• Tidak ada hasil yang ditemukan

DERI DERIVAT VAT FENOT FENOTIAZIN IAZIN

Dalam dokumen skenario 2 MPT (Halaman 26-49)

5. DERIDERIVAT VAT FENOTFENOTIAZINIAZIN

Senyawa- senyawa trisiklik yang memiliki daya antihistamin dan antikolinergik yang Senyawa- senyawa trisiklik yang memiliki daya antihistamin dan antikolinergik yang tidak begitu kuat dan seringkali berdaya sentral kuat dengan efek neuroleptik.

tidak begitu kuat dan seringkali berdaya sentral kuat dengan efek neuroleptik. a.

a. ProPrometmetazinazin: : (Ph(Pheneenergargan n (R.(R.P.)P.)))

Antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan Antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan tumbuh-tumbuhan, sebagai anti-emetik untuk mencegah mual dan mabuk jalan. Selain tumbuh-tumbuhan, sebagai anti-emetik untuk mencegah mual dan mabuk jalan. Selain itu juga pada pusing-pusing (vertigo) dan sebagai sedativum pada batuk-batuk dan sukar  itu juga pada pusing-pusing (vertigo) dan sebagai sedativum pada batuk-batuk dan sukar  tidur, terutama pada anak-anak.

tidur, terutama pada anak-anak.

Efek samping yang umum adalah kadang-kadang dapat terjadi hipotensi,hipotermia(suhu Efek samping yang umum adalah kadang-kadang dapat terjadi hipotensi,hipotermia(suhu  badan rendah), dan efek-efek darah (leucopenia, agranulocytosis)

 badan rendah), dan efek-efek darah (leucopenia, agranulocytosis)

Dosis: oral 3 x sehari 25-50mg sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50mg. Dosis: oral 3 x sehari 25-50mg sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50mg.

o

o Tiazinamium (Multergan, R.P.)Tiazinamium (Multergan, R.P.)

Adalah derivat N-metil dengan efek antikolinergik kuat, dahulu sering digunakan pada Adalah derivat N-metil dengan efek antikolinergik kuat, dahulu sering digunakan pada terapi pemeliharaan terhadap asma.

terapi pemeliharaan terhadap asma.

o

o Oksomemazin (Doxergan, R.P.)Oksomemazin (Doxergan, R.P.) Ada

Adalah lah derderivaivat t di-di-oksoksi i (pa(pada da atoatom-Sm-S) ) dendengan gan kerkerja ja dan dan penpengguggunaanaan n sama sama dendengangan  prometazin, antara lain dalam obat batuk.

 prometazin, antara lain dalam obat batuk. Dosis: oral 2-3 x sehari 10mg.

Dosis: oral 2-3 x sehari 10mg.

o

Ad

Adalalah ah ananalalog og etetil il dedenanagn gn efefek ek anantitiseserorototoninin n dadan n dadaya ya neneururololepeptitik k cucukukup p babaikik.. Digunakan sebagai obat untuk menidurkan anak-anak, adakalanya juga pada psikosis Digunakan sebagai obat untuk menidurkan anak-anak, adakalanya juga pada psikosis ringan.

ringan.

Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg. Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg.

o

o Fonazin (Dimetiotiazin)Fonazin (Dimetiotiazin)

Adalah derivat sulfonamida dengan efek antiserotonin kuat yang dianjurkan pada terapi Adalah derivat sulfonamida dengan efek antiserotonin kuat yang dianjurkan pada terapi interval migraine.

interval migraine.

Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg. Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg.

 b.

 b. Isotipendil: Andantol (Homburg)Isotipendil: Andantol (Homburg)

Derivat aso-fenotiazin ini kerjanya pendek dari prometazin dengan efek sedatif lebih Derivat aso-fenotiazin ini kerjanya pendek dari prometazin dengan efek sedatif lebih ringan.

ringan.

Dosis: ora; 3-4 x sehari 4-8mg, i.m. atau i.v. 10mg. Dosis: ora; 3-4 x sehari 4-8mg, i.m. atau i.v. 10mg.

o

o Mequitazin (Mircol, ACP)Mequitazin (Mircol, ACP)

Adalah derivat prometazin dengan rantai sisi heterosiklik yang mulai kerjanya cepat, Adalah derivat prometazin dengan rantai sisi heterosiklik yang mulai kerjanya cepat, efek-efek neurologinya lebih ringan. Digunakan pada hay fever, urticaria dan efek-efek neurologinya lebih ringan. Digunakan pada hay fever, urticaria dan reaksi-reaksi alergi lainnya.

reaksi alergi lainnya.

