BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pengukuran Variabel Penelitian 1. Pengukuran variabel return saham
Data return saham dapat diperoleh melalui website BEI (www.idx.co.id) ataupun www.yahoo.finance.com. Return saham diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Ri= Pt – Pt-1
Pt-1
Keterangan:
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode sekarang Pt-1 = Harga saham pada periode sebelumnya
Contoh perhitungan return saham PT Adaro Energy Tbk. tahun 2011, jika diketahui closing price 2010 sebesar Rp2.550,00 dan closing price 2011 sebesar Rp1.770,00 adalah:
R2011 = Rp1.770,00 – Rp2.550,00 Rp2.550,00 R2011 = -0,3059
Jadi, return saham PT. Adaro Energy Tbk. adalah sebesar -0,3059, artinya return saham PT. Adaro Energy Tbk. dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar -30,59%
Data dan hasil perhitungan return saham setiap perusahaan dapat dilihat pada lampiran B halaman 80.
b. Pengukuran Variabel Kinerja Perusahaan
Variabel kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan
ΔEPS. Data Earning Per Share dapat diperoleh pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu pada laporan kinerja perusahaan. Semakin tinggi nilai laba suatu perusahaan, maka EPS yang peroleh perusahaan juga semakin tinggi. Δ Earning Per Share diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Δ EPS = EPSt –EPSt-1
EPSt-1
Contoh perhitungan Earning Per Share PT. Adaro Energy Tbk. tahun 2011, jika diketahui EPS tahun 2010 sebesar Rp69,00 dan EPS tahun 2011 sebesar Rp163,00 adalah:
Δ EPS = EPSt –EPSt-1
EPSt-1
ΔEPS = Rp163,00 - Rp69,00 Rp69,00
ΔEPS = 1,3623
Jadi, PT. Adaro Energy Tbk. pada tahun 2011 memiliki nilai EPS sebesar 1,3623 artinya nilai EPS dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 136%. Data hasil perhitungan
Earning Per Share untuk setiap perusahaan dapat dilihat pada lampiran D halaman 84.
c. Pengukuran Variabel Risiko sistematis
Variabel risiko sistematis diukur dengan menggunakan beta fundamental salah satunya yaitu dengan menggunakan leverage. Data untuk mengitung leverage dapat diperoleh pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu pada kinerja perusahaan. Leverage diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Leverage= Nilai buku total utang jangka panjang Total aktiva
Contoh perhitungan leverage PT. Adaro Energy Tbk. tahun 2011, jika diketahui total hutang jangka panjang sebesar Rp22.103.585,00 dan total aset sebesar Rp51.315.458.348 adalah:
Leverage = Rp22.103.585,00 Rp51.315.458.248,00
Leverage = 0,4073
Jadi, nilai leverage PT. Adaro Energy Tbk. tahun 2011 sebesar 0,4073, artinya semakin tinggi nilai leverage perusahaan, maka risiko sistematis akan semakin tinggi. Data hasil perhitungan risiko (leverage) untuk setiap perusahaan dapat dilihat pada lampiran F halaman 88.
