• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desember 60 115 - 1

BAB VI KESIMPULAN

12. Desember 60 115 - 1

PE 1 63 64 0 0 0 1 63 64 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 0 2 2 19 14 33 0 1 1 2 Februari PE 1 63 64 0 0 0 1 62 63 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 2 Burawa 0 1 1 18 14 32 0 1 1 3 Maret PE 1 62 63 0 0 0 1 60 61 Boer 2 1 2 0 0 0 2 1 3 Burawa 0 1 1 0 2 2 18 15 33 4 April Pe 1 60 61 0 0 0 0 0 0 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 0 2 2 18 15 33 5 Mei Pe 1 60 61 0 0 0 1 60 61 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 0 2 2 18 15 33 6 Juni Pe 1 60 61 0 0 0 1 59 60 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 0 2 2 18 15 33 7 Juli Pe 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 0 2 2 18 15 33 8 Agustus Pe 1 58 59 0 0 0 1 57 58 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 0 2 2 18 15 33 9 September Pe 1 57 58 0 0 0 1 56 57 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 2 4 6 18 15 33 10 Oktober Pe 1 56 57 0 0 0 1 56 57 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 18 15 33 3 10 13 18 15 33 11 Nopember Pe 1 56 57 0 0 0 1 56 57 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 16 3 19 6 11 17 16 3 19 12 Desember Pe 1 56 57 0 0 0 1 56 57 Boer 2 1 3 0 0 0 2 1 3 Burawa 16 3 19 7 11 18 15 3 18

2. Pelayanan Inseminasi Buatan ( IB )

Langkah strategis dalam memacu produktifitas ternak potong di Kabupaten Sinjai agar ketersediaan daging bagi masyarakat dapat

28

dipenuhi, maka pemanfaatan bioteknologi reproduksi seperti Inseminasi Buatan (IB) menjadi alternative untuk dilakukan, sekaligus sebagai upaya guna melakukan perbaikan mutu genetik dan produksi ternak sapi potong yang dikembangkan masyarakat. Pelaksanaan Teknologi Inseminasi Buatan (IB) yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Sinjai yaitu Kecamatan Sinjai Barat, Sinjai Selatan, Tellu Limpoe dan Sinjai Tengah. Tujuan utama pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan ini adalah pelaksanaan cros breed atau kawin silang antara sapi Indonesia yang banyak dikembangkan masyarakat peternak di Sinjai dengan sapi-sapi type pedaging seperti jenis Limousine dan Simmental. Melalui kegiatan IB ini akan dihasilkan ternak sapi potong yang dapat menghasilkan daging lebih banyak, tapi dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, sangat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai untuk memperoleh kelahiran sapi peranakan Limousine dan peranakan Simmental sebagai cikal bakal hadirnya varietas baru dalam populasi sapi di Kabupaten Sinjai. Pelayanan Inseminasi Butan (IB) yang telah dilakukan pada masyarakat tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang masih dirasakan utamanya jumlah tenaga inseminator yang terbatas tidak sebanding dengan cakupan luas lokasi, disamping mobilitas petugas yang terbatas, serta rendahnya pengetahuan petani dalam hal deteksi berahi. Dengan membagi secara proporsional akseptor kepada seluruh inseminator berdasarkan kemudahan jangkauan lokasi diharapkan mampu mengurangi hambatan-hambatan yang dialami petugas dilapangan. Untuk mengetahui lebih jauh realiasasi inseminasi buatan dan kelahiran dapat dilihatpada table 22 dibawah ini.

Tabel 22. Realisasi IB dan Kelahiran di Kabupaten Sinjai Tahun 2011.

