kegiatan tanggap darurat kesehatan. Setiap perkembangan ke-adaan akan dilaporkan ke Satkorlak Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat di pendopo Guber-nur Sumatera Barat, ujar Kadinkes.

Sementara Direktur SEPIM Kesma Ditjen P2PL Depkes yang juga Ang-gota Tim Surveilens dr. Andi Muhadir, MPH mengatakan bahwa untuk ke-giatan surveilans epidemiologi deng-an melakukdeng-an kegiatdeng-an surveildeng-ans aktif untuk menemukan kasus secara dini penyakit menular (active case finding) dan surveilans pasif (pasive case finding). Surveilans aktif dituju-kan untuk memberidituju-kan informasi ke-jadian dan pemetaan suatu penyakit atau kondisi kesehatan lingkungan tertentu agar dapat ditindaklanjuti segera dalam penanganannya. Se-dangkan surveilans pasif melakukan pengamatan penyakit dan kondisi kesehatan lingkungan tertentu yang bersumber dari tempat pelayanan kesehatan baik RS, Puskesmas mau-pun posko kesehatan statis.

Sampai tanggal 14 Oktober,

ban-tuan yang diberikan Depkes berupa : biaya operasional Rp 500 juta, obat-obatan 1,5 ton, kantong mayat 1.850 buah, MP-ASI, tenda dan genset 2 buah, mesin fog 2 buah, kelambu 500 buah, seruni 2 drum, jentika 10 dos, PKD 5 dos, ringer laktat 5.000 buah, oralit 200 ml 5.000 bungkus, IV catheter 400 set, wing needle anak 100 set, dirigen 200 buah, kaporit 10 drum, lysol 300 liter, penjernih air tawas 1.000 kg, pot kaporit 200 buah, polybag sampah 5.000 buah, air rahmat 500 botol, masker 6.000 buah, baju steril disposible 2.000 buah, or-topedic set 3 set, orthopedic battery 1 set, bor orthopedic manual 1 set, vena sectio set 3 set, abdominal operation instrumen 1 set, sterilisator 1 unit, kertas steril 1 koli, velbed 350 buah, polycrepe 200 rol, polygip 200 rol, gips 123 koli, disposible aluminium 88 unit, benang jahit 27 box, silk cassette 1.0 50 rol, silk 3.0 100 box, acrilic 30 set, skin traksi dewasa dan anak 50 buah, cancellous bone scres 30 buah, tabung O2 10 tabung, tabung N2O 10 tabung, obat dan alat orthopedi 5 koli, ATS 1.500 IU 500 vial, sarung tangan 3 dos, imunoglobin 10 vial, vaksin TT sebanyak 20.000 vial, 10.000 jarum suntik sekali pakai. Selain dari Depkes, TNI dan Polri bantuan juga mengalir dari berbagai pihak dalam dan luar negeri.

Korban

(14)

Info Sehat

H

epatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlang-sung kurang dari 6 bulan disebut ”Hepatitis Akut”. Hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut ”Hepatitis Kronis”.

Gejala klinis dari penyakit hepatitis adalah anorexia (rasa tidak mau makan), gangguan abdominal (gang-guan perut), mual, muntah dan disertai ikterus (kuning).

Penyebab Hepatitis biasanya disebabkan virus, teru-tama salah satu dari kelima virus hepatitis yaitu A, B, C, D dan E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya.

Infeksi hepatitis C merupakan penyakit hati kronis yang diakibatkan oleh virus hepatitis C. Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, dikenal sekurang-kurangnya ada 6 tipe utama virus hepatitis C (genotype) dengan lebih dari 50 subtipenya. Keberagaman genetic virus hepatitis C memiliki implikasi diagnostic dan klinis yang menyebabkan sulitnya pengembangan vaksin dan sedikitnya respon terapi.

Diperkirakan terdapat 180 juta penderita hepatitis C atau sekitar 3% dari populasi, hal tersebut mengindi-kasikan bahwa penderita penyakit hepatitis C diperki-rakan lebih banyak dibandingkan dengan penderita HIV.

Infeksi virus hepatitis C tidak menunjukkan gejala yang khas pada penderitanya dan hanya sekitar 15% dari pasien terinfeksi dapat sembuh dengan sendiri-nya, tetapi pada sebagian besar akan menjadi kronis. Dalam perkembangannnya, organ hati seseorang penderita penyakit hepatitis C akan mengalami sirosis

(pengerasan hati) yang kemudian akan ber-lanjut menjadi kanker hati (hepatoseluler karsinoma).

Virus Hepatitis C menyebar melalui kontak dengnan darah yang terinfeksi, baik

secara tidak sengaja seperti pada pasien transfuse dan mereka yang menerapkan gaya hidup berisiko tinggi seperti tatto, tindik, perilaku seks berisiko atau pemakai obat bius suntik bergantian.

Hingga saat ini belum ada vaksin hepatitis C. Cara terbaik untuk mencegah adalah dengan mengurangi risiko paparan dengan virus hepatitis C seperti meng-hindari perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan gunting kuku dengan orang yang terinfeksi hepatitis C.Virus hepatitis C tidak menular karena pelukan, keringat dan jabat tangan.