d. Pengukuran Variabel Corporate Social Responsibility
Variabel CSR dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). Contoh perhitungan SRDI pada perusahaan PT. Adaro Energy Tbk. tahun 2011 yang mengungkapkan CSR dengan menggunakan standar GRI G3.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1
Daftar Pengungkapan CSR pada PT. Adaro Energy Tbk
ITEM Skor
INDIKATOR KINERJA EKONOMI
Kinerja Ekonomi
EC 1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung 1 EC 2 Implikasi finansial dan risiko atau peluang lainnya
akibat perubahan iklim 1
EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program
imbalan pasti 1
EC 4 Bantuan finansial dari pemenrintah 1
Kehadiran Pasar
EC 5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan
upah minimun 1
EC 6 Kebijakan, praktek dan proporsi pengeluaran
untuk pemasok lokal 1
EC 7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi
manajemen senior lokal 1
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC 8 Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur
untuk kepentingan publik 1
EC 9 Dampak ekonomi tidak langsung signifikan 1
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN
Material
EN 1 Penggunaan bahan 1
Daftar Pengungkapan CSR pada PT. Adaro Energy Tbk
(Lanjutan)
ITEM Skor
Energi
EN 3 Penggunaan energi langsung dari sumber daya
energi primer 1
EN 4 Penggunaan energi tidak langsung berdasarkan
sumber energi primer 1
EN 5 Penghematan energi melalui konservasi dan
peningkatan efisiensi 1
EN 6 Inisiatif untuk menyediakan produk dan jasa yang
membutuhkan energi rendah 1
EN 7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak
langsung 1
Air
EN 8 Pengambilan air per sumber 1
EN 9 Sumber air yang terpengaruh signifikan 1 EN 10 Persentase dan total volume air yang digunakan
kembali dan didaur ulang 1
Keanekaragaman Hayati
EN 11 Wilayah yang berlokasi atau berdekatan dengan
daerah yang dilindungi 1
EN 12 Dampak kegiatan organisasi terhadap
keanekaragaman hayati 1
EN 13 Perlindungan dan pemulihan habitat 1 EN 14 Strategi, tindakan dan rencana mengelola dampak
keanekaragaman hayati 1
EN 15 Spesies di wilayah kegiatan organisasi yang
dilindungi menurut IUCN 1
Emisi, Efluen, dan Limbah
EN 16 Emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung
maupun tidak langsung 1
EN 17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya 1 EN 18 Inisiatif mengurangi emisi gas rumah kaca 1 EN 19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon 1 EN 20 Nox dan Sox dan emisi udara yang signifikan
Daftar Pengungkapan CSR pada PT. Adaro Energy Tbk (Lanjutan)
ITEM Skor
EN 22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode
pembuangan 1
EN 23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan 1 EN 24
Berat limbah berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor,diekspor atau diolah.
1
EN 25 Keanekaragaman hayati badan air serta habitat yang
dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air 1
Produk dan Jasa
EN 26 Inisiatif mengurangidampak lingkungan produk dan
jasa 1
EN 27 Persentase produk terjual dan kemasannya yang
ditarik 1
Kepatuhan
EN 28 Nilai moneter denda dan jumlah sanksi non moneter
atas pelanggaran hukum dan regulasi lingkungan 1
Pengangkutan/Transportasi
EN 29 Dampak lingkungan akibat pemindahan produk dan
barang 1
Menyeluruh
EN 30 Pengeluaran untuk proteksi dan investasi
lingkungan 1
INDIKATOR TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN YANG LAYAK
Pekerjaan
LA 1 Jumlah angkatan kerja 1
LA 2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan 1 LA 3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap 1 LA 15 Tingkat retensi dan kembali bekerja karyawan
setelah mengambil cuti kehamilan 1
Tenaga Kerja/Hubungan Manajemen
LA 4 Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian
Daftar Pengungkapan CSR pada PT. Adaro Energy Tbk (Lanjutan)
ITEM Skor
LA 5 Masa pemberitahuan minimal perubahan kegiatan
penting 1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA 6
Persentase jumlah angkatan kerja yang diwakili dalam panitia kesehatan dan keselamatan antara manajemen dan pekerja
1 LA 7 Tingkat kecelakaan, penyakit karena pekerjaan dan
hari kerja yang hilang 1
LA 8
Pendidikan, penyuluhan, pencegahan dan pengendalian risiko penyakit bagi karyawan, keluarga dan anggota masyarakat sekitar
1
LA 9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup
