• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pengembangan Model Desain Telepon Umum sebagai Media Komunikasi Publik Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( Telkom )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Pengembangan Model Desain Telepon Umum sebagai Media Komunikasi Publik Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( Telkom )"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL DESAIN

TELEPON UMUM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.

( TELKOM )

Diajukan untuk menempuh Tugas Akhir guna mencapai gelar Sarjana Seni

Jurusan Desain Komunikasi Visual

oleh:

TABAH SANTOSO

C.0703038

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul :

PERANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL DESAIN TELEPON UMUM

SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.

( TELKOM )

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji, Dalam sidang Tugas Akhir

Disetujui Oleh:

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Andreas Slamet Widodo, S.Sn, M.Hum Jazuli Abdin Munib, S.Sn NIP. 19751201 200112 1002 NIP 19750516 200212 1 001

Koordinator Tugas Akhir

(3)

commit to user

iii

Disahkan dan dipertanggung jawabkan pada Sidang Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Pada Tanggal :

Ketua Sidang Tugas Akhir :

(4)

commit to user

iv

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. ( TELKOM )

Tabah Santoso¹

Andreas S.Widodo, S.Sn, M.Hum². Jazuli Abdin Munib, S.Sn ²

ABSTRAKSI

2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Pengembangan Model Desain Telepon Umum Sebagai Media Komunikasi Publik PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM). Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana membuat inovasi desain dan teknologi telekomunikasi telepon umum yang tepat (ergonomis), efektif dan efisien sehingga bisa menjadi solusi komunikasi bagi masyarakat Indonesia. Dengan begitu penyelengaraan fasilitas umum dapat direalisasikan dengan lebih baik seiring dengan perkembangan teknologi.

Pemilihan media sebagai sarana informasi tentang keberadaan serta regulasi tarif telepon umum yang tepat dan jelas akan menambah tingkat kepercayaan masyarakat untuk tetap mengunakan telepon umum. Perusakan terhadap fasilitas telepon umum dapat di siasati dengan cara menempatkan telepon umum di area dengan tingkat pengawasan yang cukup dan lingkungan ramai yang terang seperti stasiun pompa bensin, rumah sakit, kantor polisi, mall, tempat hiburan dan sekolah. Selain itu penciptaan logo STOP MERUSAK TELEPON UMUM diharapkan menjadi penunjang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak merusak fasilitas telepon umum. Karena pada dasarnya masyarakat masih tetap menginginkan keberadaan telepon umum dan pemerintah dapat membantu melalui penegakan Kepmenhub No KM 20/2001 tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, operator pemegang lisensi jaringan tetap diwajibkan menyediakan akses telepon umum sekurang-kurangnya 3% dari kapasitas terpasang.

____________________

¹Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM C.0703038

(5)

commit to user

v

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. ( TELKOM )

Tabah Santoso¹

Andreas S.Widodo, S.Sn, M.Hum². Jazuli Abdin Munib, S.Sn²

ABSTRACT

2011. Who deliver this final research paper, entitled Perancangan Pengembangan Model Desain Telepon Umum Sebagai Media Komunikasi Publik PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM). The problem studied is how to make innovation design and public telephone telecommunications technology (ergonomics), effective and efficient so that it can be a communication solution for the people of Indonesia. That way the implementation of public facilities can be realized better in line with technological development.

Selection of media as a means of information about the presence and regulation of phone rates are appropriate and clear general will increase the level of public trust to keep using a public phone. Destruction of public telephone facilities to preventwith how to put pay phones in areas with adequate levels of supervision and a bright noisy environments such as gas stations, hospitals, police stations, malls, entertainment and schools. In addition, the creation of the logo STOP MERUSAK TELEPON UMUM expected to be a support to raise public awareness so as not to damage the public telephone facilities. Because, basically, the payphones still wanted the existence of a public phone and the government can help through the enforcement of Ministerial Decree No. KM 20/2001 on telecommunication network, fixed network service licensees are required to provide public telephone access to at least 3% of installed capacity.

____________________

¹College Student Majority Visual Communication Design and Letter and Art Faculty UNS.

(6)

commit to user

vi

(7)

commit to user

vii

(8)

commit to user

viii

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelimpahan Rahmat-nya sehingga penulis dapat menyusun Konsep Pengantar Karya Tulis ini sebagiamana yang telah diwajibkan sebagai syarat gelar Kesarjanaan Seni Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

Dapat selesainya Tugas Akhir ini tentu saja tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberikan masukan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini hingga proses pengerjaan dapat selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A , Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. 2. Drs. Edi Wahyono Hardjanto,M.Sn selaku Ketua Jurusan Deskomvis. 3. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku Ketua Sidang Tugas Akhir.

4. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku Pembimbing Tugas Akhir I. 5. Jazuli Abdin Munib, S.Sn selaku Pembimbing Tugas Akhir II.

6. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Sidang Tugas Akhir. 7. Arief Imam Santoso, S.Sn selaku Pembimbing Akademik.

8. Bambang Purwadi, S.IP bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual. 9. Pihak PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Cab. Kota Surakarta.

Akhirnya penulis berharap penyusunan Konsep Pengantar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, meskipun penulis sadar masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Akhir kata penulis harapkan semoga dapat menjadikan ini semua lebih baik. Amin.

(9)
(10)

commit to user

BAB III. IDENTIFIKASI DATA ... 27

A. Identifikasi Objek Telepon Umum... 27

(11)

commit to user

D. Analisa SWOT (Strenght, Weaknes, Opportunity, Threat)... 41

E. Positioning... 49

F. USP (Unique Selling Preposition) ... 49

BAB IV. KONSEP KREATIF PERANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL DESAIN... 51

A. Metode Perancangan... 51

B. Konsep Kreatif ... 52

C. Standart Rancangan Inovasi dan Visual ... 53

(12)
(13)

commit to user

xiii

i. Iklan Selip ... 76

j. Stiker ... 77

k. Teaser ... 78

BAB VI. PENUTUP... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA... 82

Ucapan Terima Kasih... 83

(14)

commit to user

xiv

Halaman

Gambar 1. Level dan Kategori Inovasi... 12

Gambar 2. Skema Design Management... 19

Gambar 3. Contoh perhitungan ergonomi mobil Ferrari... 22

Gambar 4. Konsep dasar telekomunikasi... 25

Gambar 5. Unit telepon umum PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk... 38

Gambar 6. Skema tarif telepon umum PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk... 38

Gambar 7. Wartel ( Warung Telekomunikasi) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 39

(15)

commit to user

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. ( TELKOM )

Tabah Santoso¹

Andreas S.Widodo, S.Sn, M.Hum². Jazuli Abdin Munib, S.Sn ²

ABSTRAKSI

2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Pengembangan Model Desain Telepon Umum Sebagai Media Komunikasi Publik PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM). Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana membuat inovasi desain dan teknologi telekomunikasi telepon umum yang tepat (ergonomis), efektif dan efisien sehingga bisa menjadi solusi komunikasi bagi masyarakat Indonesia. Dengan begitu penyelengaraan fasilitas umum dapat direalisasikan dengan lebih baik seiring dengan perkembangan teknologi.

