• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Bangunim

Situs rut,nah adat Betang Tunibang Anoi terdapat sisa-sisa berupa kerangka rumah kayu. Berdasarkan sisa-sisa ini dapat diamati bahwa bentuk semula rumah adat ini berdenah persegi panjang degan ukuran 38,75 x 10,25 m. Diperkirakan rumah berbentuk panggung (berkolong) dan menghadap ke Sungai Kahayan berorientasi ke arah tenggara 20°. Tinggi kolong dari permukaan tanah 4, 70 m. Bangunan memanjang arah utara selatan, serong ke.arah barat daya 36°.

Unsur bangunan betang yang masih tersisa berupa 19 tiang utama dari kayu ulin berbentuk bulat dengan ukuran diameter tiang masing-masing tidak sama antara 0,17 - 0,56 m. Tinggi keseluruhan dari permukaan tanah 7,80 m. Posisi tiang penopang tersebut.tersusun 178

dalam tujuh jajar. Setiap jajar berderet tiga tiang. Dari 19 tiang utama yang ada, terdapat dua tiang berfungsi sebagai penopang, yaitu sebuah tiang penopang tengah sisi selatan dan sebuah lagi penopang tengah di sisi utara. Selain itu, terdapat pula tiga tiang penopang lantai. Latar Belakan& Sejarah

Rumah adat Betang dibangun oleh Tumenggung Runjang sekitar tahun 1868, saat Tumenggung pindah dari tempat asalnya di Kaleka Panakan di hulu Sungai Pajangei. Pada tahun 1876 Tumenggung menjual rumah yang belum selesai kepada keponakannya yang bemama Demang Batu. Ia kemudian menyelesaikan bangunan ini.

Demang Batu di rumah betang gigih memperjuangkan hak-hak azazi manusia.antara lain: a. menghentikan kebiasaan memenggal kepala musuh dalam suatu pertikaian antar suku di

Kalimantan,

b. mengadakan musyawarah perdamaian selama 2 bulan yang diikuti oleh tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai suku di Kalimantan dan disaksikan pula oleh pihak pemerintah kolonial Belanda.

Tahun 1918 Demang Batu meninggal dan dimakamkan di sebelah selatan rumah betang.

Riwayat Pemuearan

Tahun 1991 /1992 - 1993/1994 dipugar oleh proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbaka1a Kalimantan Tengah. Pemugaran masih dilanjutkan hingga tahun berikutnya. Kegiatannya meliputi: pembuatan jalan setapak, tanda peringatan, pemugaran, dan pertamanan

Bidang PSK Kalteog Situs Betang Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah

MASJID RA YA AMUNTAI

Masjid Raya Amuntai, Kalimantan Selatan Bidang Muskala Kalsel

Lokasi

Kelurahan Murungsari, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan.

Deskripsi Bangunan

Masjid Raya Amuntai terletak pada lahan yang berukuran 125 x 125 m, menghadap ke barat. Luas bangunan 55 x 55 m, sedangkan tinggi sampai puncak 45 m, berdenah segi empat. Dalam ruangan terdapat tiang soko guru, mimbar, mihrab, dan lemari dinding. Pintu masuk terdapat pada keempat sisi dan di bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran. Pada bagian atas terdapat jendela kaca dan lubang angin. Lantai masjid terbuat dari ubin. Atap bangunan bertingkat dua (tumpang) dan bagian atasnya terdapat kubah dan di puncak kubah tersebut terdapat tiang dengan tulisan Arab (Allah).

Di bagian depan juga terdapat kubah dengan lubang persegi sebagai 1ubang angin dan bagian atasnya terdapat tiang dengan tiga buah bulatan. Di luar masjid terdapat pe1ataran berukuran 13 x 17 m.

Latar Belakang sejarah

Masjid Raya Amuntai dibangun pada permulaan abad XIX di Desa Pakacangan, kemudian dipindahkan ke Amuntai pada tahun 1875,

Pada zaman Belanda masjid ini dihubungkan dengan perang Banjar 1860 dan berfungsi sebagai tempat pertemuanlperundingan rahasia untuk melawan Belanda.

Riwayat Pemugaran

Masjid Raya Amuntai telah dipugar pada tahun 198111982 - 1982/1983 oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peningalan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Selatan. Kegiatannya antara lain perbaikan teras masjid, pagar/jeruji besi, penambahan dinding ruang muazim dan khatib, serta ruang wudhu.

Lokasi

RUMAH ADAT BANJAR BUBUNGAN TINGGI DAN DALAI BINI

Desa Teluk Selong Ulu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Deskripsi Bangunan

Rumah Adat Banjar terdiri dari : Bubungan Tinggi dan Balai Bini. Rumah Adat Bubungan Tinggi

Luas bangunan 294,78 m2, luas halaman 177,5 m2• Bentuk rumahnya meruncing ke atas mencapai ketinggian ± 13,03 m dari permukaaan tanah, sehingga rumah ini disebut Bubungan Tinggi. Bentuk rumah panggung (berkolong) dan arah hadap ke timur laut 60°. Jalan menuju rumah melalui jembatan kayu ulin yang lebarnya ± 0, 75 m, tinggi ± 1 meter dari permukaan tanah.

