NO. TASK NAME DURATION START END PREDECESSOR
1. Department : •Farma
• Non-Farma • Cosmetic • Feed • GA
3.5.1. 5 Project Code
Project code digunakan untuk mengetahui sebuah project itu untung atau rugi yang dilihat dari report profit and loss dan trial balance. Project code dimasukkan ke dalam transaksi (Misalnya: A/P Invoice, Outgoing Payment, Incoming Payment, dll) yang ada kaitannya dengan project tersebut.
Gambar 3. 26 Form Projects Setup
1) Struktur pengkodean project code :
Kode Project = Customer Code (Kode Project menggunakan Kode Customer yang memiliki project).
2) Project code rules :
Project code bedasarkan pareto (hanya customer-customer tertentu saja yang didaftarkan ke dalam project, sehingga bisa dilihat laba ruginya).
3.5.1. 6 Warehouse
Warehouse (gudang) digunakan untuk melakukan pengontrolan stok barang di suatu perusahaan, untuk mencegah terjadinya kekurangan stok dan agar bisa melakukan pengontrolan yang baik, pembuatan nama gudang di SAP bisa dibuat berdasarkan lokasi atau berdasarkan Zona.
Gambar 3. 27 Form Warehouses Setup
Warehouse dibedakan setiap department : • Non Pharma
• Pharma • Cosmetic • Feed
Kemudian pada setiap department yang adamemiliki 5 jenis warehouse : • Main Warehouse (memiliki bin)
• Mixing (hanyaada di Non Pharma) • QC
• Repackaging • Reject • Retail
Pada warehouse setup terdapat beberapa informasi, yakni: • General Tab
• Location (diisidengan department ex: Pharma, Non Pharma sesuai dengan kelompok gudang)
• City (alamat warehouse) • Accounting Tab
Berikut format gudang yang akan digunakan:
Tabel 3. 17 Format gudang yang digunakan
Lokasi Kode Gudang
Nama
Gudang Keterangan
Cikarang NPH01-01 Non Pharma Main
Untuk barang non pharma setelah lolos QC
Cikarang NPH02-01 Non Pharma QC
Untuk quality control barang non
pharma
Cikarang NPH03-01 Non Pharma Retail
Untuk barang barang yang di jual eceran, proses re-packaging, dan barang sample
Cikarang NPH04-01 Non Pharma Reject
Barang yang non pharma yang tidak lolos QC
HO NPH06-01 Non Pharma
HO Untuk sample
Customer NPH07-01 Non Pharma
Consignment Untuk Consignment
Pelabuhan NPH08-01 Non Pharma
Drop Ship Untuk Drop Ship
Cikarang NPH99-01 Non Pharma
Mixing Barang non pharma campuran
Cikarang PHM01-01 Pharma Main Untuk barang pharma setelah lolos QC Cikarang PHM02-01 Pharma QC Untuk quality control barang pharma
Cikarang PHM03-01 Pharma Retail
Untuk barang barang yang di jual eceran, proses re-packaging, dan barang sample
Cikarang PHM04-01 Pharma Reject Barang yang tidak lolos QC HO PHM06-01 Pharma HO Untuk sample
Customer PHM07-01 Pharma
Consignment Untuk Consignment
Lokasi Kode Gudang
Nama
Gudang Keterangan
Ship
Cikarang COS01-01 Cosmetic Main Untuk barang cosmetic setelah lolos QC Cikarang COS02-01 Cosmetic QC Untuk quality control barang cosmetic
Cikarang COS03-01 Cosmetic Retail
Untuk barang barang yang di jual eceran, proses re-packaging, dan barang sample
Cikarang COS04-01 Cosmetic Reject Barang cosmetic yang tidak lolos QC
HO COS06-01 Cosmetic HO Untuk sample Customer COS07-01 Cosmetic
Consignment Untuk Consignment
Pelabuhan COS08-01 Cosmetic Drop
Ship Untuk Drop Ship
Cikarang FEE01-01 Feed Main Untuk barang feed setelah lolos QC Cikarang FEE02-01 Feed QC Untuk quality control barang feed
Cikarang FEE03-01 Feed Retail
Untuk barang yang di jual eceran,proses repackaging, dan barang sample
Cikarang FEE04-01 Feed Reject Barang feed yang tidak lolos QC Cikarang FEE05-01 Feed Sample Barang feed untuk keperulan sample
Surabaya FEE01-02 Feed Main Untuk barang feed setelah lolos QC
untuk gudang surabaya
Surabaya FEE02-02 Feed Retail
Untuk barang barang yang di jual eceran, proses re-packaging, dan barang sample untuk gudang surabaya Surabaya FEE03-02 Feed Reject Barang yang tidak lolos QC gudang
Surabaya
Surabaya FEE04-02 Feed Sample Barang keperluan sample Surabaya Surabaya FEE05-02 Feed
Consignment Untuk Consignment
Khusus Admin Surabaya bisa membuat Delivery Order dan Good Receipt PO.
