• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGUSAHA TIDAK

B. Faktor-Faktor Penyebab Pengusaha Tidak Mendaftarkan

4. Desain Sepatu Diperoleh dengan Meniru Sepatu Merek

a. Biaya Pendaftaran Hak Desain Industri yang Cukup Mahal

Berdasarkan wawancara yang dilakukan,128 biaya pendaftaran hak desain Industri berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000, sebesar Rp. 300.000,- bagi pengusaha kecil masih terlalu mahal.129 Menurut Bapak Rahmad pada saat ini merasakan belum perlu untuk melaksanakan perlindungan desain industri tersebut. Ia mengatakan bahwa dengan modal Rp. 1.000.000,- untuk setiap pesanan, maka akan berat bagi Bapak Rahmad untuk melakukan pendaftaran hak desain indutri dengan dikenakan biaya Rp. 300.000,- per desain, bahkan dapat lebih. Dalam satu pesanan saja terdapat berbagai macam desain yang dibuat. Bisa dibayangkan bila harus mendaftarkan semua desain tersebut. Bisa-bisa modal yang dikeluarkan dapat berkali- kali lipat dan tentu saja dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh. Oleh karenanya bapak Rahmad tidak mempermasalahkannya jika sepatu-sepatu yang dibuatnya beredar dipasaran dan ia juga mengatakan bahwa sepatu buatannya itu adalah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Tidak jadi masalah mengenai harga diri yang penting dari segi ekonomis yang penting pesanan atau orderan berjalan.

128 Wawancara dengan Bp. Rahmad, Bp. Harahap, dan Bp. H. Ade, Medan, Jl. Halat dan Jl.

Stadion Teladan, 13 Juni 2009.

129 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Bekerjasama dengan Japan International Coorporation Agency, Op.Cit., hal. 39.

Namun pengusaha masih merasa keberatan dengan biaya sebesar itu. Biaya ini relatif lebih murah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh apabila pengusaha mendaftarkan desainnya, yaitu:

1) Desain terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun (Pasal 5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000) terhitung sejak Tanggal Penerimaan. Atas permohonan pemilik desain jangka waktu perlindungan desain terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama.

2) Apabila ada pihak yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan desain yang sama pada keseluruhannya dengan desain terdaftar milik pihak lain, maka pihak pemilik desain dapat menggugatnya.

3) Apabila pengusaha kena razia, biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar. Desain pun ditahan. Ini hanya bisa ditebus dengan sejumlah uang tertentu.

b. Prosedur Pendaftaran Hak Desain Industri Berbelit-belit

Setelah dikeluarkannya UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri telah terjadi proses pendaftaran desain industri di Ditjen HKI. Konsekuensi yuridis yang ditimbulkan adalah diberikannya hak desain industri oleh Negara kepada pihak yang mendaftarkan desain industri, selanjutnya perlindungan akan diberikan hanya terhadap desain industri yang didaftarkan.130

Dari hasil penelitian melalui wawancara dengan Bapak Harahap, dinyatakan bahwa prosedur pendaftaran hak desain industri rumit dan berbelit-belit. Rumitnya

130 Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desain Industri di Indonesia, dalam Era Perdagangan

prosedur pendaftaran hak desain industri ini pernah dirasakannya berdasarkan pengalaman pribadinya. Untuk mendaftarkan desain sepatunya, memerlukan modal yang tidak sedikit. Secara teori, memang biaya pendaftaran desain industri untuk usaha kecil dan menengah seperti Bapak Harahap hanya memerlukan biaya sekitar Rp. 300.000,00. Namun tidak demikian dengan pelaksanaannya. Bapak Harahap mengakui untuk mendaftarkan desainnya, mengeluarkan biaya hingga sebesar Rp. 1.750.000,00. Dan sering sekali desain yang didaftarkan ditolak oleh pemerintah. Begitu juga dengan Bapak H. Ade, yang menyatakan bahwa prosedur pendaftaran hak desain industri tersebut terlalu rumit dan tidak efisien. Berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk mendaftarkan suatu desain sepatu harus melalui banyak tahapan yang rumit dan harus mengeluarkan biaya yang besar.

