• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Desain Produk ( Product Inovation )

1. Pengertian Desain

Istilah desain, secara umum dapat berarti potongan, model, moda, bentuk atau pola; konstruksi, rencana, mempunyai maksud, merencanakan; baik, bagus, atau indah bentuknya. Kegiatan desain mencakup berbagai bidang, seperti bidang produksi, tekstil, interior, mebel, benda-benda pakai dan segala macam penciptaan benda yang membutuhkan paduan artistik fungsionil dan ekonomis dari yang mempergunakan teknologi rendah sampai dengan yang mempergunakan teknologi tinggi. Menurut Philip Kotler (2001:353) definisi rancangan adalah:

Totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan ”.

Rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Perancang harus memikirkan berapa besar yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya tahan, keandalan, dan kemudahan perbaikan. Adapun parameter rancangan yang didefinisikan menurut Phillip Kotler (2001:353) adalah sebagai berikut:

a. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.

commit to user

b. Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.

c. Keandalan (reliability), ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.

d. Mudah Diperbaiki (reparability), ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal.

Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang akan dengan mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang. Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memilikiarti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”.

commit to user

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.

2. Tahapan Desain

Tahapan desaian yang dimaksud adalah suatu proses aktivitas kegiatan yang akan dilakukan oleh para ahli desain produk insdustri dari hasil studi, kemudian di tuangkan kedalam bentuk inovasi/ ide-ide dasain, an dilanjutkan pada penjabaran penselarasan yang berhubungan dengan interaksi antar kegiatan terkait. Aktivitas tersebut dibagi menjadi 5 antara lain:

a. Studi Banding/ Survei, yang bertujuan mendapatkan data tentang keinginan pengguna (pasar) dalam suatu rancangan desain, terutama yang berkaitan dengan tren atau arah desain suatu produk pada masa yang akan datang. Hasil dari survei ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun Design Requirement untuk suatu produk rancangan.

b. Konsep Desain, setelah tahapan studi banding/ survei selesai serta dituangkan didalam Design Requirement, maka tahapan berikutnya adalah konsep desain yang mengacu pada Design Requirement. Dalam tahapan ini dilakukan pendefinisian mengenai bentuk dan konfigurasi yang meliputi hal-hal seperti panelisasi bentuk, intergrasi komponen terkait, rendering dan styling, fleksibilitas, gambar 3 dimensi (Conceptual Design).

commit to user

c. Pembuatan Model, dalam desain produk untuk membantu beberapa hal yang berkaitan dengan konsep desain. Kegunaan model disini untuk sebagai sarana studi desain/ rancangan produk untuk mewujudkan suatu konsep desain yang mendekati ketepatannnya, penampilan bentuk, alat pembanding dengan produk yang sudah ada, alat bantu presentasi.

d. Moke-Up, yang dimaksud dengan mock-up adalah pembuatan atau penjabaran dari gambar yang sudah dianggap frozen terakhir, menjadi suatu model dengan skala 1:1. Material yang digunakan bisa mengunakan jenis lain asal tepat dapat mewakili/ representatif. Pada tahapan ini secara bersamaan juga masuk pada fase detail design dan fabrication assembly. Didalam detail design, dibuat gambar akhir (final drawings).

e. Fabrication / assembly, yaitu aktivitas dari produksi untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul dari hasil riset dan pengembangan maupun rekayasa engineering, untuk suatu produk yang berhubungan dengan aplikasi teknologi dan proses produksi melalui implementasi dan pembuatan moke-up maupun prototipe, serta memberikan ide atau konsep perubahan yang bersifat improvement untuk proses produksi.

Hubungan antara detail desain dan fabrication assembly sangatlah erat, dikarenakan aktivitas keduanya selalu saling mengisi. Hasil-hasil evaluasi dari permintaan calon pembeli/ pemakai dapat dijabarkan kembali pada gambar detail desain yang akan dibuat di pabrikasi, dan sebaliknya bila diketemukan masalah

commit to user

atau problem yang timbul pada saat instalasi dilakukan, dapat segera memberi masukan kepada desainer untuk dituangkan kemudian pada rancangan desain.

D. Ergonomi

1. Defenisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Definisi ergonomi menurut Chapanis (1985), yaitu: “ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia”.

Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified, certified, dan coustumer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain final.

Gambar 2. Skema Design Management (Bagas, 2000) Sumber: http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/ (20 April 2011)

commit to user

Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu dibutuhkan data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntunan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki atau perempuan, utuh atau cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktifitas kerja manusia untuk mencapai tujuan efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan, keamanan dan kenyamanan manusia dalam mengunakan hasil produk desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi. Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok yakni :

a. Penyelidikan tentang tampilan/ display pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda – tanda, angka, dan lambang. b. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia dengan mengukur kekuatan

serta ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan obyek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia beraktivitas.

commit to user

c. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja yang bertujuan mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia.

d. Penyelidikan tentang lingkungan kerja mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur dan suara.

Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah “man made object” (Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian sebuah perancangan desain suatu produk yang memenuhi persyaratan “fitting the task to the man” (Grajean,1982), sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Sama seperti yang diungkapkan Sritomo(2000), desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan kajian/ evaluasi/ pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi ergonomis, dan marketing.

2. Pengembangan Produk Dengan Pendekatan Ergonomi

Dalam kaitannya dengan berbagai persyaratan pengunaan ergonomi pada rancang bangun suatu produk industri, upaya yang harus dilakukan adalah penyesuaian interaksi antarmanusia sebagai pengguna dengan peralatan/ produk

commit to user

itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan hal diatas, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pedekatan konseptual, yaitu dengan melaksanakan upaya pada saat dilakukannya pelaksanaan tahapan desain atau conceptual design.

b. Pendekatan Ergonomi, yaitu dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip ergonomi tentang kemampuan gerak manusia pada saat pengoprasian.

Berkaitan dengan upaya ini, maka prinsip ergonomi juga bisa menekan atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang akan timbul didalam operasionalnya, seperti ketidaknyamanan, ketidakserasian, ketidakamanan, sehingga segala kemampuan, kebolehan, dan batasan seorang hanya ditujukan kepada kepada tugas pokoknya saat melaksanakan pengoprasian suatu produk. Dengan masih dipakainya tenaga manusia sebagai alat angkut (dalam hal ini kemampuan untuk mengangkat atau membawa benda produk), maka cara angkat dan angkut barang, beratnya beban optimal dan besarnya benda produk yang boleh di bawa, harus benar-benar serasi dengan kemampuan, kebolehan dan batasan manusia. Peralatan atau benda produk yang akan dioperasikan oleh tangan atau jari, desainnya perlu disesuaikan dengan kontraksi satu gerakan ilmiah dari otot-otot jari dengan lengan yang terkait.

commit to user

Dokumen terkait