Untuk proses issue barang sample dilakukan oleh admin sales Keterangan : XXXYY-ZZ XXX = Department YY = Kode Warehouse 01 : Main Warehouse 02 : QC 03 : Retail 04 : Quarantine 05 : Mixing ZZ = Kode Cabang 3.5.1. 7 Bin Location
Struktur bin location : Level 1 : Area
Contoh kode :
A01 : Main Warehouse Sub level 1 : Row Contohkode :
R02A :Row 02 bagian A Sub level 2 : Rack
Contohkode :
RK01 :Rack nomor 01 Sub level 3 : Shelf Contoh kode :
SH01 :Laci nomor 01
Gambar 3. 29 Sketsa Letak Rak pada gudang PT. XYZ
Contoh penulisan kode bin : A01-R02A-RK01-SH01
Cara membacanya adalah: Terletak pada Area Main Warehouse di Baris 02 A pada Rack nomor 01 dan Shelf nomor 01.
3.5.1. 8 Item Group
AP dapat menentukan item group terhadap items pada perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi semua tipe item yang ada pada PT.XYZ.
Gambar 3. 30 Form Item Groups
Struktur Item Group: maximal 20 karakter
Item group diambil dari nama produk. Item Group akan didaftarkan apabila item code atas item group tersebut lebih dari 1.
Food
Color : bisa berasal dari department Non Pharma dan Cosmetic. Single : barang department pharma yang tidak memiliki item group. Feed
Cosmetic : bisa cosmetic bisa color UDF :
Group Description 3.5.1. 9 Item Master Data
SAP Business One dapat mengontrol semua item yang dibeli, diproduksi, dijual atau yang ada digudang. Untuk barang-barang yang tidak dimaintain quantity-nya pada inventory atau khususquantity-nya jasa, maka dibuatkanquantity-nya Non Inventory Item.
Item master data SAP Business One digunakan untuk menambah, mengubah, serta mencari data item. Item master data disini termasuk daftar semua barang (bukan assets) yang digunakan perusahaan.
Gambar 3. 31 Form Item Master Data
X X X X X Z Z
5 digit XXXXX = Running Number
2 digit ZZ = Lokal (11) atau Import (12) Contoh :
0000112
(kode item dengan no urut 00001, danmerupakan barang import) Notes :
• Membutuhkan penggunaan kode rahasia suatu item terhadap customer tertentu pada print out document, menggunakan BP Catalog Number.
• Grade menggunakan remarks pada transaksi. Kemudian didaftarkan grade pada master batch.
• Item Code tertentu memiliki nilai minimum dan maximum stock, diset setiap main warehouse department.
• Jika item tersebut melewati minimum dan maximum stock akan muncul warning.
• Item yang berasal dari re-packaging, harus dibuatkan item code yang baru.
• Packing Slip digunakan untuk informasi kepada pihak ekspedisi, satuan yang digunakan untuk packing slip adalah koli. Satuan koli tergantung dari jenis item master datanya, misalnya : 1 koli =25 kg atau 1 koli = 20 kg.
• Group Description : Mengambil data-data group description dari Item Group.
