• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah adat Karo atau Siwaluh Jabu telah dipugar pada tahun 1979/1980 oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

RUMAH ADAT MANDAILING

Lokasi

Desa Panyabungan Tonga, Kecainatan Panyabungan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera ·Utara.

Deskripsi Bangunan

Rumah adat Mandailing menghadap ke selatan dan merupakan rumah panggung. Rumah

.

ini terdiri dari rumah tinggal (bagas Godang) dan tempatpertemuan (sopo Godang).

Bag as Go dang disangga oleh 50 buah tiang. Untuk masuk ke rumah mempergunakan tangga terletak di tengah teras. Tangga terdiri dari tujuh anak tangga. Teras depan meinpunyai pagar dari kayu. Pada bagian belakang rumah juga terdapat teras dan tangga naik.

Atap rumah terbuat dari ijuk, tutup dinding atap (tutup ari) berbentuk segi tiga dengan hiasan bendera, bulan, bintang, dan kepala kerbau. '

Sopo Godang disangga oleh 13 buah tiang, satu buah tiang terletak di tengah sebagai tiang utama. Sopo ini hanya mempunyai satu kamar dengan dua jendela. Tangga masuk terbuat qari bata disemen. Hiasan puncak atap dan tutup ari sopo godang,berupa tiga bulatan yang disangga tiang dan di puncaknya terdapat bintang.

Latar Belakang Sejarah

Rumah adat Mandailing dibangun ± abad XVIII. Rumah ini disebut Bagas Godang, sebelum dijadikan rumah adat, dulu berfungsi sebagai tempat kediaman Raja Panyabungan dan merupakan peninggalan Marga Nasution.

Riwayat Pemugaran

Rumah adat Mandailing telah dipugar pada tahun anggaran 1979/1980 oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

MASJID KUNO PURBA BARU

Lokasi

Desa Purba Baru, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Deskripsi Bangunan

Masjid kuno Purba Baru berdenah persegi dengan penampil/teras di bagian depan. Teras ini terdiri atas dua tingkatan, sedangkan bangunan induk tidak bertingkat. Di bagian samping bangunan induk ada semacam teras tanpa dinding.

Di dalam bangunan induk terdapat enam buah tiang berjejer dan di bagian belakang terdapat mimbar. Pada bagian depan terdapat dua buah pintu, sedangkan di bagian samping ada dua buah pintu dan empat buah jendela dari kayu. Untuk masuk ke dalam teras terdapat 18

tangga. Pada dinding bangunan induk bagian atas terdapat jendela enam buah dan satu pintu terbuat dari kaca.

Teras tingkat atas berpagar besi dan pada tiap sudut terdapat menara kecil yang dicor. Untuk naik ke teras II dipergunakan tangga di depan bangunan induk.

Atap masjid berbentuk kubah, terdiri dari lima buah. Satu buah kubah terletak di tengah, sedangkan yang empat lagi terdapat di empat sudut dan lebih kecil dari kubah yang di tengah. Pada tiap-tiap kubah dindingnya mempunyai jendela terbuat dari kaca dan bagian atasnya melengkung serta berwarna dan bercorak bunga.

Latar Belakang Sejarah

Masjid kuno Purba Baru didirikan pada tahun 1913 oleh Syeh Musthafa. Pada waktu pertama kali dibangun masjid ini merupakan pesantren Musthofaniyah, sesuai dengan nama pendirinya.

Riwayat Pemugaran

Pada tahun anggaran 1981/1982 - 1982/1983 telah dipugar oleh Proyek Pemugaran dan Peme1iharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Utara. Kegiatannya berupa perbaikan anak kubah, pagar besi teras lantai I dan II, pemasangan ubin lantai I, dan pagar halaman.

MAKAM ISLAM KUNO MAHLIGAI

Makam Islam Kuna Mahligai, Sumatera Utara Bidang Muskala Sumut Lokasi

Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanu1i Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Deskripsi Bangunan

Makam Islam Kuno Mahligai terletak di atas bukit. Untuk mencapai lokasi harus berjalan melalui tangga.

Dalam kompleks makam terdapat ratusan makam besar dan kecil. Nisannya ada yang bertuliskan huruf Arab. Bahannya dari batu. Nisan makam berbentuk kurawal, ada pula yang berbentuk menhir.

Latar belakang Sejarah

Makam Islam Kuno Mahligai merupakan makam Syeh Siddik dan Syeh Rukumuddin. Nama Mahligai ini dikaitkan dengan nama istana yang pernah ada dan didirikan oleh Syeh Siddik.