dalam perjanjian dengan serikat karyawan 1
Pelatihan dan Pendidikan
LA 10 Rata-rata jam pelatihan tiap karyawan 1 LA 11 Program yang menunjang pekerjaan karyawan dan
membantu karyawan mengatur akhir karir 1 LA 12 Persentase karyawan yang menerima peninjauan
kinerja 1
Keberagaman dan Kesetaraan
LA 13 Komposisi badan pengelola dan karyawan 1
Remunerasi untuk Pria dan Wanita yang Setara
LA 14 Rasio gaji dasar pria terhadap wanita 1
INDIKATOR HAK ASASI MANUSIA
Praktek Investasi dan Pengadaan
HR 1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi yang
memuat klausul HAM 1
HR 2
Klausul persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses evaluasi HAM
1 HR 3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan mengenai
kebijakan dan serta prosedur aspek HAM 1
Nondiskriminasi
HR 4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan
Daftar Pengungkapan CSR pada PT. Adaro Energy Tbk (Lanjutan)
ITEM Skor
Kebebasan Berserikat, Berkumpul dan Berunding
Bersama
HR 5 Kegiatan berserikat dan berkumpul 1
Pekerja Anak
HR 6 Kegiatan yang mengandung risiko terjadinya
kasus pekerja anak 1
Kerja Paksa dan Kerja Wajib
HR 7 Kegiatan yang mengandung risiko terjadinya
kasus kerja paksa dan kerja wajib 1
Praktek Pengamanan
HR 8 Persentase personel penjaga keamanan yang
mendapatkan pemahaman HAM 1
Hak Penduduk Asli
HR 9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait hak
penduduk asli 1
Assessment
HR 10 Persentase dan jumlah total operasi yang
telah mendapatkan analisis dampak HAM 1
Perbaikan
HR 11 Jumlah keluhan terkait pelanggaran HAM
dan penyelesaiannya 1
INDIKATOR MASYARAKAT
Komunitas
SO 1 Program dan praktek untuk mengelola
dampak operasi terhadap masyarakat 1 SO 9 Operasi yang berdampak atau memiliki
potensi dampak negatif pada komunitas lokal 1 SO 10 Pencegahan dan mitigasi dampak atau
potensi dampak negatif pada komunitas lokal 1
Korupsi
SO 2 Persentase dan jumlah unit usaha yang
memiliki risiko terhadap korupsi 1
SO 3 Persentase pegawai yang dilatih dalam
kebijakan dan prosedur antikorupsi 1 SO 4 Tindakan yang diambil dalam menanggapi
Daftar Pengungkapan CSR pad PT. Adaro Energy Tbk. (Lanjutan)
ITEM Skor
Kebijakan Publik
SO 5
Sikap terhadap kebijakan publik dan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik
1
SO 6 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada
partai politik, politisi atau institusi politik 1
Perilaku Anti Persaingan
SO 7 Jumlah tindakan hukum yang melanggar
ketentuan anti persaingan usaha 1
Kepatuhan
SO 8 Nilai uang denda dan jumlah sanksi
nonmoneter akibat pelanggaran hukum 1
INDIKATOR TANGGUNG JAWAB PRODUK
Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
PR 1
Tahapan daur hidup produk dan jasa yang dampaknya dinilai terkait kesehatan dan keamanan
1
PR 2
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan kode etik mengenai dampak kesehatan dan keselamatan produk dan jasa
1 Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
PR 3 Jenis dan informasi produk dan jasa 1 PR 4 Jumlah pelanggaran peraturan dan kode etik
penyajian informasi produk dan jasa 1
PR 5 Praktek terkait kepuasan pelanggan 1
Komunikasi Pemasaran
PR 6
Program untuk ketaatan hukum, standar dan kode etik komunikasi pemasaran, periklanan, promosi, dan sponsorship
1
PR 7
Jumlah pelanggaran peraturan dan kode etik komunikasi pemasaran, periklanan, promosi, dan sponsorship
1
Keleluasaan Pribadi Pelanggan
PR 8 Jumlah pengaduan pelanggan keleluasaan
Daftar Pengungkapan CSR pad PT. Adaro Energy Tbk. (Lanjutan)
Perhitungan SRDI pada tabel 5.1 dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada item yang diungkapkan oleh perusahaan dan memberikan nilai 0 pada item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. Setelah melakukan pemberian skor pada seluruh item kemudian dijumlahkan. Untuk menghitung SRDI dapat dilakukan dengan rumus berikut:
SRDI = V M
SRDI = 83 = 0,9881 84
Hal ini berarti indeks CSR yang diukur dengan Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI) PT. Adaro Energy Tbk. pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,9881. Nilai ini menunjukkan bahwa PT. Adaro Energy Tbk. pada tahun 2011 telah melakukan pengungkapan CSR di dalam sustainability report sebanyak 83 pengungkapan dari 84 item pengungkapan CSR menurut standar GRI G3.1. Data hasil perhitungan indeks pengungkapan CSR pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran H halaman 93.
