BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
METODOLOGI PENELITIAN DAN LANGKAH KOMPUTAS
3.3. Langkah komputasi dengan menggunakan ABAQUS 6.5-
3.3.1. Desain part
3.3.1.2. Desain ball head
Pembuatan desain ball head dimulai dengan melakukan klik ganda pada part module sehingga akan muncul kotak dialog Create Part seperti ditunjukkan pada gambar 3.9. Langkah berikutnya adalah memberi nama part yang akan dibuat pada kotak isian name dengan nama ball head, pada Modelling Space pilih Axisymmetric, pada Type pilih Deformable dan pada Base Feature pilih Shell. Sementara itu pada Approximate size dimasukkan nilai 0.25. Proses pembuatan part dibantu dengan tool standar yang ada di ABAQUS 6.5-1 seperti yang telah ditunjukkan pada gambar 3.7.
Sketsa dimensi ball head ditunjukkan pada gambar 3.10. Tahap part untuk ball head ini diakhiri dengan menekan tombol Done di bawah main screen ABAQUS sebagai tanda bahwa pembuatan part ini telah selesai
Gambar 3.10. Sketsa dimensi ball head 3.3.1.3. Desain stem
Pembuatan desain stem dimulai dengan melakukan klik ganda pada part module sehingga akan muncul kotak dialog Create Part seperti ditunjukkan pada gambar 3.11. Langkah berikutnya adalah memberi nama part yang akan dibuat pada kotak isian name dengan nama stem, pada Modeling Space pilih Axisymmetric, pada Type pilih Deformable dan pada Base Feature pilih Shell. Sementara itu pada Approximate size dimasukkan nilai 0.25.
Gambar 3.11. Kotak dialog Create Part
Proses pembuatan part dibantu dengan tool standar yang ada di ABAQUS 6.5-1 seperti yang telah ditunjukkan pada gambar 3.7. Sketsa dimensi stem ditunjukkan pada gambar 3.12. Tahap part untuk stem ini diakhiri dengan mengklik tombol Done di bawah main screen ABAQUS sebagai tanda bahwa pembuatan part ini telah selesai. Sketsa dimensi stem ditunjukkan pada gambar 3.12.
Gambar 3.12. Sketsa dimensi stem 3.3.2. Langkah-langkah analisis dan simulasi
Tahap selanjutnya setelah membuat desain part yaitu memasukkan data-data untuk analisis hip joint prosthesis. Tahapan di dalam analisis ini adalah:
3.3.2.1. Property
Di dalam tahap property, data-data material yang dimiliki cone, ball head, dan stem yang akan digunakan dalam simulasi hip joint prosthesis ini dimasukkan. Material yang digunakan untuk cone sama untuk keempat simulasi, yaitu stainless steel. Material yang digunakan untuk stem juga sama untuk keempat simulasi, yaitu menggunakan titanium. Sementara itu, material yang digunakan untuk ball head berbeda pada keempat simulasi, yaitu alumina, silicon carbide, silicon nitride, dan zirconia untuk masing masing simulasi. Adapun data sifat-sifat material mengacu pada tabel 3.1.
Langkah pertama yang dilakukan untuk memasukkan data sifat-sifat material yaitu dengan cara melakukan klik kanan Materials pada Model Database seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.13 sehingga akan muncul kotak dialog Edit Material (gambar 3.14)
Gambar 3.13. Langkah untuk masuk ke kotak dialog Edit Material
Gambar 3.14. Kotak dialog Edit Material
Setelah kotak dialog Edit Material muncul, maka kotak isian Name diisi dengan nama material yang akan dimasukkan, yaitu stainless steel. Kemudian klik General sehingga muncul pilihan Density dan klik di Density itu sehingga akan muncul kotak isian Mass Density. Pada kotak isian tersebut diisi dengan angka 7900
yang berarti bahwa stainless steel ini memiliki densitas sebesar 7900 kg.m-3 sesuai dengan tabel 3.1. Langkah berikutnya yaitu melakukan klik pada Mechanical di kotak dialog, kemudian pilih Elasticity dan pada Elasticity dilakukan klik pada Elastic seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.15.