• Origin
• Lokal atau Import • Comodity/Speciality • Grade Product
Dropdown list yang berisikan : BP BP/EP BP/USP BP2009 BP2010/USP32 BP2011 BP2011/EP7 BP2012 BP93/USP23 BP93/USP32 CVP2005 DAB 10 EP5 EP5/USP32 EP7 EP7.2 Feed Grade Food Grade Grade 45/BP2011 PhEur PhEur/BP Pharma Grade USP USP–DC USP24 USP26 USP31/BP2007 USP32 USP34 USP35 JP15 EP7/USP35 BP93 EP 4 BP2011/USP34 BP2007/USP32 USP33 BP2011/EP7/USP34 3.5. 2 Proses Bisnis
3.5.2. 1 Proses Bisnis Sales
Gambar 3. 32 Proses Penjualan PT. XYZ Setelah Menggunakan SAP B1 HANA
Gambar 3.32 merupakan gambaran proses penjualan yang diusulkan untuk PT. XYZ setelah menggunakan SAP B1 HANA. Proses yang diusulkan hampir menyerupai proses penjualan yang dimiliki oleh PT. XYZ sebelum menggunakan SAP B1 HANA. Hanya saja ada beberapa proses yang tidak dicatat pada saat menggunakan sistem lama, kemudian proses tersebut didokumentasikan atau dicatat ke dalam sistem SAP B1 HANA. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar semua proses dan dokumen yang ada dapat didokumentasikan untuk meningkatkan kontrol terhadap proses bisnis perusahaan. Untuk rincian setiap proses yang ada akan dibahas lebih lanjut pada subbab berikut.
Keterangan Gambar : Proses Normal : 1a-2a-3a Alternatif 1 : 1a-2a-3b-4a
Alternatif 2 : 1a-2a-3a-4b Alternatif 3 : 1b-2b-2a-3a
Alternatif 4 : 1a-2a-3a-4c Alternatif 5 : 1c-2c-2a-3a
Terdapat 4 jenis proses penjualan pada PT. XYZ, yaitu : • Proses Penjualan
Proses ini adalah proses penjualan sehari hari atau biasa yang dilakukan oleh PT. XYZ.
• Proses AR Down Payment
Penjualan ini adalah penjualan yang dilakukan dengan uang terlebih dahulu.
• Proses Penjualan Barang Langsung Dikirim dari Pelabuhan
Penjualan ini adalah penjualan dimana barang yang dipesan oleh customer tidak masuk ke gudang PT. XYZ, melainkan ketika barang sampai di pelabuhan, barang langsung dikirim ke gudang customer. • Proses Penjualan Kontrak
Penjualan ini adalah penjualan yang dilakukan setelah adanya ikatan perjanjian atau kontrak.
1
2
9
3.5.2.1. 1Proses Penjualan
Gambar 3.33 merupakan gambaran proses bisnis usulan ketika menggunakaan SAP Business One Hana. Proses bisnis yang diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Proses sales dapat dimulai berdasarkan PO dari customer. Jika adanya penawaran dari customer, maka penawaran tersebut akan dicata dalan sales quotation.
2. Admin Gudang akan membuat Picking List berdasarkan Back Order Report yang ada di SAP.
3. Setiap barang yang terdapat pada Picking List akan dipilih Batch-nya oleh Admin Gudang berdasarkan ketentuan yaitu FEFO (First Expired First Out).
4. Setelah Picking List selesai dibuat, maka admin sales akan memeriksa Batch pilihan dari admin gudang dan merubah status approval bila menyetujui pilihan dari admin gudang. Setelah disetujui oleh Admin Sales, Admin finance mencari pick list dengan UDF status YES dan status Release kemudian admin finance mencek outstanding payment atas customer tersebut tersebut.
5. Jika customer tersebut mempunyai outstanding payment yang melebihi standar maka bagian finance akan melakukan konfirmasi kepada bagian admin sales. Jika tidak disetujui admin sales maka admin finance akan menolak pick list tersebut tetapi jika disetujui, maka admin finance akan mengupdate status pick list menjadi picked.
6. Admin gudang akan mencari pick list dengan status picked dan mencetak pick list tersebut untuk diberikan kepada picker. Setelah mendapatkan pick list maka picker akan menyiapkan barang seusai dengan list dari pick list.
7. Setelah barang siap maka admin gudang akan membuat delivery (Delivery Order dan Good Issue) atas barang tersebut kemudian mencetak surat jalan untuk diserahkan kepada bagian pengiriman.
8. Setelah barang terkirim (tanggal kembali pada Delivery Order sudah diisi oleh admin gudang), admin Finance akan membuat AR Invoice. Sistem otomatis membuat faktur pajak , kemudian admin finance mencetak faktur pajak.
9. Admin finance melakukan pengecekan informasi rekening bank, jika sudah ada pembayaran dari customer untuk tagihan tersebut, maka admin finance membuat incoming payment berdasarkan invoice tersebut.
