BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Dermatitis Kontak Nikel
2.2.1 Pengertian Dermatitis Kontak Nikel
Dermatitis kontak nikel merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap nikel. Reaksi hipersensitivitas terhadap nikel merupakan salah satu yang paling umum di dunia modern. Prevalensi alergi nikel secara konstan semakin berkembang di banyak negara dan mewakili keadaan kesehatan dan sosioekonomi suatu negara.15
2.2.2 Epidemiologi
Prevalensi dermatitis kontak nikel lebih tinggi pada wanita dibanding pria, yaitu mencapai 3% pada pria dan 17% pada wanita.21,26 Prevalensi pada wanita yang lebih tinggi disebabkan karena wanita lebih sering kontak dengan alat-alat yang mengandung nikel, seperti perhiasan, kancing, jam tangan, kalung, retsleting dan pengait pada baju, peralatan rumah tangga maupun telepon seluler. Sedangkan pada pria, sebagian besar tersensitisasi karena terpapar pada saat bekerja, seperti dengan koin atau alat-alat pekerjaan lainnya.
2.2.3 Nikel
15,32,33
Di seluruh dunia, nikel dilaporkan sebagai salah satu penyebab DKA yang paling umum, khususnya pada wanita.34 Nikel merupakan suatu unsur kimia dengan simbol kimia Ni dan nomor atom 28. Nikel berwarna putih keperakan dan berkilau. Karena sifatnya yang tahan korosi dan mudah bercampur dengan logam-logamnya, maka nikel banyak sekali digunakan pada berbagai macam peralatan.
Paparan kulit terhadap nikel yang menjadi faktor penyebab dapat diperoleh tidak hanya dari kontak yang lama dengan perhiasan murah, kancing pakaian dan telepon seluler, tetapi juga dari kontak di lingkungan pekerjaan dengan koin dan alat-alat kerja seperti gunting rambut.
32
26
Makanan juga sebagai sumber nikel, dengan rata-rata intake harian sebesar 200 μg. Makanan yang kaya akan nikel mencakup kacang hijau, brokoli, kacang polong, sayur kalengan, spaghetti, buah kalengan, buah yang dikeringkan, kacang-kacangan, dan cokelat. Air panas maupun air keran ketika pertama sekali mengalir (pagi hari) mengandung nikel dalam jumlah yang lebih besar.15
2.2.4 Patogenesis Dermatitis Kontak Nikel
Dermatitis kontak nikel terjadi ketika benda-benda logam yang mengalami korosi oleh keringat, air liur, dan cairan tubuh lain dari manusia, melepaskan ion-ion nikel bebas yang bertindak sebagai hapten dan menginduksi sensitisasi. Hal ini menjelaskan mengapa alergi nikel tergantung pada faktor iklim, karena berkeringat akan meningkatkan pelepasan nikel dari benda-benda yang mengandung nikel.
Faktor resiko untuk terjadinya alergi nikel adalah: jenis kelamin wanita, usia yang lebih muda dan paparan yang segera pada nikel, seperti piercing.
35
36,37
Berbagai mekanisme dapat menyebabkan alergi nikel. Nikel dapat menginduksi reaksi alergi dalam 3 cara yang berbeda yaitu:36
1. Nikel berikatan dengan protein pembawa di dalam ruangan ekstraseluler dan kemudian diproses dan dipresentasikan oleh antigen presenting cell (APC) di dalam molekul MHC kelas II, yang akan mengaktivasi limfosit CD4+.
2. Ion nikel (Ni) berpenetrasi ke dalam sel dimana dia berikatan ke protein intraseluler, dan kemudian dipresentasikan dalam molekul MHC kelas I, yang mengaktivasi limfosit CD8+.
3. Ni dapat menjembatani molekul MHC bersamaan dengan reseptor TCR pada limfosit tanpa menempati daerah perikatan antigen, yang analog dengan superantigen.
Mekanisme tepat dermatitis kontak sistemik perlu untuk diketahui. Dalam hal ini, dermatitis dapat berupa dermatitis yang muncul pada daerah paparan sebelumnya, DT vesikular, dan sindroma baboon dengan kecenderungan pada
daerah fleksural. Hal ini menandakan sel T berdiam pada daerah tersebut atau menuju daerah tersebut setelah paparan alergen sistemik. Kompleks imun yang bersirkulasi disertai dengan pelepasan sitokin non-spesifik melalui perangsangan hapten dapat bertanggung jawab terhadap reaksi generalisata.
Predisposisi genetik kemungkinan memiliki peranan dalam terjadinya dermatitis kontak nikel dan sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami sensitisasi terhadap nikel memiliki prevalensi antigen HLA-B35 dan BW22 yang lebih tinggi. Loss-of-function mutations di dalam gen filagrin juga dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi nikel.
15
35
2.2.5 Diagnosis
A. Anamnesis penyakit
Diagnosis dermatitis kontak nikel dapat ditegakkan melalui anamnesis, seperti riwayat penyakit, riwayat keluarga, observasi klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan uji tempel.
Lingkungan merupakan faktor yang paling berperan sebagai penyebab dermatitis kontak nikel, misalnya melalui inhalasi, ingesti dan kontak langsung.32 Paparan nikel pada manusia secara inhalasi yaitu melalui polusi udara, secara ingesti melalui konsumsi makanan dengan kandungan nikel tinggi seperti gandum, coklat, gelatin, kacangan-kacangan, dan beberapa jenis ikan dengan kadar melebihi 0,6 mg/hari dan yang paling sering melalui kontak langsung dengan alat-alat yang mengandung nikel.32,34 Faktor predisposisi yang dapat meningkatkan resiko dermatitis kontak nikel, yaitu semakin banyak dan seringnya
partikel-partikel nikel terpapar ke kulit yaitu bila lebih dari 0,5μg/cm2
/minggu melalui pemakaian alat-alat yang mengandung nikel, adanya campuran bahan-bahan lain yang mempermudah pelepasan nikel ke kulit, keadaan kulit pada saat kontak (durasi, temperatur dan pH kulit) dan keadaan sawar epidermis (sedang mengalami inflamasi, adanya mikroorganisme), dimana keadaan–keadaan tersebut dapat meningkatkan bioavailabilitas ion-ion nikel.
B. Gambaran klinis
26,34
Lesi sensitif nikel atau disebut dengan dermatitis kontak nikel secara garis besar dapat dibagi menjadi lesi lokal dan lesi sistemik. Lesi lokal timbul melalui paparan kontak langsung, sedangkan lesi sistemik biasanya timbul akibat paparan melalui inhalasi dan ingesti.
Kulit telapak tangan dapat bereaksi lebih mudah terhadap nikel dibandingkan kulit bagian lain, karena jumlah saluran keringat yang lebih banyak, yang diketahui dapat memfasilitasi absorpsi nikel.
34
17
Beberapa penderita sensitif nikel melaporkan bahwa lesi akan semakin berat terutama pada musim kemarau karena penderita semakin banyak berkeringat. Saat berkeringat, kandungan klorida pada keringat akan meningkat sehingga menguraikan garam-garam nikel dan akan mengakibatkan peningkatan absorbsi garam nikel ke kulit.34