• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN EKSPERIMEN DI BIDANG PENDIDIKAN

F. DESAIN EKSPERIMEN

F. DESAIN EKSPERIMEN

Apakah desain eksperimen itu? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.

Untuk meneliti pengaruh metode pemecahan soal terhadap prestasi belajar matematika, misalnya, maka perlu dipersiapkan rancangan/proposal penelitian. Untuk itu, perlu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Persoalan apa yang menjadi pusat perhatian peneliti sehingga harus

melakukan penelitian dengan penelitian eksperimen?

b. Bagaimana mempersiapkan kelompok eksperimen dan kontrol? c. Karakteristik metode pembelajaran yang akan dibandingkan?

d. Variabel tergantung (dependent) apa yang menjadi pusat perhatian peneliti dan apa instrumen pengukurnya?

e. Apa teori dasar yang harus dipersiapkan? f. Berapa lama eksperimen akan dilakukan? g. Metode analisis apa yang tepat digunakan?

h. Bagaimana mengurangi kesesatan pada kedua kelompok?

Pertanyaan di atas memberi gambaran bahwa suatu desain untuk mengerjakan suatu eksperimen perlu dipikirkan selengkap dan serinci mungkin.agar dapat dipakai pegangan dalam pelaksanaannya.

Dalam penelitian eksperimen kita tidak terkonsentrasi pada satu jenis desain/ pola eksperimen saja, ada tiga desain yang disajikan, guru dapat memilih alternatif mana yang paling tepat untuk mencoba suatu tindakan tertentu bilamana kondisi siawa/kelas/sekolah mengalami masalah. Setiap pola/desain eksperimen mempunyai kelemahan dan kebaikannya, namun peneliti harus mampu memilih desain eksperimen yang dapat dilaksanakan dan paling minim mengandung resiko kelemahan.

Sebenarnya lebih dari 8 (delapan)desain eksperimen yang dapat kita pelajari, namun berikut ini hanya disampaikan beberapa desain eksperimen yang sering digunakan guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu:

1) Treatments by Levels Designs, 2) Treatment by Groups Designs, dan 3) Matched Subjects Designs

Untuk mendapatkan gambaran yang agak jelas berikut ini diuraikan secara singkat ketiga desain eksperimen tersebut.

1. Treatment by Levels Designs.

Desain ini memberikan dasar-dasar pengamatan stratifikasi yang lebih baik. Kita sadari bahwa pada setiap kelompok/kelas selalu dijumpai adanya siswa yang masuk kelompok tinggi dan rendah, ada anak-anak yang pandai dan kurang pandai, maka melalui desain ini stratifikasi itu perlu mendapat perhatian dalam menentukan kelompok kontrol dan

eksperimen. Kondisi semacam ini dalam pelaksanaan suatu eksperimen perlu diperhatikan agar tidak banyak mengganggu hasil akhir eksperimen. Untuk itu, dalam persiapan eksperimen, peneliti harus menentukan dua kelompok yang di dalamnya terdistribusi siswa yang berkemampuan yang seimbang. Walupun demikian bukan berarti bahwa desain ini sudah terbebas dari kesesatan, masih juga dapat terjadi bilamana tidak memperhatikan pelaksana/guru pelaku tindakan baik di kelompok eksperimen atau di kelompok kontrol. Pengulangan juga terjadi kalau tidak diperhatikan kemungkinan pengulangan metode pada kedua kelompok itu. Disamping itu, juga perlu diperhatikan variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap hasil eksperimen, maka persiapan perlu dilakukan sebaik-baiknya.

1. Matched Group Designs

Desain eksperimen ini merupakan desain yang paling banyak digunakan para guru dalam menguji keampuhan suatu metode pembelajaran dibandingkan metode lain. Data untuk persiapan dengan desain eksperimen ini dapat diperoleh dari dokumen atau memberikan pretest kepada siswa yang akan dijadikan subyek penelitian. Persoalan pokok yang perlu dipikirkan lebih awal pada grup matching adalah faktor-faktor yang harus diseimbangkan agar grup-grup yang mengikuti eksperimen dapat berjalan pada kondisi eksperimental tanpa dipengaruhi faktor ekstrane. Prinsipnya semua faktor yang dipandang dapat memengaruhi/mengotori pengaruh tindakan/treatment harus di-matched/jodohkan sebelum tindakan atau eksperimen dilakukan. Misalnya prestasi belajar, dan inteligensi dipandang akan berpengaruh pada hasil eksperimen, maka kedua faktor itu harus di-matched.

Cara melakukan matching dapat melakukan dengan menguji perbedaan grup-grup yang dicoba akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan analisis t-test. Bilamana ada perbedaan antara kedua kelompok itu eksperimen tidak dapat diteruskan, berarti kedua kelompok itu harus menujukkan adanya kesamaan.