No. Bulan Realisasi ( Ekor )

29

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 201 138 204 107 177 170 189 116 190 203 192 113 98 84 83 58 72 95 68 69 67 60 64 61 Kabupaten Sinjai 2000 879

3. Pengembangan Transfer Embrio Sapi Perah

Selain memacu produktifitas daging melalui penerapan Inseminasi Buatan pada sapi potong. Pengembangan sapi perah jenis Friesian Holstein (FH) di Kabupaten Sinjai makin terus ditingkatkan, dengan melakukan pembenahan-pembenahan serta adaptasi teknologi terbaru dalam menyokong budidaya sapi perah ini. Sadar akan kurangnya ketersediaan bibit sapi perah yang berkualitas, yang dapat memberikan produksi susu tinggi maka kegiatan Transfer Embrio (TE) di upayakan dapat menjadi jalan keluar guna meretas problem tersebut.

Transfer Embrio (TE) yang bertujuan untuk menciptakan pejantan-pejantan sapi perah unggul, yang akan digunakan dalam rangka up grading sapi perah yang sementara dikembangkan. Melalui kegiatan transfer Embrio (TE) diharapkan adanya bibit ternak sapi perah yang dapat menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi sesuai dengan sasaran dari kegitan ini untuk mewujudkan peningkatan nilai genetic ternak sapi perah yang dikembangkan oleh peternak di Kabupaten Sinjai.

30

Sebagai adapatasi teknologi yang terbilang baru diterapkan di Kabupaten Sinjai khususnya pada peternak yang sedang mengembangkan sapi perah, maka sangat disadari hambatan – hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini seperti terbatasnya jumlah induk resipien yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan Transfer Embrio (TE) serta penerapan teknologi yang termasuk sangat rumit.

4. Pengembangan Pembibitan Ayam Buras (RRMC)

RRMC atau Pusat Produksi dan Perbibitan Ayam Buras yang ada di Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah merupakan salah satu media pengembangan komoditi ayam buras yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pada masyarakat dalam mendapatkan jenis bibit ayam buras unggul dengan nilai genetic yang lebih baik. Hal ini bertitik tolak dari budidaya ayam buras yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di kabupaten Sinjai yang menggunakan bibit dengan tingkat produksi rendah, sehingga kuantitas produksi yang dihasilkan pun terbatas sementara permintaan akan produk ini terus meningkat.

RRMC sebagai pusat perbibitan telah memiliki sarana dan prasaran yang cukup baik untuk menetaskan dan menyiapkan bibit yang dapat diakses oleh masyarakat untuk dipelihara dan di kembangkan. Dengan menerapkan system kerjasama bagi hasil RRMC sebagai pusat perbibitan menetaskan dan menyiapkan bibit kemudian diserahkan pada kelompok untuk dipelihara kemudian produksi telur yang dihasilkan sebagian diserahkan ke RRMC sesuai dengan jumlah perjanjian yang telah disepakati.

Dengan terus melakukan pembenahan guna mengurangi hambatan-hambatan yang sering terjadi seperti sarana mesin penetasan yang tidak didukung secara maksimal oleh ketersedian listrik yang cukup sehiungga kadang mati, menyebabkan kegiatan penetasan telur tidak dapat dilakukan dengan baik implikasinya

31

terhadap jumlah bibit yang dihasilkan pun akan berkurang. Olehnya dalam mengatasi hambatan listrik tersebut telah diupayakan pengadaan genset untuk digunakan saat terjadi pemadaman aliran listrik.

BAB IV

SUB DINAS PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Sub Dinas Penyuluhan dan Pengembangan Teknologi mempunyai fungsi dan tugas melaksanakan program latihan dan kursus dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak, melaksanakan pembinaan tenaga penyuluh serta penyusunan materi penyuluhan peternakan, melaksanakan usaha-usaha pengembangan penerapan teknologi peternakan, serta kaji terap teknologi peternakan.

Sub Dinas Penyuluhan dan Pengembangan Teknologi terdiri dari 3 seksi yaitu : 1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM ) Peternakan

32

2. Seksi Teknologi

3. Seksi Kelembagaan

A. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Peternakan

Seksi Pengembangan Sumber Daya manusia (SDM) Peternakan mempunyai tugas yaitu Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, petunjuk teknis, dan bahan-bahan lainnya yang berghubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas bidang SDM peternakan sebagai pedoman dan landasan kerja.

