BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan,antara lain:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan metode bermain peran yang diaplikasikan ke dalam rencana pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal untuk tes.
b. Tahap Pelaksaaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan dari tanggal 3 – 4 Mei 2013 dengan materi keterampilan menyimak.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Mei 2013, sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan pengetahuan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal pembelajaran.
Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk
pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian tentang menyimak dan bermain peran. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada para siswa, peneliti melanjutkan ke materi pembelajaran dengan menyajikan materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan metode bermain peran. Setelah materi dijelaskan, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, untuk melakukan aktifitas bermain peran. Dimana dalam strategi ini masing-masing kelompok akan melakukan bermainan peran sebagai tokoh yang ada dalam cerita.
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses pelaksanaan bermain peran masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya kurang percaya diri dalam hal mengungkapkan pemikirannya dalam diskusi.Setelah selesai berdiskusi, peneliti dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2013 dengan siswa seluruhnya hadir yaitu 22 orang. Setelah mengabsen kehadiran siswa, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk materi pelajaran terledih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu. Setelah mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, peneliti mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.
Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan cara merefleksi kegiatan bermain peran yang telah dilakukan di hari sebelumnya. Memasuki proses belajar mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada pertemuan kedua ini,saat melaksanakan metode bermain peran para siswa sudah mulai mampu melaksanakan bermain peran dan diskusi dengan baik, dan sudah mulai mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan kelas.
Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan pada saat itu juga.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh peneliti antara lain:
1) Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.
2) Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran. 3) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika
peneliti menjelaskan materi pelajaran.
4) Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas. 5) Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa
masih kebingungan dalam hal melaksanakan bermain peran dan diskusi. 6) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil
belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir siklus I.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas III melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:
1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan proses diskusi
2) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran.
3) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.
4) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam mendemonstrasikan materi, pelaksanaan diskusi dan kesimpulan hasil belajar.
5) Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang cepat menguasai materi.
e. Hasil Evaluasi Siklus I
Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : Data Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyinak Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama Siswa Item Skor Mentah Skor Standar Kategori Tuntas /Tidak Tuntas 1 2 3 4 5 6 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12
1 A 8 4 5 4 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
2 B 8 3 5 4 4 3 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
3 C 4 5 4 3 7 9 32 6 Cukup Tuntas
4 D 7 5 3 6 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
5 E 5 4 4 5 6 4 28 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
6 F 5 7 5 4 5 7 33 6 Cukup Tuntas
7 G 4 2 5 4 5 4 24 4 Kurang Tidak Tuntas
8 H 9 5 6 4 6 6 36 6 Cukup Tuntas
9 I 5 2 6 2 7 2 24 4 Kurang Tidak Tuntas
10 J 7 6 5 4 5 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
11 K 5 7 3 2 4 2 23 4 Kurang Tidak Tuntas 12 L 6 4 6 5 3 2 26 4 Kurang Tidak Tuntas 13 M 8 7 6 4 3 5 33 6 Cukup Tuntas 14 N 4 5 3 5 3 2 22 4 Kurang Tidak Tuntas
15 O 8 2 6 8 1 2 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
16 P 8 5 7 4 4 9 37 7 Hampir Cukup Tuntas
17 Q 5 2 6 4 6 2 25 4 Kurang Tidak Tuntas
18 R 5 6 5 7 4 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
19 S 8 6 4 2 3 4 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
20 T 8 4 7 5 6 5 35 6 Cukup Tuntas 21 U 8 4 5 6 4 5 32 6 Cukup Tuntas
22 V 7 5 6 4 4 5 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
Jumlah 142 100 112 96 98 96 644 112 Nilai
Rata-Rata 6.45 4.55 5.09 4.36 4.45 4.36 29.27 5.09 Hampir Cukup Tidak Tuntas
f. Analisis Data Siklus I
Rata-rata skor diperoleh dengan menggunakan rumus :
M = N
fx
Keterangan : M = Rata-rata skor.
= Jumlah. f = Frekuensi. x = Nilai. N = Jumlah individu.Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Ketuntasan Perorangan
Jumlah Siswa Tuntas : 7 orang Jumlah Siswa belum Tuntas : 15 orang b. Ketuntasan Kelas
=
= 31,81 %
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 15 siswa dengan presentasi 68,19%, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM hanya 7 siswa dengan persentase 31,81%.