Permasalahan penyakit hepatitis C di Indonesia saat ini belum dapat dideskripsikan secara rinci, karena masih banyak kasus hepatitis C yang belum terdata dengan baik dan tersebar menurut kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu sekarang dimulai pengumpulan data kasus hepatitis C di beberapa Rumah Sakit, Laborato-rium, dan Unit Transfusi Darah (UTD), melalui kerjasama dengan PT Roche Indonesia serta dukungan dari orga-nisasi profesi seperti Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). npra, yuli

B

erkomunikasi dalam keramaian ataupun di tengah musik yang berdentam keras sering melelahkan. Suara terdengar sayup, atau bahkan tidak jelas sama sekali. Ada tip untuk membantunya: gunakan telinga kanan. Ini sesuai dengan penelitian yang dimuat dalam jurnal Naturwis-senschaften.

Peneliti dari University Gabriele D’Annunzio di Chieti, Italia, mene-mukan mayoritas orang dalam klub yang riuh, dapat merespon permintaan lebih baik jika mende-ngarkan pertanyaan dengan telinga

kanan.

Peneliti Luca Tommasi dan Aniele Marzoli mencatat, kegiatan 286 orang yang tengah beraktivitas dengan latar musik keras. Peneli-tian kedua dengan cara mendekati 160 orang pengunjung pesta dan menyerukan kalimat sambil menunggu telinga kiri atau kanan yang akan digunakan. Penelitian ketiga mengajukan permintaan ke 176 orang. Hasilnya, respons diberi-kan lebih baik oleh mereka yang mendengar dengan telinga kanan. Telinga kanan merefleksikan kele-bihan otak kiri mengolah informasi verbal.n

Telinga Kanan

Lebih Responsif

(15)

Info Sehat

P

oliomielitis atau polio, adalah penyakit parali-sis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan po-liovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Virus

polio

Poliovi-rus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain

berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hi-tungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia an-tara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Penularan

Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian be-sar penderita yang terinfeksi polio-virus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, vi-rus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah

dapat terjadi penularan virus.

Jenis Polio

Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghan-curkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun

strain ini dapat menyebabkan kelum-puhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuh-an paling sering ditemukKelumpuh-an terjadi pada kaki. Setelah virus polio menye-rang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempenga-ruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf.

Seiring dengan berkembang bi-aknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memi-liki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah

dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut

acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut

quadriplegia.

Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami se-hingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf mo-torik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigemi-nal dan saraf muka yang berhubung-an dengberhubung-an pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.

Anak-anak dan Polio

Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal ter-hadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terha-dap polio karena tidak menderita polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat mem-bantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang

(16)

Info Sehat

dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.

Vaksin efektif pertama

Vaksin efektif per-tama dikem-bangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar ma-tahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya diseleng-garakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.

Usaha Pemberantasan Polio

Pada tahun 1938, Presiden Roos-evelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang sudah terjangkit. Yayasan itu mem-bentuk March of Dimes. Ibu-ibu melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan sesuatu untuk orang lain,

bioskop memasang iklan, semuanya bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang masuk waktu itu digunakan untuk mem-biayai penelitian Dokter Jonas Salk yang menghasilkan vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio. Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak divaksin, di Amerika hanya ada 396 kasus polio.

Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.

Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah ber-kurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pem-berantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pe-merintah yang berkuasa mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan menye-barkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta WHO untuk mela-kukan vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal dan perang saudara di Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit pemberian vaksin polio.

Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka

infeksi polio meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan Sudan 112.

Campak

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Para-myxovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebe-lum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Sebelum vaksinasi campak digu-nakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Penyebab

(17)

Info Sehat

awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak mun-culnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease ). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak di-peroleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja

dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri teng-gorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis )

2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala dia-tas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam

tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebe-lah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.nsmd

N

egative thinking adalah pola atau cara

berpikir yang lebih condong pada sisi-sisi negatif dibanding sisi-sisi positifnya. Pola pikir ini bisa tampak dari keyakinan atau pandangan yang terucap, cara seseorang bersikap, dan perilaku sehari-hari.

Karena sisi negatif lebih dominan, tidak heran jika cara berpikir seperti ini dipenuhi sikap apriori, prasangka, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kesangsian, yang seringkali tanpa dasar atau tanpa nalar sama sekali.

Pola berpikir negatif tidak se-mata-mata tertuju pada dunia luar saja. Negatifisme juga bekerja secara internal atau menyerang diri kita sendiri. Ini bisa tampak dari keyakin-an dkeyakin-an cara pkeyakin-andkeyakin-ang terhadap diri sendiri sehingga memunculkan citra diri negatif. Contoh; memandang diri sendiri sebagai tidak berbakat, ba-nyak kelemahan, terbelakang secara mental, atau bernasib kurang beruntung.