Riwayat Pemugaran

Makam Islam Kuno Mahligai telah dua kali dipugar yaitu pada tahun 1981/1982 oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Utara, meliputi pembuatan tangga naik dan pemagaran makam. Pada tahun 1990/1991 dipugar oleh Proyek Pembinaan Kebudayaan APBD Tk. I Sumatera Utara meliputi perbaikan pagar kawat berduri dan pembersihan.

Makam Mahligai, Sumatera Utara Bidang Muskala Sumut

Lokasi

MAKAM PAPAN TINGGI BARUS

Bidang Muskala Sumut Tangga menuju Ice Makam ,fapan Tinggi, Sumatera Utara

Desa Penanggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Deskripsi Bangunan

Makam Papan Tinggi terletak di puncak bukit dengan ketinggian 153 m dari kaki bukit. Makam ini dikelilingi pagar besi. Untuk mencapai-rrfakam harus naik tangga sepanjang 225 m. Di dekat makam pada ketinggian 112 m dari kaki bukit dibuat tempat peristirahatap. (berteduh) berukuran 3 x 4 m dengan tempat duduk beton bertulang pada ketiga sisinya. Atap bangunan tersebut terbuat dari seng. Juga ada sebuah pilar dari beton bertuliskan TT 1239. Mungkin tahun tersebut merupakan tahun didirikannya makam Papan Tinggi.

Nisan Makam Papan Tinggi mempunyai hiasan berupa tulisan Arab yang menyebutkan Syekh Makhmud yang berasal dari Hadramaut.

Di bagian kepala makam ada suatu keunikan yaitu terdapat saluran kecil terbuat dari beton, dan di dekatnya ada dua buah guci tempat air yang tidak pernah kering pada musim kemarau. Selain itu, terdapat pula sebuah cangkir yang disediakan untuk pengunjung. Pada pintu masuk ada sebuah piring kaca berisi air dan tiga buah jeruk purut.

Latar Belakang Sejarah

Makam Papan Tinggi didirikan pada tahun 1239 berdasarkan tulisan yang terdapat pada pilar di dekat makam tersebut. Mengenai nama Papan Tinggi ini belum jelas, apakah nama seorang tokoh (Syekh Papan Tinggi) atau karena makam tersebut terletak di tempat yang tinggi.

Riwayat Pemuaaran

Pada tahun anggaran 1992/1993 - 1993/1994 te1ah dilaksanakan .pemugaran makam Papan Tinggi o1eh Proyek Pe1estarian/Pemanfaatan Peningga1an Sejarah dan Purl>aka1a Sumatera Utara. Kegiat�nnya meliputi pembuatan tangga, tempat peristirahatan, pertamanan, dan papan nama.

Bidang Muskala Sumut Makam Papan Tinggi, Sumatera Utara

KOMPLEKS ISTANA RAJA SI SINGAMANGARAJA

Lokasi

Desa Bakkara, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Deskripsi Banaunan

Kompleks Istana Si Singamangaraja terdiri dari tiga buah bangunan rumah berbentuk panggung, yaitu rumah Persaktian, rumah Sopo Bolon, dan rumah Bolon. Untuk masuk dipergunakari tangga dengan lima buah anak tangga. Rumah ini dibuat dari kayu dengan atap dari ijuk berbentuk tanduk kerbau. Luas lokasi 70 x 65 = 4550 m2, sedangkan bangunannya masing-masing berukuran panjang 5 m dan Iebar 2,5 in.

Rumah Persaktian, rumah Sopo Bolon, dan rumah Bolon dipergunakan sebagai tempat tinggal.

Latar Belakang Sejarah

Raja Si Singamangaraja XII adalah salah satu pahlawan nasional dari Sumatera Utara, putra Ompu Suhahuaon yang menjadi Si Simangaraja XI, lahir tahun 1856. Nama aslinya adalah Ompu Pufo Batu bergelar Patuan Bossar. Raja ini memimpin peperangan melawan Belanda selama 30 tahun (tahun 1877 - 1907). Dalam pertempuran ini akhirnya Sisingamangaraja wafat pada 17 Juni 1907 bersama dua orang putranya.

lstana yang sekarang dibangun tahun 197911980 oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peniilggalan Sejarah dan Purbakala, sedangkan yang asli dibumihanguskan oleh Belanda.