Dosis: oral 2 x sehari 5mg. Dosis: oral 2 x sehari 5mg.

o

o Meltidazin (Ticaryl, M.J.)Meltidazin (Ticaryl, M.J.)

Adalah derivat heterosiklik pula (pirolidin) dengan efek antiserotonin kuat. Terutama Adalah derivat heterosiklik pula (pirolidin) dengan efek antiserotonin kuat. Terutama dianjurkan pada urticaria.

dianjurkan pada urticaria. Dosis: oral 2 x sehari 8mg. Dosis: oral 2 x sehari 8mg.

Se

Sewawaktktu u didikeketatahuhui i babahwhwa a hihiststamaminine e memempmpenengagaruruhi hi babanynyak ak prprososes es fafaalaalan n dadann  patologik,

 patologik, maka maka dicarikan dicarikan obat obat yang yang dapat dapat mengantagonis mengantagonis efek efek histamine. histamine. EpinefrinEpinefrin merupakan antagonis faalan pertama yang digunakan. Antara tahun 1937-1972, merupakan antagonis faalan pertama yang digunakan. Antara tahun 1937-1972, beratus-ratus antihistamin ditemukan dalam terapi, tetapi efeknya tidak banyak berbeda.

ratus antihistamin ditemukan dalam terapi, tetapi efeknya tidak banyak berbeda.

Antihistamin misalnya antergan, neoantergan, difenhidramin dan tripelenamin dalam Antihistamin misalnya antergan, neoantergan, difenhidramin dan tripelenamin dalam dos

dosis is terterapi api efeefektiktif f untuntuk uk menmengobgobati ati udeudem, m, erieritem tem dan dan prupruritritus us teraterapi pi tidtidak ak dapdapatat melawan efek hipersekresi asam lambung akibat histamin. Antihistamin tersebut di atas melawan efek hipersekresi asam lambung akibat histamin. Antihistamin tersebut di atas dig

digoloolongkngkan an daldalam am antantihiihistamstamin in penpenghghambambat at resereseptoptor r H1 H1 (AH(AH1). 1). PadPada a umuumumnymnyaa antihistaminika diberikan oral 3 – 4 kali sehari 1 satuan dosis (tablet, kapsul). Hanya antihistaminika diberikan oral 3 – 4 kali sehari 1 satuan dosis (tablet, kapsul). Hanya  pada

 pada obat-obat obat-obat yang yang memiliki memiliki kerja kerja panjang panjang (promethazin) (promethazin) cukup cukup dengan dengan 1 1 – – 2 2 dosisdosis sehari. Untuk feniramin dosisnya adalah lebih kecil, yaitu 3 – 4 kali sehari 2 – 4 mg. sehari. Untuk feniramin dosisnya adalah lebih kecil, yaitu 3 – 4 kali sehari 2 – 4 mg.

Farmakodinamik  Farmakodinamik 

Antagonisme terhadap histamin, AH1 menghambat efek histamine pada

Antagonisme terhadap histamin, AH1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah,pembuluh darah,  bronkus, dan

 bronkus, dan bermacam-macam bermacam-macam otot polos, otot polos, selain selain itu itu AH1 bermanfaat AH1 bermanfaat untuk mengobatiuntuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamine endogen reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamine endogen  berlebihan.

 berlebihan.

-- Otot polosOtot polos  secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamine pada otot polossecara umum AH1 efektif menghambat kerja histamine pada otot polos (usus,bronkus).

(usus,bronkus).

-- Permeabilitas kapiler Permeabilitas kapiler  peninggian permeabilitas kapiler dan udem akibat histamin,peninggian permeabilitas kapiler dan udem akibat histamin, dapat dihambat dengan efektif oleh AH1

dapat dihambat dengan efektif oleh AH1

-- Reaksi anafilaksis dan alergiReaksi anafilaksis dan alergi  reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter  terhadap pemberian AH1, karena disini bukan histamine saja yang berperan tetapi terhadap pemberian AH1, karena disini bukan histamine saja yang berperan tetapi aut

autakoakoid id lailain n jugjuga a dildilepaepaskaskan. n. EfeEfektiktivitvitas as AH1 AH1 melmelawaawan n reakreaksi si hiphiperseersensinsitivtivitasitas  berbeda-beda, tergantung beratnya gejala akibat histamin.

 berbeda-beda, tergantung beratnya gejala akibat histamin.