Syafrizal Lubis, Ketua Asosiasi Pengusaha Kecil Industri (APKI) Medan, mengaku sering mendapat keluhan dari pengusaha yang menunggu keluarnya Sertifikat Desain yang mereka urus. Sertifikat tersebut baru keluar setelah 2 (dua) tahun sejak dimohonkan, sedangkan desain sudah ketinggalan mode kalau harus menunggu selama itu. Pengusaha bukan tidak mau mengurus pendaftaran desain, tetapi biayanya terlalu mahal buat pengusaha.131

Yang dapat mengajukan pendaftaran desain adalah: a. Orang (person).

b. Badan hukum (recht person).

c. Beberapa orang atau badan hukum (pemilikan bersama/desain kolektif).

131 Armin Nasution,

Syarat pengajuan permohonan pendaftaran desain adalah:132

1. Mengajukan permohonan pendaftaran dalam rangkap 4 (empat) yang diketik dalam Bahasa Indonesia pada blanko formulir permohonan yang telah disediakan dan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya, yang berisi:

a. Tanggal, bulan dan tahun permohonan.

b. Nama lengkap, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain. c. Nama lengkap dan alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon.

d. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa, dan

e. Nama Negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.133

2. Surat permohonan pendaftaran desain perlu dilampiri dengan:

a. Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang dimohonkan pendaftarannya.

b. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa.

c. Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan pendaftaran adalah milik pemohon atau milik pendesain.

132 UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Pasal 11 ayat (3).

133 Hak Prioritas adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari

Negara yang tergabung dalam Paris Convention for the Protection of Industrial Property atau Agreement Estabilishing the World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di Negara asal merupakan tanggal prioritas di Negara dengan tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang sah ditentukan berdasarkan Paris Convention for the Protection of Industrial Property.

Dirjen HKI akan menolak permohonan jika desain itu:134

a. Mempunyai persamaan pada pokok atau keseluruhannya dengan desain orang lain yang sudah didaftarkan lebih dahulu untuk barang dan jasa yang sejenis;

b. Mempunyai persamaan pada pokok atau keseluruhan dengan desain yang sudah terkenal milik orang lain untuk barang dan jasa sejenis.

c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal.

Pemeriksaan substansif dilaksanakan oleh Pemeriksa pada Direktorat Jenderal. Pemeriksa adalah pejabat yang karena keahliannya diangkat dengan Keputusan Menteri dan ditugasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap permohonan pendaftaran desain. Pemeriksaan substansif ini akan diselesaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan.135 Dalam hal pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan substansif bahwa permohonan dapat disetujui untuk didaftar, atas persetujuan Dirjen, permohonan tersebut diumumkan dalam Berita Resmi Desain Seri A. Jika dari hasil pemeriksaan ternyata permohonan tidak dapat didaftar atau ditolak atas persetujuan Dirjen, hal tersebut diberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya dengan menyebutkan alasannya. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penerimaan surat pemberitahuan, pemohon atau kuasanya dapat menyampaikan keberatan atau tanggapannya dengan menyebutkan alasanya. Jika pemohon atau kuasanya tidak menyampaikan keberatan atau tanggapan, Dirjen

134 Ranti Fauza Maya, Op.Cit.

menetapkan keputusan tentang penolakan permohonan tersebut. Jika pemohon atau kuasanya menyampaikan keberatan atau tanggapan dan pemeriksa melaporkan bahwa tanggapan tersebut dapat diterima, atas persetujuan Dirjen, permohonan itu diumumkan dalam Berita Resmi Desain Seri A.

