• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, Catatan atas Laporan Keuangan, dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip). Laporan

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menggambarkan

perbandingan antara anggaran dengan realisasinya yang mencakup unsur

pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama periode 1 Januari sampai

dengan 31 Desember.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas

Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi

yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan

dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian

laporan keuangan secara wajar.

Lakip merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja

Dinas PUP-ESDM DIY yang memuat anggaran, capaian, realisasi indikator

B. Analisis Data

1. Proses Penyusunan APBD pada Dinas PUP-ESDM DIY

Proses penyusunan APBD pada Dinas PUP-ESDM DIY didasarkan

pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Adapun langkah-langkah penyusunan yang terdapat pada Dinas

PUP-ESDM DIY adalah sebagai berikut:

a. Setiap SKPD termasuk Dinas PUP-ESDM DIY menyusun Rencana

Kerja (Renja) yang merupakan hasil penjabaran dari Rencana Strategis

(Renstra) untuk diserahkan kepada Gubernur dalam menyusun

rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan rancangan Prioritas

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Provinsi DIY tahun berikutnya

berdasarkan dokumen berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri

Dalam Negeri setiap tahun. RKPD ini dibuat berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat

pembangunan selama 5 (lima) tahun dan berisi mengenai sasaran

rencana program dan prioritas kegiatan daerah.

b. Dalam menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS, Gubernur

dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). TAPD

merupakan tim yang dibentuk Gubernur dan dipimpin oleh sekretaris

kebijakan Gubernur dalam rangka penyusunan APBD. Anggota TAPD

terdiri dari Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda),

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA), dan Biro

Organisasi. Bappeda terkait dengan persetujuan program atau kegiatan,

DPPKA terkait dengan persetujuan anggaran, dan Biro Organisasi

terkait dengan tugas dan fungsi Dinas PUP-ESDM DIY. Rancangan

KUA memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan

APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah,

kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. Adapun

rancangan PPAS memuat rancangan program prioritas dan patokan

batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPDsebagai acuan

dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati DPRD.

c. Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan Gubernur kepada

DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun

anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama

panitia anggaran DPRD.

d. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya

disepakati menjadi KUA dan PPAS. KUA merupakan dokumen yang

memuat kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk periode

1 (satu) tahun. PPAS merupakan program prioritas dan patokan batas

maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD sebagai acuan dalam

dan PPAS ini dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang

ditandatangani Gubernur dan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan.

e. Berdasarkan nota kesepakatan, TAPD menyiapkan rancangan surat

edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD

sebagai acuan Kepala SKPD dalam hal ini Kepala Dinas PUP-ESDM

untuk menyusun RKA-SKPD.

f. Pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dalam hal ini

DPPKA menyusun RKA-SKPKD dan RKA-PPKD. Sementara itu,

SKPD dalam hal ini Dinas PUP-ESDM DIY menyusun RKA-SKPD.

RKA-SKPD adalah dokumen penganggaran yang berisi pendapatan dan

belanja program serta kegiatan Dinas PUP-ESDM DIY sedangkan

RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran dari PPKD selaku

BUD. PPKD merupakan kepala DPPKA yang bertindak sebagai

Bendahara Umum Daerah (BUD) yang mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan APBD. PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di

lingkungan SKPD selaku kuasa BUD, pada Dinas PUP-ESDM DIY

yang menjadi kuasa BUD adalah Kepala Dinas PUP-ESDM DIY.

RKA-SKPD yang telah disusun oleh Dinas PUP-ESDM DIY

disampaikan kepada kepala DPPKA untuk dibahas lanjut oleh TAPD.

g. Gubernur menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD

beserta lampirannya kepada DPRD. Penyampaian rancangan peraturan

daerah disertai dengan nota keuangan. Pembahasan rancangan peraturan

PPAS. Hasil pembahasan dituangkan dalam dokumen persetujuan

bersama antara Gubernur dan DPRD.

h. Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan

Gubernur tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan

oleh Gubernur menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan

Gubernur tentang penjabaran APBD.

i. Kepala DPPKA memberitahukan kepada Kepala Dinas PUP-ESDM

DIY agar menyusun rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA-SKPD) sedangkan DPPKA menyusun DPA-SKPD dan DPA-