Pemilihan media sebagai sarana informasi tentang keberadaan serta regulasi tarif telepon umum yang tepat dan jelas akan menambah tingkat kepercayaan masyarakat untuk tetap mengunakan telepon umum. Perusakan terhadap fasilitas telepon umum dapat di siasati dengan cara menempatkan telepon umum di area dengan tingkat pengawasan yang cukup dan lingkungan ramai yang terang seperti stasiun pompa bensin, rumah sakit, kantor polisi, mall, tempat hiburan dan sekolah. Selain itu penciptaan logo STOP MERUSAK TELEPON UMUM diharapkan menjadi penunjang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak merusak fasilitas telepon umum. Karena pada dasarnya masyarakat masih tetap menginginkan keberadaan telepon umum dan pemerintah dapat membantu melalui penegakan Kepmenhub No KM 20/2001 tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, operator pemegang lisensi jaringan tetap diwajibkan menyediakan akses telepon umum sekurang-kurangnya 3% dari kapasitas terpasang.

____________________

¹Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM C.0703038

(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Telekomunikasi merupakan bentuk kegiatan pelayanan lalu lintas berita, uang dan barang serta merupakan jaringan yang penting di setiap bangsa atau negara. Bidang ini mempunyai jangkauan terhadap perkembangan kehidupan manusia dan menjadi faktor yang mempengaruhi proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat di Indonesia maupun dunia. Peningkatan penyelenggaraan serta pembangunan telekomunikasi ini, telah meningkatkan penyebaran informasi dalam segala aspek kehidupan seperti di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Telekomunikasi mempunyai fungsi sosial, menghilangkan isolasi daerah terpencil, juga merupakan alat terdepan dalam upaya menghimpun dan menyalurkan potensi kegiatan ekonomi dari dan kepada seluruh lapisan serta anggota masyarakat. Kemajuan teknologi dapat mendorong perkembangan ekonomi dan menyelesaikan beberapa masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran, bila dikelola dengan benar.

(17)

commit to user

sekurang-kurangnya 3% dari kapasitas terpasang. Selain itu terlihat pada tarif pulsa telepon koin yang sangat murah hanya Rp. 100,- per 1 menit dibandingkan dengan tarif pulsa telepon standar Rp. 275,- per 1 menit atau tarif telepon selular yang lebih mahal dengan jam telepon yang sama seperti yang dilansir website PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Dari segi pemakaian telepon umum sangat sederhana dan mudah, angkat gagang telepon, masukan uang koin pecahan Rp. 100,- atau Rp. 500,- atau prepaid card dilanjutkan dengan menekan nomor yang akan dihubungi.

Keberadaan telepon umum masih sangat di butuhkan masyarakat yang tidak memiliki sambungan telepon rumah dan telepon seluler. Dalam keadaan darurat, telepon umum bisa menjadi andalan. Misalnya, ketika tengah malam seseorang ingin berkomunikasi tapi pulsa telefon selulernya habis dan tidak ada gerai pulsa yang masih buka atau telefon genggamnya ketinggalan. Itulah kenapa di luar negeri juga telepon umum masih disediakan dan begitu penting keberadaannya.

(18)

commit to user

masih kurang dan tidak adanya inovasi dari segi desain dan penambahan fitur juga sebagai faktor pemicu semakin dilupakannya telepon umum. Selain itu adanya stigma negatif masyarakat akan telepon umum, setiap kali melihat telepon umum beranggapan rusak tanpa mencoba telepon umum tersebut terlebih dahulu apakah masih bisa digunakan atau tidak.

Dari alasan tersebut di atas maka penulis mengangkat telepon umum sebagai tema dalam penulisan Kolokium dan Tugas Akhir serta memilih judul “PERANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL DESAIN TELEPON UMUM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. ( TELKOM )” dengan harapan agar penulis bisa membantu

memberi rancangan inovasi kepada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan awareness kepada masyarakat akan pentingnya fasilitas telepon umum sebagai

sarana telekomunikasi publik dan wajib menjaganya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah :

1. Bagaimana merancang Inovasi Produk telepon umum yang ergonomis baik dari desain dan teknologi telekomunikasi?

2. Bagaimana merancang Inovasi Strategi telepon umum yang lebih tepat ? 3. Bagaimana merancang suatu pesan positif ajakan untuk mengurangi perusakan

(19)

commit to user

C.

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah :

1. Merancang Inovasi Produk telepon umum yang ergonomis baik dari desain dan teknologi telekomunikasi.

2. Merancang Inovasi Strategi telepon umum yang tepat.

3. Merancang pesan positif ajakan untuk mengurangi perusakan terhadap fasilitas telepon umum.

D.

Target Visual

Target visual promosi ini adalah : 1. Visual Identity :

Logotype, beserta tagline atau slogan

Logo STOP MERUSAK TELEPON UMUM

a. Desain produk telepon umum terdiri dari : 1) Desain unit telepon umum

(20)

commit to user

4) Desain fitur baru telepon umum 5) Desain kabel USB internet b. Desain Sign Board telepon umum c. Kartu telepon umum

d. Manual Book

e. Stiker “STOP MERUSAK TELEPON UMUM”

E.

Target

Audience

dan Target

Market

Target audience dari perancangan ini adalah masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa telekomunikasi umum dengan sarana yang nyaman serta mudah untuk digunakan kapan saja dengan fitur teknologi yang lebih baik dan easy use disemua lapisan masyarakat.

1. Target Audience

a. Geografis

Primer : Karesidenan Surakarta

Sekunder : Seluruh Masyarakat Indonesia b. Demografis

Jenis kelamin : Laki–laki dan Perempuan Usia : 6 - 50 th

Status Sosial : Semua status sosial c. Psikografis

(21)

commit to user

Sekunder : Masyarakat yang ingin sewaktu-waktu dapat ber- komunikasi.

2. Target Market

a. Geografis

Primer : Karesidenan Surakarta

Sekunder : Seluruh Masyarakat Indonesia b. Demografis

Jenis kelamin : Laki–laki dan Perempuan Usia : 6 - 50 th

Status Sosial : Semua status sosial c. Psikografis

Primer : Masyarakat umum yang ingin bertelekomunikasi dengan jangkauan yang lebih luas.

(22)

commit to user dan dipasang pada sebuah bank di daerah Hartford Connecticut. Penemuan tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1992 jumlah telepon umum di Amerika Serikat 81.000 buah. Pada tahun 1905, telepon umum koin ciptaan Bell dipasang pertama kali secara outdoor pada Jalan Cincinnati. Telepon umum itu tidak begitu menarik perhatian masyarakat karena pemakaian telepon secara pribadi kurang bisa dilakukan di tempat publik. Maka dari itu, pada tahun 1950-an, Bell mendesain kotak telepon (kamar untuk menelepon) dari kaca dan alumunium yang cukup memuat satu orang di dalamnya. Hal ini merupakan kemajuan pesat setelah bertahun-tahun lamanya kayu digunakan untuk membuat kotak telepon.

(23)

commit to user

koin dan terus menggapai kesuksesan hingga tahun 1954, hingga pada tahun berikutnya, diperkenalkan tipe baru yang hanya memiliki satu lubang saja yang memiliki fungsi sama dengan ketiga lubang sebelumnya.

Telepon umum sering kali di temukan terpasang di area-area publik dan terminal transportasi seperti bandar udara, stasiun kereta atupun perempatan jalan dengan persetujuan pemberian tanah keuntungan dari telepon umum di dapat dengan dua cara yaitu perusahaan penyedia faslitas telepon umum membayar sewa lokasi dan mengambil keuntungan sisanya atau pemilik lahan membayar sewa telepon umum tersebut dan membagi keuntungannya dengan perusahaan yang bersangkutan. Telepon umum khususnya di stasiun pengisian pembakaran gas di desain agar para pekerjanya dapat menggunakan telepon umum tanpa harus meninggalkan kendaraan operasional. Di tinggalkannya telepon umum oleh perusahaan penyedia layanan seluler telah menyebab banyak pihak merasa dirugikan karena tidak lagi dapat menikmati layanan telepon yang murah.