Pada tahun 2011 kegiatan seksi pemngembangan sumber daya manusia peternakan yaitu antara lain :

1. Pembuatan Informasi Produk Peternakan, Promosi dan penyebaran informasi komoditi peternakan unggulan yang dilaksanakan baik pada pameran pembangunan dalam rangka hari jadi Sinjai, dan pameran pembangunan di tingkat propinsi yang dilaksanakan di Benteng Somba Opu Makassar.

2. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan di tingkat BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) di tiap kecamatan yang berjadwal tiap 2 minggu.

3. Menjadi fasilitator dan pemateri pada kursus dan pelatihan untuk penyuluh ditingkat kabupaten.

4. Pembinaan Lomba Desa 5. Pembinaan P2WKSS

B. Seksi Teknologi

Sehubungan dengan tugas dan fungsi maka seksi Teknologi melaksanakan kegiatan pada tahun 2011 sebagai berikut :

1. Menjadi pemateri yang dilaksanakan oleh kelompok tani tentang teknologi Biogas

2. Pemberian Materi teknologi penggemukan sapi potong di kelompok tani

33

C. Seksi Kelembagaan

Kegiatan pada seksi kelembagaan pada Dinas Peternakan Kab. Sinjai adalah:

1. Pelayanan Pembinaan Usaha Tani Ternak / kelompok tani yang tersebar di 8 Kecamatan di Kab. Sinjai

2. Melaksanakan program pengembangan agribisnis kegiatan pengembangan agroindustri perdesaan.

3. Mengikutsertakan kelompok tani pada lomba kelompok tani tingat propinsi.

4. Menginventarisasi kelompok tani sesuai dengan klasifikasinya.

BAB V

SUB DINAS KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Pelayanan Kesehatan pada ternak merupakan hal penting untuk selalu di pantau guna menjaga tingkat populasi di Kabupaten Sinjai agar dapat terhindar dari jenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ternak, maka dari itu peran Sub Dinas Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan obat hewan.

Dalam upaya menciptakan sinergisitas pencapaian kerja tersebut maka Sub dinas kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner memiliki fungsi sebagai berikut :

34

1. Melaksanakan bimbingan pengamatan, penyidikan dan epidemiologi penyakit hewan

2. Melaksanakan bimbingan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan

3. Melaksanakan bimbingan pengawasan kesehatan masyarakat veteriner 4. Melakasanakan bimbingan pengawasan obat hewan dan pelayanan

kesehatan hewan.

Penjabaran tugas dan fungsi Sub Dinas Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner guna meningkatkan profesionalisme kerja, maka dibagi dalam tiga Seksi yaitu :

1. Seksi Perlindungan dan Pemberantasan Penyakit Hewan 2. Seksi Pelayanan Keswan dan Pengawasan Obat Hewan 3. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner.

A. Seksi Perlindungan Dan Pemberantasan Penyakit Hewan

Pada tahun 2011 seksi Perlindungan dan Pemberantasan Penyakit Hewan telah melakukan upaya pengendalian penyakit hewan baik yang menular maupun yang tidak menular sebagai salah satu tugas pokoknya, adapun upaya tersebut terimplementasi dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu :

1. Pengendalian Penyakit Strategis

Yang termasuk kelompok penyakit strategis ini antara lain, penyakit Diare ganas ( BVD ), Avian Influenza, Tetelo ( ND ), Rabies, Septicaemi ica (SE) dan Trypanosomiasis ( Surra ). Tahun 2011 ditemukan beberapa kasus penyakit strategis yang menyerang hewan dan ternak, jenis penyakit tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Kondisi Penyakit yang menyerang Hewan dan Ternak di Kab. Sinjai Tahun 2011.

No Penyakit Hewan / Ternak Jumlah Ket.