PPKD. DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan

belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh

pengguna anggaran dalam hal ini Dinas PUP-ESDM DIY sedangkan

DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dikelola oleh

BUD. Kepala Dinas PUP-ESDM DIY menyerahkan rancangan DPA-

SKPD kepada Kepala DPPKA.

j. TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama

dengan Kepala Dinas PUP-ESDM DIY. Berdasarkan hasil verifikasi

tersebut, Kepala DPPKA mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan

Maka dari proses penyusunan APBD di Dinas PUP-ESDM DIY dapat

dirangkum dalam sebuah tabel perbandingan sebagai berikut:

Tabel 5.1: Perbandingan Proses Penyusunan APBD antara Dinas PUP-ESDM DIY dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011

No Dinas PUP-ESDM DIY Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Keterangan 1. Dinas PUP-ESDM DIY menyusun Renja yang kemudian

diserahkan kepada Gubernur untuk disusun menjadi rancangan KUA dan rancangan PPAS tahun berikutnya berdasarkan RKPD.

Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS tahun berikutnya berdasarkan RKPD. Proses yang dilakukan dan dokumen yang digunakan sudah sesuai.

2. Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan Gubernur kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaran pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan

dilakukan oleh TAPD bersama dengan panitia anggaran DPRD.

Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepala daerah kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaran pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama dengan Badan Anggaran DPRD. Proses yang

dilakukan dan pihak yang berkaitan sudah sesuai. Adapun terdapat sedikit perbedaan untuk istilah. Bila di Dinas PUP-ESDM ama yang digunakan adalah panitia anggaran DPR, namun pada Permendagri 21 Tahun 2011 adalah Badan Anggaran DPRD. 3. Dinas PUP-ESDM DIY menyusun RKA- SKPD tahun

berikutnya.

Pada SKPD disusun RKA-SKPD tahun berikutnya.

Pihak serta dokumen yang digunakan sudah sesuai. 4. Dinas PUP-ESDM DIY menyampaikan RKA-SKPD yang telah disusunnya kepada RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai

Proses yang

dilakukan dan pihak yang berkaitan sudah sesuai.

Tabel 5.1: Perbandingan Proses Penyusunan APBD antara Dinas PUP-ESDM DIY dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 (Lanjutan)

No Dinas PUP-ESDM DIY Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Keterangan

Kepala DPPKA. bahan penyusunan Rancangan Perda tentang APBD tahun berikutnya.

5. Gubernur menyampaikan rancangan Perda tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD dengan disertai nota keuangan. Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD. Proses yang dilakukan sudah sesuai. 6. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD.

Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD. Proses yang dilakukan sudah sesuai. 7. Kepala DPPKA mengumumkan kepada Kepala Dinas PUP-ESDM agar menyusun DPA- SKPD. PPKD mengumumkan kepada Kepala SKPD agar menyusun DPA- SKPD. Proses yang

dilakukan dan pihak yang terkait sudah sesuai.

8. Berdasarkan hasil verifikasi antara TAPD dan Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Kepala DPPKA mengesahkan rancangan DPA- SKPD dengan persetujuan sekretaris daerah. Berdasarkan hasil verifikasi antara TAPD dan Kepala SKPD, PPKD mengesahkan rancangan DPA- SKPD dengan persetujuan sekretaris daerah. Proses yang

dilakukan dan pihak yang terkait sudah sesuai.

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan proses penyusunan

APBD di Dinas PUP-ESDM DIY sudah sesuai dengan Permendagri Nomor

pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab kepala daerah dalam

hal ini Gubernur. Namun dalam pelaksanaan APBD, wewenang dan tanggung

jawab diberikan kepada perangkat daerah dalam hal ini Dinas PUP-ESDM

DIY sehingga bila dilihat berdasarkan proses penyusunan yang terjadi di

tingkat SKPD maka proses yang dilakukan sudah memenuhi prosedur yang

tercantum dalam Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.