3.5.2.1. 2Proses AR Down Payment
Gambar 3. 34 Proses Uang Muka Penjualan
Gambar 3.34 menunjukan proses uang muka penjualan, di mana proses-proses yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Bagian Admin Finance melakukan pengecekan Sales Order pada customer tertentu yang memiliki TOP sebelum melakukan Delivery Order.
2. Admin Finance membuat AR Down Payment Invoice berdasarkan Sales Order dan sesuai dengan termin yang tercantum pada Sales Order.
3. Sistem otomatis membuat faktur pajak, kemudian Admin Finance mencetak faktur pajak.
4. Admin Finance mengecek informasi rekening bank, jika sudah menerima pelunasan dari customer maka dibuatkan Incoming Payment atas AR Down Payment-nya.
5. Admin Sales mendapat informasi dari Admin Finance, bahwa sudah ada pelunasan AR Down Payment, maka Admin Sales membuat Pick List berdasarkan Sales Order.
6. Admin Warehouse memeriksa list Pick and Pack, kemudian membuat Delivery Order atas Pick and Pack-nya.
7. Kemudian admin Finance membuat AR Invoice berdasarkan Delivery Order yang sudah dibuat oleh admin Warehouse.
8. Untuk AR Down Payment dicetak 3 Rangkap : • 1 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Accounting • 1 Rangkap untuk Finance
9. Pencetakan faktur pajak dicetak 4 rangkap: • 2 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Finance • 1 Rangkap untuk Accounting
Jurnal yang terbentuk pada AR Down Payment : Trade Receivables - Non Pharma Colour Dr
3.5.2.1. 3Proses Penjualan Barang Langsung Dikirim dari Pelabuhan
Gambar 3. 35 Proses Penjualan Barang Langsung
Gambar 3.35 menggambarkan proses penjualan barang langsung yang dapat terjadi pada 2 kondisi berikut :
a. Barang dapat keluar dari pelabuhan
• Bagian import mendapat informasi barang dapat keluar dari pelabuhan, kemudian menginformasikan ke admin sales untuk membuat sales order.
• Setelah admin sales membuat sales order, admin sales langsung membuat delivery order. Dan mencetak delivery order tersebut untuk diberikan ke bagian import.
• Bagian import membawa surat jalan (Delivery order) untuk dibawa ke pelabuhan dan diberikan ke ekspedisi untuk diberikan langsung ke pelanggan.
b. Barang tidak dapat keluar dari pelabuhan
• Bagian import mendapat informasi barang tidak dapat keluar dari pelabuhan, Kemudian menginformasikan ke admin sales.
• Admin sales meng-update warehouse di sales order menjadi warehouse main.
3.5.2.1. 4 Proses Penjualan Kontrak
Gambar 3. 36 Proses Penjualan Kontrak
Proses penjualan kontrak merupakan transaksi penjualan yang terjadi karena adanya kesepakatan yang mengikat antara PT. XYZ dengan pelanggan. Di mana kesepakatan ini berisi perjanjian mengenai barang yang akan dibeli dalam jangka waktu tertentu, jumlah tertentu, dan harga yang telah disepakati. Proses penjualan kontrak dapat dilihat pada gambar 3.36. Dan proses yang berlangsung adalah sebagai berikut :
1 Apabila sales mendapatkan kesepakatan dengan customer untuk sistem kontrak (Secara lisan maupu nmelalui aggrement). Sales meminta kepada admin sales untuk dibuatkan blanket agreement (untuk memberikan informasi mengenai barang yang akan dipesan, jumlah, jangka waktu, dan harga yang telah disepakati).
2 Bagian sales menerima PO dari customer yang berhubungan dengan kontrak. Sales meminta kepada admin sales untuk membuat sales order.
3.5.2. 2 Proses Order
Proses Order dilakukan oleh bagian sales untuk mencatat pemesanan yang dilakukan oleh customer yang ingin membeli produk dari PT. XYZ.
Gambar 3. 37 Proses Order dengan SAP Business One
Gambar 3.37 menunjukan proses order yang ada di PT.XYZ. Jika ada perjanjian dengan customer, maka akan dibuat blanket agreement yang digunakan untuk mencatat semua kesepakatan antara PT.XYZ dengan customer. Setelah itu sales order akan dibuat berdasarkan kontrak yang ada dengan memasukan nomor blanket agreement. Sales order juga bisa dibuat berdasarkan sales quotation. Sales quotation digunakan untuk mencatat penawaran dari customer. sales order juga dapat langsung dibuat tanpa adanya blanket agreement maupun sales quotation.
