• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Proses Pengembangan Materi

4.2.1.2.1 Desain Materi Sebelum Di Validasi

Langkah pertama adalah mendesain perangkat pembelajaran. Terdapat dua desain perangkat pembelajaran yang digunakan di dalam penelitian ini. Dua desain perangkat pembelajaran ini sebelumnya telah disharingkan oleh peneliti dan rekan peneliti, Dessy Riska, sebelum melakukan validasi materi. Peneliti merancang desain perangkat pembelajaran untuk hari ke dua, sedangkan rekan peneliti mendesain perangkat pembelajaran untuk hari pertama penelitian. Kedua desain perangkat pembelajaran dijadikan satu produk pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan dikarenakan dua desain perangkat pembelajaran berkaitan satu sama lain. Selain itu desain perangkat pembelajaran yang dibuat didasarkan pada data analisis kebutuhan siswa kelas V A dan juga data analisis kebutuhan kelas V B yang disharingkan oleh rekan peneliti.

Mata pelajaran yang digunakan di kedua perangkat pembelajaran ini adalah

mata pelajaran IPA materi “Pembuatan makanan pada tumbuhan hijau”. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dirancang untuk menerapkan pendidikan emansipatoris. Pendidikan emansipatoris pada perangkat pembelajaran yang disusun terdapat pada kedua desain perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Sebelumnya, peneliti dan rekan peneliti telah mensharingkan pendapat masing-masing untuk menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), serta indikator kelas V yang akan digunakan dalam mendesain kedua perangkat pembelajaran. Cara menentukan SK, KD, dan indikator yang digunakan dalam perangkat pembelajaran ini didasarkan pada lembar panduan student need analysis dari dosen pembimbing.

Peneliti dan rekan peneliti memilih SK 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan. Sedangkan, KD yang digunakan untuk perangkat pembelajaran pertama, rekan peneliti memilih menggunakan KD 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Untuk desain perangkat pembelajaran yang kedua, peneliti menggunakan KD 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. Kedua KD yang digunakan dipilih karena kedua KD tersebut didasarkan pada hasil observasi perilaku siswa terhadap tumbuhan, serta disesuaikan dengan mata pelajaran IPA.

SK, KD, serta indikator yang telah dikoreksi oleh dosen pembimbing, selanjutnya dikembangkan menjadi silabus. Silabus yang telah tersusun, kemudian dikembangkan lagi menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dikembangkan didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang digunakan oleh SD N Jetis 1 Yogyakarta. Untuk lebih menerapkan pendidikan emansipatoris, RPP yang disusun menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan pendekatan EEK. Selain itu model dan metode yang digunakan di dalam RPP adalah model Conservation Scout dan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, penugasan, eksperimen sederhana, kebun konservasi, serta demonstrasi. Teknik peer tutoring yang merupakan bagian dari model Conservation Scout juga dilakukan di dalam desain perangkat pembelajaran. Teknik peer tutoring ini dilakukan untuk melatih siswa dengan mengajak siswa lain untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dengan pengalaman yang telah siswa tersebut dapatkan. Teknik peer tutoring yang dilakukan di dalam perangkat pembelajaran yang pertama adalah menyampaikan kata-kata mutiara yang telah

dibuat. Sedangkan peer tutoring yang dilakukan di dalam perangkat pembelajaran yang kedua adalah menyampaikan peraturan tentang merawat tanaman yang ditanam secara vertikultur. Teknik peer tutoring melalui kata-kata mutiara didasarkan pada saran guru kelas V A. Sedangkan, dengan membuat peraturan untuk melaksanakan teknik peer tutoring pada kegiatan hari kedua implementasi dipilih karena untuk melihat bagaimana siswa merawat tumbuhan yang mereka tanam.