Adapun tahap awal penyusunan Renstra dan Renja yang dilakukan

oleh setiap SKPD termasuk Dinas PUP-ESDM DIY tidak dijelaskan secara

rinci pada Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 59

Tahun 2007 karena proses tersebut masih sama seperti pada peraturan

sebelumnya yaitu Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sehingga yang

tercantum hanya ketika Gubernur menyusun rancangan KUA dan rancangan

PPAS. Selain itu, terdapat sedikit perbedaan untuk istilah yang digunakan

pada tahap pembicaraan pendahuluan RAPBD yaitu panitia anggaran DPRD

dan Badan Anggaran DPRD.

2. Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik

oleh pribadi maupun organisasi. Pengukuran kinerja berfungsi untuk

menilai pelaksanaan APBD yang telah dilakukan Dinas PUP-ESDM DIY

dalam menjalankan program dan kegiatan. Pengukuran kinerja diperlukan

untuk menilai besarnya tingkat penyimpangan yang terjadi antara kinerja

Maka dengan mengetahui penyimpangan tersebut, dapat dilakukan upaya

perbaikan dan peningkatan kinerja.

a. Analisis Varians Anggaran

Analisis varians anggaran merupakan analisis yang dilakukan

dengan mencari selisih atau perbedaan antara kinerja aktual dengan

yang dianggarkan. Berdasarkan perbandingan antara anggaran

pendapatan dan belanja dengan realisasi pendapatan dan belanja dapat

ditemukan adanya perbedaan sehingga dilakukan analisis varians

anggaran. Analisis varians anggaran dilakukan pada tahun 2011-2013.

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas PUP-ESDM DIY

Tahun 2011

Pada tahun 2011, terdapat selisih anggaran di pos pendapatan

dan belanja. Pos pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY semula

dianggarkan sebesar Rp 173.004.000,00 namun realisasi sebesar Rp

217.929.600,00 sehingga terdapat selisih lebih anggaran sebesar Rp

44.925.600,00 atau 25,97%. Pada pos belanja, anggaran yang

ditetapkan sebesar Rp 220.006.525.410,00 namun realisasi sebesar

Rp 194.579.677.322,00 sehingga terdapat selisih kurang anggaran

Sumber: Data Diolah

No Uraian Anggaran Realisasi

Selisih % Capaian Lebih (Kurang) % Selisih 4 Pendapatan 173.004.000,00 217.929.600,00 44.925.600,00 25,97 125,97 4.1 Pendapatan Asli Daerah 173.004.000,00 217.929.600,00 44.925.600,00 25,97 125,97 4.1.2 Hasil Retribusi Daerah 170.004.000,00 216.139.600,00 46.135.600,00 27,14 127,14 Retribusi Jasa Umum 90.004.000,00 176.755.000,00 86.751.000,00 96,39 196,39 - Lab Mutu Air 25.000.000,00 114.236.000,00 89.236.000,00 356,94 456,94 - Lab Pengujian Tanah

dan Batuan 19.782.500 8.040.500,00 (11.742.000,00) (59,36) 40,64 - Lab Pengujian Bahan

Bangunan 45.221.500,00 54.478.500,00 9.527.000,00 20,47 120,47 Retribusi Jasa Usaha 80.000.000,00 39.384.600,00 (40.615.400,00) (50,77) 49,23 - Retribusi Tempat

Penginapan /

Pesanggrahan/ Villa 30.000.000,00 25.125.000,00 (4.875.000,00) (16,25) 83,75 - Pemakaian Tanah

Ruang Milik Provinsi dan Jalan Nasional

(RUMIJA) 50.000.000,00 14.259.600,00 (35.740.000,00) (71,48) 28,52

4.1.4

Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah Yang Sah 3.000.000,00 1.790.000,00 (1.210.000,00) (40,33) 59,67 Tabel 5.2 : Analisis Varians Anggaran Tahun 2011