2. Perkembangan Desain Telepon Umum

(24)

commit to user

meminta perlunya kerja sama dengan insinyur-insinyur Bell dan mendesain mulai ”dari bagian dalam”. Bell mengira prosesnya terbatas hanya pada lingkup artistik; tatkala pengajuan desain tidak menemui kelayakan, mereka meminta Dreyfuss melakukan berdasarkan cara yang diinginkan semula.

Bell pertama kali memperkenalkan pesawat telepon (Hand-Set) yang dirancang oleh para insinyur guna mengantikan model-model tegak lurus yang dibuat pada tahun 1927. Tetapi pada tahun 1937 model itu telah di ganti Dreyfuss dengan “pesawat yang dirangkaiakan”. Semula terbuat dari logam, baru tahun

1940-an dibuat dengan plastik. Bentuk desain pesawat telepon itu sengaja dibuat sederhana serta layak dipakai dimana saja, baik dirumah maupun dikantor. Keberhasilan desain tersebut menyebabkan Dreyfuss diangkat sebagai konsultan pada Bell, dan selama beberapa tahun ia menangani semua produknya, yang terdiri dari seratus jenis pada tahun 1950.

Dreyfuss berkeyakinan bahwa “mesin-mesin disiapkan bagi orang-orang yang lebih ingin efisien. Selama bertahun-tahun Dreyfuss menyusun buku tentang manusia dalam “The Measure of Man” yang membahas tentang Ergonomi.

B.

Inovasi

1. Defenisi Inovasi

(25)

commit to user

sesuatu yang baru dengan cara yang baru (dalam Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and Industry, UK inovasi adalah eksploitasi kesuksesan terhadap ide-ide baru (dalam Millson, 2008).

Berbeda dengan yang lainnnya, De Jong & Den Hartog (2003) menekankan bahwa inovasi meliputi pengembangan dan implementasi terhadap suatu yang baru. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah tindakan melakukan eksploitasi, pengenalan, pengembangan, dan pengimplementasian pada sesuatu dengan mengunakan ide-ide dan cara-cara yang baru sehingga menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Inovasi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu produk, karena produk rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen akan teknologi. Inovasi produk yang dilakukan haruslah melalui hasil penelitian pasar, sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen karena selera pasar akan menyebabkan suatu produk akan diminati atau tidak.

(26)

commit to user

masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan” (Mardikanto, 1988).

2. Tipe - tipe Inovasi

Dalam inovasi sendiri terbagi dalam tiga tipe umum yang lebih sederhana antara lain:

a. Inovasi incremental : Inovasi incremental dapat diartikan sebagai perubahan atau penyesuaian sederhana dalam produk, jasa atau proses yang ada. Dorongan utama dari inovasi incremental dalam banyak perusahaan selama beberapa tahun terakhir berasal dari program –program yang ditujukan pada peningkatan hasil terus menerus, pengurangan biaya, dan pengelolaan kualitas.

b. Inovasi architectural: Inovasi architectural dapat diartikan sebagai inovasi yang merupakan penerapan dari teknologi yang sudah ada atau baru muncul (emerging) untuk memecahkan suatu persoalan yang sebenarnya di awalnya tidak dimaksudkan untuk hal tersebut.

(27)

commit to user

Gambar 1. Level dan Kategori Inovasi

Sumber: http://rajapresentasi.com/2008/08/managing-innovationstrategy (20 April 2011)

(28)

commit to user 3. Penerimaan Inovasi Produk

Proses penerimaan konsumen terhadap inovasi produk memerlukan waktu, menurut Kotler (2002: 405) proses penerimaan konsumen berfokus pada proses mental yang dilalui seseorang mulai dari saat pertama mendengar tentang inovasi tersebut sampai akhir penerimaan. Penerimaan produk baru tersebut melalui 5 tahap berikut:

a. Kesadaran (awareness)

Konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut.

b. Minat (interest)Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.

c. Evaluasi (evaluation)

Konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut. d. Percobaan (trial)

Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki perkiraannya atas nilai inovasi tersebut.

e. Penerimaan (adoption)

Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.

(29)

commit to user

a. Kesiapan orang-orang untuk mencoba produk baru sangat berbeda. Sampai titik mana seseorang lebih dini menerima gagasan baru dibandingkan anggota masyarakat lain.

b. Pengaruh pribadi dalam penerimaan produk baru. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam probabilitas sikap dan pemakaian.

c. Karakteristik inovasi mempengaruhi tingkat penerimaannya. Beberapa produk dapat langsung disukai, sedangkan produk lain memerlukan waktu yang lama untuk diterima. Disini terdapat 4 karakteristik yang sangat penting yang mempengaruhi tingkat penerimaan suatu inovasi yaitu: 1) Keunggulan relatif (relative advantage), sampai tingkat mana inovasi

itu tampak lebih unggul daripada produk yang sudah ada.

2) Kesesuaian (compatibility), sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan pengalaman perorangan dalam masyarakat.

3)Kerumitan (complexity), sejauh mana inovasi itu relatif sukar dimengerti atau digunakan.

4)Kemampuan berkomunikasi (communicability), sampai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari pengunaan inovasi tersebut dapat diminati atau dijelaskan kepada orang lain.

(30)

commit to user

(ukuran, laba, tekanan untuk berubah) dan pengelolaannya (level pendidikan, umur, kecanggihannya).

C. Desain Produk (

Product Inovation

)

1. Pengertian Desain

Istilah desain, secara umum dapat berarti potongan, model, moda, bentuk atau pola; konstruksi, rencana, mempunyai maksud, merencanakan; baik, bagus, atau indah bentuknya. Kegiatan desain mencakup berbagai bidang, seperti bidang produksi, tekstil, interior, mebel, benda-benda pakai dan segala macam penciptaan benda yang membutuhkan paduan artistik fungsionil dan ekonomis dari yang mempergunakan teknologi rendah sampai dengan yang mempergunakan teknologi tinggi. Menurut Philip Kotler (2001:353) definisi rancangan adalah:

Totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu

menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan ”.

Rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Perancang harus memikirkan berapa besar yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya tahan, keandalan, dan kemudahan perbaikan. Adapun parameter rancangan yang didefinisikan menurut Phillip Kotler (2001:353) adalah sebagai berikut:

(31)

commit to user

b. Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.

c. Keandalan (reliability), ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.

d. Mudah Diperbaiki (reparability), ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal.

Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang akan dengan mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang. Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memilikiarti “proses untuk

membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda “desain” digunakan

untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan

(32)

commit to user

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.

2. Tahapan Desain

Tahapan desaian yang dimaksud adalah suatu proses aktivitas kegiatan yang akan dilakukan oleh para ahli desain produk insdustri dari hasil studi, kemudian di tuangkan kedalam bentuk inovasi/ ide-ide dasain, an dilanjutkan pada penjabaran penselarasan yang berhubungan dengan interaksi antar kegiatan terkait. Aktivitas tersebut dibagi menjadi 5 antara lain:

a. Studi Banding/ Survei, yang bertujuan mendapatkan data tentang keinginan pengguna (pasar) dalam suatu rancangan desain, terutama yang berkaitan dengan tren atau arah desain suatu produk pada masa yang akan datang. Hasil dari survei ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun Design Requirement untuk suatu produk rancangan.