3.5.2. 3 Proses Perpindahan Barang
Gambar 3. 38 Proses Perpindahan Barang antar Departemen
Proses perpindahan barang ini dilakukan karena adanya penjualan yang dilakukan pada departemen tertentu, tetapi barang pada departemen tersebut tidak memenuhi penjualan tersebut. Sehingga perlu dilakukan perpindahan barang antar departemen sehingga penjualan pada departemen tersebut dapat dilakukan. Proses perpindahan barang ini adalah proses perpindahan barang yang dilakukan oleh 1 departemen untuk meminta barang kepada departemen lainnya. Proses perpindahan barang antar departemen pada PT. XYZ dapat dilihat pada gambar 3.38. Untuk keterangan gambar dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
1. Admin Sales membuat Inventory Transfer Request.
2. Admin Gudang mencetak Inventory Transfer Request sebagai pick list untuk diberikan kepada bagian gudang.
3. Bagian Gudang membawa barang dari gudang asal sesuai dengan pick list pada form inventory transfer request.
4. Kemudian setelah itu bagian gudang meletakan setiap barang pada rak di gudang tujuan dan mencatatkan nomor rak tersebut pada form inventory transfer request.
5. Admin gudang melakukan proses add Inventory Transfer.
3.5.2. 4 Proses Delivery
Terdapat 2 jenis proses delivery pada PT. XYZ, yaitu : • Proses Pengiriman Barang
Proses ini adalah proses pengiriman barang yang sudah dibuat Sales Order.
• Proses Pengiriman Barang Sample dari Warehouse
Proses ini adalah proses pengiriman barang sample yang diminta oleh customer. Proses ini hanya dilakukan apabila ada customer yang meminta sample barang yang ingin mereka beli.
3.5.2.4. 1Proses Pengiriman Barang
Proses pengiriman barang dapat dilihat pada gambar 3.39. Di mana proses yang berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Admin sales meng-update delivery pada form SO jika ada perubahan. 2. Admin Gudang melihat Back Order Report untuk melihat SO yang
akan dijadikan moden sesuai tanggal pengiriman.
3. Admin Gudang membuat Pick and Pack Manager berdasarkan Back Order Report .
4. Kemudian Admin Gudang menentukan bacth sesuai dengan FEFO(First Expired First Out).
5. Kemudian admin sales melihat batch yang telah dipilih oleh admin gudang jika setuju dengan batch yang telah dipilih oleh gudang maka update UDF status approval menjadi yes dan status menjadi release tetapi jika tidak setuju maka admin sales menutup pick list tersebut. 6. Setelah disetujui oleh admin sales, admin finance mencari pick list
dengan UDF status YES dan status Release kemudian admin finance memeriksa outstanding payment atas customer tersebut.
7. Jika Customer tersebut mempunyai Oustanding Payment yang melebihi standart maka finance akan melakukan konfirmasi kepada bagian admin sales
8. Jika tidak disetujui admin sales maka admin finance akan menutup pick list tersebut tetapi jika disetujui maka admin finance akan meng-update pick list menjadi picked.
9. Kemudian admin sales akan mencari Pick list dengan type picked dan mencetak pick list tersebut untuk diberikan kepada picker.
10.Setelah mendapatkan Pick list maka Picker akan menyiapkan barang seusai dengan list dari pick list.
11.Setelah barang siap maka admin gudang akan membuat delivery atas barang tersebut kemudian mencetak surat jalan untuk diserahkan kepada bagian pengiriman.
3.5.2.4. 2 Proses Pengiriman Barang Sample dari Warehouse
Gambar 3. 40 Proses Pengiriman Barang Sample dari Warehouse
Gambar 3.40 menggambarkan proses pengiriman contoh barang dari gudang. Proses yang berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Bagian marketing membuat request untuk mengirim barang sample ke customer dari warehouse dan mengirimkannya ke admin sales.
2. Bagian sales menginfokan ke admin gudang untuk melakukan pengiriman.
3. admin gudang melihat ketersediaan barang di gudang retail.
4. Apabila barang tidak ada maka admin gudang akan melakukan inventory transfer dari gudang main ke gudang retail.
5. Jika barang sudah ada di gudang retail maka admin gudang akan membuat goods issue draft untuk meminta persetujuan dari accounting. 6. Bagian accounting akan mengecek account yang terbadap pada good
akan disetujui, sedangkan bila tidak bagian accounting akan menolak proses pengiriman barang sample.