35

2. Flu Burung (AI) Ayam 2.846

3. Tetelo (ND) Ayam 130

4. Trypanosomiasis (Surra) Sapi PotongKuda 231

Berdasarkan Tabel 25 tersebut, diketahui ada beberapa penyakit stategis yang menyerang ternak di Kab. Sinjai. Penyakit diare ganas (BVD) merupakan penyakit menular yang hampir tiap tahun menyerang ternak sapi . Tahun 2011 ada 499 ekor sapi potong yang mengalami penyakit diare ganas (BVD) hal ini disebabkan oleh musim pancaroba.. Penyebaran penyakit ini sangat cepat karena penyakit Diare ganas (BVD) yang diakibatkan oleh virus merupakan penyakit menular.

Pada Tahun 2011, terjadi kematian ayam secara mendadak dalam jumlah banyak yaitu 2.846 ekor. Berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test dan uji spesimen di BBVT Maros, positif AI (Flu Burung). Dinas Peternakan khususnya Tim PDSR secara intensif melakukan biosekuriti berupa penyemprotan desinfektan dan pemusnahan unggas yang mati dengan cara membakar . Disamping penyakit AI, penyakit strategis lainnya yang menyerang ternak unggas adalah ND. Penyakit ini menyerang 130 ekor ternak ayam.

Sampai saat ini Kabupaten Sinjai belum bebas dari penyakit rabies. Untuk pemberantasan penyakit rabies Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai setiap tahunnya melakukan eliminasi hewan pengidap rabies atau yang berpotensi menyebarkan rabies. Peracunan/eliminasi anjing liar dengan menggunakan racun Striknin sebanyak 1 Kg. Jumlah hewan yang dieliminasi/di racun dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Data Eliminasi dalam Rangka Pemberantasan Penyakit Rabies di Kabupaten Sinjai Tahun 2011.

No Kecamatan Kelurahan/ Desa

Jumlah Hewan yang

diracun Total

Anjing Kucing Kera

-36

Alehanuae Biringere Lamatti Rilau Balangnipa Bongki 112 79 90 87 68 -7 -5 9

-2. Bulupoddo Lamatti Riaja 47 -

-3. Sinjai Tengah Mattunreng Tellue 51 -

-4. Sinjai Barat Tassililu 138 -

-5. Sinjai Selatan Palae

Sangiasseri 13315 -- -

-6. Tellulimpoe Saotengah 42 -

-7. Sinjai Borong Pasir Putih 87 -

-Jumlah 1010 21

-2. Pengendalian Penyakit Ekonomis / Non Strategis

Dalam tahun 2011 ditemukan beberapa kasus Penyakit Non Strategis/Ekonomis yang menyerang Hewan dan ternak, jenis penyakit tersebut dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Kasus Penyakit Non Strategis di Kabupaten Sinjai Tahun 2011.

No Penyakit Jumlah

1. Abortus 37

2. An - Estrus 31

3. BEF (Demam 3 Hari ) 420

4. Balisiekte 190

5. Bloat 110

6. Babesies 5

7. CRD 451

8. Corpus Luteum Persistant 1

9. Cholerra 2 10. Dystokia 41 11. Demodecosis 1 12. Entretis 22 13. Endometris 1 14. Hypocalsemia 6 15. Histotoxic Hyposia 9 16. Helminthiasis (Cacingan) 432 17. Hypofungsi Ovari 8 18. Kolik 3

37

19. Ketosis 2 20. Kachexia 46 21. Miasis 3 22. Mastitis 1 23. Metritis 9 24 ORF 7 25 Proplasus Uteri 242 26 Pullorum 4 27 Pink Eye 1 28 Pyometra 7 29 Retensio Secundinae 1 30 Rapeat Breeder 10 31 Scabies 5 32 Snot 30 33 Theileriosis 4

Upaya dan kerja keras Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai dalam hal ini para petugas lapangan yang berada di kecamatan dan kabupaten dalam melakukan penanganan dan mengeliminir penyebaran penyakit ini agar tidak meluas senantiasa dilakukan secara maksimal namun jumlah petugas lapangan yang masih terbatas disamping Dana Operasional yang tidak memadai menjadi kendala yang sering menghambat kelancaran kegiatan.