(33)

commit to user

c. Pembuatan Model, dalam desain produk untuk membantu beberapa hal yang berkaitan dengan konsep desain. Kegunaan model disini untuk sebagai sarana studi desain/ rancangan produk untuk mewujudkan suatu konsep desain yang mendekati ketepatannnya, penampilan bentuk, alat pembanding dengan produk yang sudah ada, alat bantu presentasi.

d. Moke-Up, yang dimaksud dengan mock-up adalah pembuatan atau penjabaran dari gambar yang sudah dianggap frozen terakhir, menjadi suatu model dengan skala 1:1. Material yang digunakan bisa mengunakan jenis lain asal tepat dapat mewakili/ representatif. Pada tahapan ini secara bersamaan juga masuk pada fase detail design dan fabrication assembly. Didalam detail design, dibuat gambar akhir (final drawings).

e. Fabrication / assembly, yaitu aktivitas dari produksi untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul dari hasil riset dan pengembangan maupun rekayasa engineering, untuk suatu produk yang berhubungan dengan aplikasi teknologi dan proses produksi melalui implementasi dan pembuatan moke-up maupun prototipe, serta memberikan ide atau konsep perubahan yang bersifat improvement untuk proses produksi.

(34)

commit to user

atau problem yang timbul pada saat instalasi dilakukan, dapat segera memberi masukan kepada desainer untuk dituangkan kemudian pada rancangan desain.

D.

Ergonomi

1. Defenisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu

ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Definisi ergonomi menurut Chapanis (1985), yaitu: “ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia,

kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang

peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan

produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia”. Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified, certified, dan coustumer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain final.

(35)

commit to user

Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu dibutuhkan data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntunan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki atau perempuan, utuh atau cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktifitas kerja manusia untuk mencapai tujuan efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan, keamanan dan kenyamanan manusia dalam mengunakan hasil produk desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi. Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok yakni :

a. Penyelidikan tentang tampilan/ display pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda – tanda, angka, dan lambang. b. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia dengan mengukur kekuatan

(36)

commit to user

c. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja yang bertujuan mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia.

d. Penyelidikan tentang lingkungan kerja mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur dan suara.

Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah “man made object

(Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian sebuah perancangan desain suatu produk yang memenuhi persyaratan “fitting the task to the man” (Grajean,1982), sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Sama seperti yang diungkapkan Sritomo(2000), desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan kajian/ evaluasi/ pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi ergonomis, dan marketing.

2. Pengembangan Produk Dengan Pendekatan Ergonomi

(37)

commit to user

itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan hal diatas, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pedekatan konseptual, yaitu dengan melaksanakan upaya pada saat dilakukannya pelaksanaan tahapan desain atau conceptual design.

b. Pendekatan Ergonomi, yaitu dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip ergonomi tentang kemampuan gerak manusia pada saat pengoprasian.

Berkaitan dengan upaya ini, maka prinsip ergonomi juga bisa menekan atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang akan timbul didalam operasionalnya, seperti ketidaknyamanan, ketidakserasian, ketidakamanan, sehingga segala kemampuan, kebolehan, dan batasan seorang hanya ditujukan kepada kepada tugas pokoknya saat melaksanakan pengoprasian suatu produk. Dengan masih dipakainya tenaga manusia sebagai alat angkut (dalam hal ini kemampuan untuk mengangkat atau membawa benda produk), maka cara angkat dan angkut barang, beratnya beban optimal dan besarnya benda produk yang boleh di bawa, harus benar-benar serasi dengan kemampuan, kebolehan dan batasan manusia. Peralatan atau benda produk yang akan dioperasikan oleh tangan atau jari, desainnya perlu disesuaikan dengan kontraksi satu gerakan ilmiah dari otot-otot jari dengan lengan yang terkait.

(38)

commit to user

E.

Teknologi Telekomunikasi

1. Teknologi

Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. lmu pengetahuan alam input bagi proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa. Kata

Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986). Sebuah teknologi biasanya terdiri dari

aspek Hardware (perangkat keras) dan Software (Perangkat Lunak). Teknologi akan memberikan pengaruh dalam kelangsungan hidup manusia dan manusia pun terus mempengaruhi maju atau tidaknya teknologi. Untuk membatasi pengertian teknologi yang luas, maka pengertian teknologi dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Teknologi sebagai barang buatan, tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki manusiapun menjadi sedikit berkurang. Tetapi barang-barang buatan tidak hanya terbatas pada kelemahan manusia saja tetapi sesuatu yang tadinya belum terpikirkan.

(39)

commit to user

c. Teknologi sebagai kumpulan pengetahuan, kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber.

d. Teknologi sebagai kebulatan sistem, pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi dtinjau sebagai suatu system. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan sistem itu sendiri.

2. Telekomunikasi

Telekomunikasi terdiri dari dua kata. “Tele” dan “komunikasi”. “Tele” berarti jauh dan “komunikasi” berarti berhubungan atau saling tukar informasi

(40)

commit to user

TRANSMITTER

TRANSMISSION

RECEIVER

Gambar 4. Konsep dasar Telekomunikasi Sumber: http://blog.unand.ac.id

3. Perkembangan Teknologi Dalam Telekomunikasi

Sebelum ditemukannya mesin telepon oleh Bell, dahulu kala manusia sering berkomunikasi dengan mengunakan Asap atau bunyi-bunyian dari genderang. Penemuan telepon sangat penting karena mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin alami, sangat cepat dan bisa dilakukan siapa saja. Pembangunan jaringan kabel telepon membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha menemukan sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless telecommunication). Usaha kearah sini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1832

(41)

commit to user

Mungkin kedepannya kita bisa menyaksikan holografik tiga dimensi lawan bicara lengkap dengan suara atau bahkan mungkin di masa yang lebih depan lagi kita bisa menyalurkan informasi keindraan seperti rasa masakan, bau, bahkan tidak menutup kemungkinan mentransmisikan perasaan kita. Perkembangan teknologi dalam telekomunikasi dapat dibagi berdasarkan G (Generation) antara lain :

a. 1G (Analog Cellular), Sekitar tahun 1980 meliputi teknologi: Voice, AMPS, TACS.

b. 2G (Digital Cellular), Sekitar tahun 1992 - 1999 meliputi teknologi: Voice/ Data CDMA, GSM – GPRS.

(42)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Identifikasi Objek Telepon Umum

1. Layanan Telepon Umum

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Transformasi terakhir sekaligus yang

disebut dengan NEW TELKOM Indonesia adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity TELKOM pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun TELKOM yang ke 153. TELKOM juga memiliki tagline baru The World in Your Hand.

Sejalan dengan lahirnya NEW TELKOM Indonesia, berbekal semangat positioning baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan TELKOM berupaya mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi pelanggan dan stakeholders salah satunya dengan menyediakan telepon umum sebagai bentuk Corporate Social Responsibility.