-- Kelenjar eksokrinKelenjar eksokrin  efek perangsangan histamine terhadap sekresi cairan lambungefek perangsangan histamine terhadap sekresi cairan lambung tidak dapat dihambat oleh AH1. AH1 dapat menghambat sekresi saliva dan sekresi tidak dapat dihambat oleh AH1. AH1 dapat menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin.

kelenjar eksokrin lain akibat histamin.

-- SusunSusunan an saraf saraf pusatpusat  AH1 AH1 dapdapat at mermerangangsansang g maumaupun pun menmenghaghambambat t SSSSP. P. EfeEfek k   perangsangan

 perangsangan yang yang kadang-kadang kadang-kadang terlihat terlihat dengan dengan dosis dosis AH1 AH1 biasanya biasanya ialahialah in

insosomnmniaia, , gegelilisasah h dadan n ekeksisitatasisi. . DoDosisis s teterarapi pi AHAH1 1 umumumumnynya a memenynyebebababkakann  penghambatan

 penghambatan SSP SSP dengan dengan gejala gejala misalnya misalnya kantuk, kantuk, berkurangnya berkurangnya kewaspadaan kewaspadaan dandan waktu reaksi yang lambat.

waktu reaksi yang lambat.

Antihistamin yang relative baru misalnya terfenadin, astemizol, tidak atau sangat sedikit Antihistamin yang relative baru misalnya terfenadin, astemizol, tidak atau sangat sedikit me

menenembmbus us sawsawar ar dadararah h ototak ak sesehihingngga ga papada da kekebabanynyakakan an papasisien en bibiasaasanynya a titidadak k  menyebabkan kantuk, gangguan koordinasi atau efek lain pada SSP. AH1 juga efektif  menyebabkan kantuk, gangguan koordinasi atau efek lain pada SSP. AH1 juga efektif  untuk mengobati mual dan muntah akibat peradangan labirin atau sebab lain.

untuk mengobati mual dan muntah akibat peradangan labirin atau sebab lain.

-- Anestesi localAnestesi local  beberapa AH1 bersifat anestetik lokal dengan intensitas berbeda.beberapa AH1 bersifat anestetik lokal dengan intensitas berbeda. AH1 yang baik sebagai anestesi lokal ialah prometazin dan pirilamin. Akan tetapi AH1 yang baik sebagai anestesi lokal ialah prometazin dan pirilamin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek tersebut dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi untuk menimbulkan efek tersebut dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi daripada sebagai antihistamin.

daripada sebagai antihistamin.

-- Antikolinergik Antikolinergik  banybanyak AH1 ak AH1 bersifabersifat t mirip atropinmirip atropin. . Efek ini Efek ini tidak memadatidak memadai i untuk untuk  terapi, tetapi efek antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut terapi, tetapi efek antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi dan impotensi.

kering, kesukaran miksi dan impotensi.

-- Sistem kardiovaskular Sistem kardiovaskular  dalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yangdalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yang  berarti

 berarti pada pada system system kardiovaskular. kardiovaskular. Beberapa Beberapa AH1 AH1 memperlihatkan memperlihatkan sifat sifat sepertiseperti kuinidin pada konduksi miokard berdasarkan sifat anestetik lokalnya.

kuinidin pada konduksi miokard berdasarkan sifat anestetik lokalnya. Farmakokinetik 

Farmakokinetik  Setela

Setelah h pembpemberian oral erian oral atau parenteral, AH1 atau parenteral, AH1 diabsodiabsorpsi secara rpsi secara baik. Efeknybaik. Efeknya a timbutimbull 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 setelah pemberian dosis tunggal kira-kira 4-6 jam, untuk golongan klorsiklizin 8-12 jam. setelah pemberian dosis tunggal kira-kira 4-6 jam, untuk golongan klorsiklizin 8-12 jam. Difenhidramin yang diberikan secara oral akan mencapai kadar maksimal dalam darah Difenhidramin yang diberikan secara oral akan mencapai kadar maksimal dalam darah

set

setelelah ah kikira-ra-kikira ra 2 2 jajam m dadan n memenenetatap p papada da kakadadar r tetersersebubut t ununtutuk k 2 2 jajam m beberirikukutntnyaya,, kemud

kemudian dieliminasian dieliminasi i dengadengan n masa paruh kira-kira 4 masa paruh kira-kira 4 jam. Kadjam. Kadar ar tertintertinggi terdapat padaggi terdapat pada  paru-paru

 paru-paru sedangkan sedangkan pada pada limpa, limpa, ginjal, ginjal, otak, otak, otot otot dan dan kulit kulit kadarnya kadarnya lebih lebih rendah.rendah. Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal. Tripelenamin mengalami hidroksilasi dan konjugasi sedangkan klorsiklizin dan ginjal. Tripelenamin mengalami hidroksilasi dan konjugasi sedangkan klorsiklizin dan siklizin terutama mengalami demetilasi. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, siklizin terutama mengalami demetilasi. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya.

terutama dalam bentuk metabolitnya.

