• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. TI JAUA KHUSUS

3.2. Departemen PT. Zenith Pharmaceuticals

3.2.1 Departemen PPIC (Production Plan and Inventory Control)

Sesuai dengan namanya, Departemen PPIC (Production Plan and Inventory Control) mempunyai dua tugas utama, yaitu merencanakan produksi dan mengontrol inventaris pabrik. Tugas tersebut meliputi perencanaan produksi, perencanaan pengadaan bahan baku dan bahan kemas dan pengendalian inventaris. Fungsi departemen PPIC adalah :

a. Untuk mensinergikan kepentingan marketing dan manufacturing.

b. Untuk mensinergikan atau memadukan pihak-pihak dalam organisasi (pemasaran, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.

Tugas Departemen PPIC adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana produksi berdasarkan ramalan penjualan dari departemen pemasaran.

b. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stok dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar stok yang ideal (ada batasan jumlah minimal dan maksimal bahan).

c. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stok yang ada di gudang, maupun barang yang didatangkan, sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan tetap berjalan lancar dan seimbang.

d. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan, maupun kondisi inventory. e. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan

penjualan serta data inventory.

f. Menghitung standar kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas pengamatan langsung.

g. Menghitung standar yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun.

h. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehingga diperoleh data yang akurat dan up to date.

i. Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti toll manufacturing.

Sasaran pokok perencanaan produksi :

a. Ketepatan waktu dalam memenuhi janji (permintaan) pelanggan. b. Kecepatan waktu penyelesaian pesanan (permintaan) pelanggan. c. Berkurangnya biaya produksi.

d. Peluncuran produk baru dan divestment (write off) produk-produk lama berjalan lancar (teratur).

Tujuan kontrol inventory:

a. Untuk memberikan layanan terbaik pada pelanggan. b. Untuk memperlancar proses produksi.

c. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stok out).

d. Untuk menghadapi fluktuasi harga.

Sasaran pokok kontrol inventory adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan, yang menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang dikeluarkan. Jenis barang yang berada dalam kontrol inventory di departemen PPIC meliputi bahan baku, bahan kemas, produk antara dan produk jadi. Dalam menjalankan tugasnya, PPIC merupakan penghubung antar departemen yang ada dalam perusahaan serta mengkoordinasikan fungsi dari masing masing departemen yang terkait. Selain itu, PPIC juga menjadi penghubung dengan industri farmasi lainnya. Hubungan PPIC dengan departemen lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Departemen PPIC dengan departemen R&D

Kedua departemen ini bekerjasama dalam pelaksanaan launching produk baru. Departemen R&D akan mengajukan ide tentang pembuatan obat baru, kemudian melakukan trial formulasi untuk memperoleh formula produk yang dianggap paling baik. Jika formula dan cara produksi telah ditentukan, PPIC akan mengatur jadwal produksi sediaan tersebut, baik penyediaan bahan baku maupun bahan kemas.

b. Departemen PPIC dengan bagian marketing

Kedua departemen ini melakukan koordinasi terhadap forecast produk jadi. PPIC akan melihat kebutuhan pasar melalui angka penjualan bulan sebelumnya

dan PPIC bertugas mengatur stok produk jadi yang ada di gudang dan menyesuaikannya dengan rencana penjualan marketing. Bagian marketing juga bertugas mengatur dan mempersiapkan strategi penjualan produk baru. Bagian marketing juga memberi persetujuan atau penolakan terhadap usulan tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar akan produk baru tersebut.

c. Departemen PPIC dengan bagian purchasing

Kedua departemen ini bekerjasama dalam pengaturan stok bahan baku dan bahan kemas yang dibutuhkan oleh pabrik. PPIC mengajukan kebutuhan bahan baku dan bahan kemas kepada bagian purchasing. Selanjunya bagian purchasing bertanggungjawab terhadap pembelian dan ketepatan kedatangan bahan baku dan kemas tersebut sesuai dengan jadwal produksi yang dirancang PPIC.

d. Departemen PPIC dengan departemen produksi

Kedua departemen ini bekerjasama dalam koordinasi untuk kelancaran proses produksi. PPIC dan produksi bertugas merancang weekly plan. Departemen produksi akan melakukan produksi mingguannya berdasarkan rolling production plan yang telah disusun oleh departemen PPIC.