(43)

commit to user

dengan tarif pulsa telepon standar Rp 275,- per menit. Pembangunan unit telepon umum PT Telkom Divisi Regional II (wilayah Jabotabek Sekapur: Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi-Serang-Karawang-Purwakarta) yang penulis dapatkan dari press release yang terdapat di www.telkom.co.id, terdapat 41.000 telepon umum

koin. Sedangkan 5.000 sisanya tersebar di seluruh Indonesia. Namun selama bulan April 2000, dari jumlah tersebut kurang-lebih sepertiganya, yakni 10.080 unit sempat tak berfungsi karena berbagai kerusakan. Kalaupun kerusakan jenis-jenis telepon umum lain ikut dihitung, angka kerusakan tentu bakal lebih tinggi lagi. Di samping telepon umum, wilayah Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) dan Sekapur (Serang-Karawang-Purwakarta) juga difasilitasi dengan telepon umum yang jumlahnya mencapai 22.849 unit dan sebagian besar, yaitu sekitar 17.400 unit, dioperasikan di lima wilayah besar di Jakarta. Kewajiban operator jaringan tetap atau FWA (Fixed Wireless Access) untuk menyediakan telepon umum menjadi peluang bisnis bagi partner yang jeli menggarapnya.

Ada yang menarik dari beleid pemerintah tentang operator telekomunikasi. Berdasar Kepmenhub No KM 20/2001 tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, operator pemegang lisensi jaringan tetap diwajibkan menyediakan akses telepon umum sekurang-kurangnya 3% dari kapasitas terpasang. Operator jaringan tetap ini adalah Esia (Bakrie Telecom), StarOne (Indosat), Mobile-8 (Hepi), Batam Bintan Telekomunikasi, dan TelkomFlexi.

(44)

commit to user

terminal, hingga masalah perawatannya. Tapi, soal aturan yang harus ditegakkan itu memunculkan satu peluang bisnis baru yakni menyediakan telepon umum.

Bila penempatan telepon umum cukup strategis bisa meraup Rp.5 ribu hingga Rp.30 ribu dalam periode pengambilan koin 2-3 hari pada satu terminal. Bandingkan dengan ARPU (Average Revenue per User or Average Revenue per Unit) prabayar operator selular yang kini rata-rata berada pada kisaran 25 ribu hingga 30 ribu rupiah perbulan. Sedangkan untuk pengoperasiannya cukup mudah karena menggunakan teknologi nirkabel dan mengkonsumsi listrik yang kecil. Dengan kalkulasi pendapatan tersebut Harvest Technology memperkirakan nilai impas investasi (Break Event Point) dalam dua sampai tiga tahun, menurut Kim Jong Woon, VP PT. Harvest Technology (rekanan bisnis penyedia jasa pengadaan unit SST telepon umum).

(45)

commit to user

umum diposisikan sebagai layanan publik yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat berkomunikasi melalui telepon.

Eddy Kurnia mengatakan saat ini di seluruh Indonesia Telkom telah menggelar sekitar 46.000 telepon umum. Jumlah tersebut sama dengan sekitar 0,53% dari LIS telepon kabel yang saat ini jumlahnya mencapai 8,7 juta SST. Namun demikian seperti yang ditegaskan Eddy Kurnia, Telkom akan berusaha memenuhi ketentuan pemerintah tersebut. Di samping itu, Telkom sendiri memandang keberadaan telepon umum masih dibutuhkan oleh masyarakat, walaupun saat ini masyarakat telah memiliki banyak pilihan alat komunikasi, antara lain dengan semakin murah dan terjangkaunya telepon selular dan tersebarnya warung telekomunikasi (wartel) tetapi Telkom mengganggap “

telepon umum masih dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Eddy Kurnia.

http://www.telkom.co.id/ (20 April 2011).

2 . Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) Tahun didirikan : 23 Oktober 1856

a. Tim Managemen

1) Komisaris Utama : Tanri Abeng, MBA. 2) Komisaris : Bobby A.A.Nazief

(46)

commit to user

b. Direksi

1) Direktur Utama : Rinaldi Firmansyah 2) Direktur Keuangan : Sudiro Asno

3) Direktur Human Capital & General Affair : Faisal Syam 4) Direktur Konsumer : I Nyoman G Wiryanata

5) Direktur Network & Solution : Ermady Dahlan 6) Direktur Enterprise & Wholesale : Arief Yahya 7) Direktur Compliance & Risk Management : Prasetio 8) Chief Information Technology : Indra Utoyo

3. Visi Perusahaan

“ To become a leading InfoCom player in the region “

Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

4. Misi Perusahaan

(47)

commit to user

manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

5. Pilar Bisnis

a. Fixed Phone (TELKOM Phone), Personal Line, Corporate Line, Wartel & Telum ( TUC&TUK )

b. Mobile Phone (TELKOMSEL), Prepaid Services (simPATI), Postpaid Services (Halo)

c. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier), Interconnection

Services, Network Leased Services

d. Data & Internet, Leased Channel Service (TELKOM Link), Internet Service (TELKOMNet), VoIP Service (TELKOM Save & Global 017),

SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM SMS) e. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi), Prepaid Services (Flexi Trendy),

Postpaid Services (Flexi Classy)

6. Kelompok Bisnis

a. Fixed-Phone

1) PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo): Telekomunikasi (KSO 1, Sumatera)

(48)

commit to user

b. Seluler

1) PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel): Telekomunikasi (Selular GSM) Aplikasi, Content dan Datacom

2) PT Infomedia Nusantara (Infomedia): Layanan Informasi (bisnis berbasis elektronik, call center dan segmen data)

3) PT Multimedia Nusantara (Metra): Multimedia. TV Cable

4) PT Indonusa Telemedia (Indonusa): Multimedia Interaktif, TV Cable c. Properti dan Konstruksi

1) PT Graha Sarana Duta (GSD): Properti, Konstruksi dan jasa Telkom a) Fixed-Wireline

b) Fixed-Wireless c) Seluler

d) Data dan Internet

e) Network dan Interconnection Internasional 2)PT Telekomunikasi Indonesia International (TII)

7. Unit Bisnis

Unit-unit Bisnis TELKOM terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan, sebagai berikut :

a. Infrastruktur Telekomunikasi b. Carrier & Interconnection Service c. Divisi Multimedia

(49)

commit to user

d. Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT)

8. Anak Perusahaan

Kepemilikan > 50%

a. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) : Telekomunikasi (Selular GSM) (baru)

b. PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) : Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

(50)

commit to user

d. PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional : International Telecommunication Services, Investment & Strategic Partnership and

Project Management & Consultancy

e. PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-I Sumatra)

f. PT. Multimedia Nusantara (Metra) :Multimedia, pay special TV

g. PT. Napsindo Primatel International (Napsindo) : Network Access Point h. PT Indonusa Telemedia (Indonusa) : TV Cable (baru)

i. PT Graha Sarana Duta (GSD) : Properti, Konstruksi dan Jasa (baru) Kepemilikan 20% - 50%

a. PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom) : Layanan VSAT

b. PT Citra Sari Makmur (CSM) : VSAT dan layanan telekomunikasi lainnya c. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : Transponder Satelit dan Komunikasi Kepemilikan < 20%

a. PT Mandara Selular Indonesia (MSI) : Layanan NMT - 450 Selular dan CDMA

b. PT Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) Telepon Tetap di Batam dan Pulau Bintan