Keputusan penolakan diberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya dengan menyebutkan alasannya. Jika permohonan sudah disetujui untuk didaftarkan, maka Dirjen mengumumkan permohonan bersangkutan telah disetujui dan pengumuman ini dilakukan dalam Berita Resmi Desain Seri A. Pengumuman berlangsung selama 3 (tiga) bulan dan dilakukan dengan menempatkannya dalam Berita Resmi Seri A yang diterbitkan secara berkala oleh Dirjen. Di Kantor Desain, Berita Resmi Desain Seri A diumumkan pada papan yang tersedia untuk itu. Selain itu juga disebarkan ke seluruh Indonesia yang dikirim kepada instansi terkait, yaitu: 1. Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

2. Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 3. Perpustakaan.

4. Konsultan Hukum Desain.

Pengumuman ini penting untuk memberi kesempatan kepada mereka yang mempunyai kepentingan dengan telah didaftarkannya desain ini, untuk dapat melindungi hak-hak mereka. Pengumuman dilakukan dengan mencantumkan:136 1. Nama dan alamat lengkap pemohon.

2. Nama dan alamat lengkap kuasa dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa.

3. Tanggal dan nomor penerimaan permohonan.

4. Nama Negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, apabila permohonan diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas.

5. Judul desain industri.

6. Gambar atau foto desain industri.

Selama jangka waktu pengumuman setiap pihak dapat mengajukan keberatan secara tertulis selama 3 (tiga) bulan kepada Dirjen atas permohonan yang bersangkutan. Keberatan dapat diajukan apabila terdapat alasan yang cukup disertai bukti bahwa desain yang dimohonkan pendaftarannya adalah desain yang berdasarkan undang-undang ini tidak dapat didaftar atau ditolak. Dalam hal terdapat keberatan Dirjen dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal penerimaan keberatan mengirimkan salinan surat yang berisikan keberatan kepada pemohon atau kuasanya. Pemohon atau kuasanya berhak mengajukan sanggahan terhadap keberatan pendaftaran desainnya itu kepada Dirjen. Sanggahan diajukan secara tertulis dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan salinan keberatan yang disampaikan oleh Dirjen.137

Jika terdapat keberatan dan/atau sanggahan, Dirjen menggunakan keberatan dan/atau sanggahan tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pemeriksaan kembali terhadap permohonan yang telah selesai diumumkan. Pemeriksaan kembali terhadap permohonan diselesaikan dalam jangka waktu pengumuman dan hasil pemeriksaan

137 Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, (Bogor: Ghalia

kembali ini diberitahukan secara tertulis kepada pihak yang mengajukan keberatan. Jika menurut pemeriksa keberatan dan dapat diterima, Dirjen memberitahukan secara tertulis kepada pemohon bahwa permohonannya tidak dapat didaftar atau ditolak. Jika ditolak maka pemohon atau kuasanya dapat megajukan banding. Jika tidak ada keberatan, maka Dirjen memberikan Sertipikat Desain kepada pemohon dalam waktu 1 (satu) bulan sejak berakhirnya jangka waktu pengumuman.138 Sertipikat Desain memuat:

a. Nama dan alamat lengkap pemilik desain yang didaftar;

b. Nama dan alamat lengkap kuasa dalam hal permohonan diajukan oleh pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di luat wilayah Negara Republik Indonesia;

c. Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan;

d. Nama Negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila permohonan tersebut diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas;

e. Etiket desain yang di daftarkan termasuk keterangan mengenai macam warna apabila desain tersebut menggunakan unsur warna dan apabila desain menggunakan bahasa asing dan/atau huruf selain huruf latin dan/atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, huruf Latin dan angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia serta cara pengucapannya dalam ejaan Latin;

f. Nomor dan tanggal pendaftaran;

g. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang desainnya didaftar; h. Jangka waktu berlakunya pendaftran desain.

Masyarakat dapat memperoleh Petitum resmi dan Sertipikat Desain yang terdaftar dalam Daftar Umum Desain, tentunya dengan membayar biaya.139 Kemudian prosedur berikutnya adalah penyampaiannya pemberitahuan Sertipikat Desain selama 1 (satu) bulan. Jadi prosedur pendaftaran desain mulai dari persetujuan permohonan, pemeriksaan substansif, persiapan pengumuman, pengumuman, pengajuan keberatan, penerbitan Sertipikat Desain sampai penyampaian pemberitahuan Sertipikat Desain memerlukan waktu lebih kurang 19 (sembilan belas) bulan.