Vaksinasi SE dan Pemberian Kartu Ternak yang dilakukan diseluruh kecamatan kecuali kecamatan Pulau IX dengan target 34.000 ekor dapat tercapai. Adapun data realisasi kartunisasi dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Realisasi Kartunisasi menurut Kecamatan di Kabupaten Sinjai Tahun 2010 – 2011.

No Kecamatan Jumlah ekor / Lembar

2010 2011

1. Sinjai Barat 4.112 5.467

2. Sinjai Borong 2.165 3.015

3. Sinjai Tengah 4.611 6.076

38

5. Bulupoddo 5.158 6.060 6. Sinjai Selatan 4.615 6.404 7. Sinjai Timur 6.217 7.840 8. Sinjai Utara 1.058 1.502 Jumlah 35.200 46.086

B. Seksi Pelayanan Keswan dan Pengawasan Obat Hewan

Pada tahun 2011 seksi Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengawasan Obat Hewan telah melakukan serangkaian kegiatan dalam mendukung tugas pokoknya seperti:

a. Mengumpulkan bahan, mengolah data dan melaksanakan pos pelayanan kesehatan hewan

b. Memberikan bimbingan dan pengawasan pelayanan kesehatan hewan serta peredaran obat hewan

c. melakukan bimbingan pengawasan produksi, peredaran dan penggunaan obat hewan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Adapun upaya tersebut terimplementasi dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu

1. Pemeriksaan Kesehatan Hewan Ternak Daerah

Kegiatan pemeriksaan Kesehatan Hewan Ternak Keluar Daerah (TKD) ini dilakukan oleh petugas peternakan khususnya petugas yang ditempatkan ditiap kecamatan untuk mengidentifikasi serta melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ternak yang akan dikirim keluar daerah sekaligus mengantisipasi penularan penyakit antar pulau dan antar daerah untuk meyakinkan bahwa ternak bersangkutan tidak terjangkit suatu penyakit. Selain itu pula kegiatan ini merupakan upaya pengawasan lalu lintas ternak potong yang harus dilakukan agar pertumbuhan populasi tetap terjaga. Adapun data

39

pengeluaran ternak keluar daerah dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Data Pengeluaran Ternak Potong Tahun 2011 di Kabupaten Sinjai berdasarkan Retribusi

No Bulan

Jenis Ternak

Total

Sapi Kerbau Kuda Kambing

Jt Bt Jt Bt Jt Bt Jt Bt 1. Januari 120 85 - - 2 2 - - 209 2. Februari 97 108 - - 3 1 - - 209 3. Maret 93 33 - - - 126 4. April 87 44 - - - 131 5. Mei 77 73 - - - 150 6. Juni 63 34 - - - 97 7. Juli 121 13 3 1 1 - - - 139 8. Agustus 175 94 - - - 269 9. September 266 290 - - - 556 10. Oktober 1073 124 1 - - - 1.198 11. Nopember 476 268 - - 1 3 - - 748 12. Desember 60 115 - 1 - - - - 176 Total 2.708 1.281 4 2 7 6 - - 4.008

Berdasarkan Tabel 29, diketahui bahwa jumlah pengeluaran ternak potong pada tahun 2011 khususnya jenis sapi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010, pada tahun 2010 sebanyak 2.681 ekor sedangkan tahun 2011 sebanyak 4.008 ekor

40

2. Pemeriksaan / Keusmaster pada RPH

Upaya dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, utamanya di kabupaten Sinjai agar dapat mengkonsumsi daging yang memenuhi syarat HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat) sangat disadari merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh para petugas di Rumah Potong Hewan (RPH). Inplementasi dari hal tersebut maka pemerikasaan kesehatan ternak potong di RPH senantiasa dilakukan baik sebelum pemotongan maupun setelah pemotongan ( Antemortem dan Postmortem) guna memberikan keyakinan bahwa ternak yang akan dipotong telah bebas dari jenis penyakit yang akan membeyahayakan saat dikonsumsi. Adapun data pemotongan/keusmaster ternak pada RPH dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Data Pemotongan/keusmaster pada RPH di Kab. Sinjai Tahun 2011.

