• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK USAHATAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Kebun Sidamanik merupakan salah satu unit usaha di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang mengelola budi daya tanaman teh. Areal kebun teh ini mulai dibuka pada tahun 1924 oleh Handles Vereniging Amsterdam (HVA) dan pada tahun 1926 didirikan pabrik teh oleh perusahaan yang sama dan sampai saat ini masih berdiri dan beroperasi.

Sejak berdirinya sampai sekarang pengolahan kebun Sidamanik telah beberapa kali berpindah tangan, seiring dengan perjalanan sejarah bangsa dan negara Republik Indonesia. Berdasarkan kebijakan pemerintah tentang konsolidasi di lingkungan BUMN perkebunan, maka sejak tanggal 11 Maret 1996 kebun Sidamanik dimiliki dn dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Letak Geografis

Kabupaten / Propinsi : Simalungun / Sumatera Utara

Kecamatan : Sidamanik / Habinsaran

Kota terdekat : Pematangsiantar dan porsea (25 Km)

Ketinggian Dpl : 862 m

Suhu : Rata-rata 24° C

Keadaan Daerah

Tahun 2010 perkebunan Sidamanik memiliki luas areal tanaman teh seluas 2.243,07 ha dengan luas areal tanaman menghasilkan tahu 2011 sebesar 1.414,5 ha, dengan perincian:

Afdeling I : 454,19 ha

Afdeling II : 450,01 ha

Afdeling III : 293,15 ha

Afdeling IV : 217,15 ha

Luas daerah pemukiman warga, jalan, jembatan, jurang dan lain-lain seluas 225.11 ha. Total luas secara keseluruhan luas areal perkebunan Sidamanik adalah 2243.07 ha. Tanaman teh yang ditanam diperkebunan Sidamanik adalah jenis tanaman teh hitam.

Kesejahteraan Sosial

Seluruh karyawan mendapatkan sarana perumahan, listrik, air, poliklinik, tempat ibadah, tempat penitipan anak dan asuransi tenaga kerja. Di sekitar kebun Sidamanik tersedia sarana pendidikan mulai dari TK Tunas Mekar, SD, SMP, Madrasah dan SMA. Dari pemukiman ke jalan raya, perusahaan menyediakan angkutan untuk yang bersekolah dan bertempat tinggal di luar perkebunan. Dan warga juga mendapat bantuan pemondokan bagi anak yang bersekolah.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi mempunyai arti penting dalam sebuah orgnisasi atau perusahaan agar dapat menjalankan aktivitas operasi secara harmonis dan teratur sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Struktur organisasi di dalamnya terbagi atas berbagai fungsi sesuai dengan kegunaannya. Hal ini sangat penting dikarenakan dengan adanya penggolongan fungsi-fungsi pekerjaan maka kegiatan produksi dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Untuk mendukung stabilitas kerja yang ideal guna menunjang nilai dan mutu produktivitas perusahaan, maka diperlukan sebuah manajemen agar dapat bersinergi dengan baik pada setiap organisasi perusahaan khususnya pada setiap departemen yang ada pada perusahaan. Semua ini merupakan faktor-faktor pendukung dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari.

Adapun struktur organisasi yang ada pada PTP Nusantara IV dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut:

- Manager

Manager adalah pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab atas kegiatan di perkebunan Sidamanik kepada Direksi.

- Asisten Kepala

Asisten kepala bertugas mengkoordinir dari seluruh kegiatan bagian tanaman dan yang bertanggung jawab kepada manager. Asisten kepala membawahi 4 asisten afdeling (afdeling merupakan pembagian wilayah kerja untuk memudahkan pengawasan kerja). Dalam hal ini, bagian tanaman yang dimaksud merupakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penanaman, pemeliharaan, pemupukan dan pemanenan yang pada akhirnya akan

menghasilkan pucuk segar daun teh yang akan diolah. Jumlah rata-rata tenaga kerja (karyawan) bagian dari tahun 2008-2010 sebanyak 701 orang.

- Kepala Dinas Pengolahan dan Teknik

Kepala dinas pengolahan dan teknik bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan bagian pabrik yang bertanggung jawab kepada manager. Kepala dinas pengolahan dan teknik membawahi seorang asisten pengolahan. Dalam hal ini bagian pabrik yang dimaksud merupakn kegiatan pengolahan pucuk teh dan kegiatan perawatan mesin/instalasi pabrik. Jumlah rata-rata tenaga kerja pengolahan dan tenaga kerja (karyawan) teknik dari tahun 2008-2010 masing- masing sebanyak 187 orang.