3. Permohonan Pendaftaran Desain yang Ditolak Biayanya Tidak Kembali

Setelah pemohonan pendaftaran desain diajukan oleh pemohon atau kuasanya dilakukan pemeriksaan substansif oleh pemeriksa. Prosedur mengenai hasil pemeriksaan yang dilaporkan boleh atau tidak didaftarkan. Ini adalah prosedur yang secara akumulatif disampaikan kepada Dirjen dan Dirjen yang memberitahukan mengenai hasil pemeriksaan ini. Hasil dari pada permohonan pendaftaran dapat dikabulkan atau tidak. Yang penting untuk diperhatikan jika ditolak maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diberitahukan penolakan ini dapat diajukan keberatan atau banding. Dan juga penolakan diberitahukan dengan disertai pula alasannya. Kemudian dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dapat diajukan keberatan atas tanggapan ini dengan menyebutkan alasannya, dan kalau tidak ada keberatan dalam waktu 30

(tiga puluh) hari, maka Dirjen langsung menerbitkan penolakan mengenai permohonan pendaftaran ini. Tetapi jika ada keberatan atau tanggapan terhadap keberatan ini, maka setelah diteliti oleh pemeriksa dilaporkan tanggapan ini dapat diterima, maka dengan persetujuan Dirjen permohonan ini diumumkan dalam Berita Reasmi Desain Seri A.

Apabila pemeriksa melaporkan bahwa tanggapan yang diajukan oleh pemohon tidak dapat diterima, maka atas persetujuan Dirjen ditetapkan suatu keputusan tentang penolakan permohonan itu secara tertulis dengan disebutkan alasannya. Maka dalam hal terjadi penolakan dari permohonan, segala biaya yang telah dibayar kepada Dirjen tidak dapat ditarik kembali. Ini adalah sesuai dengan prosedur administratif yang hingga kini masih terjadi dalam praktek. Hal inilah yang menyebabkan pengusaha tidak mau mendaftarkan desainnya, karena jika terjadi penolakan, uang yang sudah disetor tidak dapat diminta kembali, padahal menurut mereka biaya yang sudah dikeluarkan sangat mahal.140

4. Desain Sepatu Diperoleh dengan Meniru Sepatu Merek Lain

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, sebagian para pendesain memperoleh desain sepatunya dengan cara meniru. Salah satu narasumbernya, Bapak Harahap menyatakan bahwa untuk memperoleh desain yang menarik dan diminati, maka “mencontoh” desain-desain sepatu yang sedang laris di pasaran. Beberapa merek terkenal yang sering kali menjadi acuan Bapak Harahap dalam membuat

140 Salah satu faktor yang menyebabkan pengusaha tidak mendaftarkan desainnya. Hasil

sepatu antara lain, GUCCI, PIERE CARDIN. Dan dapat melihat modelnya melalui katalog-katalog yang dijual di pasaran. Apabila masih kurang, maka Bapak Harahap akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan desain sepatu terbaru seperti EDWAR FORRER dengan mengabadikannya melalui kamera pribadinya. Begitu juga dengan Bapak H. Ade, untuk memperoleh desain sepatunya, maka dibuat kreasi sendiri dengan melakukan survey ke beberapa tempat.141

Setelah memperoleh desain sepatu atau sandal yang baru, Bapak Harahap akan membagikannya kepada para pembuat sepatu dalam industri rumah tangganya. Desain-desain tersebut kemudian diaplikasikan dalam beberapa bagian dalam sepatu, seperti upper (atas sepatu), dan alas sepatu atau sandalnya. Sepatu-sepatu yang telah jadi akan dibawa ke distributor untuk diberi logo dan disempurnakan, baru kemudian dijual ke pasaran.