No Bulan

Jenis Ternak

Total (Ekor)

Sapi Kerbau Kuda

Jt Bt Jt Bt Jt Bt 1. Januari 49 18 - 2 - 2 71 2. Februari 54 12 - 1 o4 72 3. Maret 59 14 - 2 - 7 82 4. April 56 17 - 2 3 1 79 5. Mei 55 21 - - 2 4 82 6. Juni 60 21 - 1 - 6 88 7. Juli 67 28 - 1 1 4 101 8. Agustus 62 12 2 4

¤

1 1 82 9. September 97 21 1 - 4 1 124 10. Oktober 79 14 - 2 2 6 103 11. Nopember 67 12 - 2

¤

9 2 92 12. Desember 56 8 - - 11 9 84 Total 761 198 5 12 30 54 1.060

Dari tabel 30, dapat diketahui bahwa di Tahun 2011 hampir semua jenis ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda telah mengalami pemotongan di RPH, untuk ternak sapi merupakan jumlah pemotongan terbanyak dengan jumlah 959 ekor, walaupun demikian masih adanya hambatan-hambatan yang ditemukan dilapangan

41

seperti sarana dan prasarana RPH yang belum maksimal termasuk pelayuan daging serta masih banyaknya pemotongan hewan yang dilakukan diluar RPH. Olehnya itu diharapkan kedepan adanya upaya untuk melakukan peningkatan sarana dan prasarna RPH serta pengawasan pemotongan ternak di luar RPH yang makin diperketat.

C. Seksi Kesehatan Masyarakat Veterineer

Laju pertambahan populasi sangat bergantung pada sejauh mana proses pengawasan dan pelayanan Kesehatan hewan dilakukan, sebab kesehatan hewan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam mendukung usaha peningkatan produksi serta populasi. Terjaganya kesehatan ternak akan meningkatkan kemampuan ternak dalam berproduksi dengan baik, yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan bagi peternak khususnya di Kab.Sinjai. Seksi kesehatan masyrakat veterineer yang memiliki kapasitas dalam menjaga serta melakukan pengawasan terhadap munculnya berbagai penyakit hewan baik yang menular maupun yang tidak menular senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan dan informasi kepada para stake holder peternakan agar dapat merasakan manfaat dari setiap kegiatan yang dilakukan. Pada tahun anggaran 2010 ada empat bentuk kegiatan yang telah dilakukan yaitu :

1. Pelayanan Identifikasi dan Penanganan Kesehatan Hewan

Manfaat dari kegiatan ini untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat dengan melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit, bermanfaat dalam menurunkan angka kematian ternak, serta bermanfaat untuk mengetahui adanya suatu penyakit yang sedang merebak sehingga dapat ditanggulangi dengan cepat (deteksi dini). Kegiatan ini dilaksanakan oleh PPK (Pemimpin Peternakan Kecamatan/Paramedivet) yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan, Medik Veteriner dan Paramedivet Poskeswan. Kecamatan yang mempunyai kasus tertinggi yaitu kecamatan Sinjai Utara dengan jumlah

42

kasus 3.045 sedangkan yang terendah kecamatan pulau IX sebanyak 79 kasus. Jumlah kasus di Kabupaten Sinjai selama 2011 yaitu tercatat 4.923 kasus. Kegiatan pelayanan kesehatan hewan yang dilakukan oleh Petugas peternakan Kecamatan di Kabupaten Sinjai pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Data Kegiatan Pelayanan Keswan yang dilakukan oleh petugas kecamatan di Kab.Sinjai Tahun 2011.