Citra diri negatif tidak terbentuk dalam sekejap. Persepsi ini muncul dan tertanam sedikit demi sedikit, terakumulasi berdasarkan jenis-jenis peristiwa atau

pengalaman hidup yang kita alami. Citra diri negatif akan membuat kita menjadi pribadi yang sangat tidak efektif dan sulit berkembang ke arah yang lebih baik. Misalnya, persepsi diri bahwa kita tidak memiliki bakat. Persepsi ini bisa berbuntut pada kecenderungan untuk tidak mau

menggali bakat-bakat terpendam. Bahkan cenderung mengingkari keberadaan bakat-bakat terpendam tadi dan membuat kita malas men-gasah bakat atau enggan meningkat-kan ketrampilan. Dari anggapan yang keliru inilah proses pengembangan diri kita terhambat. Kita bisa jauh lebih sulit berkembang jika per-sepsi ini mengkristal menjadi sebuah keyakinan yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri sendiri.

Dampak dari persepsi diri negatif tersebut adalah perasaan rendah diri yang begitu mendalam sehingga membatasi langkah kita serta makin mempersulit efektifitas hidup kita. Jika citra diri negatif ini dibiarkan berkembang biak dan membelenggu cara berpikir, maka kehidupan pribadi dan sosial kita bisa benar-benar hancur. ngi

(18)

Info Sehat

M

ata adalah indera yang sangat penting. Tanpa mata, kita tidak dapat berakti-vitas secara maksi-mal. Untuk itu, perlu upaya maksimal dalam menjaga kesehatan mata, Diantaranya dengan mengonsumsi berbagai makanan yang mengand-ung vitamin A.

Selama ini, wortel terkenal sebagai sayuran berhasiat untuk melindungi penglihatan. Padahal dalam banyak studi diketahui bahwa untuk melindungi mata diperlu-kan berbagai jenis nutrien. Banyak bahan makanan sebagai sumber

vitamin A yaitu daun katuk, wortel rebus, andaliman, lamtoro gung, tempe lamtoro gung, daun singkong rebus, tepung ikan, ikan belida, telur, tepung teri, belut, dan jagung.

Berikut ini, contoh makanan buah yang mengandung tiga nutrien uta-ma untuk melindungi penglihatan:

Telur

Kuning telur kaya akan lutein, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat mengurangi risiko berkembangnya katarak. Sumber makanan lain yang juga kaya lutein antara lain brokoli, brussels sprout dan buah kiwi.

Jagung

Jagung mengandung berbagai

macam zat-zat terbaik, seperti zeaxanthin yaitu zat yang dapat membantu mencegah terjadinya age-related macular degeneration (masalah penglihatan yang terjadi berkaitan dengan usia menua, yaitu kehilangan penglihatan pada orang-orang lanjut usia). Antioksidan ini juga ditemukan dalam buah jeruk.

Mangga

Mangga diketahui mengandung beta karoten yang oleh tubuh kita di-ubah menjadi vitamin A seperti yang dibutuhkan. Vitamin A membantu mencegah rabun senja. Paprika merah juga banyak mengandung karotenoid yang sehat. ngi

Makanan

(19)

Info Sehat

T

ahukah Anda orang de-wasa hanya tertawa 15 kali dalam sehari sedangkan anak-anak bisa 300 kali dalam sehari? Melihat ses-uatu yang menarik mata saja, anak-anak bisa terkekeh-kekeh. Semen-tara orang dewasa kadang melihat cerita komedi saja belum tentu bisa tertawa. Dunia menjadi sangat serius bagi orang dewasa.

Padahal peneliti sudah membuk-tikan tertawa bagus untuk kes-ehatan. Tertawa bisa menghilangkan stres sebagai sumber dari 70 jenis penyakit seperti hipertensi, jantung, depresi, insomnia, migrain, pikun, alergi, dan lainnya. Tidak pernah ada yang meragukan humor sebagai terapi. Tapi mengapa sedikit sekali orang dewasa saat yang tertawa?

Bagi anak-anak, hidup adalah sebuah permainan. Itulah yang membuatnya selalu tertawa. Na-mun seiring dengan bertambahnya usia, hidup menjadi lebih serius, liar, penuh konflik, persaingan yang

membuat otot-otot di wajah sulit untuk menerimanya dengan tertawa.

Menurut para ahli, tertawa sangat berkaitan dengan kesehatan dari sisi medis. Di Amerika, Inggris dan negera-negara barat lainnya, sudah banyak terdapat klinik-klinik yang menawarkan terapi tertawa. Tidak masalah jika Anda tertawa tanpa sebab.

Dr. Madan Kataria, psikiater asal Mumbai, menekankan pentingnya tertawa bagi orang dewasa. Menu-rutnya, yang membedakan frekuensi tertawa antara anak-anak dan orang dewasa adalah karena faktor logika. “Anak-anak bisa tertawa tanpa sebab karena otaknya belum mengerti tentang logika, tapi orang dewasa tertawa jika menurut logikanya ada yang lucu. Jadi jika tidak ada logi-kanya, ia tidak tertawa,” jelasnya.

