• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi dan Analisis Data

Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke MI Sirajul Athfal 5dimana subjek penelitian pada tindakan ini adalah kelas V dengan jumlah siswa 26 orang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014.

Pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2014 peneliti menemui para siswa kelas V untuk melakukan wawancara seputar proses pembelajaran PKn. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran PKn di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru bidang studi adalah ceramah, persentasi, dan tanya jawab.

2. Dari 26 siswa, hanya beberapa siswa yang kurang menyukai pelajaran PKn. Alasan siswa menyukai pelajaran PKn adalah karena materi yang ada dalam pelajaran PKn sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan yang tidak menyukai karena istilah dalam pelajaran PKn susah untuk diingat. 3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM

dengan rata-rata nilai terendah yang diperoleh 40 dan nilai tertinggi 80. 4. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar PKn terutama pada materi materi

tertentu seperti perundang-undangan.

5. Proses pembelajaran cenderung menjenuhkan dan membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan belum bervariasi.

6. Guru memberikan contoh materi pelajaran dengan menyangkutkan pada kehidupan sehari-hari dan memberikan latihan dengan mengerjakan tugas LKS.

7. Jika materi yang berhubungan dengan teori siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

8. Guru kurang mempunyai jiwa humaris atau cenderung serius saat mengajar. 9. Cara siswa mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai adalah

dengan membuat catatan, membaca lebih sering, menghapal, mendengarkan penjelasan lebih serius atau fokus dan bahkan ada yang terang-terangan mengatakan menyontek atau bekerja sama dengan temannya.Langkah tersebut dapat meminimalisir dan membantu siswa dalam belajar.

Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti menemui guru kelas V untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Guru dalam mengajar tidak membuat persiapan-persiapan khusus seperti RPP dan bahan pendukung lainnya, karena mengajar telah dianggap sebagai kegiatan rutin sehari-hari saja.

2. Metode yang dipakai guru biasanya ceramah, tanya jawab, persentasi dan penugasan.

3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM jika dipersentasikan sebesar 60%.

4. Nilai KKM untuk mata pelajaran PKn 6,5

5. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar terutama dalam hal mengingat istilah-istilah dalam pembelajaran PKn.

6. Interaksi guru dengan siswa kurang, walaupun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, biasanya siswa diam. Tetapi kalau ada soal yang sulit baru mereka mau bertanya. Selain itu, kalau mengajukan pendapat jarang sekali tetapi kalau ditanya ada beberapa siswa yang menjawab. Kalau tidak ada pertanyaan, tidak ada inisiatif memberikan pendapat.

7. Masalah utama yang menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah rendahnya motivasi belajar siswa.

8. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa, guru biasanya memberikan semangat kepada para siswa dengan membuka wawasan bahwa sekolah tidak hanya untuk belajar saja tetapi juga menata masa depan yang lebih baik. 9. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa hanya diam dan tidak

bertanya pada guru, hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru.

10. Biasanya untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, materi yang dirasa belum dimengerti diulang kembali penjelasannya sampai siswa benar benar mengerti setelah itu baru guru melanjutkan ke materi selanjutnya. Selain itu menegur siswa yang ribut mengganggu temannya yang sedang belajar,mengkondisikan kelas yang gaduh menjadi kondusif.

Pada tanggal 17 Juli 2014 peneliti melakukan observasi pembelajaran PKn di kelas V. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran PKn di kelas tersebut. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 2. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal

pembelajaran. Namun pada pertengahan jam pelajaran, beberapa siswa mulai acuh. Ada siswa yang berbincang dan bersenda gurau dengan temannya, ada juga yang melamun bahkan mengantuk dan tertidur.

3. Tidak ada siswa yang bertanya tentang materi yang disampaikan guru. Mereka hanya bertanya saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit. 4. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi

bagi beberapa siswa sudah baik.

5. Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dianggap kurang, karena tidak merata ke semua siswa dan banyak juga yang lupa ketika ditanyakan materi pelajaran yang lalu.

6. Siswa berdiskusi hanya pada saat mengerjakan latihan soal.

7. Siswa yang duduk di barisan depan terlihat antusias, sementara ekspresi sebagian besar siswa terlihat biasa saja.

8. Jumlah siswa yang hadir pada saat observasi berjumlah 23 orang.

9. Guru mengkaitkan materi pelajaran dengan realita dalam kehidupan sehari-hari.

10. Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan.

Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta observasi pembelajaran di kelas tersebut digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan tindakan siklus I.

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan,antara lain:

1) Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan metode bermasin peran (Role Playing) yang diaplikasikan ke dalam rencana pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal untuk tes.

2) Tahap Pelaksaaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan dari tanggal 13 – 14 Agustus 2014 dengan materi menaati peraturan perundang-undangan.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Agustus 2014, sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran. Pertanyaan ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal pembelajaran yaitu dengan siswa diminta menyebutkan macam-macam peraturan perundang-undangan yang diketahui.

Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan jawaban yang mereka berikan. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah, menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada para siswa, peneliti melanjutkan ke materi pembelajaran dengan menyajikan materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan bermain peran (role playing). Setelah materi dijelaskan, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang. Dimana dalam strategi ini masing-masing kelompok akan melakukan diskusi

Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses pelaksanaan metode bermain peran (role playing) masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya kebingungan dan malu-malu dalam hal melaksanakan bermain peran, banyak juga siswa yang kurang percaya diri dalam hal mengungkapkan pemikirannya dalam diskusi. Setelah selesai bermain peran dan berdiskusi, peneliti dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Agustus 2014 dengan jumlah siswa yang hadir 26 orang. Setelah mengabsen kehadiran siswa, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk materi pelajaran terlebih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu hampir semua siswa dapat menjelaskan tentang macam-macam peraturan di rumah dan di sekolah,

menjelaskan pengertian perundang-undangan, perbedaan fungsi peraturan tingkat pusat dan tingkat daerah. Setelah mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, peneliti mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.

Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan meminta siswa mengidentifikasi berbagai hal yang perlu diatur dengan undang-undang, menjelaskan sebab beberapa hal yang perlu diatur dengan undang-undang. Memasuki proses belajar mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada pertemuan kedua ini,saat melaksanakan metode bermain peran (role playing) para siswa sudah mulai mampu melaksanakan drama dan diskusi dengan baik, dan sudah mulai mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan siswa lainnya untuk mengungkapkan pendapatnya, serta beberapa siswa dimasing-masing kelompok sudah mampu memberikan penjelasan kepada siswa lainnya yang belum begitu paham.

Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan pada saat itu juga.

3) Tahap Pengamatan/Observasi

Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh peneliti antara lain:

a) Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.

b) Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran. c) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika

peneliti menjelaskan materi pelajaran.

d) Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas. e) Belum banyak siswa yang bertanya, tetapi siswa lebih sering

mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

f) Siswa masih belum tepat jika diminta memberikan contoh seputar pelajaran.

g) Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa masih kebingungan dalam hal melaksanakan drama dan diskusi.

h) Dalam mengkonfirmasi jawaban yang telah didapatkan oleh siswa belum maksimal. Karena tidak semua siswa yang menyimak dan terbentur waktu istirahat.

i) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir siklus I.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas V melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:

a) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan metode bermain peran (role playing).

b) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran (role playing).

c) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.

d) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam menjelaskan materi pelajaran, penerapan metode bermain peran (role playing) dan kesimpulan hasil belajar.

e) Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang cepat menguasai materi.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi hubungan gaya, gerak dan energi.Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 16 September 2014.

1) Tahap perencanaan

Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan (enrichment) dan penyusunan soal-soal latihan.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan pembelajaran dengan metode bermain peran (role

playing) dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas

dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward kepada siswa yang cepat menguasai materi dan siswa yang turut aktif dalam proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.

Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dan contoh peraturan perundang-perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Target pada siklus II ini penerpan metode bermain peran (role playing) lebih optimal, siswa lebih baik dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua pertemuan dengan alokasi waktu (2x45 menit) tiap pertemuannya. RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran. a) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dalam siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2014. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa terlebih bersama, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa deskripsi singkat tentang pengertian peraturan perundang-undangan dan

macam-macam peraturan perundang-undangan dan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran.

Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru menyajikan materi pelajaran, kemudian menjelaskan materi pelajaran. Pada siklus II ini respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa yang mengobrol atau membuat kegaduhan berkurang. Dan terdapat beberapa siswa yang bertanya seputar materi pelajaran. Begitu pula saat pelaksanaan metode bermain peran (role playing), siswa lebih bersemangat saat bermain peran dan berdiskusi. Selesai bermain peran dilaksanakan siswa menyampaikan hasil diskusinya.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan bersama dan mengulang materi pelajaran secara singkat.

Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) terlihat dari antusias siswa saat diskusi.

b) Pertemuan kedua

Dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 September 2014, dengan jumlah siswa 26 orang. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama dilanjutkan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran.

Apersepsi yang diberikan berupa deskripsi singkat tentang peraturan perundang-undangan dan contoh-contohnya dan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran. Media yang digunakan adalah menyajikan contoh buku peraturan perundang-undangan,macam-macam benda yang termasuk pesawat sederhana, kemudian guru menjelaskan materi pelajaran, siswa mendengarkan dan mencatat, sesekali guru bertanya kepada siswa apakah ada kesulitan dalam memahami materi pelajaran, suasana kelas saat guru menjelaskan materi pelajaran lebih relax sehingga materi tersampaikan dengan optimal. Hal ini terbukti saat pelaksanaan metode bermain peran (role playing) siswa banyak yang sudah menguasai materi. Dan tingkat kepercayaan diri mereka meningkat dengan tidak ragu lagi dalam mengungkapkan pemikiraanya.

Pada siklus II ini pelaksanaan metode bermain peran (role playing) dimodifikasikan agar siswa tidak jenuh dalam pelaksanaannya yakni dengan cara anggota setiap kelompok di rolling ( Putar ) dari kelompok sebelumnya pada siklus I,dengan cara ini terlihat siswa lebih excating dalam melaksanakan diskusi.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes tertulis diberikan pada saat itu juga.

3) Tahap Pengamatan/Observasi

Pada pelaksanaan siklus II hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai tes hasil belajar. Setelah dilaksanakannya tes akhir siklus II nilai yang diperoleh oleh siswa sudah mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni nilai siswa diatas 65.

4) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa strategi pembelajaran aktif dengan metode bermain peran (role playing) telah memberikan kontribusi baik terhadap hasil belajar siswa pada materi menaati peraturan perundang-undangan. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.

Dokumen terkait