e. Departemen PPIC dengan departemen pengawasan mutu (QC)

Departemen pengawasan mutu bertanggungjawab dalam pengawasan mutu produk yang dihasilkan. Departemen pengawasan mutu akan memanfaatkan rolling production plan yang telah disusun oleh departemen PPIC dalam memperkirakan kebutuhan reagen untuk pelaksanaan analisis terhadap produk.

f. Departemen PPIC dengan departemen HRD

Berdasarkan rolling production plan yang telah disusun oleh departemen PPIC, departemen HRD dapat memperkirakan kemungkinan kebutuhan peningkatan personil demi mendukung pelaksanaan produksi yang telah direncanakan.

g. Departemen PPIC dengan bagian teknik

Bagian teknik dapat menentukan waktu perawatan mesin berdasarkan rolling production plan yang telah disusun PPIC.

h. Departemen PPIC dengan distributor

Distributor bertugas mendistribusikan barang jadi yang akan dipasarkan oleh bagian marketing. Untuk itu diperlukan koordinasi antara PPIC dan distributor terhadap penyediaan produk jadi.

i. Departemen PPIC dengan industri lainnya

Untuk melaksanakan kerjasama dalam bentuk toll in/toll out, PPIC akan menjadi penghubung antara PT. Zenith Pharmaceuticals dengan industri lainnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh departemen PPIC di PT. Zenith Pharmaceuticals antara lain :

a. Penerimaan barang

Penerimaan barang dilakukan oleh bagian umum atau bagian penerimaan, baik bahan baku maupun bahan kemas. Secara garis besar, alur penerimaan barang di PT. Zenith Pharmaceuticals adalah sebagai berikut :

1) Bagian penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang datang, antara lain keadaan fisik, penandaan pada barang seperti label dari pabrik pembuat dan waktu kadaluwarsa, kelengkapan, kesesuaian dengan surat jalan, dan Certificate of Analysis (CoA). Bila telah sesuai, maka surat jalan ditanda tangani dan aslinya kembali ke pemasok dengan tembusan disimpan bagian penerimaan. Bila tidak sesuai, barang di-reject dan dikembalikan ke pemasok. 2) Barang-barang yang telah dicek dan sesuai dibuatkan Memo Penerimaan

Barang yang terdiri dari 5 lembar (2 lembar berwarna putih, 1 lembar berwarna merah, 1 lembar berwarna kuning dan 1 lembar berwarna hijau) sebagai bukti penerimaan barang dan didistribusikan ke bagian QC, logistik dan keuangan. Barang-barang tersebut ditempatkan di daerah karantina dan diberi label karantina sambil menunggu pemeriksaan oleh bagian QC.

3) Barang-barang tersebut dicatat dalam Buku Ekspedisi Bahan Baku atau Bahan Kemas.

4) Bagian QC melakukan sampling bahan baku dan bahan kemas, kemudian diberi label “Contoh Diambil” pada barang yg disampling. Petugas QC akan mengisi Log Book yang berisi nama bahan baku, no batch dan jumlah yang disampling pada hari itu. Jika barang release, maka diberi label hijau “Diluluskan”. Manajer QC menandatangani Memo Penerimaan Barang dan mengambil lembar kuning. Empat Memo Penerimaan Barang lainnya diteruskan ke bagian logistik. Jika QC me-reject barang tersebut, maka diberi label merah ”Ditolak” dan barang disimpan di gudang reject untuk dikembalikan ke pemasok. Bagian QC juga harus membuat Memo Penolakan Barang (beserta alasan penolakan) yang kemudian diserahkan ke bagian pembelian, logistik, dan penerimaan.