Terapi dan meditasi tertawa dikombinasikan dengan Hasya Yoga yang dipandu oleh seorang

Yogic Laughter. Langkah awalnya yaitu dengan menarik nafas

dalam-dalam, lalu pemanasan yang disebut dengan Ho, Ho, Ha yang dilanjutkan dengan melakukan tertawa dalam hati, tertawa pelan, cekikikan,sedang hingga terbahak-bahak. Orang yang malu atau takut tertawa pun bisa dilatih untuk bisa tertawa.

Tertawa terbahak-bahak juga diketahui bisa meningkatkan sistem imun dalam tubuh dengan cara me-micu produksi sel-sel limfosit yang bertindak sebagai pembunuh stres alami.

Tertawa bisa muncul saat menon-ton film lucu, berkumpul bersama teman, melakukan hobi yang disukai, membaca buku humor, atau bahkan pura-pura tertawa tanpa sebab sama sekali.

“Tidak masalah jika harus tertawa tanpa sebab. Studi sudah mem-buktikan manfaat tertawa, jadi apa salahnya mempraktikkan itu walau-pun secara logika tidak ada hal yang patut ditertawakan?,” jelas Kataria. n

gi(sumber www.detik.com)

Tertawalah,

(20)

Ragam

D

alam kunjungannya ke Amerika Serikat, Menteri Kesehatan RI Dr.dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Kesehatan dan Layanan kemanusiaan Amerika Seri-kat Kathleen Sebelius di Washington DC untuk membahas kerja sama di bidang kesehatan menuju pemben-tukan sebuah pusat riset biomedis dan kesehatan publik.

Pada kunjungan ini, Menkes Siti Fadilah Supari memimpin Delegasi RI yang beranggotakan, Dirjen P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departe-men Kesehatan RI Prof, dr. Agus Pur-wadianto, S.H., Staf Khusus Menkes bidang Kesehatan Publik dr. Widjaja Lukito, PhD, dan diplomat senior Dr. Makarim Wibisono.

Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari serangkaian

pembi-caraan antara Departemen Kesehatan RI dengan Departemen Kesehatan dan Layanan kemanusiaan AS yang dimulai semenjak Barrack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat. Sebelumnya, delegasi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS berkunjung ke Jakarta pada bulan Agustus 2009 dan mengadakan pertemuan dan pembicaraan dengan Departemen Kesehatan RI.

Setelah pertemuan, Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.Jp(K) dan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Kemanusi-aan AS Kathleen Sebelius (15/09/09) sepakat bekerja sama di bidang kese-hatan dan pembentukan sebuah Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia - Amerika Serikat (Indone-sia-United State Center for Biomedical and Public Health Research).

Menkes RI DR. Siti Fadilah Supari (kiri) dengan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Pelayanan

Kemanu-Indonesia – amerika

Seri-kat SepaSeri-kat Kerja Sama

Bidang Kesehatan

siaan AS Kathleen Sebelius (kanan) usai pembicaraan kerjasama bidang kesehatan

Pertemuan tersebut adalah sebuah langkah maju menuju terwujudnya kerja sama antara Departemen Kesehatan RI dan AS yang menjadi elemen penting untuk meningkatkan pertukaran ilmiah, transfer teknologi, pengembangan sumber daya ma-nusia, program riset dan kesehatan publik yang lebih intensif terhadap penyakit-penyakit yang menjadi prioritas utama dunia.

“Departemen Kesehatan RI dan Departemen Kesehatan dan Pelayan-an KemPelayan-anusiaPelayan-an AS berencPelayan-ana untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan dalam kerangka sebuah kemitraan yang menyeluruh antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat.

Kerangka kerja sama baru ini akan difokuskan pada riset dan program pelatihan dasar klinis dan kesehatan publik. Kami berharap adanya perbai-kan dan perluasan aset riset biomedis dan kesehatan publik antar kedua negara dan di tingkat regional dengan kepemimpinan dan keterlibatan para ilmuwan sipil kedua negara,” demikian pernyataan bersama Menteri Siti Fadi-lah dan Menteri Kathleen Sebelius.

Lebih lanjut, pernyataan bersama ini menyebutkan kedua pihak telah sepakat untuk membentuk Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia – Amerika Serikat yang baru dan akan dikelola oleh para ilmuwan sipil kedua negara.

(21)

Ragam

T

anggal 13 Oktober 2009, Departemen Kese-hatan mengirim tim advance keseKese-hatan haji yang berjumlah 5 orang menuju Arab Saudi. Kelima orang tersebut terdiri dari Dr.dr.Barita Sitompul, SpJP (Ketua), Bambang Suprayitno (Bendahara), Drs.Bowo,Apt ( Perbekalan), dr. Gembong (Sanitasi Surveilans) dan Azandi Mirza Siskohat ( Sistem Komputerisasi Haji Terpadu ) bidang kesehatan.