Gambar 3.15. Proses pengisian nilai Young’s Modulus dan Poisson’s Ratio
Kotak isian Young’s Modulus dan Poisson’s Ratio berturut-turut diisi dengan angka 2.1e+11 dan 0.3 yang berarti bahwa stainless steel ini memiliki Young’s Modulus sebesar 2.1 x 1011 Pa dan Poisson’s Ratio sebesar 0.3 sesuai dengan tabel 3.1. Tahap ini diakhiri dengan menekan tombol OK di kotak dialog. Cara-cara memasukkan sifat-sifat material untuk stainless steel ini juga diterapkan untuk kelima material yang lain, yaitu alumina, silicon
carbide, silicon nitride, titanium, dan zirconia. Nama-nama material disesuikan dengan jenis material yang digunakan. Setelah tahap ini selesai, tahap selanjutnya adalah section. Masih dalam Module Property, klik section pada toolbar kemudian klik pada pilihan Create untuk memilihnya (gambar 3.16). Setelah langkah terakhir ini ditempuh, maka kotak dialog Create Section akan muncul (gambar 3.17).
Gambar 3.16. Cara masuk ke kotak dialog Create Section
Gambar 3.17. Kotak dialog Create Section
Pada kotak dialog Create Section, isikan nama section pada kotak isian dengan nama section yang akan dibuat. Nama section itu antara lain: cone-section untuk cone, ball head-section untuk ball head, dan stem-section untuk stem. Untuk Category dipilih Solid,
dan untuk Type dipilih Homogeneous kemudian klik Continue sehingga akan muncul kotak dialog Edit Section (gambar 3.18).
Gambar 3.18. Kotak dialog Edit Section
Pada kotak dialog di atas, klik pada tanda panah di sebelah kanan kotak isian Material sehingga muncul pilihan jenis material yang sudah dimasukkan dalam program. Pemilihan material disesuaikan dengan nama section, antara lain yaitu: stainless steel untuk cone-section, dan titanium untuk stem-section. Untuk ball head, dimana pada keempat simulasi menggunakan material yang berbeda, maka jenis material yang digunakan menyesuaikan. Material untuk ball head yang digunakan pada simulasi-simulasi ini seperti yang tercantum dalam tabel 3.2.
Kemudian untuk memberikan property pada masing-masing material yaitu dengan melakukan klik pada Section di toolbar sehingga muncul menu-menu di bawahnya (gambar 3.19). Pada menu-menu tersebut dipilih Assignments Manager dengan cara melakukan klik padanya sehingga akan muncul kotak dialog Section Assignment Manager (gambar 3.20).
Gambar 3.19. Cara masuk ke Section Assignment Manager
Gambar 3.20. Kotak dialog Section Assignment Manager dan part yang diberi Section Assignment
Langkah selanjutnya adalah melakukan klik pada tombol Create kemudian klik pada bidang part. Selanjutnya klik tombol Done di bawah main screen sehingga munc ul kotak dialog Edit Section Assignment (Gambar 3.21). Pada kotak isian Section, nama section dipilih sesuai dengan part yang akan diberi Section Assignment dengan cara mengklik tanda panah di sebelah kanannya kemudian mengklik pilihan yang diinginkan. Langkah ini
diakhiri dengan menekan tombol OK. Langkah-langkah ini dilakukan pada seluruh part yang digunakan.
Gambar 3.21. Kotak dialog Section Assignment 3.3.2.2. Assembly
Assembly adalah menyusun bagian-bagian komponen menjadi suatu kesatuan model, sehingga dapat dilakukan analisis numerik pada model tersebut. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses assembly yaitu memilih Assembly pada Module di toolbar (gambar 3.22).
Pilih Instances dengan cara klik pada pilihan Instance di toolbar dan pilih Create pada pilihan yang ada (gambar 3.23), Sehingga kotak dialog Create Instance muncul (gambar 3.24),
Gambar 3.23. Cara masuk ke kotak dialog Create Instance
Gambar 3.24. Kotak dialog Create Instance dan tampilan part sebelum dilakukan assembly
Setelah kotak dialog Create Instance muncul, pilih semua part (ball head, cone, dan stem) yang sudah ada dalam daftar part di kotak dialog Create Instance dengan cara memblok daftar part itu dan klik OK pada kotak dialog tersebut. Tampilan part-part yang telah di-assembly akan tampak seperti gambar 3.25.