Perbedaan kedua silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti dan rekan peneliti, terletak pada KD, indikator, dan langkah-langkah kegiatan. Selain itu penggunaan metode di dalam model Conservation Scout yang dirancang untuk hari pertama dan kedua juga berbeda satu sama lain. Model Conservation Sout yang digunakan untuk hari pertama adalah metode eksperimen. Metode eksperimen yang diterapkan di dalam perangkat pembelajaran hari pertama adalah metode

eksperimen sederhana “Uji Amilum”. Rekan peneliti, memilih metode eksperimen

sederhana “Uji Amilum” dikarenakan sesuai dengan KD 2.1 yang berhubungan

dengan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Dengan menguji kandungan amilum atau karbohidrat pada bagian-bagian tumbuhan yang merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan tersebut, diharapkan dapat menunjukkan kepada siswa bahwa pembuatan makanan pada tumbuhan menghasilkan amilum atau karbohidrat. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memahami bahwa bagian tumbuhan yang mengandung karbohidrat merupakan sumber makanan bagi mereka. Selain itu, kandungan karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis memberikan nutrisi dan sumber energi bagi siswa.

Sedangkan model Conservation Scout untuk hari kedua adalah metode kebun konservasi. Metode kebun konservasi yang diterapkan di dalam perangkat pembelajaran hari kedua adalah kebun konservasi teknik menanam vertikultur. Peneliti memilih metode teknik menanam vertikultur juga dikarenakan untuk menyesuaikan dengan KD 2.2 yang berhubungan dengan mendeskripsikan ketergantungan manusia terhadap tumbuhan sebagai sumber makanan. Selain itu, penggunaan metode teknik menanam vertikultur dipilih karena untuk mengenalkan kepada siswa bahwa menanam tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan disekitar mereka dan dapat dilakukan di lahan yang terbatas. Terlebih lingkungan sekolah mereka tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk melakukan kegiatan menanam.

Peneliti juga menyediakan tumbuhan yang digunakan di dalam teknik menanam vertikultur. Tumbuhan yang disediakan merupakan tumbuhan pangan, seperti tumbuhan tomat, sawi, dan daun bawang. Tumbuhan-tumbuhan tersebut dipilih karena peneliti menyesuaikan pembelajaran hari pertama yang berhubungan dengan pembuatan makanan pada tumbuhan. Terlebih kegiatan pada pembelajaran hari pertama merupakan kegiatan uji amilum pada bagian-bagian tumbuhan yang dijadikan sebagai sumber makanan bagi manusia. Dengan melakukan teknik menanam vertikultur menggunakan tumbuhan pangan diharapkan siswa dapat memahami bahwa tumbuhan yang mereka tanam nantinya akan menghasilkan sumber makanan bagi mereka. Selain itu, peneliti juga mengharapkan dengan menggunakan teknik menanam vertikultur dapat mengajarkan kepedulian siswa terhadap tumbuhan dengan cara merawat tumbuhan yang telah mereka tanam.

Aplikasi yang digunakan untuk mendesain perangkat pembelajaran yang dirancang adalah Microsoft Word 2010 dan Microsoft Word 2013, serta menggunakan font Times New Roman. Aplikasi yang merupakan program komputer ini digunakan untuk mendesain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut merupakan desain silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti dan rekan peneliti:

Gambar 4.1 Silabus Hari Pertama dan Silabus Hari Kedua

Gambar 4.2 RPP Hari Pertama dan RPP Hari Kedua

Selain mendesain silabus dan RPP, peneliti dan rekan peneliti juga mendesain panduan eksperimen yang didasarkan pada model Conservation Scout.

Panduan eksperimen yang digunakan untuk hari pertama dirancang oleh rekan peneliti, Desy Riska. Sedangkan panduan eksperimen yang kedua dirancang oleh peneliti sendiri. Panduan eksperimen siswa dan panduan eksperimen guru berbeda satu sama lain. Panduan eksperimen guru digabungkan dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan siswa hanya panduan eksperimen. Untuk guru, penggabungan silabus, RPP, dan panduan eksperimen dibuat menjadi satu kesatuan materi. Materi pertama yang disusun oleh rekan peneliti diberi judul

Materi Eksperimen Sederhana “Uji Amilum”, sedangkan materi kedua yang

disusun oleh peneliti diberi judul Materi Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur”.

Selain itu, perbedaan panduan eksperimen guru dan siswa juga terletak pada susunan isi panduan tersebut. Panduan eksperimen untuk guru yang dirancang oleh rekan peneliti, terdiri dari sampul depan, judul panduan eksperimen, deskripsi singkat, tujuan kegiatan, alat dan bahan, langkah kerja, serta daftar pustaka. Sedangkan komponen untuk siswa, terdiri dari sampul depan, judul panduan eksperimen, tujuan kegiatan, alat dan bahan, langkah kerja, serta daftar pustaka. Bahasa panduan eksperimen untuk siswa juga dibuat lebih sederhana.