ITEM Skor
Kepatuhan
PR 9
Nilai moneter pelanggaran hukum dan peraturan pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
1
2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel return saham, variabel kinerja perusahaan, variabel risiko sistematis, dan variabel CSR. Jumlah data yang diperoleh sebanyak 88 pengamatan. Selanjutnya data lampiran B, data lampiran C, data lampiran D, dan data lampiran E diolah dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil dari statistik deskriptif untuk variabel-variabel penelitian dari tahun 2011-2014 disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.
Deviasi Return Saham 88 -0,9900 1,4426 -0,0189 0,4525 Kinerja Perusahaan (EPS) 88 -2,8911 4,6172 -0,0154 0,9299 Risiko Sistematis (Leverage) 88 0,0291 0,5408 0,2297 0,1544 CSR (SRDI) 88 0,1099 1,0000 0,6398 0,3130 Sumber : Data yang Diolah (2016)
a. Statistik Variabel Return saham
Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui perusahaan memiliki tingkat return saham terendah yaitu sebesar -0,9900. Sedangkan tingkat return sebesar 1,4426. Dari 88 pengamatan dapat diketahui rata-rata tingkat return saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 yaitu sebesar -0,0189. Nilai ini menunjukkan sebagian perusahaan dalam pengamatan nilai return sahamnya negatif yang berarti bahwa perusahaan
mengalami penurunan tingkat return saham. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 0,4525.
b.
Statistik Deskriptif Kinerja Perusahaan (EPS)Tabel 5.2 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai EPS terendah yaitu dengan nilai sebesar -2,8911. Sedangkan perusahaan dengan nilai EPS paling tinggi yaitu sebesar 4,6172. Dari 88 pengamatan perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 memiliki rata-rata nilai EPS sebesar -0,0154 yang berarti sebagian pengamatan nilai EPS yang dihasilkan oleh setiap perusahaan mengalami penurunan yang berdampak pada laba yang akan dihasilkan perusahaan menurun. Nilai standar deviasi sebesar 0,9299.
c. Statistik Deskriptif Risiko Sistematis (Leverage)
Hasil statistik deskriptif untuk variabel risiko sistematis (leverage) menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko paling rendah yaitu sebesar 0,291. Sementara nilai leverage tertinggi yaitu dengan nilai sejumlah 0,5408, yang juga berarti perusahaan memiliki risiko tinggi. Dari 88 jumlah pengamatan rata-rata perusahaan memiliki nilai leverage yang tinggi dengan nilai sebesar 0,2297 dan nilai standar deviasi sebesar 0,1544.
d. Statistik Deskriptif Corporate Social Responsibility (SRDI) Hasil statistik deskriptif variabel CSR menunjukkan bahwa perusahaan yang tingkat pengungkapan CSRnya tidak lengkap yaitu dengan nilai SRDI sebesar 0,1099. Perusahaan yang tingkat pengungkapan CSRnya sangat lengkap memiliki nilai maksimum sebesar 1,000. Dari 88 pengamatan rata-rata perusahan yang mengungkapkan CSR sebesar 0,6398 yang berarti bahwa tingkat pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh setiap perusahaan sudah cukup lengkap dan nilai standar deviasi sebesar 0,3130.