Gambar 3.25. Tampilan part-part setelah dilakukan proses assembly
3.3.2.2.1. Set
Set adalah penentuan titik–titik dan bagian-bagian yang akan berinteraksi selama simulasi. Ada delapan set yang digunakan dalam simulasi ini. Langkah set diawali dengan klik Tools pada toolbar, kemudian arahkan cursor pada set. Setelah itu tarik cursor ke kanan dan klik pada pilihan Create (gambar 3.26).
Setelah muncul kotak dialog Create Set (gambar 3.27), isikan nama pada kotak isian name dengan nama set yang diinginkan.
Gambar 3.27. Kotak dialog Create Set
Gambar 3.28. Bagian-bagian yang diberi set
Setelah itu klik Continue sehingga di layar akan muncul tampilan seperti gambar 3.28 (tanda panah yang ada di gambar tersebut sesungguhnya tidak terdapat dalam program). Tanda panah tersebut menunjuk pada bidang atau sisi dari part yang akan diberi set. Pilih set yang diinginkan
dengan cara melakukan klik pada bidang atau sisi dari part yang diinginkan, lalu klik tombol Done. Adapun nama set dan bagian dari part yang dipilih untuk di-set ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Nama set dan bagian yang dipilih No.
Set Nama Set Bagian yang dipilih 1. Ball head Bidang ball head
2. Ball head bagian kiri Sisi ball head bagian kiri
3. Cone Bidang cone
4. Cone bagian atas Sisi cone bagian atas 5. Cone bagian kiri Sisi cone bagian kiri
6. Stem Bidang stem
7. Stem Bagian bawah Sisi stem bagian bawah 8. Stem bagian kiri Sisi stem bagian kiri
3.3.2.2.2. Surface
Surface yaitu menentukan bagian-bagian part yang akan berinteraksi selama running. Ada enam surface yang digunakan pada simulasi ini, yaitu: ball head bagian dalam, ball head bagian luar, cone bagian atas, cone bagian bawah, stem, dan stem bagian bawah. Langkah surface diawali dengan klik Tools pada toolbar, kemudian arahkan cursor pada Surface. Setelah itu tarik cursor ke kanan dan klik pada pilihan Create (Gambar 3.29). Setelah muncul kotak dialog
Create Surface, isikan nama Surface pada kotak isian Name dengan menggunakan nama Surface yang diinginkan kemudian klik Continue (Gambar 3.30).
Gambar 3.29. Cara memulai Surface
Gambar 3.30. Kotak dialog Create Surface
Langkah selanjutnya adalah memilih bagian dari part yang akan diberi surface. Dalam hal ini, part yang sedang tidak dipergunakan untuk proses surface memang sengaja tidak ditampakkan (di-surpress) untuk menghindari kesalahan dalam melakukan klik. Sementara itu permukaan yang dipilih dan ditandai dengan klik akan berwarna merah seperti ditunjukkan pada gambar 3.31, gambar 3.32, dan gambar 3.33.
(a) (b)
Gambar 3.31.(a) dan (b) Penandaan surface untuk ball head bagian dalam, bagian bawah dan bagian luar
(a) (b)
Gambar 3.32. (a) dan (b) Penandaan surface untuk cone bagian atas dan bagian bawah
(a) (b)
Gambar 3.33.(a) dan (b) Penandaan surface untuk stem dan stem bagian bawah
Langkah surface pada part-part ini diakhiri dengan mengklik tombol Done. .
3.3.2.3. Step
Step digunakan untuk menentukan tahapan langkah yang digunakan dalam simulasi. Ada satu step yang digunakan dalam
simulasi hip joint prosthesis ini, yaitu Step-1. Langkah awal yang dilakukan untuk membuat step adalah dengan mengklik pada tanda panah di sebelah kanan kotak pilihan Module, kemudian klik pada pilihan Step (Gambar 3.34).
Gambar 3.34. Cara masuk ke Module Step
Setelah itu dilakukan klik pada Create sehingga akan muncul kotak dialog Create Step (Gambar 3.35.a dan b)
(a) (b)
Gambar 3.35.(a) Langkah awal step dan (b) kotak dialog Create Step
Kotak isian di sebelah kanan Name pada kotak dialog Create Step diisi dengan nama step yang akan dibuat, kemudian pilih
Dynamic, Explicit. Lalu klik pada tombol Continue, maka akan muncul kotak dialog Edit Step (Gambar 3.36). Kotak isian di sebelah kanan Time periode diisi dengan angka 1.227. Setelah itu klik OK.