7. Setelah accounting melakukan approval di sistem maka admin gudang mencetak goods issue yang berfungsi surat jalan untuk dibawa marketing ke customer.
3.5.2. 5 Proses Penagihan
Proses Penagihan adalah proses dimana PT. XYZ menagihan pembayaran atas barang yang telah dipesan oleh customer. Terdapat 2 jenis proses penagihan pada PT. XYZ, yaitu :
• Proses A/R Invoice tanpa uang muka
Proses A/R Invoice tanpa uang muka dilakukan untuk menagih pembayaran atas penjualan yang dilakukan tanpa uang muka.
• Proses A/R Invoice dengan uang muka
Proses A/R Invoice dengan uang muka dilakukan untuk menagih pembayaran atas penjualan yang dilakukan dengan uang muka.
3.5.2.5. 1 Proses A/R Invoice Tanpa Uang Muka
Gambar 3. 41 Proses Tagihan Penjualan tanpa Uang Muka Penjualan (AR Invoice)
Gambar 3.41 merupakan proses tagihan penjualan tanpa uang muka penjualan. Proses-proses yang berlangsung dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Admin Finance akan membuat AR Invoice apabila tanggal kembali pada Delivery Order sudah diisi oleh Admin Warehouse. Tanggal pencetakan AR Invoice harus sama dengan Tanggal pencetakan Delivery Order (Posting Date pada AR Invoice = Delivery Date pada Delivery Order). 2. Sistem otomatis membuat faktur pajak, kemudian Admin Finance
mencetak faktur pajak.
3. Setelah AR Invoice di-posting ternyata ada kesalahan harga atau quantity, yang dilakukan oleh Admin Finance adalah melakukan canceled AR Invoice tersebut.
4. Admin Finance melakukan pengecekan informasi rekening bank, jika sudah ada pembayaran dari customer untuk Outstanding tagihan, maka Admin Finance membuat Incoming Payment-nya.
5. Untuk AR Invoice dicetak 3 Rangkap : • 1 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Accounting • 1 Rangkap untuk Finance
6. Pencetakan faktur pajak dicetak 2 rangkap: • 1 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Finance
Jurnal yang terbentuk pada AR Invoice :
Trade Receivables - Non Pharma Colour Dr
3.5.2.5. 2Proses A/R Invoice dengan Uang Muka
Gambar 3. 42 Proses Tagihan Penjualan yang Memiliki Uang Muka Penjualan (AR Invoice)
Gambar 3.42 merupakan proses tagihan penjualan yang memiliki uang muka penjualan. Proses – proses yang berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Admin Finance akan membuat AR Invoice apabila tanggal kembali pada Delivery Order sudah diisi oleh Admin Warehouse. Tanggal pencetakan AR Invoice harus sama dengan Tanggal pencetakan Delivery Order (Posting Date pada AR Invoice = Delivery Date pada Delivery Order). 2. Pada saat melakukan posting AR Invoice ada dua kondisi :
• Jika masih ada Outstanding tagihan dengan melihat Document Total, maka sistem otomatis membuat faktur pajak, kemudian Admin Finance mencetak faktur pajak.
• Jika tidak ada Outstanding tagihan maka tidak melakukan pembuatan dan pencetakan faktur pajak.
3. Setelah AR Invoice di-posting ternyata ada kesalahan harga atau quantity, yang dilakukan oleh Admin Finance adalah melakukan canceled AR Invoice tersebut.
4. Admin Finance melakukan pengecekan informasi rekening bank, jika sudah ada pembayaran dari customer untuk Outstanding tagihan, maka Admin Finance membuat Incoming Payment-nya.
5. Untuk AR Invoice dicetak 3 Rangkap : • 1 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Accounting • 1 Rangkap untuk Finance
6. Pencetakan faktur pajak dicetak 2 rangkap: • 1 Rangkap untuk Customer
• 1 Rangkap untuk Finance
Jurnal yang terbentuk pada AR Invoice :
Trade Receivables - Non Pharma Colour Dr
Down Payment Receive Dr
Gross Sales Cr
3.5.2. 6 Proses Return
Proses Return adalah proses yang dilakukan ketika ada barang yang rusak