3. Mengklasifikasikan Data Variabel Penelitian a. Data Variabel Return Saham
Return saham digambarkan dengan capital gain (loss) yang merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga.
Peneliti mengelompokkan return saham menjadi dua kategori yaitu return saham negatif dan return saham positif. Nilai return saham yang negatif mengambarkan bahwa return saham pada sutu perusahaan mengalami penurunan (kerugian). Sedangkan nilai return saham yang positif menggambarkan bahwa terjadi peningkatan return saham. Berikut ini adalah gambar diskripsi variabel return saham.
Gambar 5.1
Deskripsi Variabel Return Saham
Distribusi frekuensi variabel return saham menunjukkan bahwa cukup banyak perusahaan memiliki tingkat return saham bernilai negatif yaitu sebanyak 56 pengamatan. Dari distribusi frekuensi variabel return saham dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori, yaitu sebagai berikut:
1) Return Saham Negatif (-0,9900 sampai – 0,0087) Berdasarkan distribusi frekuensi variabel return saham, jumlah pengamatan yang memiliki return saham negatif sebesar 56 (63,64%).
2) Return Saham Positif (0,0222 sampai 1,4426) Berdasarkan distribusi frekuensi variabel return saham, jumlah pengamatan yang memiliki return saham positif sebesar 32 (36,36%).
b. Data Variabel Kinerja Perusahaan
Variabel kinerja perusahaan diukur dengan ΔEPS. ΔEPS digambarkan dengan perubahan kenaikan atau penurunan nilai EPS. Peneliti mengelompokkan variabel kinerja perusahaan (EPS) menjadi tiga kategori yaitu EPS rendah, EPS cukup dan EPS tinggi. Kinerja perusahaan dikatakan menurun apabila nilai EPS perusahaan bernilai negatif, sedangkan kinerja perusahaan dikatakan meningkat apabila nilai EPS perusahaan bernilai positif. Berikut ini adalah gambar deskripsi variabel EPS:
Gambar 5.2
Deskripsi Variabel Kinerja Perusahaan (EPS)
Distribusi frekuensi variabel kinerja perusahaan menunjukkan bahwa sebagian pengamatan perusahaan memiliki nilai EPS diatas angka 0. Hal ini menandakan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba untuk menarik para investor agar menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dari distribusi frekuensi variabel EPS dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu sebagai berikut:
1) EPS Menurun
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel EPS, jumlah pengamatan yang mempunyai EPS bernilai negatif berjumlah 43 (48,86%).
2) EPS Meningkat
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel EPS, jumlah pengamatan yang memiliki nilai EPS positif sejumlah 45 (51,13%).
c. Data Variabel Risiko sistematis (leverage)
Variabel risiko diukur dengan leverage. Apabila leverage semakin tinggi maka risiko sistematis juga semakin tinggi. Peneliti mengelompokkan leverage 3 kategori yaitu kurang berisiko, artinya nilai leverage perusahaan rendah yang berarti risiko yang ditanggung oleh perusahaan juga rendah. Kategori cukup berisiko artinya nilai leverage perusahaan sudah melebihi nilai 0,2 sehingga risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan juga akan semakin tinggi. Kategori ketiga berisiko, artinya nilai leverage perusahaan sangat tinggi yang akan berdampak pada semakin tingginya risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Berikut ini adalah gambar deskripsi variabel risiko sistematis (Leverage):
Gambar 5.3
Gambar Deskripsi Variabel Risiko Sistematis (Leverage)
Distribusi frekuensi variabel risiko sistematis menunjukkan bahwa sangat banyak perusahaan yang memiliki nilai leverage di bawah 0,200 yaitu sejumlah 52 pengamatan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan hanya menggunakan sebagian kecil sumber dana dari hutang jangka panjangnya untuk mendanai aktivanya. Dari distribusi frekuensi variabel risiko dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1) Kategori kurang berisiko (<0,2100)
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel risiko sistematis, jumlah pengamatan yang memiliki nilai leverage kurang berisiko sejumlah 52 (59,09%).