5) Barang yang dinyatakan release oleh bagian QC dimasukkan ke gudang penyimpanan bahan baku atau bahan kemas. Kepala bagian Logistik akan menandatangani Memo Penerimaan Barang dan mengambil lembar merah. 6) Memo Penerimaan Barang yang lain kembali lagi ke bagian penerimaan untuk

keperluan stok barang. Bagian penerimaan menandatangani Memo Penerimaan Barang tersebut dan kemudian mengambil lembar hijau. Selanjutnya, Memo Penerimaan Barang dibawa ke bagian pembelian untuk dilakukan pemastian bahwa barang telah diperiksa oleh bagian QC untuk kemudian diserahkan ke bagian keuangan atau administrasi. Dua lembar putih Memo Penerimaan Barang dan Surat Jalan diserahkan ke bagian keuangan atau administrasi, kemudian ditandatangani dan dijadikan arsip.

b. Penyimpanan barang

Gudang merupakan salah satu sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan. Gudang juga berfungsi melindungi bahan dan produk dari pengaruh lingkungan luar dan serangga. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau biasa disebut manajemen pergudangan. Manajemen pergudangan memiliki cakupan antara lain, mengatur orang atau

petugas (SDM), mengatur penerimaan barang, mengatur penataan/penyimpanan barang, dan mengatur pelayanan akan permintan barang.

Agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar, maka gudang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam CPOB, yaitu : 1) Harus ada prosedur tetap (protap) yang mengatur/tata cara kerja bagian

gudang, termasuk didalamnya mencakup tentang cara penerimaan bahan, penyimpanan dan distribusi bahan/produk.

2) Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dala keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.

3) Harus ada tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar atau mudah meledak (misal, alkohol atau pelarut organik lain).

4) Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status “karantina” dan “ditolak”.

5) Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi.

6) Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out).

Gudang memerlukan sistem pengendalian yang tepat dan dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan penempatan bahan-bahan secara teratur serta memperkecil resiko kontaminasi silang. Lingkungan penyimpanan disesuaikan dengan sifat dan kondisi yang dipersyaratkan dari bahan yang akan disimpan. Gudang di PT. Zenith Pharmaceuticals terdiri dari gudang bahan baku, gudang bahan kemas dan gudang obat jadi. Masing-masing dikepalai oleh seorang kepala bagian.

Gudang bahan baku memiliki dua area yang berfungsi sebagai area sampling dan area penyimpanan. Berikut uraian mengenai kedua area tersebut:

1) Area sampling

Area sampling merupakan tempat/ ruang khusus dilakukannya sampling atau pengambilan contoh bahan baku dan bahan kemas primer oleh bagian QC. Kelas ruang area sampling ini dipersyaratkan sama dengan kelas ruang produksi atau grey area (dikondisikan sama dengan ruang dimana bahan tersebut digunakan). 2) Area Penyimpanan

Area penyimpanan adalah tempat untuk menyimpan bahan baku yang sudah dinyatakan lolos uji oleh QC. Penataan bahan baku disusun berdasarkan prioritas, artinya bahan baku yang sering digunakan bagian produksi disimpan di depan supaya lebih mudah dalam pengambilan. Bahan aktif dan bahan tambahan disimpan terpisah serta disesuaikan dengan kondisi penyimpanan bahan, misalnya cangkang kapsul disimpan di ruang bersuhu sejuk. Bahan cair dan mudah terbakar disimpan terpisah di ruang khusus. Penataan bahan disesuaikan dengan jenis dan kemasan bahan, sedangkan pengeluarannya menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Untuk memudahkan pencarian atau pengeluaran digunakan kartu stelling yang terpasang pada setiap rak.

Gudang bahan baku PT. Zenith Pharmaceuticals terdiri dari tiga tingkatan rak. Bahan baku yang dikemas dalam sak-sak atau yang agak ringan ditempatkan di rak bagian atas, sedangkan untuk bahan baku dalam drum-drum berat di rak bawah. Untuk bahan baku β-laktam disimpan di gudang bahan baku β-laktam yang terpisah yaitu di bangunan β-laktam. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang bahan baku non laktam dengan bahan baku β-laktam.

Gudang bahan kemas terdiri dari tiga ruang gudang, yaitu gudang bahan kemas primer; ruang brosur, etiket dan hologram; dan gudang bahan kemas sekunder. Berikut uraian mengenai ketiga ruangan gudang bahan kemas tersebut : 1) Gudang bahan Kemas Primer

Digunakan untuk menyimpan pollycelonium dan botol sirup. Penyimpanan bahan pollycelonium dan cangkang kapsul di ruangan khusus disesuaikan dengan syarat penyimpanannya yaitu pada ruang dengan suhu 20o-28oC dan RH 45-75 %.