Menurut Dr.dr.Barita Sitompul, SpJP Ketua Koordi-nator Penyelenggara Kesehatan Haji Indonesia tahun 2009, keberangkatan tim advance kesehatan ini untuk mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Oleh sebab itu tim ini harus sampai di Arab Saudi lebih dahulu sebelum kedatangan jamaah haji Indonesia.

Di Arab Saudi, tim akan melakukan koordinasi dengan berbagai sektor, termasuk berkomunikasi dengan rumah sakit yang ada di Jeddah, Mekah dan Madinah. Hal ini dilakukan agar saat pelaksanaan haji tahun 2009, kerjasa-ma pelayanan kesehatan haji dapat berjalan lancar.

Bagian perbekalan akan melakukan perekrutan tenaga baru pengemudi ambulan. Walau tahun sebelum-nya sudah melakukan perekrutan, tapi masih perlu

veri-fikasi kembali, untuk memperoleh tenaga pengemudi yang lebih baik dan mengganti tenaga pengemudi yang sudah tidak bersedia bekerja lagi. Kurang lebih 150 orang yang harus direkrut, mereka adalah tenaga pengemudi, tenaga bidang farmasi, bidang informasi dan tenaga sanitasi surveilans tambahan. “Semua ini membutuh-kan waktu yang cukup agar memperoleh tenaga yang berkualitas,” kata dr. Barita.

Tim perbekalan juga harus membantu penerimaan obat pada saat serah terima obat dari pengirim yang jumlahnya kurang lebih 40 ton. Selain itu, juga harus menempatkan obat di rumah sakit baru. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu perlu pengaturan yang tepat dan cepat, agar pada saat distri-busi obat mekanismenya dapat berjalan dengan lancar, tegas dr. Barita.

Dr. Barita menambahkan, khusus untuk anggota tim surveilans, ia akan melihat kondisi gedung asrama, poliklinik dan gedung lain terkait. Kemudian merancang mekanisme survielans, cara kerja baru sesuai dengan kondisi dan prinsip keilmuan. Untuk Siskohat tahap awalnya memasang instalasi di Jeddah, Mekah dan Madinah. Dengan demikian ketika jamaah haji datang, monitoring dapat berjalan dengan baik, karena sudah terekam dengan baik dalam Siskohat.

Mengenai masuknya bendara dalam tim advance, dr. Barita menjelaskan bendara adalah orang yang paling tahu tentang mekanisme pengeluaran uang dan peng-gunaan pembelian barang yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. “Perbekalan sudah harus tersedia sebelum jamaah haji datang”, jelasnya.

Tahun ini, jumlah jamaah haji Indonesia 192.835 orang akan diterbangkan dalam 478 kloter. Untuk mendukung pelayanan kesehatan haji ditugaskan 1.740 orang tenaga kesehatan, terdiri dari 1.434 orang (kloter) dan 306 (non kloter). Setiap Kloter terdiri dari satu dokter dan dua perawat. Tenaga kesehatan tersebut merupakan satu tim kesehatan haji yang akan mendampingi jamaah haji dalam kloter yang bersangkutan dari tanah air, Arab Saudi sampai ke tanah air kembali.

Tim kesehatan haji berasal dari berbagai daerah dan

(22)

Ragam

K

aryawan Depkes dan masyarakat melaksanakan sholat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H di lapangan upacara Depkes. Idul Fitri merupakan kegiatan rutin tahunan yang diseleng-garakan oleh panitia Hari–Hari Besar Islam (PHBI) Korpri Depkes. Turut hadir mengi-kuti sholat Idul Fitri para pejabat Depkes eselon satu dan dua.

Khotib Ustd Saiful Anwar, MSc menjelaskan setiap manusia suatu saat pasti akan kembali kepada Allah. Oleh se-bab itu, menurut ustd Saiful, manusia ha-rus mempersiapkan bekalan berupa amal sholeh sebelum ajal menjemput. Hidup ini jangan sampai sibuk dengan urusan sepele yang tidak ada kaitan dengan bekal tersebut. Apalagi sibuk dengan urusan yang akan merusak dan mengesamping-kan amal sholeh.

Menurut pimpinan pondok pesantren Miskahul Anwar ini, kehidupan dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan akhirat kekal abadi. Sangat logis jika manusia lebih banyak berkonsentrasi terhadap urusan akhirat dengan tidak meninggalkan urusan dunia. Tapi sayang, faktanya manusia lebih banyak sibuk dengan urusan dunia dan profesi selama ini memiliki

kemam-puan adaptasi kerja yang cukup tinggi. Dokter, perawat, gizi, suveilans dan tenaga kesehatan yang lain selalu solid dalam membangun tim kerja. Tak pernah ada konflik diantara mereka, walau harus bekerja lembur dan sedikit istirahat, tutur dr. Barita.

Menurut dr. Barita, selalu ada ken-dala setiap tahun ken-dalam pelayanan kesehatan haji. Hal ini terjadi karena kesenjangan bahasa yang diguna-kan. Jamaah haji masih banyak yang tidak mampu berbahasa Arab atau Inggris. Kondisi ini cukup menyulit-kan tenaga dokter maupun jamaah

haji dalam berkomunikasi. Untuk memperkecil masalah komunikasi ini, petugas kesehatan melengkapi pasien yang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi dengan panduan ko-munikasi sederhana. Pengalaman sebelumnya, panduan komunikasi sederhana ini dapat mengurangi kesenjangan komunikasi antara pasien dan dokter dalam memberi pelayanan kesehatan.