Apabila mendaftarkan desain industri dengan memakai desain-desain tersebut tentu saja ditolak. Pengusaha terpaksa memakai desain terkenal, sebab kalau dipasang desain tidak terkenal sudah pasti sepatu sulit terjual atau payah laku. Di pasar tradisional sampai pusat perbelanjaan di Medan banyak dijual sepatu dengan desain terkenal, tetapi berharga murah. Sepatu kelas atas seperti desain channel yang seharusnya dijual dengan harga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) bisa dibeli hanya dengan harga Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Begitu pula dengan sandal- sendal desain yang harganya bisa mencapai Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) bisa dibeli dengan harga Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

Saat ini konsumen dihadapkan pada banyak pilihan. Desain industri sepatu terkenal bisa dibeli dengan harga murah. Desain dengan mudah dapat ditambal, dijahit atau ditempel. Sulit membedakan barang asli atau palsu. Sebab desain persis sama, logo142 maupun cara penulisan tidak ada bedanya. Cuma harga yang jauh berbeda. Konsumen sudah pasti ingin barang yang bagus tapi harganya murah. Tentu saja desain sangat mendukung pemasaran yang laku keras di pasar. Pelanggaran desain tidak dapat dihindarkan. Saat gencar-gencarnya pemberlakuan Sertipikat Desain sempat ada seruan agar pengelola pusat perbelanjaan tidak menyediakan gerai kepada penjual barang-barang palsu. Himbauan itu cuma sesaat. Beberapa hari setelah itu, apalagi Depkeh dan HAM menyatakan bekerjasama dengan Polisi Republik Indonesia memberantas barang palsu banyak toko yang tutup sementara. Razia itu hanya berlangsung sebentar, setelah itu seperti tidak ada kejadian lagi. Aturan penegakan hukum desain ditiadakan.

Karena itu untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum desain penegakan hukum harus ditingkatkan. Caranya yaitu dengan lebih meningkatkan koordinasi dengan pihak yang secara langsung berwenang untuk melakukan penegakan hukum di bidang desain. Soal penegakan hukum desain bukan semata-mata pekerjaan Depkeh dan HAM, tetapi terkait dengan instansi yang lain memang berkecimpung di dalam proses penegakan hukum. Depkeh dan HAM lebih pada law maker

142 Logo adalah kombinasi dari unsur-unsur desain yang menjadi symbol visual desain.

Bentuk geometrisnya bisa bermacam-macam: bulat, segi empat, oval, horizontal, vertikal. Susunan atau tata letaknya juga tidak terbatas. Namun, bagaimanapun bentuk geometris dan tata letaknya, logo itu harus memenuhi syarat menarik, mudah dibaca atau diidentifikasikan, dan unik. Secara sederhana logo itu hanyalah tanda, namun logo dapat memiliki karakter. Bahkan pilihan huruf dapat memberikan nuansa berbeda pada sebuah logo.

(pembuat peraturan) dibanding penegakan hukumnya. Masyarakat banyak salah paham seolah-olah Depkeh dan HAM punya kekuatan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan terhadap terjadinya pelanggaran hukum desain, semua pihak selain aparat penegak hukum, baik pengusaha maupun konsumen juga harus ikut ambil bagian di dalamnya misalnya dengan mendaftarkan desainnya.

Razia terhadap pengusaha biasanya hanya menjelang hari besar saja, misalnya menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru. Dengan alasan pemalsuan desain petugas mengintimidasi para pengusaha. Mereka yang hanya baru tahu berusaha sudah pasti tidak berani berhadapan dengan petugas yang datang atas nama hukum. Dituduh menjadi pemalsu desain mental pengusaha tersebut jatuh. Lalu meminta damai agar barang tidak diangkut dan mereka tidak dilibatkan dalam proses hukum. Tentu harus ada perdamaian dengan sejumlah uang. Biasanya untuk pengusaha kecil sudah bisa bekerja kembali dengan membayarkan uang Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) sampai dengan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Itupun mereka harus diperiksa sehari penuh. Setelah negosiasi dan tercapai kesepakatan baru bisa bebas. Barang yang ditangkap bisa dikembalikan.143 Fenomena tersebut harus mereka hadapi. Sebab razia juga tidak datang setiap hari. Apalagi tawar-menawar tergantung omset pengusaha. Jika omsetnya besar tentu saja negoisasi juga berbiaya besar. Bisa di atas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Mereka memang masuk dalam posisi yang sangat sulit.