2) Ruang Brosur, Etiket dan Hologram (Label Obat)

Brosur, etiket dan hologram disimpan dalam ruang khusus yang terkunci untuk menjamin keamanannya.

3) Gudang Bahan Kemas Sekunder

Digunakan untuk menyimpan folding box, dus dan kaleng (botol plastik). Penataan gudang bahan kemas sekunder menggunakan metode seperti halnya pada gudang bahan baku ada pembagian area khusus untuk setiap jenis bahan

kemas. Untuk memudahkan pengambilan, terdapat kartu stelling pada setiap rak serta kartu stok yang terdapat nomor rak dimana bahan kemas tersebut berada.

Gudang obat jadi merupakan tempat untuk menyimpan obat jadi hasil produksi siap untuk didistribusikan ke bagian pemasaran. Gudang obat jadi PT. Zenith Pharmaceuticals ada dua tempat yaitu gudang utama di pabrik (Jalan Tambak Aji) dan gudang tambahan di kantor pemasaran (Jalan Wotgandul Barat). Gudang obat jadi terdiri dari dua area, yaitu area penyimpanan obat jadi dan area pengeluaran barang. Berikut uraian mengenai ketiga ruangan gudang bahan kemas tersebut :

1) Area Penyimpanan Obat Jadi. Area ini digunakan untuk menyimpan obat yang telah di release oleh departemen QA.

2) Area Pengeluaran Barang. Barang utama untuk dikirim hari itu ditata di dekat pintu luar gedung untuk memudahkan pengiriman. Pengeluaran barang juga menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Dari gudang obat jadi, barang kemudian diserahkan ke Bagian Pengiriman Barang dengan disertai Bukti Tanda Terima.

Pengontrolan keluar masuknya barang baik dari gudang bahan baku, gudang bahan kemas, maupun gudang obat jadi dilakukan dengan kartu stok dan kartu stelling. Jumlah barang yang masuk dan keluar akan tercatat dalam kartu stok dan kartu stelling ini. Selain itu, juga dilakukan sistem stock opname setiap 3 bulan untuk mengecek kesesuaian antara kartu stok dengan jumlah sebenarnya di gudang. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau perbedaan, maka dibuat laporan penyimpangan dan dilaporkan pada Manajer Produksi untuk ditelusuri lebih lanjut.

c. Pengiriman obat jadi

Pengiriman barang atau obat jadi dilakukan berdasarkan rencana harian pengiriman obat jadi.

Pengiriman obat jadi dapat dijelaskan berikut ini :

1) Bagian gudang obat jadi membuat rencana harian pengiriman obat jadi berdasarkan permintaan pesanan dan kondisi stok, yang tercatat di Buku

Rencana Pengiriman Obat Jadi dan dibuatkan Bukti Tanda Terima (BTT) sebanyak tiga lembar (1 lembar warna merah, 1 lembar warna putih dan 1 lembar warna kuning).

2) Bagian gudang obat jadi menyerahkan barang atau obat jadi yang akan dikirim ke Bagian Pengiriman disertai BTT.

3) Bagian pengiriman mencocokkan barang yang akan dikirim dengan BTT seperti nama dan jumlah barang, apabila sesuai maka BTT diparaf. Bila tidak sesuai, dilakukan konfirmasi ke bagian gudang obat jadi.

4) Barang yang telah sesuai dimasukkan ke box dan dicatat dalam Buku Pengiriman (tanggal, nomor polisi mobil, tujuan, sopir, jam berangkat dan jam kembali).

5) Barang beserta BTT dikirim ke wotgandul barat, PT. Walet atau PT Amapharm. Pihak penerima menandatangani BTT dan mengambil lembar BTT merah. Lembar BTT warna kuning dan putih dikirim kembali ke bagian pengiriman dan bagian gudang obat jadi di Jalan Tambak Aji.

6) Setiap sopir yang mengirimkan barang harus membawa Surat Jalan dan Bukti Tanda Terima. Surat Jalan diperiksa oleh satpam ketika akan keluar atau masuk pabrik.