- Kepala Tata Usaha

Kepala dinas tata usaha bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan bagian administrasi yang bertanggung jawab kepada manager. Kepala tata usaha membawahi seorang asisten tata usaha. Dalam hal ini, bagian administrasi yang dimaksud merupakan kegiatan pembukuan dan laporan keuangan perkebunan. Jumlah rata-rata tenaga kerja administrasi dari tahun 2008-2010 sebanyak 54 orang.

- Perwira Pengaman

Perwira pengaman bertugas untuk mengamankan perkebunan yang bertanggung jawab langsung kepada manager.

Gambar 3. Struktur Perusahaan Perkebunan Sidamanik. Ass Afdeling I

Ass Afdeling II Ass Afdeling III Ass Afdeling IV Perwira Pengaman Kepala Tata Usaha Kepala Dinas Produksi/Teknik Asisten Kepala Asisten Tata Usaha Asisten Dinas Produksi/Teknik Karyawan Administrasi Karyawan Teknik Karyawan Pengolaha Karyawan Tanaman Meneger

Karakteristik Usahatani

Perkebunan Sidamanik merupakan suatu usahatani yang mengelola pucuk daun teh menjadi produk teh hitam orthodox. Teh hitam orthodox adalah teh yang diolah melalui proses pelayuan sekitar 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi hingga terbentuk teh jadi. Teh yang diproduksi perkebunan Sidamanik dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu teh pecah dan teh bubuk. Masing-masing golongan ini dibedakan dalam beberapa jenis teh sebagai berikut:

Teh Pecah

- Broken Orange Pecco (BOP) merupakan jenis teh keriting dengan potongan halus dan teratur. Jenis ini banyak mengandung pucuk berwarna emas.

- Broken Pecco (BP) merupakan jenis teh yang lebih kasar dibanding BOP dan tidak mengandung pucuk sama sekali.

- Broken Tea (BT) merupakan jenis teh yang tidak menggulung waktu digarap sehingga teh ini dapat (pipih) seperti sisik dan potongan kecil.

Teh Remukan

- Fanning (F) merupakn jenis teh yang asal dan bentuknya sama seperti BT, tetapi potongannya jauh lebih kecil.

- Dust (D) atau debu teh yang merupakan jenis teh yang berbentuk seperti tepung.

- Bohea atau bui (B) merupakan jenis teh buangan yang terdiri dari batang- batang teh.

Dari kedua jenis teh diatas harus dibedakan lagi kedalam 3 jenis mutu. Mutu teh hitam yang ditunjukan untuk ekspor dan digolongkan kedalam 3 jenis yaitu:

Grade I (Mutu Ekspor) merupakan teh mutu I yang mempunyai kenampakan bentuk besar, kurang besar, atau kecil menurut jenisnya dengan persentase daun lebih banyak, berwarna kehitaman dan rata. Aromanya harum dan berasa kuat. Untuk jenis ini, pekebunan Sidamanik memproduksi 7 jenis mutu yaitu:

BOP I (Broken Orange Pecco I)

BOP (Broken Orange Pecco)

BOPF (Broken Orange Pecco Fanning)

BP (Broken Pecco)

BT (Broken Tea)

PF (Pecco Fanning)

D I (Dust I)

Grade II (Mutu Ekspor II) merupakan teh mutu II yang berpenampakan bentuk besar, kurang besar dan kecil menurut jenisnya dengan persentase daun lebih sedikit, warna kemerah-merahan dan kurang rata. Air seduhannya berwarna kuning merah, beraroma kurang harum dan rasa kurang kuat. Dan untuk jenis mutu II perkebunan Sidamanik memproduksi 7 jenis mutu yaitu:

BP II (Broken Orange Pecco II)

BT II (Broken Tea II)

PF II (Pecco Fanning II)

D II (Dust II)

D III (Dust III)

BM (Broken Mix)

Grade III (Mutu Lokal) yaitu mutu III yang diperoleh dari hasil pengolahan yang berulang-ulang sehingga memperoleh hasil aroma yang tidak kuat dan rasanya kurang nikmat dan pada umumnya mutu III hanya dijual di dalam negeri saja. Jenis tersebut adalah RBO (Residu Blo Out).

Di perkebunan Sidamanik jumlah areal tanaman menghasilkan (TM) selalu berubah-ubah, hal ini disebabkan luas areal tanaman menghasilkan dipergunakan untuk perawatan luas areal tanaman belum menghasilkan (TBM). Hal ini bertujuan untuk peningkatan produkstivitas tanaman untuk tahun kedepannya. Berikut tabel areal perkebunan Sidamanik:

Tabel 3. Luas Areal Perkebunan Sidamanik 2008-2010

Uraian /Tahun 2008 2009 2010

Areal Tanaman Mengahasilkan (Ha) 1.821,42 1557,86 1388,86 Areal tanaman belum menghasilkan (Ha) 196,54 460,07 629,1 Jumlah areal tanaman (Ha) 2.017,96 2.017,96 2017,96 Jalan, areal pemukiman dan areal lain-lain 225,11 225,11 225,11 Total seluruh areal pekebunan 2.243,07 2.243,07 2243,07 Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Sidamanik, 2010.