Gambar 4.3 Sampul dan Isi Panduan Pertama untuk Guru

Gambar 4.4 Sampul dan Isi Panduan Pertama untuk Siswa

Panduan hari kedua yang dirancang oleh peneliti juga didesain untuk guru dan siswa. Komponen di dalam panduan untuk guru, juga terdiri dari sampul depan, judul panduan materi, deskripsi singkat, tujuan kegiatan, alat dan bahan, langkah kerja, serta daftar pustaka. Sedangkan komponen untuk siswa, terdiri dari sampul depan, judul panduan materi, deskripsi singkat, tujuan kegiatan, alat dan bahan, langkah kerja, serta daftar pustaka.

Gambar 4.5 Sampul dan Isi Panduan Hari Kedua untuk Guru

Gambar 4.6 Sampul dan Isi Panduan Kedua untuk Siswa

Aplikasi yang digunakan untuk mendesain kedua panduan eksperimen di atas adalah program komputer Microsoft Word 2010 dan Microsoft Word 2013. Font yang digunakan di dalam desain materi eksperimen, diantaranya adalah Times New Roman, Goudy Stour, Jokerman, Comic sans MS, dan MV Boli. Selain itu, peneliti dan rekan juga menggunakan gambar-gambar dari internet untuk membuat desain panduan eksperimen menjadi lebih menarik. Gambar pada sampul kegiatan

“Uji Amilum” didapat di halaman website http://rumahceritaanak.com/proses-terjadinya-fotosintesis/ dan diambil pada tanggal 15 November 2016. Sedangkan

gambar pada sampul kegiatan “Teknik Menanam Vertikultur” didapat di halaman

website http://pesonatanamanhias.blogspot.co.id/2014/08/cara-menanamtanaman-hias-di-dalam-pot.html dan diambil pada tanggal 15 November 2016.

Materi Eksperimen Sederhana “Uji Amilum” dan Materi Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” kemudian disatukan menjadi “Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V”. Peneliti dan rekan peneliti

telah mensharingkan ide masing-masing untuk mendesain cover utama. Cover utama ini didesain untuk lebih memperlihatkan bahwa kedua materi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan materi. Aplikasi untuk membuat desain cover utama hanya menggunakan Microsoft Word 2013 dan menggunakan font MV Boli. Gambar yang diperoleh dari internet juga ditambahkan di dalam sampul agar lebih menarik. Gambar diperoleh dari website https://greensuncities.wordpress. com/tag/water-2/ dan diambil pada tanggal 15 November 2016. Selain itu, di bagian bawah gambar juga terdapat nama lengkap peneliti dan rekan peneliti yang merupakan perancang dari perangkat pembelajaran dalam penelitian ini.

Gambar 4.7 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V

Peneliti dalam mendesain perangkat pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, tidak terlepas dari prinsip-prinsip pengembangan materi menurut Brian Tomlinson. Peneliti menggunakan 10 prinsip dari 16 prinsip untuk mendesain perangkat pembelajaran dan panduan eksperimen, sehingga dapat menjadi materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan. Berikut merupakan ke 10 prinsip Tomlinson yang digunakan untuk mengembangkan materi:

Tabel 4.1 Prinsip Pengembangan Materi yang Digunakan

NO Prinsip

1 Materi harus memiliki pengaruh nyata atau terlihat pada pembelajaran.

2 Materi harus membantu pembelajar merasakan kenyamanan dan kesenangan.

3 Materi dapat membantu pembelajar untuk

mengembangkan kepercayaan diri.

4 Materi yang dipelajari harus relevan dan berguna bagi pembelajar

5 Materi harus memiliki daya tarik 6 Materi harus memberikan pencerahan

7 Materi harus mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda-beda.

8 Materi harus mempertimbangkan sikap afektif pembelajar.

9 Materi harus memaksimalkan pembelajaran yang potensial dengan meningkatkan kemampuan intelektual, estetis, dan emosional

10 Materi harus memberikan kesempatan untuk mewujudkan feedback setelah pembelajaran dilakukan.

Dokumen terkait