Untuk menjaga kesehatan jamaah haji di Arab Saudi, dr. Barita meng-ajak kepada seluruh jamaah haji agar memelihara kesehatan dengan makan, minum dan istirahat yang

cukup. Selalu menggunakan masker untuk melindungi diri dari infeksi saluran nafas, debu dan penyakit menular yang menyebar melalui udara. Memperbanyak minum air putih untuk mencegah kekurang-an cairkekurang-an atau dehidrasi. Selalu berkonsultasi masalah kesehatan dengan petugas kesehatan yang mendampingi. Menghindari kera-cunan makanan dengan memper-hatikan warna, bau,rasa makanan sebelum mengkonsumsi dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa bila membeli makanan.n

pra, yuni

(23)

Ragam

U

ntuk membantu men-gurangi hambatan-hambatan seperti jarak yang jauh, kemacetan, dan waktu tempuh saat melakukan pemeriksaan atau sam-pling di berbagai lokasi, Badan Pen-gawasan Obat dan Makanan (BPOM) meluncurkan mobil laboratorium keliling. Selama ini pemeriksaan di-lakukan di laboratorium Badan POM setelah petugas mengambil sam-pel di lokasi pemeriksaan. Dengan adanya mobil laboratorium keliling ini, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan saat itu juga di lokasi peng-ambilan sampel dengan menggu-nakan peralatan yang tersedia pada laboratorium keliling.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) dr. Husniah

Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, Sp.FK saat meresmikan peluncuran mobil laboratorium keliling, 7 Sep-tember 2009 di kantor Badan POM, Jakarta.

Menurut dr. Husniah, maraknya peredaran makanan/minuman, obat dan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya mengharuskan (Badan POM) RI meningkatkan peng-awasan dan pengamanan barang-barang tersebut yang beredar di masyarakat. Laboratorium keliling ini dapat difungsikan untuk pengawasan makanan yang mengandung bahan berbahaya, pengawasan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, pengawasan obat palsu, pengawasan produk Tanpa Ijin Edar (TIE), serta pengawasan produk kadaluarsa. Saat ini pengawasan difokuskan pada makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti Formalin, Borax,

Rhodamin B, Methanyl Yellow, Arsen, Sianida, Residu Pestisida dan penga-wasan parsel lebaran dari makanan kadaluarsa serta makanan yang mengandung unsur haram dalam agama Islam, ujar dr. Husniah.

Laboratorium keliling yang dilun-curkan berjumlah 8 unit, 7 unit diope-rasikan di wilayah DKI Jakarta dan 1 unit akan dioperasikan di wilayah Se-rang, Provinsi Banten. Diberharapkan laboratorium keliling ini juga dapat segera direalisasikan di seluruh Indo-nesia, kata dr. Husniah.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, serta menemukan hal-hal yang men-curigakan dan perlu disampaikan, agar menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (UPLK) Badan POM RI di nomor telepon 021-4263333, SMS 021-32199000, atau e-mail uplk@pom.go.id.nSmd/Dodi

Mobil

Laboratorium

Keliling Badan

Pom

sangat sedikit memperdulikan nasib kehidupan akhiratnya.

Pada kesempatan berikutnya, rabu 30 Okteober 2009 sebagian besar karyawan Depkes menghadiri acara halal bi halal bertempat di aula gedung baru Depkes. Acara yang di-hadiri oleh sebagian besar karyawan tersebut, Menkes mengucapkan

selaku pribadi dan menteri meminta maaf kepada seluruh karyawan dan karyawati atas kesalahan yang dise-ngaja maupun yang tidak disedise-ngaja.

KH. Nur Muhammad Iskandar SQ selaku penceramah menjelaskan, bahwa syawal berarti peningkatan. Sebagai umat muslim yang sudah melaksanakan puasa ramadhan

se-lama satu bulan diharapkan mening-kat spiritualitasnya. Sehinga pada bulan syawal, spiritualitas akan tetap terjaga seperti pada bulan rama-dhan. “Sebab spiritualitas yang baik akan meningkatkan kinerja yang baik juga”, jelas Pembina Pondok Pesantren Assidiqiyah Jakarta itu. n

(24)

Ragam

M

enteri Kesehatan Dr.dr Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) secara resmi membuka Pertemuan Nasional Program Lingkungan sehat, 6 Ok-tober 2009 di Hotel Golden Flower, Bandung. Dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penye-hatan Lingkungan Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama mengatakan pembangunan kesehatan selama 5 tahun telah mencapai hasil yang menggembirakan. Melalui berbagai program yang dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambung-an, telah terlihat tren positif kearah pencapaian sasaran AKB (26,9 per 1000 LH), AKI (228 per 100.000 LH) sudah mendekati target sasaran 2009 dan gizi kurang (18,4%) terus menurun sudah melampaui target 2009,sementara UHH semakin tinggi (70,5 tahun).