Efek Samping Efek Samping

Pad

Pada a dosdosis is terterapiapi, , semsemua ua AH1 AH1 menmenimbimbulkulkan an efek efek samsampinping g walwalaupaupun un jarajarangng  bersifat serius

 bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek sadan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek sa mping yangmping yang  paling

 paling sering sering ialah ialah sedasi, sedasi, yang yang justru justru menguntungkan menguntungkan bagi bagi pasien pasien yang yang dirawat dirawat di di RSRS atau pasien yang perlu banyak tidur. Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang atau pasien yang perlu banyak tidur. Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang mem

memerlerlukaukan n kewkewaspaspadaadaan an tintinggi ggi sehsehingingga ga menmeningingkatkatkan kan kemkemunungkigkinan nan terjterjadiadinyanya ke

kecelcelakakaanaan. . PePengngururanangagan n dodosisis s atatau au pepengnggugunanaan an AHAH1 1 jejeninis s lalain in mumungngkikin n dadapapatt me

mengngururanangi gi efeefek k sedsedasi asi inini. i. AsAstetemimizozol, l, terterfefenanadidin, n, loloratratadadin in titidadak k atatau au kukurarangng menimbulkan sedasi.

menimbulkan sedasi.

Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah, penat,

lelah, penat, inkooinkoordinardinasi, si, pengpenglihatalihatan n kabukabur, r, diplodiplopia, pia, euphoeuphoria, ria, gelisahgelisah, , insominsomnia nia dandan tre

tremomor. r. EfEfek ek samsampiping ng yayang ng tetermrmasasuk uk serserining g jujuga ga diditemtemukukan an iaialah lah nanafsu fsu mamakakann  berkurang, mual, muntah,

 berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau konstipasi atau diare, efek diare, efek sampingsamping ini akan berkurang bila AH1 diberikan sewaktu makan. Efek samping lain yang mungkin ini akan berkurang bila AH1 diberikan sewaktu makan. Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek antikolinergik tersebut kurang dan lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek antikolinergik tersebut kurang  pada

 pada pasien pasien yang yang mendapat mendapat antihistamin antihistamin nonsedatif.AH1 nonsedatif.AH1 bisa bisa menimbulkan alergi menimbulkan alergi padapada  pemberian

 pemberian oral, oral, tetapi tetapi lebih lebih sering sering terjadi terjadi akibat akibat penggunaan penggunaan local local berupa berupa dermatitisdermatitis alergik. Demam dan foto sensitivitas juga pernah dilaporkan terjadi. Selain itu pemberian alergik. Demam dan foto sensitivitas juga pernah dilaporkan terjadi. Selain itu pemberian terf

terfenaenadin din dendengan gan dodosis sis yanyang g diadianjunjurkarkan n padpada a paspasien ien yanyang g menmendapdapat at ketketokookonaznazol,ol, troleandomisin, eritromisin atau lain makrolid dapat memperpanjang interval QT dan troleandomisin, eritromisin atau lain makrolid dapat memperpanjang interval QT dan mencetuskan terjadinya aritmia ventrikel.

mencetuskan terjadinya aritmia ventrikel.

Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat dan Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat dan  pasien-pasien

 pasien-pasien yang yang peka peka terhadap terhadap terjadinya terjadinya perpanjangan perpanjangan interval interval QT QT (seperti (seperti pasienpasien hipokalemia). Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin hipokalemia). Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin non sedative dengan terjadinya aritmia yang berat perlu dibuktikan lebih lanjut.

non sedative dengan terjadinya aritmia yang berat perlu dibuktikan lebih lanjut.

Keracunan akut AH1 terjadi karena obat golongan ini sering terdapat sebagai obat Keracunan akut AH1 terjadi karena obat golongan ini sering terdapat sebagai obat  persediaan

 persediaan dalam dalam rumah rumah tangga. tangga. Pada Pada anak, anak, keracunan keracunan terjadi terjadi karena karena kecelakaan,kecelakaan, sedangkan pada orang dewasa akibat usaha bunuh diri. Dosis 20-30 tablet AH1 sudah sedangkan pada orang dewasa akibat usaha bunuh diri. Dosis 20-30 tablet AH1 sudah  bersifat letal bagi anak.

 bersifat letal bagi anak.