Riwayat Pemugaran

Kompleks Istana Raja Si Singamangaraja pada tahun 1992/1993 - 1993/1994 telah dipugar oleh Proyek Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Utara. Rumah Persaktian dan Rumah Sopo Bolon dipugar tahun 1992/1993, sedangkan rumah Bolon dipugar tahun 1993/1994.

Bidang Muskala Kompleks lstana Si Singamangaraja, Sumatera Utara

RUMAHADATSll"ALUNGUN

Lokasi

Desa Pematang Purba_, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Deskripsi Bangunan

Rumah adat Simalungun berbentuk rumah panggung dengan konstruksi kayu. Rumah adat ini merupakan kompleks yang terdiri atas sembilan bangunan, yaitu :

1. Rumah tempat tinggal raja dan permaisuri.

2. Balee Bolon sebagai tempat pertemuan dan sidang.

3. Balee Butu (rumah jaga).

4. Balee Jungga (rumah panglima perang).

5. Pattangan Puang Polon (rumah tempat permaisuri menenun).

6. Pattangan Raja (rumah istirahat raja).

7. Balee Adat Bolon (rumah pengadilan)

8. Rumah Losung (tempat menumbuk padi).

9. Balee Jambur (tempat penginapan tamu).

Rumah-rumah tersebut belum semuanya dipugar, yang telah dipugar baru tiga buah yaitu rumah lo�ung, balee jungga, dan balee buttu.

1. Rumah Losung

Rumah ini terletak di sebelah kiri depan rumah bolon, merupakan rumah panggung yang disangga oleh balok kayu bersusun tiga (melintang) dan di bawah balok tersebut teraapat bantalan balok dari batu.

Rumah losung bertiang tujuh (tiga di kiri dan tiga lagi di kanan, sedang satu buah di tengah bangunan). Tiang berbentuk segi delapan dengan hiasan berwarna merah, putih dan hitam.

Untuk masuk dipergunakan tangga dengan sembilan anak tangga terdapat di-depan dan dan dibelakang. Rumah losung tersebut berukuran 4,40 x 8,00 m, sedangkan tingginya 1 0,85 m, tanpa dinding (terbuka). Di tengah ruangan terdapat sebuah losung (tempat menumbuk padi) berukuran panjang 8,00 m, Iebar 0,60 m. Lubang lumpang ada 1 2 buah dengan alu sebanyak 24 buah. Pada ujung lesung sebelah depan terdapat hiasan kepala kerbau. Atap bangunan memakai bahan ijuk.

2. Balee Jungga

Balle ini sama seperti rumah losung, tetapi mempunyai dinding dari papan. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran 4,45 x 8,56 m dan tinggi 7,35 m. Pada dinding terdapat lubang angin (jeruji) dari reng kayu berukuran 3 x 4 em. Hiasan pada tengah dinding berupa semaeam eieak, sedangkan tepi bagian bawah hiasannya disebut porkis marodor (semut b.eriring) yang melambangkan sifat gotong royong. Di ujung hiasan tersebut (di sudut-sudut) ada hiasan bermotif burung.

Untuk naik dipergunakan tangga dengan tiga ana� tangga terletak di tengah langsung menuju pintu. Pintu terdiri atas dua daun pintu dengan ukuran tebaJ 7 x 60 em (balok utuh) yang terdapat di depan dan belakang.

Atap terbuat dari ijuk yang dianyam dengan tali ijuk. Tebal atap ijuk ini meneapai 1 0 -12,5 em.

3. Balee Buttu

Rumah B.alle Buttu terletak di depan bangunan lainnya. Berdiri diatas umpak, menghadap timur. Ukuran rumah panjarig 8 m, Iebar 5 ,20 m, dan tinggi 7 m. Dinding terbuat dari balok kayu berukuran tebal 7 em dan Iebar 80 em. Balok ini merupakan tempat teralis kayu berukuran 2 x 3 x 80 em. Lantai dari papan dengan ukuran 3 x 32 x 4,20 em. Tangga masuk lebamya 80 em dengan lima anak tangga. Atap dari ijuk dengan pengikat dari rotan. Di ujungnya terdapat lubang angin.

Latar belakang Sejarah

Rumah adat Simalungun disebut juga sebagai rumah halon dibangun pada masa Raja Pang Ultop Ultop yang memerintah pada tahun 1624-1648. Rumah adat ini dahulu berfungsi sebagai istana raja.

Riwayat Pemugaran

Pada tahun 1993/1994 telah di1aksanakan pemugaran rumah adat Simalungun me1alui dana rutin Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Daerah Istimewa Aeeh dan Sumatera Utara.