Gambar 3.36. Kotak dialog Edit Step 3.3.2.4. Interaction
Interaction adalah menentukan bagian-bagian yang akan berinteraksi selama simulasi. Ada dua interaction yang digunakan dalam simulasi ini, yaitu interaction antara stem dengan ball head bagian dalam, dan interaction antara ball head bagian luar dengan cone bagian bawah. Untuk bisa masuk ke menu interaction, maka pilih Interaction pada Module di toolbar (gambar 3.37.a). Kemudian klik pada Interaction di toolbar, pilih Create (gambar 3.37. b), sehingga kotak dialog Create Interaction akan muncul (Gambar 3.38).
(a) (b)
Gambar 3.37.(a) dan (b) Cara masuk ke menu interaction
Gambar 3.38. Kotak dialog Create Interaction dan tampilan part-part yang belum diberi interaction
Interaction yang akan dibuat diberi nama Int-1, Pada pilihan Types for Selected Step dipilih Surface-to-surface contact (Explicit). Setelah itu klik pada tombol Continue. Penentuan surface yang akan berinteraksi dimulai dengan melakukan klik pada tombol Surfaces (gambar 3.39).
Gambar 3.39. Awal penentuan surface yang akan diberi interaction
Setelah tombol surface diklik, akan muncul kotak dialog Region Selection. Pada pilihan Name di kotak ini dipilih stem sebagai surface pertama yang akan diberi interaction (gambar 3.40). Garis merah yang ada di tepi stem merupakan pertanda bahwa permukaan tersebut merupakan surface pertama yang diberi interaction. Kemudian klik pada tombol Continue sehingga akan masuk ke tahap selanjutnya, yaitu menentukan surface kedua yang akan diberi Interaction. Klik Surface pada Choose the second surface type (gambar 3.41), sehingga akan muncul kotak dialog Region Selection (gambar 3.42). Ball head bagian dalam dipilih sebagai surface kedua pada pilihan Name.
Gambar 3.40. Cara menentukan surface pertama yang dipilih untuk interaction
Gambar 3.42. Pemilihan surface kedua untuk interaction
Ketika ball head bagian dalam telah dipilih sebagai surface kedua, surface tersebut akan berwarna pink seperti terlihat pada gambar 3.42. Setelah itu klik Continue sehingga akan muncul kotak dialog Edit Interaction (gambar 3.43). Klik Create pada Contact interaction property sehingga akan muncul kotak dialog Create Interaction Properties (gambar 3.44).
Gambar 3.43. Kotak dialog Edit Interaction
Gambar 3.44. Kotak dialog Create Interaction Properties
Pada kotak dialog Create Interaction Properties, Name diisi dengan nama IntProp-1 dan untuk Type dipilih Contact lalu klik Continue sehingga akan muncul kotak dialog Edit Contact Property (gambar 3.45 a).
(a) (b)
Gambar 3.45.(a) dan (b) Kotak dialog Edit Contact Property Klik Mechanical dan pilih pada Tangential Behavior. Kemudian pilih Penalty pada menu Friction formulation sehingga tampilan kotak dialog menjadi seperti gambar 3.45. b. Pada kotak dialog tersebut, Friction Coeffisien diisi dengan 0.35, kemudian klik OK. Setelah itu akan kembali pada kotak dialog Edit Interaction (Gambar 3.46), kemudian klik OK.
Pada dasarnya pembuatan interaction yang kedua menggunakan cara yang sama seperti pada interaction yang pertama. Perbedaannya terdapat pada pemberian nama, permukaan yang diberi interaction, dan nilai Friction Coeffisien. Interaction yang kedua ini diberi nama Int-2 dan Interaction Properties kedua diberi nama IntProp-2. Pada interaction yang kedua ini, permukaan yang diberi interaction adalah ball head bagian luar dan cone bagian bawah. Sementara itu Friction Coeffisien yang diberikan adalah 0.3. Permukaan-permukaan yang digunakan untuk interaction kedua ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.47. Dalam gambar tersebut, ball head bagian luar berwarna merah sementara cone bagian bawah berwarna pink.