Hasil tersebut, tidak terlepas dari paradigma baru yang dikembang-kan jajaran kesehatan. Sebelumnya pelayanan kesehatan masih menem-patkan masyarakat sebagai obyek, maka saat ini masyarakat didorong dan diberdayakan untuk mampu menjadi subyek.

Pada kesempatan tersebut Siti Fadilah Supari menyatakan pen-dekatan baru Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan pada tanggal 22 Agustus 2008 telah menunjukkan hasil menggembirakan, ditandai dengan banyaknya provinsi dan kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan program ini di daerah dan mengadopsi Strategi Nasional STBM dalam program daerahnya.

Demikian juga dengan program kabupaten/kota Sehat, setiap 2 tahun dilakukan penilaian dan pemberian penghargaan kepada kabupaten/kota yang telah

Menkes Buka

Pertemuan nasional

Program Lingkungan Sehat

mengembangkan berbagai tatanan dengan konsep pembangunan kesehatan berbasis wilayah. Kedua program tersebut menjadi prioritas Departemen Kesehatan dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan sebagaimana tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional dan UU Kesehatan yang baru, kata Siti Fadilah.

“Lingkungan Sehat, rakyat Sehat”, merupakan tema yang sejalan dengan semangat kita semua dari berbagai sektor terkait untuk mencapai target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2005-2009 dan untuk menyehatkan seluruh rakyat Indonesia yang tercermin dari Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025,” tambah Menkes.

Dalam makalah pengendalian penyakit melalui sanitasi total berbaisi masyarakat, Prof.dr.Tjandra membandingkan dampak buruk dan baik terhadap sanitasi. Ia menyebutkan dampak negatif dari sanitasi yang buruk antara lain; ada 121.199 kasus penyakit dan 50.132 orang diantaranya meninggal dunia, terdapat 3.661 kasus diare di 10 kabupaten dengan tingkat kematian 1,26%, kehilangan 33 triliun rupiah pertahun dan kerugian ekonomi sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto.

(25)

Media Utama

Media

utama

undang undang

Kesehatan Disahkan

angin Segar

Bagi Masyarakat

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Rancangan

Un-dang UnUn-dang (RUU) Kesehatan disahkan oleh Dewan

Per-wakilan Rakyat (DPR) menjadi Undang Undang (UU) dalam

(26)

Media Utama

M

enteri Hukum

dan Hak Azasi Manu-sia Andi Mat-talatta yang membacakan pidato Presi-den Susilo Bambang Yudhoyono, memaparkan beberapa poin penting dalam RUU Kesehatan yang disah-kan menjadi UU Kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan. Beberapa poin penting tersebut berkaitan dengan sumber pembiaya-an, hak bayi untuk memperoleh ASI eksklusif dan harga obat.

Andi Mattalatta mengatakan, sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 5 persen serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 10 persen. Undang Undang ini juga menegaskan hak bayi untuk memperoleh air susu ibu

(ASI) eksklusif selama 6 bulan, kecuali dalam keadaan darurat medis, ASI dapat digabung dengan makanan lain dan susu formula.

Mengenai harga obat, UU ini memberikan wewenang kepada pemerintah untuk mengendalikan harga obat esensial dan obat generik agar harganya terjangkau. Ini untuk melindungi masyarakat miskin, ujar Andi Mattalatta.

Dr. Ribka Tjiptaning, Ketua Komi-si IX DPR yang juga Ketua Panitia Khusus untuk pembahasan RUU Kesehatan menyatakan, selain sudah menyelesaikan UU Kesehatan seba-gai payung hukum, DPR juga bisa menyelesaikan perundangan lain yang terkait yaitu RUU Rumah Sakit dan RUU Narkotika.

Menurut dr. Ribka, pembahasan RUU Kesehatan berlangsung tujuh tahun melalui dua periode perganti-an perganti-anggota DPR. Senada dengperganti-an dr.

Ribka, Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp J.P (K) ketika mem-bacakan sambutan Presiden RI pada Raker dengan Pansus RUU Kesehatan Komisi IX DPR mengatakan, pemba-hasan RUU Kesehatan sudah dimulai sejak tahun 2007. Pembahasan, terkesan lambat karena banyak di-pengaruhi berbagai kondisi peruba-han seperti Amandemen UUD 1945, perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi, pengaruh globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan kedokteran yang sangat pesat. Hal-hal tersebut mengharuskan pemerintah mengkaji ulang konsep pembangunan kesehatan ke masa depan yang lebih baik sebagai perubahan dari konsepsi pembangu-nan kesehatan yang sudah dituang-kan dalam UU Kesehatan yang lama, ujar Menkes.

(27)

Media Utama

Kesehatan adalah

Investasi

Dalam UU Kesehatan pengganti Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dikatakan, azas pembangunan kesehatan adalah perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghor-matan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminasi dan norma-norma agama.