(51)

commit to user 9. Mitra Strategis

TELKOM terus berupaya memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya. Untuk mewujudkan komitmennya tersebut, TELKOM bermitra dengan perusahaan-perusahaan global yang terbaik di bidangnya. Di bawah ini adalah perusahaan yang menjalin kemitraan strategis dengan TELKOM Indonesia

i. JICA (Japan International Cooperation Agency) j. Cisco

k. KPN Netherlands

l. Mercer Cullen Egan Dell

m. AEOP (Australian Expert Overseas Program) n. PT. Ericsson Indonesia

o. Konsorsium Siemens

(52)

commit to user

r. PT. Mcphee Andrewarthe Ced Ltd s. PT. Motorolla Indonesia

t. Namyang Telecom Co.Ltd u. Nantere France

v. PT. NEC Corp

w. Nippon Telecomm Cons Co.Ltd x. PDC – Philips Development Corp y. Telecom New Zealand Ltd

z. Telecon Ltd

aa. Philips Australia Ltd bb.France Telecom cc. Fujitsu

dd.Furukawa Elect ee. Hitachi Kabel Ltd ff. Samsung Electronics gg.Singapore Telecomm hh.Sparcomm (Comstream)

(53)

commit to user

Gambar 5. Unit telepon umum PT. Telkom

Gambar 6. Skema tarif telepon umum PT. Telkom Sumber: www.telkom.co.id (21 April 2011)

B.PEMBANDING

Telepon umum berada di tengah zaman persaingan di segala bidang, telekomunikasi yang murah dan fitur yang lebih baru menjadi tombak dari USP untuk semua produk telkomunikasi.

Berikut adalah pembanding untuk telepon umum :

1. Warung Telekomunikasi ( Wartel )

Keberadan Wartel yang ada di berbagai wilayah daerah menjadikan Wartel menjadi pilihan yang banyak diminati oleh pengguna jasa telekomunikasi. Selain tarif yang murah juga tempat yang nyaman dan jangkauan yang luas.

(54)

commit to user

c. Rp 1000-2000,- per-dial up HP d. SLJJ – SLI tergantung negara tujuan

e. Listrik operasional listrik, 12 watt perhari/ unit

f. Biaya pemeliharaan : 500,- per minggu/ unit tergantung jumlah KBU g. Jangkauan Komunikasi : Lokal, Interlokal, HP, SLJJ, SLI

Gambar 7. WarTel ( Warung Telekomunikasi ) Pt. Telkom Indonesia

2. Telepon Selular GSM ( Kartu IM3 )

Kartu IM3 adalah salah satu produk dari PT.INDOSAT kartu jenis Global System for Mobile/ disingkat GSM ini banyak di gunakan oleh masyarakat

karena tarif layanan telefon dan paket SMS / Short Message Service yang murah. Selain tarif layanan untuk berkomunikasi yang murah juga dengan fasilitas handphone dapat dengan leluasa mobile kemana saja dengan jangkauan yang luas.

a. Biaya telpon : Rp 15,-/ detik sampai detik ke 20 tarif berubah jadi Rp 0,1,/detik untuk detik selanjutnya.

(55)

commit to user

c. Biaya pemeliharaan : membeli fasilitas isi ulang pulsa Rp. 5.000,- s/d 100.000,-

d. Jangkauan Komunikasi : Lokal, Interlokal, HP, SLJJ, SLI, Videocall, Internet,

e. kirim pesan singkat (SMS)

Gambar 7. Telepon seluler kartu GSM ( IM3 – INDOSAT ) Sumber: www.indosat.com

C. Analisa Data Kuesioner

Kuesioner ini dilakukan guna mendapatkan data sejauh mana masyarakat mengetahui produk layanan telepon umum dan sebagai dasar untuk menentukan arah inovasi dan penting tidaknya sebuah inovasi pada telepon umum dilakukan. Kuosioner diberikan kepada masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya dengan acak agar semua segmentasi tercapai.

Hasil kuosioner :

1. Apakah anda mengetahui tentang fasilitas telepon umum? Ya: 90 %

(56)

commit to user

2. Apakah anda sering menjumpai/ melihat fasilitas telepon umum disekitar daerah anda?

Ya: 10% Tidak: 90%

3. Apakah fasilitas telepon umum yang anda jumpai masih bisa digunakan? Ya: 30%

Tidak: 70%

4. Apakah anda setuju jika telepon umum ditambahkan fitur seperti bisa menelpon ke nomor seluler, Interlokal, Internet dan Videocall?

Ya: 100% Tidak:0%

5. Apakah menurut anda apakah masih perlu adanya telepon umum dan menggunakannya?

Ya: 100% Tidak:0%

D.

Analisis SWOT

(57)

commit to user

Analisa SWOT telepon umum disusun berdasar studi komparasi dari produk-produk pembanding yang sejenis dan mempunyai target market yang kurang lebih sama.

c. Tarif yang sangat murah hanya dengan uang recehan Rp. 100,- kita sudah bisa menikmati layanan komunikasi.

d. Unit telepon ada dimana saja memudahkan konsumen untuk berkomunikasi di saat darurat, tanpa daya peralatan tambahan.

2. Kelemahan ( Weakness )

a. Desain interface unit yang kurang nyaman sehingga membuat konsumen enggan menggunakan.

b. Adanya stigma masyarakat pada umumnya bahwa unit telepon umum yang selama ini ada di area publik di pastikan rusak membuat sebagian masyarakat enggan memakai.

c. Kurangnya informasi mengenai penyebaran letak keberadaan dan informasi tarif telepon umum yang jelas oleh PT. TELKOM menyebabkan telepon umum semakin dilupakan oleh konsumen.

(58)

commit to user 3. Kesempatan (opportunitty)

Dengan desain interface telepon umum yang nyaman dan elegan serta penyebaran informasi mengenai tarif layanan telepon murah dengan telepon umum di imbangi kesadaran masyarakat merawat fasilitas publik telepon umum diharapkan akan mampu mempertahankan eksistensi telepon umum sebagai sarana komunikasi bersama.

4. Ancaman (treath)

a. Kurangnya perawatan unit telepon umum oleh penyedia layanan serta penempatan fasilitas telepon umum yang kurang strategis mengakibatkan banyak unit telepon umum mengalami (vandalisme) dirusak dan hilang di curi.

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

commit to user

Dari data diatas telepon umum mempunyai kekuatan yang cukup jelas yaitu input minimal biaya paling ringan (beban pulsa) serta desain dengan ergonomis yang tepat untuk di pakai semua lapisan masyarakat dan mempunyai kelemahan tentang keterbatasan jangkauan panggilan dan inovasi fitur serta adanya stigma masyarakat bahwa semua telepon umum yang ada rusak harus di atas.

E.

Positioning

Adalah sebuah inti dari segala sesuatu yang kita inginkan agar di pikirkan, di rasakan dan di percaya oleh khalayak sasaran, mengenai produk kita, dimana kita yakin akan dapat membedakan dari produk-produk lainnya yang sejenis (Rheinald Kasali, 1995:157)

Sebagai bentuk layanan publik maka keuntungan/ profit tidak terlalu menjadi fokus utama dalam pembuatan Telkomcoin. Positioning telepon umum Telkomcoin saat ini adalah sebuah bentuk layanan publik dari PT. Telkom Indonesia, Tbk sebagai bentuk CSR untuk melayani publik dalam hal layanan telekomunikasi dan menjadi solusi saat kebutuhan komunikasi tidak boleh terputus. Hanya dengan uang koin recehan Rp.100,- (beban pulsa) konsumen sudah bisa menikmati layanan komunikasi yang lengkap.

F.

Unique Selling Preposition

(65)

commit to user

(66)

commit to user

BAB IV

KONSEP KREATIF DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN MODEL DESAIN

A.