Sumber: Data Diolah

No Uraian Anggaran Realisasi

Selisih % Capaian Lebih (Kurang) % Selisih - Penjualan Drum Kosong 3.000.000,00 1.790.000,00 (1.210.000,00) (40,33) 59,67 JUMLAH 173.004.000,00 217.929.600,00 44.925.600,00 25,97 125,97 5 Belanja 220.006.525.410,00 194.579.677.322,00 (25.426.848.088,00) (11,56) 88,44 5.1 Belanja Tidak Langsung 21.704.627.328,00 21.200.131.687,00 (504.495.641,00) (2,32) 97,68 5.1.1 Belanja Pegawai 21.704.627.328,00 21.200.131.687,00 (504.495.641,00) (2,32) 97,68 5.2 Belanja Langsung 198.301.898.082,00 173.379.545.635,00 (24.922.352.447,00) (12,57) 87,43 5.2.1 Belanja Pegawai 12.585.192.890,00 12.051.289.976,00 (533.902.914,00) (4,24) 95,76 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 113.486.535.763,00 98.079.376.848,00 (15.407.158.915,00) (13,58) 86,42 5.2.3 Belanja Modal 72.230.169.429,00 63.248.878.811,00 (8.981.290.618,00) (12,43) 87,57 JUMLAH 220.006.525.410,00 194.579.677.322,00 (25.426.848.088,00) (11,56) 88,44 SURPLUS/(DEFISIT) (219.833.521.410,00) (194.361.747.722,00) 25.471.773.688,00 (11,59) 88,41 Tabel 5.2 : Analisis Varians Anggaran Tahun 2011 (Lanjutan)

a) Pendapatan

Pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY pada tahun 2011

diperoleh dari PAD sebesar 125,97%. Adapun PAD pada Dinas

PUP-ESDM DIY terdiri atas retribusi daerah dan lain-lain PAD

yang sah. Retribusi merupakan pungutan sebagai pembayaran atas

jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan

pribadi atau badan. Secara lebih rinci, retribusi daerah terdiri atas

retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha. Realisasi pendapatan

pada tahun 2011 telah melampaui anggaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Retribusi jasa umum pada Dinas PUP-ESDM DIY

merupakan retribusi yang disediakan untuk kepentingan umum

berupa Lab Mutu Air, Lab Pengujian Tanah dan Batuan serta Lab

Pengujian Bahan Bangunan. Dalam pelaksanaannya, ketiga lab

tersebut dikelola oleh Balai Pengujian, Informasi Permukiman

dan Bangunan dan Pengembangan Jasa Konstruksi (PIBPJK)

sebagai salah satu UPTD yang berada di bawah koordinasi Dinas

PUP-ESDM DIY. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui

bahwa retribusi jasa umum merupakan sumber pendapatan

terbesar bagi Dinas PUP-ESDM DIY. Hal ini dikarenakan

penggunaan jasa terhadap ketiga jenis lab tersebutterutama pada

Lab Mutu Air dan Lab Pengujian Bahan Bangunan sangatlah

anggaran yang ditetapkan. Adapun total anggaran yang ditetapkan

untuk retribusi jasa umum sebesar Rp 90.004.000,00 sedangkan

realisasi yang terjadi sebesar Rp 176.755.000,00 atau terdapat

selisih yang jika dinyatakan dalam persentase sebesar 96,39%.

Retribusi jasa usaha pada Dinas PUP-ESDM DIY

merupakan retribusi yang menganut prinsip komersial dalam hal

ini berupa Retribusi Tempat Penginapan dan Pemakaian Tanah

Ruang Milik Provinsi dan Jalan Nasional (RUMIJA) sedangkan

pada lain-lain PAD yang sah berupa penjualan drum kosong.

Lain-lain PAD yang sah merupakan pendapatan daerah yang tidak

dapat dikategorikan sebagai pajak daerah dan retribusi namun

masih termasuk dalam kategori PAD. Realisasi dari retribusi jasa

usaha dan lain-lain PAD yang sah masih kurang dari anggaran

karena penggunaan jasa terhadap Retribusi Tempat Penginapan

dan RUMIJA masih rendah dari yang diharapkan sehingga total

realisasi untuk retribusi ini dan lain-lain PAD yang sah sebesar

Rp 41.174.600,00 padahal anggaran yang ditetapkan sebesar Rp

83.000.000,00 atau terdapat persentase selisih sebesar 50,39%.

b) Belanja

Belanja tidak langsung Dinas PUP-ESDM DIY memiliki

persentase capaian sebesar 97,68%. Pada belanja tersebut terdapat

belanja pegawai yang digunakan untuk membayar gaji pegawai

21.200.131.687,00 lebih sedikit dibandingkan dengan

anggarannya Rp 21.704.627.328,00 atau dengan persentase selisih

sebesar (2,32%).