Berdasarkan rumus di atas maka nilai rata-rata pada tes awal dapat dilihat pada tabel di berikut ini :
Tabel 02 : Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Peringkat Perolehan Nilai Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui Metode bermain peran Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
No. Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Presentase Kategori Nilai Rata-rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. 10 0 0 0 0
3. 8 0 0 0 0
112 = 5,09 22
(Hampir Cukup)
4. 7 1 7 2,8% Lebih dari cukup
5. 6 6 36 27,27% Cukup 6. 5 9 45 42,66% Hampir Cukup 7. 4 6 24 27,27 Kurang 8. 3 0 0 0 0 9. 2 0 0 0 0 10. 1 0 0 0 0 Jumlah 22 112 100% 0
Berdasarkan tabel di atas telah menunjukkan kemampuan siswa dalam menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I siswa mencapai nilai rata-rata 5,09 dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 1 orang (2,8%) nilai 6 kategori cukup sebanyak 6 orang (27,27%), nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 9 orang (42,66%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 6 orang (27,27%), sehingga kemampuan menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I dapat dikategorikan ke dalam kelompok hampir cukup sedangkan prosentase keaktifan saat pembelajaran sebesar 66,6 % (terlampir)
Nilai tes evaluasi yang diperoleh selain untuk mengetahui hasil belajar peserta didik juga akan diumumkan didepan kelas. Hal ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneiliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II yang akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar . Tindakan tersebut yaitu:
1) Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa. 2) Memaksimalkan pembelajaran melalui metode bermain peran. 3) Memberikan waktu pada siswa untuk bertanya
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 19 Juni 2013.
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan (enrichment) dan penyusunan soal-soal latihan.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan metode bermain peran dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward kepada siswa yang cepat menguasai materi dan siswa yang turut aktif dalam proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupunprestasinya.
Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah pengulangan bermain peran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Target pada siklus II ini penerpan metode bermain peran lebih optimal, siswa lebih baik dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua pertemuan dengan alokasi waktu (2x45 menit) tiap pertemuannya.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dalam siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa penjelasan tentang bermain peran dengan cara guru mendemonstrasikan dialog yang terdapat pada naskah drama.
Pada siklus II ini respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa yang mengobrol atau membuat kegaduhan berkurang. Dan terdapat beberapa siswa yang bertanya seputar materi pelajaran. Begitu pula saat pelaksanaan bermain peran dan diskusi, siswa lebih bersemangat. Setelah itu siswa menyampaikan hasil diskusinya.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan bersama dan mengulang materi pelajaran secara singkat.
Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran terlihat dari antusias siswa saat bermain drama dan diskusi.
b) Pertemuan kedua
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Juni 2013, dengan jumlah siswa 22 orang. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama dilanjutkan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada siklus II ini pelaksanaan metode bermain peran pada saat bermain drama dan diskusi dimodifikasikan agar siswa tidak jenuh dalam pelaksanaannya yakni dengan cara anggota setiap kelompok di rolling ( Putar ) dari kelompok sebelumnya pada siklus I, dengan cara ini terlihat siswa lebih excating dalam melaksanakan diskusi.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan.
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan menyimak siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tes dilakukan selama 30 menit.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada pelaksanaan siklus II hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai tes hasil belajar. Setelah dilaksanakannya tes akhir siklus II nilai yang diperoleh oleh siswa sudah mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni nilai siswa diatas 65.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa strategi pembelajaran metode bermain peran telah memberikan kontribusi baik terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.