Dari tabel 2 dapat dilihat areal tanaman menghasilkan semakin berkurang dari tahun 2008 sampai 2010. Pada tahun 2009 tanaman menghasilkan mengalami pengurangan luas lahan sebesar 23,18% atau 470,06 Ha. Pengurangan areal tanaman menghasilkan ini disebabkan karena 290,07 Ha tanaman menghasilkan tersebut ditanami kembali dengan tanaman teh yang baru. Sedangkan 48,8 Ha

areal tanaman menghasilkan digunakan untuk membangun pemukiman warga, jalan dan areal lainnya.

Pada tahun 2010 areal tanaman menghasilkan mengalami pengurangan luas lahan sebesar 31,51% atau 639,06 Ha dari tahun 2008. Hal ini disebabkan karena 193,17 Ha tanaman menghasilkan ditanami kembali dengan tanaman teh yang baru. Dan pada tahun 2009 ini perkebunan Sidamanik memberikan 327.73 areal tanaman menghasilkannya kepada perkebunan Bah Butong. Perpindahan areal ini dikarenakan perkebunan Bah Butong juga mengalami pengurangan areal tanaman teh. Yang mana areal tanaman teh tersebut diserahkan kepada perkebunan Bah Birong Ulu untuk ditanami tanaman kelapa sawit. Sehingga untuk membantu produksi perkebunan teh Bah Butong maka perkebunan Sidamanik memberikan areal tanaman tehnya kepada perkebunan Bah Butong agar produksi perkebunan Bah Butong tidak mengalami pengurangan yang tajam.

Pengurangan areal tanaman menghasilkan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi usaha teh. Semakin berkurang areal tanaman menghasilkan maka jumlah produksi akan berkurang juga. Tanaman teh yang tidak produktif secara maksimal akan ditanami ulang dengan tanaman yang baru. Yang mana tanaman yang baru ini merupakan tanaman yang unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit serta memiliki produksi daun teh yang lebih baik dari pada tanaman yang lama.

Tanaman teh yang baru ditanam tidak dapat langsung untuk dipanen. Pada usia 5 tahun tanaman teh sudah dapat dipanen, tapi pada usia ini tanaman teh tidak memproduksi hasil yang maksimal. Tanaman teh dapat dipanen secara normal pada usia tanaman 10 tahun. Oleh karena itu, dalam jangka panjang penanaman

ulang tanaman teh akan berdampak positif kepada produksi nantinya. Semakin luas areal tanaman menghasilkan, maka produksi daun yang dihasilkan semakin besar. Sehingga semakin banyak produksi daun basah yang dapat diolah maka semakin banyak hasil produksi daun teh kering yang diperoleh oleh perkebunan.

Perkebunan Sidamanik memiliki pabrik yang mampu mengolah daun teh basah sebesar 90 ton. Akan tetapi perkebunan Sidamanik hanya mampu memperoduksi daun teh basah rata-rata sebesar 50,811 ton/hari dari tahun 2007-2011. Untuk mengolah daun teh basah menjadi daun teh kering diperlukan waktu pengolahan selama 24 jam. Oleh karena itu, di perkebunan Sidamanik pengolahan dilakukan setiap hari kecuali hari minggu dan libur.

Untuk memperoleh jumlah produksi daun teh kering, perkebunan Sidamanik menggunakan nilai rendemen sebagai standar operasional pekerjaan. rendemen adalah persentase perbandingan antara jumlah daun teh kering yang dihasilkan dengan jumlah daun teh basah yang diolah. Nilai rendemen merupakan target olah yang harus dicapai oleh perkebunan.

Pada tahun 2007 nilai rendemen perkebunan yang harus dicapai adalah 21,99%. Berarti pada tahun 2007 perbandingan antara jumlah daun teh kering yang diterima oleh perusahaan dengan jumlah daun teh basah yang diolah harus berbanding 21,99%. Pada tahun 2008 rendemen yang harus dicapai adalah 22,01% dan pada tahun 2009 nilai rendemen yang harus dicapai adalah 22,05%. Jika perkebunan dapat mencapai nilai rendemen yang ditargetkan maka proses produksi berjalan dengan standar operasional pekerjaan yang telah direncanakan.

Dokumen terkait