Gambar 3.47. Permukan-permukaan yang digunakan dalam interaction kedua
3.3.2.5. Constraint
Constraint merupakan pembatas antara permukaan part yang satu dengan permukaan part yang lain. Dalam hal ini permukaan part yang akan di-constraint adalah ball head bagian luar (sebagai
master surface) dan cone bagian dalam (sebagai slave surface). Constraint pada simulasi ini diperlukan agar ball head tidak ikut turun bersama stem setelah mendapatkan gaya dari stem atau akibat koefisien gesek yang dimiliki stem dan ball head bagian dalam. Caranya adalah dengan memilih Interaction pada Module di toolbar seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.48.a. Setelah muncul tampilan tersebut, klik Constraint lalu pilih Create pada menu di bawahnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.48.b. Setelah langkah ini akan muncul kotak dialog Create Constraint (gambar 3.49.a)
(a) (b)
Gambar 3.48.(a). Memilih Interaction pada Module dan (b) Memilih Create pada pilihan Costraint di toolbar
(a) (b)
Gambar 3.49.(a) Kotak dialog Create Constraint dan (b) tombol Surface dan tampilan part-part
Pilih Tie Type pada kotak dialog Create Constraint, kemudian klik Continue. Selanjutnya klik tombol Surface (gambar 3.49.b) pada layar Abaqus 6.5-1 untuk memulai menyeleksi surface yang akan digunakan untuk constraint.
Setelah itu akan muncul kotak dialog Region Selection (gambar 3.50) yang digunakan untuk memilih surface, dalam hal ini adalah ball head bagian luar sebagai master surface. Lalu klik Continue, kemudian klik tombol Surface pada layar Abaqus 6.5-1 (gambar 3.51). Berikutnya akan muncul lagi kotak dialog Region Selection (gambar 3.52) yang kali ini untuk memilih slave surface yang dalam hal ini adalah cone bagian dalam. Setelah cone bagian dalam dipilih, klik tombol Continue.
Gambar 3.50. Kotak dialog Region Selection
Gambar 3.51. Tombol Surface untuk memilih slave surface
Gambar 3.52. Kotak dialog Region Selection
Setelah tombol Continue diklik, berikutnya akan muncul kotak dialog Edit Constraint (gambar 3.53). Klik OK pada kotak dialog tersebut untuk mengakhiri langkah constraint.
Gambar 3.53. Kotak dialog Edit Constraint
3.3.2.6. Amplitude
Simulasi hip joint prosthesis ini memerlukan amplitude (amplitudo). Istilah amplitudo dalam abaqus diartikan sebagai variasi besarnya gaya yang diberikan selama simulasi. Amplitudo
memungkinkan gaya yang terjadi selama simulasi bersifat dinamis dengan cara memberikan gaya yang berbeda pada titik-titik tertentu dan pada rentang waktu tertentu.
Amplitudo yang dipergunakan dalam simulasi hip joint prosthesis ini diambil dari data-data video dan grafik dari hasil pengukuran langsung pada hip joint prosthesis yang terpasang pada tubuh manusia (www.orthoload.com). Dimana berat badan pasien yang diambil data amplitude-nya sebesar 62 kg (610 N) dengan tanpa membawa beban tambahan. Untuk memudahkan dalam proses simulasi, maka tidak semua data dipergunakan, dipilih data- data yang diperlukan yang dianggap telah mewakili data aslinya. Sehingga variasi besaran amplitude relatif sama dengan data aslinya.
Untuk memudahkan dalam simulasi, maka tidak semua data dipergunakan. Data-data yang dipergunakan adalah data-data yang dianggap telah mewakili data aslinya. Sehingga variasi amplitudonya relatif sama dengan data aslinya.
Gambar 3.54 menunjukkan grafik yang diolah dari data untuk gaya total dan tabel 3.3 menunjukkan nilai amplitudo terhadap waktu untuk gaya total yang semuanya diperoleh dari www.orthoload.com.
0 500 1000 1500 2000 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Waktu (s) Profil beban (N)
Gambar 3.54. Grafik gaya total pada hip joint prosthesis Tabel 3.3. Amplitudo gaya total untuk simulasi
Waktu (s) Amplitude (N) 0 169.19 0.104 399.54 0.2 806.2 0.3 1650.3 0.368 1876.88 0.402 1830.42 0.504 1631.22 0.566 1649.95 0.988 256.38 1.078 331.59 1.227 169.74
Sebelum masuk ke amplitude, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa Interaction telah dipilih pada pilihan Module (gambar 3.55). Selanjutnya, klik pada Tools di toolbar. Pada pilhan yang ada di Tools, pilih Amplitude kemudian pilih Create (gambar 3.56).