Metode Perancangan

Perencanaan dapat diartikan dengan proses pembuatan dari merancang/ mendesain yaitu menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik, dari wujud termaksud. Dalam proses perancangan model desain produk telepon umum Telkomcoin, menggunakan metode perancangan yang disusun sebagai berikut :

1. Identifikasi permasalahan dan menentukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan perancangan desain.

2. Menentukan strategi inovasi yang akan diterapkan dalam proses pembuatan desain produk telepon umum Telkomcoin.

3. Menentukan communication way atau cara mengkomunikasikan image Telkomcoin sebagai layanan telepon umum baik dari sudut desain, visual, layout, dan sebagainya.

4. Perencanaan logo “STOP MERUSAK TELEPON UMUM” sebagai bentuk ajakan untuk bersama-sama merawat fasilitas telepon umum.

5. Membuat estimasi biaya atau anggaran pembuatan desain produk Telkomcoin yang dibutuhkan.

(67)

commit to user

menciptakan desain produk Telkomcoin sebagai telepon umum yang mudah untuk digunakan dengan fitur telekomunikasi yang lengkap dan dengan jangkauan yang lebih luas.

B.

Konsep Kreatif

Telepon umum merupakan bentuk layanan publik dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Komunikasi menjadi sangat penting keberadaannya karna semua makluk hidup pasti berkomunikasi, namun proses komunikasi akan lebih tepat dengan alat bantu (teknologi telekomunikasi) yang inovatif. Alat bantu pendukung komunikasi harus didesain disesuaikan dengan keperluan agar konsumen/ masyarakat lebih mudah mengunakannya untuk melangsungkan proses berkomunikasi antar manusia. Penambahan fitur baru seperti mengirim SMS, menelpon seluler, interlokal, internet dan videocall akan lebih menunjang kemudahan untuk berkomunikasi. Pembuatan desain kartu telepon dan kabel USB internet ditujukan untuk menunjang fungsi dari fitur – fitur yang ada di telepon umum. Skema beban tarif dan navigasi yang jelas akan membantu masyarakat dalam penggunaan dari produk Telkomcoin.

(68)

commit to user

Tidak jarang di temukan telepon umum yang ada di masyarakat sekarang banyak yang rusak karena ulah tangan oknum yang tidak bertanggung jawab, maka untuk mengatasi hal tersebut tata letak telepon umum di area publik harus di atur, agar lebih meminimalisir perusakan terhadap telepon umum. Nantinya penempatan telepon umum akan lebih terfokus ke tempat/ area publik yang memenuhi kriteria environment terang, lalu lintas manusia ramai, dan area yang membutuhkan adanya sarana telepon umum. Selain itu untuk lebih mendukung meminimalisir perusakan telepon umum di buat suatu ajakan bersama berupa logo typefont “ STOP MERUSAK TELEPON UMUM” yang nantinya diharapkan

berdampak positif mengajak masyarakat agar tidak lagi merusak telepon umum. Strategic approaches seperti paparan diatas yang akan digunakan dalam proses perancangan pembuatan desain produk telepon umum Telkomcoin.

C.

Standart Rancangan Inovasi dan Visual

Dalam sebuah perancangan desain produk dibutuhkan standart inovasi dan visual yang berfungsi sebagai acuan dari setiap desain dan item yang dibuat, begitu juga pada perancangan pembuatan desain mulai dari logo sampai produk telepon umum Telkomcoin antara lain:

1. Gaya Desain

(69)

commit to user

bersifat lokal atau populer serta adanya kenangan kembali mengulang ke masa lalu.

2. Nama produk TELKOMCOIN

Pemilihan nama brand/ merek Telkomcoin agar lebih jelas bahwa Telkomcoin merupakan telepon umum yang di keluarkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) sebagai penyedia layanan komunikasi. Sedangkan Coin lebih mengambarkan ke praktisan dalam pemakaian pengambaran ikon salah satu jenis input biaya telepon umum yaitu mata uang jenis ”koin”.

3. Logo Produk

Logo di artikan sebagai tanda gambar, symbol khusus atau dari suatu identifikasi, tetapi dengan karakteristik yang berbeda logo dapat di klarifikasikan sebagai berikut :

a. bentuk huruf atau alphabetical form (berdasarkan pada huruf atau kombinasi huruf)

b. bentuk konkrit atau concrete form (berdasarkan bentuk makhluk hidup, manusia,hewan, tumbuhan dan benda lainnya)

c. bentuk abstrak atau abstract form (figure geometris, seperti spiral, segitiga, kotak, lingkaran, garis, dsb)

(70)

commit to user

a. menarik

b. mudah di bedakan dengan lainnya atau mampu memberikan suatu identitas terhadap produk.

c. Sederhana (dapat dilihat, mudah di kenali, dan di ingat)

d. Sesuai dengan karakteristik atau ciri khas perusahaan dan citra yang di inginkan.

e. Dapat di aplikasikan dengan mudah pada semua media desain grafis, baik dua maupun tiga dimensi dan dalam berbagai ukuran.

Logo yang digunakan untuk produk telepon umum Telkomcoin dibuat dengan logotype yang sangat simpel karena lebih mementingkan tingkat keterbacaan yang tinggi dan agar mudah diingat. Warna untuk logo Telkomcoin nantinya bisa berubah ubah untuk pemakain dengan background yang berbeda. Intinya agar nantinya logo Telkomcoin tetap terbaca disemua background warna. Untuk bagian huruf “i” pada COIN tetap harus berwarna biru. Untuk titik pada kata COIN “i” dibuat elemen grafis menyerupai kartu yang setengah tertanam sebagai implementasi Telkomcoin juga bisa mengunakan input kartu telepon sebagai beban pulsa.

Logo:

Typefont : NeoSans - Medium

(71)

commit to user

background)

Karakteristik : Modern serta tingkat keterbacaan tinggi NeoSans

C:0 M:0 Y:0 K: 0

C:100 M:20 Y:0 K: 0

4. Rancangan Unit-Mainbody dan Booth Telkomcoin

Faktor ergonomis dalam suatu rancangan desain produk sangatlah penting karena menyangkut dimensi yang nantinya akan direalisasikan. Maka dibuat suatu inovasi bentuk yang cukup signifikan dari produk telepon umum yang lama dan mengacu pada bentuk arsitektur Post-modern. Bentuk produk Telkomcoin banyak memakai bentuk lingkaran sebagai implementasi dari bentuk uang koin (lingkaran), baik untuk desain unit-mainbody dan desain booth.

a. Fisik:

(72)

commit to user

mempunyai tingkat gerak yang terbatas. Untuk mengatasi masalah tinggi badan maka ada 3 type ukuran tinggi booth nantinya antara lain tinggi 160 cm 100cm dan 80 cm. Ukuran tinggi ini tidak merubah bentuk lebar booth, potongan hanya pada bagian kaki bawah.

b. Bahan:

Pemilihan bahan untuk pembuatan Telkomcoin harus memenuhi tingkat durabilitas yang tinggi karena penempatannya berada di outdoor. Faktor cuaca sangatlah berpengaruh maka bahan dan finishing yang tepat diperlukan agar produk tidak cepat rusak dan aus.

c. Warna:

Warna yang dipilih akan lebih banyak mengunakan warna hitam 85% bagian dan biru 15% bagian. Pemilihan memasukan warna hitam dirasa cukup breakthrough dikarenakan adanya penambahan fitur yang baru dan agar terjadi pembedaan yang jelas dari produk telepon umum lama yang keseluruhan lebih menonjolkan warna biru dengan desain yang baru menonjolkan warna hitam. Pembedaan warna ini untuk mengatasi masalah stigma masyarakat tentang telepon umum yang selalu rusak. Untuk pemilihan warna biru lebih ke penunjuk warna fasilitas umum dan tidak menghilangkan warna corporate dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. d. Bahan dan Warna Booth :

Booth

(73)

commit to user

C:0 M:0 Y:0 K:100

C:100 M:20 Y:0 K: 0 Mainbody-unit

-Plat besi campuran alumunium tebal plat 2mm. Finishing cat pure black water proof.