3.2.2 Departemen Research and Development (R&D)

Departemen R&D untuk PT. Zenith Pharmaceuticals dan PT. Bufa Aneka masih tergabung dalam satu struktur manajemen, dimana Manajer R&D membawahi Manajer Pengembangan Formulasi dan Manajer Pengembangan Metode Analisa. Manajer Pengembangan Formulasi yang berkantor di PT. Zenith Pharmaceuticals membawahi bagian pengembangan formula (formula untuk produk baru dan pengembangan formula lama) dan bagian pengembangan kemasan. Manajer Pengembangan Metode Analisa membawahi bagian pengembangan metode analisa dan registrasi yang berkantor di PT. Bufa Aneka. Tugas departemen R&D secara umum adalah :

a. Meneliti dan mengembangkan produk baru.

b. Mengembangkan produk yang sudah ada (existing product). c. Meneliti dan mengembangkan metode analisa baru.

d. Mengembangkan metode analisa produk yang sudah ada. e. Standarisasi kemasan.

f. Membuat desain kemasan primer dan sekunder. g. Melakukan pendaftaran atau registrasi produk baru. h. Melakukan uji stabilitas produk obat.

i. Melakukan trial production.

Departemen Research and Development (R&D) di PT. Zenith Pharmacuticals memiliki 4 bagian, yaitu :

a. Pengembangan Formulasi

Pengembangan produk baru diawali dari usulan pengembangan produk baru. Usulan produk baru dapat diajukan oleh pihak marketing, departemen R&D maupun dari departemen lain, kemudian pihak yang mengajukan usulan mengisi Form Usulan Pengembangan Produk serta disampaikan pada rapat marketing. Usulan pengembangan produk baru yang telah disetujui kemudian dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Tahunan untuk dibuat jadwal pelaksanaan pengembangan produk baru yang meliputi formulasi, trial produksi, uji stabilitas produk, analisa dan registrasi produk.

Tahap formulasi diawali dengan studi preformulasi, pengujian produk komparator, menetapkan target profile, dan membuat desain formula. Departemen R&D kemudian mempersiapkan bahan-bahan untuk pelaksanaan percobaan. Percobaan dimulai dari skala laboratorium (besar bets minimal 1/10 dari skala pilot) yang diiukuti uji stabilitas dipercepat untuk formula terpilih. Jika hasil baik, dilanjutkan dengan trial skala pilot (besar bets minimal 1/10 dari skala produksi), diikuti validasi proses dan uji stabilitas dipercepat serta long term.

Data dua bets skala pilot sudah boleh digunakan untuk proses registrasi ke Badan POM. Setelah nomor ijin keluar, segera dilakukan pembuatan skala produksi yang diikuti dengan uji stabilitas dipercepat dan long term. Selanjutnya, dilakukan launching produk. Alur pengembangan produk baru terdapat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2. Alur Pengembangan Produk Baru PT. Zenith Pharmaceuticals

b. Pengembangan Produk Eksis

Tujuan pengembangan ini adalah melakukan inovasi dalam hal peningkatan mutu produk agar produk yang telah ada tetap eksis dan bersaing di pasaran dengan melakukan improving process dan reformulasi produk serta mencari alternatif bahan baku. Pengembangannya dapat berupa perbaikan bentuk sediaan, perbaikan formula maupun perbaikan kemasan.

c. Pengembangan Kemasan

Pengembang kemasan bertugas mendesain kemasan untuk produk baru maupun perubahan kemasan untuk produk lama. Dalam proses pembuatan

Ide Produk dari Marketing

Evaluasi Ide Produk Baru oleh Tim

Proyek Rancangan Kerja

Studi Preformulasi (penentuan target profile)

Formulasi (penentuan spesifikasi produk)

Trial Skala Laboratorium + Uji Stabilitas dipercepat

Validasi Metode Analisa

Uji Stabilitas (dipercepat dan real time)

Trial Skala Pilot + Validasi Proses

Scale up Skala Produksi

Pra Registrasi Registrasi Validasi Proses Ditolak Ditolak Launching produk

kemasan produk, bagian pengembangan kemasan membuat beberapa desain kemasan yang kemudian akan dipilih salah satu kemasan yang sesuai dengan spesifikasi. Kemasan berisi nama obat, kandungan zat aktif, kekuatan sediaan, indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, peringatan (untuk obat bebas terbatas), mekanisme farmakologi, logo obat (bebas/bebas terbatas/keras), nomor registrasi obat, nomor bets, tanggal pembuatan, tanggal kadaluwarsa, nama dan lambang PT. Zenith Pharmaceuticals, dan harga eceran tertinggi (HET) obat.