Sedangkan tujuan pembangu-nan kesehatan adalah untuk me-ningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manu-sia yang produktif secara somanu-sial dan ekonomis.

Hak dan kewajiban

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehat-an. Juga memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung

jawab menentukan sendiri pelayan-an kesehatpelayan-an ypelayan-ang diperlukpelayan-an dpelayan-an mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kese-hatan yang diperlukan bagi dirinya.

Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Juga berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya mem-peroleh lingkungan yang sehat, baik

fisik, biologi maupun sosial.

Tanggung Jawab

Pemerintah

Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjang-kau oleh masyarakat. Juga sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehat-an ykesehat-ang setinggi-tingginya. Bertkesehat-ang- Bertang-gung jawab atas pelaksanaan jami-nan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perseorangan.

Dilarang Menolak Pasien

Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kese-hatan masyarakat. Fasilitas pelayan-an kesehatpelayan-an meliputi pelaypelayan-anpelayan-an kesehatan tingkat pertama, pelayan-an kesehatpelayan-an tingkat kedua dpelayan-an pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

Fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan swasta. Ke-tentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh pemerin-tah dan pemerinpemerin-tah daerah.

Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerin-tah maupun swasta wajib mem-berikan pelayanan kesehatan bagi penyelematan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

Harga Obat

Pemerintah menjamin ketersedia-an, pemerataketersedia-an, dan keterjangkauan pembahasan terhadap materi

mua-tan RUU Kesehamua-tan ini memerlukan pendekatan yang multidisipliner, pemikiran yang cerdas baik dari sisi substansi maupun dari sisi cakupan pengaturan yang lebih baik ke masa depan dengan mengutamakan prin-sip jaminan bagi hak asasi manusia

di bidang kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, implementasi hak dan kewajiban berbagai pihak serta meningkatkan peran organisasi profesi.

Dr. Ribka menambahkan, dalam Rapat Kerja Pansus RUU Kesehatan

dengan Pemerintah yang diwakili Menkes, mayoritas fraksi menerima RUU Kesehatan untuk diteruskan pada pembicaraan tingkat II guna pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna DPR. Satu fraksi, yak-ni Partai Bintang Reformasi (FPBR), menerima dengan catatan. nSmd

(28)

Media Utama

perbekalan kesehatan, terutama obat esensial. Dalam menjamin ketersediaan obat keadaan darurat, pemerintah dapat melakukan kebi-jakan khusus untuk pengadaan dan pemanfaatan obat dan bahan yang berkhasiat obat.

Pengelolaan perbekalan kese-hatan dilakukan agar kebutuhan dasar masyarakat akan perbekalan kesehatan terpenuhi. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa obat esensial dan alat kesehatan dasar tertentu dilaksanakan dengan memperhatikan kemanfaatan, harga dan faktor yang berkaitan dengan pemerataan.

Pemerintah menyusun daftar dan jenis obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat. Daftar dan jenis tersebut ditinjau dan disempurnakan paling lama setiap dua tahun sesuai den-gan perkembanden-gan kebutuhan dan teknologi.

Perbekalan kesehatan berupa obat generik yang termasuk dalam daftar obat esensial nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjang-kauannya, sehingga penetapan har-ganya dikendalikan oleh pemerintah.

Perlindungan Pasien

Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah me-nerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. Hak menerima atau me-nolak tidak berlaku pada penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke masyarakat yang lebih luas.

Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penye-lenggara/petugas kesehatan.

Pelayanan Kesehatan

Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional meliputi pelayanan kesehatan tradisi-onal yang menggunakan keterampil-an dketerampil-an yketerampil-ang menggunakketerampil-an ramuketerampil-an. Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma-norma agama.

Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang. Pemerin-tah mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat.

Pencegahan Penyakit

Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilaku-kan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan dan menghindari atau mengurangi risiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit.

Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi meliputi saat sebelum hamil, hamil, melahir-kan dan sesudah melahirmelahir-kan; pen-gaturan kehamilan, alat kontrasepsi, dan kesehatan seksual ; kesehatan sistem reproduksi.

Setiap orang dilarang melakukan aborsi. Larangan aborsi dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,

Referensi

Dokumen terkait

Netral merupakan salah satu musisi band yang menerjemahkan realitas sosial, politik, budaya, alam yang kerap melanda bangsa Indonesia dengan bahasa anak muda yang

no one sees your tears. no one sees your tears

Diteteskan 1 tetes (kira-kira 45 mikroliter) suspensi illltigen per lingkaran kartu plastik. dari pinggir bgkaran. Batang pengaduk &lum digudm untuk S i

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang

Bagaimana kita butuh waktu 2-3 minggu Untuk merencanakan suatu kegiatan Islami. Namun bisa merencanakan kegiatan

[r]

Untuk membedakan sapi yg terkena penyakit sapi gila dan tidak, bisa di dengar dari

Kepuasan kerja karyawan merupakan satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kinerja, oleh karena itu setiap perusahaan perlu berusaha agar karyawan mempunyai kinerja