Gambar 3.56. Cara masuk ke Create Amplitude
Setelah kotak dialog Create Amplitude muncul, kotak isian Name diisi dengan nama Amp-1. Untuk pilihan Type, yang dipilih adalah Smooth step (gambar 3.57.a), setelah itu klik tombol Continue sehingga akan muncul kotak dialog Edit Amplitude (gambar 3.57.b).
Pada kotak dialog Edit Amplitude inilah data-data untuk time dan amplitude pada tabel 3.3 dimasukkan ke dalam kolom dan baris isian yang terdapat pada kotak dialog tersebut sesuai dengan urutannya. Step time dipilih untuk Time span. Setelah semua data yang dibutuhkan dimasukkan, langkah ini diakhiri dengan mengklik tombol OK.
(a) (b)
Gambar 3.57.(a) Kotak dialog Create Amplitude dan (b) kotak dialog Edit Amplitude
3.3.2.7. Load
Load memberikan segala informasi mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan tegangan pada struktur. Beban dapat meliputi berbagai hal, beban terpusat (point loads), tekanan pada permukaan benda (pressure loads on surfaces), gaya pada benda (body forces, gravity) dan gaya termal (thermal loads). Tegangan pada pengujian hip joint prosthesis sebesar 1,3 x 107 Pa pada stem. Tegangan sebesar 1,3 x 107 Pa merupakan hasil pembagian antara beban dari berat tubuh 610 N terhadap luas permukaan bidang sambungan tulang yang terkena beban yaitu 3,14 x (0,006)2 m.
Agar dapat masuk ke load, maka Module harus berada pada tipe Load (gambar 3.58.a). Setelah itu klik pada Load di toolbar sehingga beberapa pilihan akan muncul di bawahnya (gambar 3.58.b). Klik pada Create di antara pilihan-pilihan yang ada.
(a) (b)
Gambar 3.58.(a) dan (b) Cara masuk ke pilihan Load
Berikutnya akan muncul kotak dialog Create Load (gambar 3.59). Kotak isian Name diisi dengan nama load yaitu Load-1 atau nama lain yang diinginkan. Sementara itu pada kotak pilihan Step dipilih Step-1. Category yang dipilih adalah Mechanical dan untuk Types for Selected Step dipilih pressure. Setelah ini klik tombol Continue sehingga kotak dialog Region Selection akan muncul (gambar 3.60).
Gambar 3.59. Kotak dialog Create Load
Gambar 3.60. Kotak dialog Region Selection
Setelah kotak dialog Region Selection muncul, pilih stem bagian bawah sebagai surface yang akan diberi load pada daftar nama surface di Name pada kotak tersebut kemudian klik tombol Continue. Berikutnya yang akan muncul adalah kotak dialog Edit Load (gambar 3.61).
Gambar 3.61. Kotak dialog Edit Load
Pada kotak dialog tersebut ada kotak pilihan dan kotak isian yang harus dipilih dan diisi. Pilih Uniform pada kotak pilihan Distribution, ketik 1.3E+007Pa pada kotak isian Magnitude, dan pilih Amp-1 pada kotak pilihan amplitude. Akhiri dengan menekan tombol
OK.
3.3.2.8. Mesh
Mesh adalah membagi part menjadi beberapa element (elemen) atau node. Meshing dilakukan secara selektif di tiap bagian part untuk mendapatkan hasil yang halus. Jumlah elemen yang terbentuk dari meshing tidak boleh berlebihan karena software dan komputer bisa saja tidak mampu melakukan analisis.
Meshing dimulai dengan memilih dengan memilih Mesh pada Module, kemudian klik pada Seed di toolbar akan memunculkan serangkaian pilihan. Pilih Create pada pilihan tersebut (gambar 3.62), sehingga kotak dialog Global Seeds akan muncul (gambar 3.63). Pada waktu melakukan meshing, part yang akan diberi mesh harus sedang aktif pada layar komputer.
Gambar 3.62. Cara membuka aplikasi mesh
Gambar 3.63. Kotak dialog Global Seeds dan tampilan part yang akan diberi mesh
Pada kotak dialog Global Seeds ada kotak isian Approximate global size yang harus diisi dengan nilai mesh. yang akan digunakan dalam simulasi. Cone menggunakan mesh sebesar 0.0007, ball head 0.0004 dan stem 0.0004. Setelah semua nilai