Rumah adat Bubungan Tinggi memiliki ruangan-ruangan sebagai berikut.

I. Pelataran I (serambi), denah empat persegi panjang : 9,95 x 3,98 m, tinggi 1,48 dari permukaan tanah.

2. Pelataran 1/ (serambi penyambutan).

Berukuran 5,95 x 3,5 m, letaknya lebih tinggi 0,28 m dari pelataran I. Untuk masuk/naik ke serambi ini melalui pintu sisi timur laut dan di kanan kirinya berpagar kayu berukir. Di bagian atas kedua sisi ini terdapat lis berupa kuncup bunga kenanga. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat istirahat, menyambut tamu, tempat temu pengantin dalam upacara pernikahan sebelum masuk ruang tengah.

3. Ruang tengah

Masuk ke ruang ini melalui tiga anak tangga. Letaknya cukup tinggi ± 0,63 m dari serambi penyambutan. Pintu masuk terdiri dari dua lapis yaitu lawang kalangkang dan lawang hadapan. Keduanya berhiaskan ukiran daun dan bunga matahari. Melewati lawang hadapan 184

Rumah Adat Baryar Bubungan · '('inggi, Kalimantan Se/atan Bidang Muskala Kalsel ditemukan semacam geladak (pacira) berukuran 2,25 x 1 ,38 m, tinggi ·0,5 m dari per­ mukaan .lantai serambi sambutan. Berdekatan dengan pacira terdapat ruangan berukuran 5,95 x 14,14 m. Ruangan ini berfungsi sebagai gudang.

4. Penampik tengah dan penampik besar

Menuju ruangan ini tanpa melalui anak tangga. Kedua ruangan ini hanya dibatasi dua buah

tiang tengah. yang berukir sulur-suluran. Ukuran penampik tengah 5,95 x 4,14 m, tinggi 0,43

m dari permukaan ·lantai pacira dan penampik besar 5,95 x 5,35 m.

Di area pena�pik besar terdapat dinding tengah (tawing ha1at). Ruangan ini dipergunakan sebagai pusat upacara keagamaan. Pada permukaan dinding dipahatkan ka1igrafi, sulur­ sulurab, daun-daunan, dan bunga-bungaan.

5. R1,1ang palindangan

Dari ruang penampik besar menuju pa1indangan mela1ui sa1ah satu penghubung yang terletak di kiri kanan tawing halat. Ruang pa1indangan berukuran 1 0,0 5 x 5,95 m, mempunyai de1apan tiang utama (tiang pitogon). Fungsi ruangan ini sebagai ruang keluarga, tempat menerima tamu wanita dan tempat anak-anak be1ajar mengaji.

6. Anjung

Di kiri kanan ruang palindangan terdapat anjung. Masing-masing berukuran 1 0,05 x 3,90 m.

tidur. Di sudut barat anjung kiri terdapat temp at khusus melahirkan bayi dan temp at untuk memandikan jenazah.

7.

Kamar tidur gadis be/ia (katil)

U

k

urannya 5,95 x 5,30 m, tinggi 1,25 m dari permukaan lantai palindangan. Untuk menuju

ruang ini melalui anak tangga 3 buah yang terletak di sisi barat daya ruang palindangan. 8.

Ruang makan (penampik dalam)

Letaknya di sisi barat daya palindangan, t�rletak di bawah kamar tidur gadis belia (katil). Ruangan ini berukuran 5,95 x 5,20 m.

9.

Pe/ataran belakang (pabanyuan)

Letaknya di samping kanan penampik dalam sampai ke bagian pedapuran, dan ukurannya 8,85 x 3,90 m, tinggi 0,30 m di bawah permukaan lantai ruang makan. Ruangan ini tidak memiliki atap, berfungsi sebagai tempat mencuci tangan dan sebagainya.

10.

Padapuran

Ukurannya 5,95 x 3,65 m, tinggi 0,30 m dari lantai penampik dalam. Letaknya di ujung paling belakang.

Rumah Adat Balai Bini

Bangunan ini membujur ke arab barat d�ya, berbentuk rumah panggung (berkolong) .. Atap rumah induk terbuat dari sirap berbentul<. pelana, atap anjung di samping kiri kanan, tubuh bangunan berbentuk sindang langit. Luas seluruh bangunan 24-7,5 m2, tingg�--6,65 m dari permukaan tanah.

Rumah adat Balai Bini memilik.i ruangan-ruangan yang berjenjang lantair:tya, namun perbedaan tinggi rendah permukaan lantai tidak terlalu menonjol. Pembagian ruangan sebagai berikut.

1. Palatar

Palatar terdiri dari tiga pelataran/serambi

a. Palatar I terletak paling depan, berdenah empat segi panjang dengan ukuran 5,32 x 1,40 m, tinggi 0,90 m dari _permukaan tanah, tanpa atap pelindung. Fungsinya sebagai tempat menjemur padi.

b. Palatar II tanpa dibatasi jenjang lantai dengan lantai Ij hanya dipisahkan oleh empat buah tiang yang berfungsi sebagai penopang atap, palatar atap terbuat dari bahan seng. Ukurannya 5,32 x 2, 10 m, tinggi 0,90 m dari permukaan tanah.