-Tombol hard plastik warna tombol numerik pure blue dan warna tombol pure red khusus emergency call. Typefont NeoSans warna putih.

C:0 M:0 Y:0 K:100

C:100 M:20 Y:0 K: 0

C:100 M: 100 Y:100 K: 0 e. Inovasi produk:

(74)

commit to user

a) Magnetic Sytem Lock atau kunci otomatis yang terdiri dari kutub magnet + dan - untuk bagian gagang telepon sebagai penganti kait gagang konvensional. Yang nantinya pengguna tidak perlu lagi menghentakan gagang telepon ketika mengembalikan gagang telepon. Ketika mengembalikan gagang cukup menempelkan tanpa mengeser dan menghentakan gagang.

Magnetic System Lock Area

b) Automatic Cable Roll atau kabel gulung otomatis, nantinya untuk bagian kabel telepon tidak ada lagi kabel yang kusut/ melintir. Kabel telepon akan tersebunyi pada bagian dalam mainbody secara otomatis. Ketika mengambil gagang maka secara otomatis sistem rotari akan bergerak dan kabel akan terjulur keluar begitu sebaliknya. Kabel ini di lapisi dengan serat berbentuk pipih dari alumunium yang elastis sehingga kuat dan lentur.

(75)

commit to user

c) Automatic Coin Out artinya bagian lubang masuk koin nantinya juga akan menjadi lubang koin keluar pull. Ketika menelpon gagal atau tidak tersambung maka koin akan keluar dari lubang koin masuk yang sama jadi pengguna tidak perlu repot mengambil dari lubang yang beda.

Automatic Coin Out

d) Layar EPD ( Electronik Paper Display) 2.9 inci ouval dari vendor E-INK dengan kontras outdoor yang cukup jelas. Layar EPD sudah dikenal pemakaiannya untuk tablet PC karna dimensinya yang tipis serta ketahanan fisik yang cukup kuat (elastis) untuk outdoor maupun indoor. Walaupun tipis namun cukup untuk

memunculkan warna yang cerah dan alami. Pemakaian layar ini untuk menunjang fitur videocall. Pada bagian layar nantinya akan di lindungi dengan hard glass dengan ketebalan 0.5mm agar lebih melindungi dari benturan yang tidak diinginkan.

(76)

commit to user

tidak dapat digunakan. Konektor ini terdiri dari 2 jenis yaitu untuk penggunan notebook dan smartphone.

f) Kamera videocall megapixel sebagai fitur baru di Telkomcoin untuk lebih menunjang fungsi komunikasi kedepan. Dengan Megapixel lebih dari cukup untuk menampilkan gambar video

yang cukup jernih dan tajam.

g) Pengabungan input biaya koin dan kartu telepon dalam 1 unit. Dalam produk yang lama input kartu dipisahkan sendiri-sendiri dalam produk. Jadi untuk lebih menghemat biaya produksi maka di gabungkan menjadi satu dalam satu produk Telkomcoin.

h) Dimensi tombol yang cukup luas dengan huruf braille, nantinya untuk penyandang tuna-netra dapat menggunakan fasilitas telepon ini, dengan mengunakan panduan suara yang dapat didengarkan melalui gagang telepon.

2) Inovasi Software-Fitur:

Untuk jaringan telepon menggunakan sinyal Wireless yang terintergrasi di dalam jaringan PWG (Power Good Signal TM).

Merupakan rancangan untuk nama sinyal wireless yang digunakan khusus telepon umum Telkomcoin.

(77)

commit to user

b) Telepon sambungan Interlokal. Nantinya telepon umum bisa untuk menelpon interlokal (khusus ke sambungan telepon kabel). Caranya 0 + kode area + nomor tujuan. Contoh: 00271854778 c) Telepon dan video (videocall) panggilan videocall nantinya bisa

melalui telepon umum. Namun masih trial di beberapa unit saja karena pemakaian fitur ini mengunakan hardware yang terbilang mahal. Penggunaan fitur ini lebih efisien untuk kurun waktu mendatang.

d) Telepon ke nomor operator seluler. Nantinya Telkomcoin dapat digunakan untuk menelpon keseluruh nomor operator di Indonesia. Hal ini dilakukan agar telepon umum menjadi pilihan solusi menelpon murah ke nomor seluler. Caranya 0 + nomor tujuan. Contoh: 0085647057696

e) Koneksi internet up to 3.1 Mbps. Koneksi internet hanya dapat dilakukan dengan bantuan alat tambahan berupa Konektor USB Internet Telkomcoin. Caranya dengan menancapakan kabel konektor ke lubang USB yang berada di bagian kanan bawah Mainbody Telkomcoin.

(78)

commit to user

g) One push emergency call akan merespon panggilan darurat tanpa harus memasukan nomor. Jadi pengguna tinggal memencet tombol merah untuk semua panggillan darurat yang secara otomatis akan terhubung ke operator telkomcoin dan merespon cepat sesuai keadaan. Hal ini dilakukan agar respon cepat terhadap bencana atau kecelakaan atau kejadian buruk lainnya dapat dicapai dan menanggulangi panggilan iseng.

h) Costumer care rensponsive 147. Bagian pelayanan atau pengaduan kini lebih cepat tanggap. Panggilan ini merespon tentang penyalahgunaan, perusakan dan panduan untuk Telkomcoin. Caranya dengan menekan tombol 147 dari Telkomcoin.

3) Inovasi Interface:

Gambar

Gambar 1. Level dan Kategori Inovasi..................................................................................
Gambar 1. Level dan Kategori Inovasi
Gambar 2. Skema Design Management (Bagas, 2000) commit to user Sumber: http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/ (20 April 2011)
Gambar 3. Contoh perhitungan ergonomi mobil Ferrari commit to user
+5

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa bendera merah khusus untuk mencari analisis laporan meliputi khusus memperhatikan  Saya D setiap penyimpangan adalah bendera merah )misalnya, orang

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas good corporate governance perusahaan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan

Daerah berwarna putih atau merah yang tidak bisa dijelaskan, luka, atau bengkak (menjadi keras) pada lidah- khususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan tanda kanker dan

Menurut Saussure dalam Parera (2004 : 136), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna

kembangan luas tanaman yang cepat yaitu 45 persen setiap tahunnya. Sudah barang tentu pengusahaan tanaman pepaya akan berbeda dengan pengusahaan tanaman palawija. Ditinjau

Bahkan Dahal dan Adhikari (2008) menyatakan bahwa modal sosial yang merujuk pada trust, norms dan networks, memainkan peran vital dan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari

Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul ter- nyata dapat memberikan hasil yang jauh lebih tinggi da- ri pada benih lokal yang biasanya digunakan oleh peta- ni, asal

Peranan praktikan adalah sebagai Design Specialist yang bertanggung jawab untuk merancang infografis untuk keperluan publikasi dan operasional LAPOR!, seperti