Belanja langsung yang terjadi pada tahun 2011 memiliki

persentase capaian sebesar 87,43%. Belanja tersebut terdiri atas

belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

Pada tahun tersebut, program yang dilaksanakan Dinas PUP-

ESDM DIY sebanyak 38 dan kegiatan yang dilaksanakan

sebanyak 126. Belanja pegawai di pos belanja langsung

digunakan untuk membayar honor panitia, honor tim dan lembur

terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja barang

dan jasa merupakan belanja yang digunakan untuk pengeluaran

pembelian atau pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya

kurang dari satu tahun sehingga penggunaan belanja ini

merupakan yang terbesar dibandingkan belanja lainnya. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan jumlah anggaran yang ditetapkan dan

realisasi yang terjadi sebesar Rp 113.486.535.763,00 dan Rp

98.079.376.848,00 atau memiliki persentase selisih sebesar

(13,58%). Belanja modal merupakan belanja yang digunakan

untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian atau

pengadaan aset tetap yang mempunyai nilai manfaat lebih dari

tanah, belanja peralatan mesin, belanja gedung dan bangunan,

belanja jalan, irigasi, dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.

Maka bila dilihat secara keseluruhan, semua realisasi

belanja langsung lebih rendah daripada anggarannya. Capaian

pada pos belanja ini sebesar 87,43% didapatkan dari

perbandingan antara total realisasi sebesar Rp 173.379.545.635,00

dan total anggaran sebesar Rp 198.301.898.082,00.

2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas PUP-ESDM DIY

Tahun 2012

Pada tahun 2012, terdapat selisih anggaran di pos pendapatan

dan belanja. Pos pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY semula

dianggarkan sebesar Rp 180.250.000,00 namun realisasi sebesar Rp

230.617.500,00 sehingga terdapat selisih lebih anggaran sebesar Rp

50.367.500,00 atau 27,94%. Sedangkan pada pos belanja, anggaran

yang ditetapkan sebesar Rp 255.748.416.371,00 namun realisasi sebesar

Rp 219.615.413.581,00 sehingga terdapat selisih kurang anggaran

Sumber: Data Diolah

No Uraian Anggaran Realisasi

Selisih % Capaian Lebih (Kurang) % Selisih 4 Pendapatan 180.250.000,00 230.617.500,00 50.367.500,00 27,94 127,94 4.1 Pendapatan Asli Daerah 180.250.000,00 230.617.500,00 50.367.500,00 27,94 127,94 4.1.2 Hasil Retribusi Daerah 141.600.000,00 186.258.500,00 44.658.500,00 31,54 131,54 Retribusi Jasa Usaha 141.600.000,00 186.258.500,00 44.658.500,00 31,54 131,54 Retribusi Pelayanan Jasa

Usaha

- Lab Mutu Air 80.000.000,00 93.345.500,00 13.345.500,00 16,68 116,68 - Lab Pengujian Tanah dan

Batuan 9.975.000,00 12.860.000,00 2.885.000,00 28,92 128,92 - Lab Pengujian Bahan

Bangunan 51.625.000,00 80.053.000,00 28.428.000,00 55,07 155,07

4.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 38.650.000,00 44.359.000,00 5.709.000,00 14,77 114,77 - Hasil Penjualan Aset

Daerah yang Tidak

Dipisahkan 7.500.000,00 7.510.000,00 10.000,00 0,13 100,13 Tabel 5.3: Analisis Varians Anggaran Tahun 2012

Sumber: Data Diolah

No Uraian Anggaran Realisasi

Selisih % Capaian Lebih (Kurang) % Selisih - Lain – lain:

Sewa Mess Kaliurang Pemakaian Tanah Milik Jalan Provinsi 30.000.000,00 1.150.000,00 35.699.000,00 1.150.000,00 5.699.000,00 0 19,00 0 119,00 100,00 JUMLAH 180.250.000,00 230.617.500,00 50.367.500,00 27,94 127,94 5 Belanja 255.748.416.371,00 219.615.413.581,00 (36.133.002.790,00) (14,13) 85,87 5.1 Belanja Tidak Langsung 21.631.261.910,00 20.903.182.625,00 (728.079.285,00) (3,37) 96,63 5.1.1 Belanja Pegawai 21.631.261.910,00 20.903.182.625,00 (728.079.285,00) (3,37) 96,63 5.2 Belanja Langsung 234.117.154.461,00 198.712.230.956,00 (35.404.923.505,00) (15,12) 84,88 5.2.1 Belanja Pegawai 15.834.087.316,00 15.707.819.926,00 (126.267.390,00) (0,80) 99,20 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 141.226.331.295,00 133.235.131.399,00 (7.991.199.896,00) (5,66) 94,34 5.2.3 Belanja Modal 77.056.735.850,00 49.769.279.632,00 (27.287.456.218,00) (35,41) 64,59 JUMLAH 255.748.416.371,00 219.615.413.581,00 (36.133.002.790,00) (14,13) 85,87 SURPLUS/(DEFISIT) (255.568.166.371,00) (219.384.796.081,00) 36.183.370.290,00 (14,16) 85,84 Tabel 5.3 : Analisis Varians Anggaran Tahun 2012 (Lanjutan)

a) Pendapatan

Pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY pada tahun 2012

mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal ini dapat dilihat berdasarkan persentase capaian pendapatan

yang diperoleh sebesar 127,94%. PAD yang didapatkan Dinas

PUP-ESDM DIY sama dengan tahun sebelumnya yaitu berasal

dari retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah. Adapun yang

membedakan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012retribusi

daerah yang didapatkan hanya berdasarkan retribusi jasa usaha

sedangkan untuk retribusi jasa umum tidak ada. Hal ini

dikarenakan adanya Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 12

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha yang menyebutkan

bahwa Lab Mutu Air, Lab Pengujian Tanah dan Batuan, serta Lab

Pengujian Bahan Bangunan masuk ke dalam jenis retribusi jasa

usaha. Dari ketiga jenis retribusi tersebut, Lab Mutu Air masih

menjadi sumber pendapatan terbesar untuk retribusi jasa usaha

dengan anggaran Rp 80.000.000,00 dan realisasi yang lebih besar

yaitu Rp 93.345.500,00 sehingga total anggaran untuk retribusi

jasa usaha adalah Rp 141.600.000,00 dan realisasinya sebesar Rp

186.258.000,00 atauterdapat persentase selisih sebesar 31,54%.

Tidak hanya retribusi jasa usaha yang memiliki perubahan

klasifikasi namun lain-lain PAD yang sah pada tahun 2012 juga

yang sah terdiri atas hasil penjualan aset daerah yang tidak

dipisahkan berupa penjualan drum kosong dan lain-lain yang

dalam hal ini berupa sewa mess Kaliurang dan RUMIJA. Secara

keseluruhan, realisasi pendapatan telah melampaui dari anggaran

yang telah ditetapkan meskipun terdapat salah satu realisasi

pendapatan berupa RUMIJA masih sama dengan anggaran. Maka

total anggaran lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 38.650.000,00

sedangkan realisasi yang diperoleh memiliki jumlah yang lebih

besar yaitu Rp 44.359.000,00 sehingga persentase selisihnya

sebesar 14,77%.

b) Belanja

Belanja tidak langsung Dinas PUP-ESDM DIY memiliki

persentase capaian sebesar 96,63%. Pada belanja tersebut hanya

terdiri atas belanja pegawai yang digunakan untuk membayar gaji

pegawai negeri sipil beserta dengan tunjangannya. Adapun total

anggaran belanja pegawai yang dianggarkan sebesar Rp

36.611.002.550,00 dan realisasi yang terjadi sebesar Rp

33.251.421.663,00 atau terdapat persentase selisih sebesar

(3,37%). Selisih yang terjadi disebabkan karena adanya dua orang

pejabat fungsional yang mengundurkan diri dan mengembalikan

gaji yang telah diterima.