Nama petugas

Jumlah kasus yang ditangani (ekor) perbulan

Jml

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Se

p Okt Nop Des

Kaharuddin 7 17 63 13 10 16 15 6 69 102 28 14 350 Zulkifli Lubis 17 23 13 13 110 79 44 1.954 275 398 100 19 3.045 Sirajuddin 28 23 9 - 10 7 8 9 3 7 15 8 138 Abd. Hakim 42 6 7 14 17 7 19 9 7 9 4 11 152 Syamsul Bahri 9 7 15 9 12 11 13 11 14 26 16 13 156 Muh. Adil 21 8 10 12 17 10 15 16 11 19 19 14 172 Saifuddin 24 11 34 40 46 4 59 17 19 21 47 13 335 Makmur 35 33 35 44 16 84 9 135 17 25 29 24 486 Khaerul Sani 17 - 6 - 10 - 5 13 9 - - 19 79 Jumlah 200 128 192 145 248 218 187 2.170 424 607 258 146 4.923

2. Kegiatan Laboratorium Poskeswan

Pelaksanaan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam melakukan diagnosa suatu penyakit yang makin akurat sehingga dapat dilakukan pemberian obat yang tepat, selain itu pula dapat memberikan informasi kepada pemerintah tentang adanya suatu penyakit menular pada suatu daerah serta dapat mengantisipasi kemungkinan penyakit-penyakit hewan ternak yang akan muncul pada suatu wilayah atau lokasi. Dengan merujuk pada manfaat tersebut maka seksi kesehatan masyarakat veteriner telah melaksanakan kegiatan pemeriksaan parasitologi, bakteriologi dan pathologi yang dilakukan pada laboratorium pos

43

kesehatan hewan Sinjai Utara kemudian kegiatan dilaksanakn secara pelayanan di lapangan (Aktif Service) guna mendeteksi secara dini penyakit hewan/ternak di lapangan.

BAB VI KESIMPULAN

Dalam Tahun Anggaran 2011 Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai telah melaksanakan berbagai Program dengan beberapa kegiatan, baik kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunan peternakan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Anggaran Kinerja Dinas Peternakan Kab. Sinjai Tahun 2011 sebesar RP. 3.508.492.443,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. .3.498.132.465,-

dan realisasi fisik sebesar 99,98 %

2. Perolehan PAD Tahun 2011 dicapai sebesar Rp. 547.563.334,- atau mengalami kenaikan 14,94 % dari tahun 2010 yang hanya sebesar 476.410.000,-

3. Populasi ternak pada tahun 2011 pada umumnya mengalami kenaikan yaitu sapi potong, 30,13 %, sapi perah 20,31 % kerbau 1,27 % kambing 9,18 % ayam buras 13,44 % ayam ras pedaging 67,71 % dan Ayam ras petelur 76,04 % sedangkan populasi ternak yang mengalami penurunan adalah kuda -3,68 % dan itik -5,77 %.

4. Produksi ternak pada tahun 2011 terjadi penurunan pada daging -2,99 %, dan susu -15,36 % sedangkan produksi telur terjadi kenaikan sebesar 17,82 %

5. Pengeluaran ternak tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 4.008 ekor bila disbanding tahun 2010 yaitu sebesar 2.681 ekor.

6. Kasus penyakit non strategis tahun 2011 terjadi kenaikan pada jenis penyakit BEF, CRD, bloat, proplasus uteri, dan entretis sedangkan jenis penyakit lainnya terjadi penurunan.

7. Kartunisasi yang dilaksanakan di 8 kecamatan setiap tahunnya, dimana tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 46.086 ekor/lembar disbandingtahun 2010 sebesar 35.200 ekor/lembar.

44

8. Perkembangan ternak pemerintah yang tersebar dikelompok tani terus mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2010 sebanyak 1.475 menjadi 1.862 tahun 2011.