Efek sentral AH1 merupakan efek yang berbahaya. Pda anak kecil efek yang Efek sentral AH1 merupakan efek yang berbahaya. Pda anak kecil efek yang do

domiminanan n iaialah lah peperarangngsansangagan n dedengngan an mamaninifefestastasi si hahalulusisinanasi, si, ekeksitsitasasi, i, atatakaksisia,a, ink

inkooroordindinasiasi, , atetatetosiosis s dan dan kejkejangang. . KejKejang ang ini ini kadkadangang-ka-kadandang g disdisertertai ai tremtremor or dandan  pergerakan atetoid yang bersifat tonik-klonik yang sukar diko

 pergerakan atetoid yang bersifat tonik-klonik yang sukar dikontrol.ntrol.

Gejala lain mirip gejala keracunan atropine misalnya midriasis, kemerahan di muka Gejala lain mirip gejala keracunan atropine misalnya midriasis, kemerahan di muka da

kardiorespiratoar yang disusul kematian dalam 2-18 jam. Pada orang dewasa, manifestasi kardiorespiratoar yang disusul kematian dalam 2-18 jam. Pada orang dewasa, manifestasi keracunan biasanya berupa depresi pada permulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya keracunan biasanya berupa depresi pada permulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi SSP lebih lanjut.

depresi SSP lebih lanjut.

P

P enengobgobatatanan

Pengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum Pengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada antidotum spe

spesifisifik. k. DepDepresi resi SSP SSP oleoleh h AH1 AH1 tidtidak ak sedasedalam lam yanyang g ditditimbimbulkulkan an oleoleh h barbarbitbituraurate.te. Pernapasan biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat Pernapasan biasanya tidak mengalami gangguan yang berat dan tekanan darah dapat dipertahankan secara baik.

dipertahankan secara baik.

Bila terjadi gagal napas, maka dilakukan napas buatan, tindakan ini lebih baik  Bila terjadi gagal napas, maka dilakukan napas buatan, tindakan ini lebih baik  daripada memberikan analeptic yang justru akan mempermudah timbulnya konvulsi. Bila daripada memberikan analeptic yang justru akan mempermudah timbulnya konvulsi. Bila terjadi konvulsi, maka diberikan thiopental atau diazepam.

terjadi konvulsi, maka diberikan thiopental atau diazepam.

P

P ererhathatiaiann Sop

Sopir ir ataatau u pekpekerjerja a yanyang g memmemerlerlukaukan n kewkewaspaaspadaadaan n yanyang g menmengguggunaknakan an AH1 AH1 harharusus diperingatkan tentang kemungkinan timbulnya kantuk. Juga AH1 sebagai campuran pada diperingatkan tentang kemungkinan timbulnya kantuk. Juga AH1 sebagai campuran pada resep, harus digunakan dengan hati-hati karena efek AH1 bersifat aditif dengan alcohol, resep, harus digunakan dengan hati-hati karena efek AH1 bersifat aditif dengan alcohol, obat penenang atau hipnotik sedative.

obat penenang atau hipnotik sedative.

LO 2.2

LO 2.2 KortikosteroidKortikosteroid

Definisi Definisi

Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian kortek

korteks s kelenkelenjar jar adrenaadrenal l sebagasebagai i tanggtanggapan apan atas atas hormohormonadrennadrenokortokortikotroikotropik pik (ACT(ACTH)H) yan

yang g dildilepaepaskan skan oleoleh h kelkelenjenjar ar hiphipofiofisis. sis. HorHormon mon ini ini berberperperan an padpada a banbanyak yak sistsistemem fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar  tubuh, dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar  elektrolit darah, serta tingkah laku.

elektrolit darah, serta tingkah laku.

Kelenjar adrenal terdiri dari 2 bagian yaitu bagian korteks dan medulla, sedangkan Kelenjar adrenal terdiri dari 2 bagian yaitu bagian korteks dan medulla, sedangkan  bagian

 bagian korteks korteks terbagi terbagi lagi lagi menjadi menjadi 2 2 zona zona yaitu yaitu fasikulata fasikulata dan dan glomerulosa. glomerulosa. ZonaZona

Dalam dokumen skenario 2 MPT (Halaman 26-49)

Dokumen terkait