Belanja langsung memiliki persentase capaian sebesar

belanja modal. Adapun anggaran dan realisasi belanja langsung

yang terjadi di Dinas PUP-ESDM DIY lebih tinggi dari tahun

sebelumnya karena program yang dilaksanakan Dinas PUP-

ESDM DIY sebanyak 35 yang terdiri atas 130 kegiatan. Jumlah

kegiatan tersebut lebih banyak dari yang terjadi pada tahun

sebelumnya. Penambahan kegiatan yang dilakukan Dinas PUP-

ESDM DIY lebih ditekankan kepada bidang ketenagalistrikan dan

bahan bakar. Dengan demikian, penggunaan belanja barang dan

jasa masih sama dengan tahun sebelumnya, anggaran serta

realisasinya adalah yang terbesar dibandingkan dengan belanja

lainnya. Total anggaran pada belanja barang dan jasa adalah Rp

133.235.131.399,00 sedangkan realisasinya sebesar Rp

98.079.376.848,00 sehingga pesentase selisihnya sebesar

(35,85%). Selisih yang terjadi dikarenakan adanya efisiensi dan

sisa lelang. Pada belanja modal yang terjadi pada tahun 2012,

ditemukan adanya penambahan belanja yaitu belanja modal aset

lainnya. Belanja tersebut merupakan belanja dalam bentuk aset

3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas PUP-ESDM DIY

Tahun 2013

Pada tahun 2013, terdapat selisih anggaran di pos pendapatan

dan belanja. Pos pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY semula

dianggarkan sebesar Rp 203.290.000,00 namun realisasi sebesar Rp

329.502.500,00 sehingga terdapat selisih lebih anggaran sebesar Rp

126.212.500,00 atau 62,08%. Sedangkan pada pos belanja, anggaran

yang ditetapkan sebesar Rp 358.957.012.468,00 namun realisasi sebesar

Rp 332.994.093.161,00 sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp

Tabel 5.4: Analisis Varians Anggaran 2013

No Uraian Anggaran Realisasi

Selisih % Capaian Lebih (Kurang) % Selisih 4 Pendapatan 203.290.000,00 329.502.500,00 126.212.500,00 62,08 162,08 4.1 Pendapatan Asli Daerah 203.290.000,00 329.502.500,00 126.212.500,00 62,08 162,08 4.1.2 Hasil Retribusi Daerah 165.790.000,00 286.741.000,00 120.951.000,00 72,95 172,95

Retribusi Jasa Usaha -Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah 165.790.000,00 286.741.000,00 120.951.000,00 72,95 172,95

4.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 37.500.000,00 42.761.500,00 5.261.500,00 14,03 114,03 Hasil Penjualan Aset Daerah

yang Tidak Dipisahkan:

Penjualan Drum Bekas 7.500.000,00 8.236.000,00 736.000,00 9,81 109,81 Lain – lain 30.000.000,00 34.525.000,00 4.525.000,00 15,08 115,08 JUMLAH 203.290.000,00 329.502.500,00 126.212.500,00 62,08 162,08 5 Belanja 358.957.012.468,00 332.994.093.161,00 (25.962.919.307,00) (7,23) 92,77 5.1 Belanja Tidak Langsung 21.322.359.034,00 20.316.482.495,00 (1.005.876.539,00) (4,72) 95,28 5.1.1 Belanja Pegawai 21.322.359.034,00 20.316.482.495,00 (1.005.876.539,00) (4,72) 95,28 5.2 Belanja Langsung 337.634.653.434,00 312.677.610.666,00 (24.957.042.768,00) (7,39) 92,61 5.2.1 Belanja Pegawai 17.216.018.471,00 15.904.564.260,00 (1.311.454.211,00) (7,62) 92,38 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 143.673.150.218,00 131.239.774.310,00 (12.433.375.908,00) (8,65) 91,35 5.2.3 Belanja Modal 176.746.484.745,00 165.533.272.096,00 (11.213.212.649,00) (6,34) 93,66 JUMLAH 358.957.012.468,00 332.994.093.161,00 (25.962.919.307,00) (7,23) 92,77 SURPLUS/(DEFISIT) (358.753.722.468,00) (332.664.590.661,00) 26.089.131.807,00 (7,27) 92,73 Sumber: Data Diolah

a) Pendapatan

Pendapatan Dinas PUP-ESDM DIY pada tahun 2013

mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya

yaitu dengan persentase pencapaian sebesar 162,08%. Realisasi

pendapatan pada tahun 2013 telah melampaui anggaran yang

Dokumen terkait