e. Hasil Evaluasi Siklus II
Hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : Data Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyinak Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama Siswa Item Skor Mentah Skor Standar Kategori Tuntas /Tidak Tuntas 1 2 3 4 5 6 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 1 A 9 7 6 6 8 7 42 8 Baik Tuntas
2 B 8 6 6 5 9 7 41 7 Lebih dari Cukup Tuntas
3 C 7 5 6 4 9 9 40 7 Lebih dari Cukup Tuntas 4 D 8 4 5 7 6 6 36 6 Cukup Tuntas 5 E 8 5 7 8 8 6 42 8 Baik Tuntas 6 F 8 5 6 6 6 5 36 6 Cukup Tuntas 7 G 7 6 7 6 8 8 42 8 Baik Tuntas 8 H 9 8 5 6 9 7 44 8 Baik Tuntas 9 I 8 6 7 7 8 8 44 8 Baik Tuntas 10 J 7 5 5 7 9 9 42 8 Baik Tuntas
11 K 8 6 6 8 7 6 41 7 Lebih dari Cukup Tuntas
12 L 7 8 6 5 6 7 39 6 Cukup Tuntas
13 M 8 6 6 7 7 6 40 7 Lebih dari Cukup Tuntas
14 N 8 7 6 6 8 8 43 8 Baik Tuntas 15 O 8 7 6 8 7 8 44 8 Baik Tuntas 16 P 8 6 6 8 7 8 43 8 Baik Tuntas 17 Q 8 7 6 5 7 8 41 7 Lebih dari Cukup Tuntas 18 R 9 7 6 7 8 7 44 8 Baik Tuntas 19 S 8 7 7 6 7 8 43 8 Baik Tuntas
20 T 8 7 6 5 8 7 41 7 Lebih dari Cukup Tuntas
21 U 8 6 7 6 7 8 43 8 Baik Tuntas
22 V 8 6 8 8 6 8 46 8 Baik Tuntas
Jumlah 175 137 136 141 165 161 917 164 Nilai
Rata-Rata 7.95 6.23 6.18 6.41 7.50 7.32 41.68 7.45 Lebih dari Cukup Tuntas
f. Analisis Data Siklus II
Rata-rata skor diperoleh dengan menggunakan rumus : M = N fx
Keterangan : M = Rata-rata skor.
= Jumlah. f = Frekuensi. x = Nilai. N = Jumlah individu.Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: c. Ketuntasan Perorangan
Jumlah Siswa Tuntas : 20 orang Jumlah Siswa belum Tuntas : 2 orang d. Ketuntasan Kelas
=
= 90,90 %
Hasil belajar pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan siklus I karena masih ada nilai siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 2 siswa dengan presentasi 9,10%, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM hanya 20 siswa dengan persentase 90,90%.
Berdasarkan rumus di atas maka nilai rata-rata pada tes awal dapat dilihat pada tabel di berikut ini :
Tabel 04 : Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Peringkat Perolehan Nilai Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui Metode bermain peran Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
No. Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Presentase Kategori Nilai Rata-rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 10 0 0 0 0 164 = 7,45 22 (Lebih dari Cukup) 2. 9 0 0 0 0 3. 8 13 104 59,10% Baik
4. 7 6 42 27,27% Lebih dari cukup
5. 6 3 18 13,63% Cukup 6. 5 0 0 0 0 7. 4 0 0 0 0 8. 3 0 0 0 0 9. 2 0 0 0 0 10. 1 0 0 0 0 Jumlah 22 164 100% 0
Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus II ini adalah 7,45 dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 13 orang (59,10%) ,nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 6 orang (27,27%), nilai 6 kategori cukup sebanyak 3 orang (13,63%), Prosentase keaktifan saat pembelajaran sebesar 78,57 % (terlampir), sehingga peningkatan kemampuan menyimak melalui metode bermain peran pada siklus II dapat dikategorikan ke dalam kelompok lebih dari cukup.
Berdasarkan hasil yang dicapai, maka peneliti merasa tidak perlu lagi melanjutkan pelaksanaan pembelajaran menganalisis cerpen melalui pembelajaran inkuiri, sebab hasil yang diperoleh siswa sudah mencapai kriteria nilai baik yang ditentukan peneliti.
1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
Tabel 05 : Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui Metode bermain peran Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Siklus I dan Siklus II.
No Nama Siswa Siklus I Siklus II Keterangan
1 2 3 4 5 1 A 5 8 Meningkat 2 B 5 7 Meningkat 3 C 6 7 Meningkat 4 D 5 6 Meningkat 5 E 5 8 Meningkat 6 F 6 7 Meningkat 7 G 4 8 Meningkat 8 H 6 8 Meningkat 9 I 4 8 Meningkat 10 J 5 8 Meningkat 11 K 4 7 Meningkat 12 L 4 6 Meningkat 13 M 6 7 Meningkat 14 N 4 8 Meningkat 15 O 5 8 Meningkat 16 P 7 8 Meningkat 17 Q 4 7 Meningkat 18 R 5 8 Meningkat 19 S 5 8 Meningkat 20 T 6 7 Meningkat 21 U 6 8 Meningkat 22 V 5 8 Meningkat Jumlah 112 164 Nilai Rata-Rata 5.09 7.45