143 Hasil penelitian melalui wawancara dengan responden Bp. Rahmad, Bp. Ade dan Bp.

Mengurus desain memang sulit, dirazia juga menyulitkan. Bisa saja dengan kondisi yang ada Sumatera Utara juga masuk dalam daftar pemalsuan desain dagang terkenal untuk produk seperti GUCCI dan VINCCI. Karena itulah Indonesia masuk dalam posisi priority watch list (mendapat perhatian utama) bersama Rusia, Argentina dan Cina.144 Menurut Ketua Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, Farid Wadji, S.H., M.Hum., pengusaha pemalsu sebenarnya ikut terancam oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 menyebutkan bahwa:

1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang meminjam adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Mereka yang melakukan pelanggaran bisa dipenjara 5 (lima) tahun atau pidana paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Farid Wadji mengharapkan pengusaha berhati-hati menawarkan desain ke konsumen, jangan sampai merugikan. Sebab walaupun harganya murah namun mutunya tiruan, konsumen bisa menggugat.145 Ketua Forum Nasional Usaha Kecil dan Menengah Medan, dr. Sofyan Tan mengatakan bahwa dari 1,9 juta unit usaha yang ada di Sumatera Utara hanya 1

144 Gito AP,

“Nusantara”, Waspada, Medan 27 April 2004, hal. 12.

145 Rahmansyah,

(satu) persen saja yang mau mengurus desain. Jumlah tersebut termasuk koperasi. Pengusaha kecil lebih suka memakai desain yang sudah ada untuk mempermudah pemasaran barang. Itu tidak bisa dihindari.146

Atas dasar itulah banyak di antara mereka yang menjadi obyek pemerasan. Berdalihkan razia desain pengusaha sekarang ketakutan. Sebab jika ketahuan menggunakan desain yang terkenal, kalau bukan barang yang diangkut tentu harus damai dengan sejumlah uang tertentu. Korban di pihak pengusaha untuk kawasan Medan sudah tidak terhitung. Malah ada satu orang pengusaha “L” di Kelurahan Binjai tidak mau lagi berkomentar. Sebabnya, saat pertama kali dihubungi pengusaha “L” mengaku menempel desain Versace di pakaian yang dijualnya. Setelah itu pengusaha “L” didatangi beberapa orang yang meminta sejumlah uang. Sebenarnya pakaian yang diproduksinya sudah dikirim ke berbagai pasar sampai ke Sumatera Barat dan Pekan Baru. Tetapi setelah itu pengusaha “L” yang memiliki 10 (sepuluh) orang pekerja pada hari-hari sibuk sekarang tidak tenang lagi. Pengusaha “L” mengaku salah menempel desain terkenal. Namun keadaan semakin sulit setelah pengusaha “L” menjadi obyek pungutan liar. Pengusaha “L” sempat bingung karena seluruh konveksinya diangkut petugas razia karena tidak bisa memenuhi tuntutan yang diajukan. Pengusaha “L” menolak memberikan sejumlah uang karena memang tidak punya. Akibatnya beliau sibuk mengurus sepatunya agar bisa dikeluarkan. Banyak lagi kasus serupa yang membuat lingkaran tersebut tidak berujung. Pengusaha tetap merasa tidak mendapat keadilan.

146 Rudi Arman,

Menjerat pelaku pelanggaran desain industri gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena kasus ini berada di depan mata. Tetapi susahnya ketika

Dokumen terkait