2. Matched Subjects Designs

Desain ini berlandaskan pada adanya matched subjects pada dua kelompok yang dipersiapkan untuk eksperimen. Pada matched groups, yang dipakai dasar adalah menjodohkan kedua kelompok itu dengan perhitungan seluruh subyek yang ada pada tiap kelompok, sedang matched subjects yang dijodohkan tiap-tiap subyek pada kelompok yang satu dengan subyek pada kelompok yang lain. Pada matched subjects dapat dijodohkan dengan system: a) nominal pairing, b) ordinal piring, atau c) combined pairing. Nominal pairing yang dipasang-pasangkan umpama jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, sedang orninal pairing yang dipasang-pasangkan adalah intelegensi, prestasi belajar, atau tingkat pendidikan, Pada pelaksanaannya sangat tergantung pada pelaku eksperimen, sistem apa yang akan dipakai.

Desain ini mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang lebih tinggi dibandingkan dengan desain lainnya dalam mendeteksi perbedaan pengaruh tindakan/treatment, apalagi kalau mampu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mencemari hasil eksperimen.

G. LAPORAN PENELITIAN

Kegiatan paling akhir dan sering tertunda-tunda serta menjemukan adalah menyusun laporan hasil penelitian. Agar tidak tertunda dan tetap segar untuk menyusun laporan dapat dimulai sejak peneliti melaksanakan kegiatan eksperimennya. Apa yang harus ditulis awal, penelitiannya saja baru mulai? Kalau kita memperhatikan materi yang akan ditulis pada laporan hasil penelitian itu, harus ingat pada rancangan/proposal penelitian yang sudah disusun awal. Rancangan penelitian yang sudah lengkap dan terstruktur secara sistematis, akan memberikan bahan dasar laporan yang sangat berharga dan mengurangi beban waktu penyusunan laporan. Tiga bab dari lima bab pada laporan sudah ada di rancangan/proposal penelitian, walaupun masih perlu dipertajam, disempurnakan dan dilengkapi sesuai dengan apa yang akan dilaksaknakan peneliti. Maka sambil melaksanakan eksperimen guru/peneliti

dapat mengawali menyusun laporan pada bab pendahuluan, kajian teori dan pustaka, serta bab metode penelitiannya.

Bab atau bagian baru dan lebih membutuhkan pemikiran dan belum ada di proposal adalah bab IV yang menyajikan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini baru dapat ditulis kalau kegiatan pengumpulan data, kegiatan eksperimennya sudah selesai. Semua data dari proses sampai hasil akhir eksperimen harus disajikan pada bagian ini. Cara menyajikan dapat dalam bentuk tabel, grafik, skema atau bagan, dan bertujuan untuk mempermudah pembaca memahmi makna yang disampaikan peneliti. Hasil analisis data didasarkan pada hasil yang diperoleh dari tes materi pelajaran serta angket pada ahkir pelajaran/eksperimen.

Untuk menyusun laporan penelitian, guru diharapkan memahami sistematika penulisan yang sudah ditetapkan, seperti yang terlampir pada bagian akhir dari hand-out ini. Pada prinsipnya sistematika pembhasan mengandung tiga bagian pokok yaitu, bagian awal, bagian inti dan bagian pendukung. Agar karya ilmiah jenis penelitian ini memenuhi syarat untuk dinilai angka kreditnya, diwajibkan ada pengesahan dari kepala sekolah dan perpustakaan sekolah dari guru pengusul.

H. PENUTUP

Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang dapat dilaksanakan oleh guru disamping penelitian tindakan kelas. Kalau dilakukan dengan hati-hati dan cermat besar kemungkinan akan mendapatkan kepuasan tersendiri, baik dalam bidang akademik maupun ilmu pengetahuan yang diperoleh. Guru sering sekali memperoleh ilmu baru, mendapat metode baru yang dapat dicobakan untuk mendapatkan gambaran secara jelas perbedaan yang diakibatkan, terlebih kalau mampu mengendalikan variabel pengganggu pelaksanaan eksperimen. Untuk itu mempelajari berbagai jenis penelitian sangat penting dalam mengantarkan guru dalam meningkatkan/ mengembangkan profesinya secara nyata dalam menghayati berbagai masalah yang dihadapi kesehariannya di kelas. Dengan penguasaan penelitian

eksperimen akan dapat melengkapi tugas guru dalam upaya mengantarkan para siswanya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik. Selamat mencoba untuk melakukan penelitian eksperimen yang sesuai dengan disiplin ilmu yang sedang ditekuni dan kembangkan.

Jakarta, awal 2007

DAFTAR PUSTAKA

Linquit EP, 1986, Design and Analysis of Experiments in Psychologi and Educa- Tion, Boston: Houghton Mifflin Company

Federer, WT, 1974, Experiment Design,: Theory and Applications, Oford & LBH Publishing Co., New Delhi

Kempthorne, O., 1984, The Design andAnalysis of Experiments, Wiley Eastern Private Ltd. New Delhi

Montgomery, D C., 1976., Design and Analysis of Experiment, John Wiley & Sons, New York

Sudjana, 1994, Desain dan Analisis Eksperimen, Penerbit Tarsito Bandung.

Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Sutrisno Hadi, 2004, Metodologi Research,: untuk menulis laporan, skripsi thesis dan disertasi, Penerbit Andi Yogyakarta

Dokumen terkait