• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN DESAIN Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian, diperlukan

METODE PENELITIAN

B. DESAIN PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN DESAIN Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian, diperlukan

pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Dikemukakan oleh Bungin (2008, hlm.302) bahwa “Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat”. Menurut Creswell (1988, hlm.117):

36

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting.

Sedangkan menurut Herdiansyah (2010, hlm.9) “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti”. Sementara itu Sukmadinata (2006, hlm.60) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka pendekatan kualitatif dipandang tepat untuk melihat lebih jelas aktifitas sosial kelompok teman sebaya (peergroup).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk terjun ke lapangan untuk menemukan jawaban dengan secara langsung melihat, mengamati dan mendengarnya langsung dari objek yang akan diteliti. Tujuan dari pemilihan pendekatan kualitatif agar didapatkan informasi yang mendalam dengan wawancara dan observasi yang dilakukan antara peneliti dengan objek penelitian. Karena yang menjadi masalah penelitian yaitu bagaimana peran teman sebaya (peergroup) dalam membentuk gaya hidup konsumtif maka diperlukan data yang benar-benar dapat menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena tersebut melalui data yang berupa kata-kata atau lisan dari perilaku kelompok yang diamati. Untuk itulah pendekatan kualitatif dirasa tepat apabila digunakan dalam penelitian ini.

C. METODE PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN

METODE

Metode adalah jalan yang digunakan untuk mencari informasi melalui data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebelum lebih jauh

37

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai metode penelitian. Metode penelitian merupakan cara atau proses yang digunakan dalam pendekatan masalah penelitian untuk menemukan jawaban atas suatu masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1992, hlm.121):

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya mengkaji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Menurut Ruslan (2008, hlm.24) “Metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya”. Sedangkan Menurut Sugiyono (2013, hlm.2) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dapat

disimpulkan bahwa metode merupakan unsur penting dalam penelitian yaitu sebagai jalan untuk menemukan jawaban. Pemilihan metode yang tepat dapat menunjang keberhasilan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Yin (2002, hlm.1):

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.Studi kasus juga bisa memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan sebagai suatu hal yang bersifat umum.

Kemudian dikemukakan oleh Raco (2010, hlm.50) “Studi kasus ini dapat membantu peneliti untuk mengadakan studi mendalam tentang perorangan, kelompok, program, organisasi, budaya, agama, daerah atau bahkan Negara”. Penelitian ini ingin melihat proses interaksi yang dilakukan oleh peergroup bersama anggotanya sehingga menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Pandangan ini didukung oleh pendapat Muin (2013, hlm.230) yang mengatakan bahwa “Metode studi kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian

38

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkenaan dengan suatu fase khusus atau khas dari keseluruhan kejadian”. Dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (Mulyana, 2004, hlm.201) penggunaan metode studi kasus dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

a.Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti;

b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa

yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari;

c.Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan responden;

d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas;

Berdasarkan beberapa pandangan dari beberapa ahli serta keuntungan-keuntungannya, peneliti menimbang bahwa metode studi kasus adalah metode yang tepat jika digunakan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin menghasilkan data yang berupa kata-kata yang dapat mendeskripsikan perilaku yang telah diamati peneliti. Kemudian tujuan dari penelitian ini juga untuk memberikan gambaran pola interaksi dari peergroup yang menyebabkan gaya hidup konsumtif.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini maka diperlukan data yang menunjang penelitian ini. Dalam pengumpulan data-data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data tentulah harus disesuaikan dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 224) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.62) bahwa:

Bila dilihat dari segi cara atau tekhnik pengumpulan data, maka tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),

39

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interview (wawancara), kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Untuk menunjang hal tersebut penulis menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Pengertian observasi menurut Kartono (1980, hlm.142) adalah “Studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”. Menurut Nawawi dan Martini (1992, hlm.74) “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian”.

Dalam Sugiyono (2013, hlm.227) “Observasi dapat dibedakan

menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation”. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah participant observation dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati hal yang dikerjakan oleh sumber data, mengamati, mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan mengenai perilaku remaja bersama peergroupnya serta melihat aktivitas mereka sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah.

Lebih lanjut dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.228) “Manfaat dari observasi salah satunya adalah dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena bersifat sensitiF”. Untuk itulah peneliti memandang bahwa observasi dirasa tepat dalam penelitian ini karena peneliti terlibat langsung sehingga antara peneliti dan objek penelitian tidak ada yang dirahasiakan.

40

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Sugiyono (2013, hlm.231):

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.

Melalui wawancara ini peneliti ingin mendapatkan informasi secara verbal mengenai sikap, pengetahuan dan tindakan yang menjadi target penelitian yaitu tentang peranan peergroup dalam membentuk gaya hidup konsumtif pada remaja di SMAN 7 Bandung. Wawancara digunakan peneliti dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada informan untuk mengetahui kejelasan dari suatu permasalahan. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstrukur (unstructured interview) dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis. Pedoman wawancara disusun secara sederhana. Teknik ini dilakukan agar interaksi yang dilakukan antara peneliti dengan responden lebih lugas dan tidak ada yang merasa diintimidasi. Wawancara ini juga dilakukan agar suasana diantara peneliti dan informan tidak ada rasa canggung. Sehingga peneliti dengan responden dapat berbincang seperti layaknya teman yang sedang mendengarkan curahan hati remaja. Pendekatan seperti ini sangat tepat apabila respondennya para remaja. Tujuannya adalah untuk memperkuat suatu data yang telah diperoleh serta untuk memperoleh informasi secara meluas dan mendalam. Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2013, hlm.267) bahwa:

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan dalam kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari partisipan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap dua kelompok teman sebaya yang berada di SMA Negeri 7 Bandung sebagai informan utama, yang merupakan sumber data terpenting untuk menjawab penelitian ini.

41

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi

Menurut Moleong (2006, hlm.161) mendefinisikan bahwa “Studi

dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”. Sedangkan dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm.231), “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Studi dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Studi dokumentasi yang akan dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan berbagai dokumen seperti catatan yang ada pada guru BK, wali kelas, dan guru lainnya, buku laporan pribadi siswa serta catatan lain yang berkaitan dengan sumber data. Kemudian dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengamati social media yang digunakan oleh informan. Informasi yang didapatkkan dari social media merupakan data pendukung yang dianggap penting oleh peneliti, sebab melalui social media biasanya para remaja suka mempublikasikan kegiatanya bersama teman-temannya.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Arikunto (2006, hlm.134), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen merupaka alat bantu yang digunakan peneliti untuk memperoleh sebuah data. Teknik pengumpulan data akan menjadi lebih mudah apabila didukung dengan intrumen penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013, hlm.305) menjelaskan bahwa “…dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Selanjutnya Sugiyono (2013, hlm.223) menyatakan:

42

Farida Aryani, 2014

Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Merujuk pada pendapat diatas, sudah jelas bahwa intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, selebihnya instrumen-instrumen pendukung disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Adapun instrumen-instrumen tersebut adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, tape recorder, kamera serta catatan lapangan.

F. PROSEDUR PENELITIAN

Dokumen terkait