d. Registrasi

Produk-produk obat sebelum beredar di pasaran harus mendapatkan ijin edar dengan melakukan pendaftaran produk atau registrasi pada BPOM. Obat-obat yang akan dipasarkan di masyarakat secara legal mempunyai nomor registrasi produk yang dikeluarkan bila telah memmenuhi evaluasi oleh BPOM.

e. Pengujian Stabilitas Produk Obat

Pada saat melakukan registrasi produk obat baru maupun produk obat copy perlu melampirkan data-data tentang uji stabilitas produk untu mengetahui masa kadaluwarsanya. Stabilitas didefenisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat kimia, fisika, mikrobiologi dan biofarmasi sebelum batas kadaluwarsanya. Stabilitas yang dinyatakan sebagai batas waktu atau periode, dimana obat itu masih memenuhi persyaratan, juga disebut selflife.

Pada prinsipnya,ada dua macam uji stabilitas, yaitu uji stabilitas jangka panjang (long term testing) yang berguna untuk menentukan kadaluwarsa riil dan uji stabilitas dipercepat(accelerated testing) yang berguna untuk memprediksi waktu kadaluwarsa. Uji stabilitas jangka panjang dilakukan dengan menyimpan sampel produk pada suhu kamar selama 3 tahun atau lebih, sedangkan uji stabilitas dipercepat dilakukan dengan menyimpan sampel produk dalam climatic chamber yang suhunya dapat diatur sesuai yang ditentukan selama periode 6 bulan. Kriteria sampel yang diguanakan dalam pelaksanaan uji stabilitas :

1) Berasal dari formula dan bentuk sediaan, kemasan yang sama dengan yang akan dipasarkan.

2) Dapat mewakili proses pembuatan baik produksi skala kecil maupun skala besar.

3) Minimal 3 bets dengan mencantumkan jumlah produk tiap bets, kondisi penyimpanan dan frekuensi pengujian.

3.2.3 Departemen Produksi

Departemen produksi di PT. Zenith Pharmaceutical dipimpin oleh satu orang manajer produksi dengan dua asisten manajer. Manajer produksi membawahi lima supervisor yaitu bagian tablet, sirup, kemas primer, kemas sekunder dan beta laktam. Setiap supervisor membawahi ketua regu yang mengatur dan mengawasi jalannya proses produksi.

Gambar 3.3. Struktur organisasi departemen produksi PT. Zenith Pharmaceuticals

KR Produksi

Operator Operator Operator Operator Operator

Supervisor Kemas Primer Supervisor Sirup (NBL) Supervisor Tablet (NBL) Supervisor Kemas Sekunder Supervisor Beta Laktam KR Pelaksana KR Pelaksana

KR Pelaksana KR Pelaksana KR Kemas

Sekunder

Operator Manajer Produksi

Departemen produksi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mencapai target produksi (kuantitas, kualitas, dan waktu yang tepat) yang ditetapkan berdasarkan kapasitas mesin dan ketersediaan tenaga kerja, serta memonitor aktivitas harian dan mingguan berdasar rencana produksi mingguan.

b. Mengoptimalkan dan mengontrol biaya bulanan dan tahunan yang dipakai untuk mencapai target produksi.

c. Memastikan ketersediaan utilitas kerja, misalnya AHU, pengendali tekanan udara, suhu, penerangan, kompresor, dan RH.

d. Memantau produktivitas kerja, output personil dan mesin prouksi.

e. Mengefisienkan pemakaian kapasitas mesin dengan cara melakukan penjadwalan yang efisien, penempatan operator yang tepat, dan perawatan mesin.

f. Memeriksa, mengevaluasi, dan memberi approval dokumen-dokumen yang dipakai dan dikirim ke pengawas mutu.

g. Membimbing supervisor dan ketua regu pelaksana. h. Memberi training.

i. Memastikan dipenuhinya standar-standar atau peraturan-peraturan yang berlaku misal CPOB.

Kegiatan produksi dapat diartikan sebagai semua kegiatan pembuatan mulai dari perencanaan produksi, penerimaan awal, penimbangan, pengolahan sampai dengan pengemasan hingga menghasilkan produk jadi. Proses produksi di

Dokumen terkait