45

Lampiran.1

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 2002

Lampiran 2. Data Perkembangan Ternak Pemerintah Tahun 2011

No Nama Kelompok Lokasi (Desa/Kel/Kec.) TA Sumber Dana Ras Ternak Awal

Ternak Akhir

Dewasa Anak

Jt Bt Jml Jt Bt Jt Bt Jum

1 Alenangka Ex. Brahman Alenangka/S.Selatan 2002 APBN Bali 0 13 13 0 13 4 7 24

2 Lappa Talle/S.Selatan 2002 APBD I Bali 1 15 16 1 12 3 8 24

3 Alenangka Alenangka/S.Selatan 2005 APBD I Bali 0 40 40 0 37 13 9 59

4 Sepakat Matunreng Tellue/S.Tengah 2005 APBD I Bali 0 40 40 0 36 10 4 50

5 Siamasei Sangiaserri/S.Selatan 2005 APBN Bali 1 32 33 1 31 13 8 53

6 Palakka Gareccing/S.Selatan 2006 APBN Bali 3 64 67 2 63 18 6 89

7 Mattulu Tellue Aska/S.Selatan 2008 APBD I Bali 0 44 44 0 37 2 0 39

KEPALA DINAS

Drh.Aminuddin Zainuddin, MM

Seksi Perlindungan & Pemberantasan Penyakit

Drh.Charidjah

Seksi Pengembangan SDM Peternakan Plth. Nurdiana,S.Pt Seksi Pelayanan Keswan &

Pengawasan Obat Hewan A.Thamrin Djabir,S.Pt

Seksi Teknologi drh. Mappamancu Seksi Budidaya Ternak

Ir.Burhanuddin,M.Si Seksi Kelembagaan Plth.Husmawarni,S.Pt SEKRETARIS Ir. A. Muchramal KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN KEUANGAN Hj.Yusnaedar,S.Sos SUB BAGIAN PERENCANAAN Plth.Indrawati Darwis,S.Pt SUB BAGIAN UMUM Syarifuddin Yahya,B,Sc

Sub Dinas Keswan & Kesmavet Plth.A.Mustakim,SP

Sub Dinas Bina Produksi & Agribisnis A.Mustakim.SP

Sub Dinas Penyuluhan & Pengembangan Teknologi Plth. Ir.A.Muchramal Seksi Pelayanan Usaha

& Promosi Plth. Bake,S.Pt Seksi Penyebaran & Pengembangan Ternak

Awaluddin,S.Pt

Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner

Plth.Ratnawati

46

8 Mattiro Deceng Kassi Buleng/S.Borong 2008 APBN (TP) Bali 2 18 20 1 17 14 7 39

9 Pattirosompe I Lamatti Rilau/S.Utara 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 4 5 23

10 Pattirosompe II Lamatti Rilau/S.Utara 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 8 6 28

11 Pao Loppoe Saohiring/S.Tengah 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 4 4 23

12 Siparappe Kanrung/S.Tengah 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 7 4 26

13 Mattiro Deceng Salohe/Sinjai Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 6 5 25

14 Harapan Saotanre/Sinjai Tengah 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 2 7 24

15 Lamunpatue Bonto/Sinjai Tengah 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 2 1 18

16 Tana Tekko Bulu Tellue/Bulupoddo 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 3 7 25

17 Sinar lamatti Lamatti Riawang/Bulupoddo 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 3 3 20

18 Abyan Lamatti Riawang/Bulupoddo 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 13 5 0 18

20 Aruhu Jaya Lamatti Riaja/Bulupoddo 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 3 4 21

21 Mallenreng Bongki Lengkese/S.Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 0 4 18

22 Sapuberu Passimarannu/S.Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 6 6 26

23 Linrung Saukang/S.Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 5 8 28

24 Bakka Patalassang/S.Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 7 3 25

25 Macolli Loloe Lasiai/S.Timur 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 5 6 26

26 Gapoktan songing Songing/S.Selatan 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 4 5 24

27 Lembang Alenangka/S.Selatan 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 4 8 27

28 Massenreng Pulue Palae/S.Selatan 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 14 2 3 19

29 Ballakale Aska/S.Selatan 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 7 8 30

30 Bontomangepe Lembang Lohe/T.Limpoe 2008 APBD II (DAK) Bali 0 15 15 0 15 10 4 29

31 Manipi Bersatu Tassililu/S. Barat 2009 DPDF Bali 0 15 15 0 14 3 1 18

Dokumen terkait