2) Kategori Cukup Berisiko (0,2100-0,4000)
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel risiko sistematis, jumlah pengamatan yang memiliki nilai leverage cukup berisiko sejumlah 17 (19,31%).
3) Kategori Berisiko (>0,4000)
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel risiko sistematis, jumlah pengamatan yang memiliki nilai leverage berisiko sejumlah 19 (21,59%).
d. Data Variabel Corporate Social Responsibility
Variabel Corporate Social Responsibility diukur dengan Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI). Semakin besar nilai SRDI pada suatu perusahaan maka semakin luas tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Angka SRDI berkisar dari 0 sampai 1. Peneliti mengelompokkan variabel CSR kedalam 3 kategori yaitu rendah, artinya tingkat pengungkapan CSR sangat sedikit sekali diungkapkan oleh perusahaan. Kategori kedua cukup, artinya tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan sudah cukup lengkap. Kategori ketiga tinggi, artinya tingkat
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sudah sangat lengkap.
Berikut ini adalah deskripsi variabel CSR: Gambar 5.4 Deskripsi Variabel CSR
Distribusi frekuensi variabel Corporate Social Responsibility menunjukkan bahwa cukup banyak perusahaan yang mengungkapkan CSR dengan SRDI 1 atau mendekati 1. Hal ini menandakan bahwa cukup banyak perusahaan yang mengungkapkan CSR secara lengkap pada sustainability report. Dari tabel distribusi frekuensi variabel CSR dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu:
1) Kategori rendah <0,5000
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, jumlah pengamatan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR buruk sebesar 36 (40,90%).
2) Kategori cukup 0,5000 – 0,8000
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, jumlah pengamatan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR cukup baik sebesar 15 (17,04%).
3) Kategori tinggi >0,8000
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, jumlah pengamatan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR baik sebesar 37 (42,04%).
4. Hasil Analisis Tabulasi Silang
Langkah berikutnya setelah mengklasifikasikan setiap variabel penelitian yaitu menganalisis hubungan antarvariabel untuk menjawab setiap rumusan masalah penelitian. Alat yang digunakan dalam menganalisis hubungan antarvariabel yaitu dengan menggunakan tabulasi silang (crosstab). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel kinerja perusahaan (EPS) dengan variabel return saham, variabel risiko sistematis (Leverage) dengan variabel return saham dan variabel CSR (SRDI) dengan variabel return saham. Berikut ini adalah hasil analisis untuk menjawab setiap rumusan masalah penelitian:
a. Analisis Hubungan Earning Per Share dan Return saham Tabel 5.3
Hasil Tabulasi Silang antara Variabel EPS dan Return Saham Variabel Ret.Saham Total Negatif Positif Kinerja Perusahaan (EPS) Menurun 32 (36,36%) 11 (12,5%) 43 (48,86%) Meningkat 24 (27,27%) 21 (23,86%) 45 (51,31%) Total 56 (63,63%) 32 (36,36%) 88 (100%)
Sumber : Data yang diolah (2016)
Hasil analisis tabulasi silang pada tabel 5.3 menjelaskan bahwa sebesar 51,31% EPS perusahaan meningkat diantaranya sebesar 27,27% return sahamnya mengalami penurunan dan sebesar 23,86% tingkat return saham mengalami peningkatan. Selain itu, perusahaan yang mengalami penurunan EPS sebanyak 48,86% dari jumlah pengamatan. Ketika EPS perusahaan menurun, tingkat return sahamnya juga menurun dengan presentase sebesar 36,36%, sedangkan ketika nila EPS perusahaan menurun tingkat return sahamnya mengalami peningkatan sebesar 12,5%.
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mengalami peningkatan EPS akan berdampak pada peningkatan atau penurunan nilai return saham. Apabila perusahaan mengalami penurunan nilai EPS juga akan berdampak pada penurunan tingkat return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya nilai EPS
perusahaan, akan memberikan kontribusi terhadap return saham, yaitu kenaikan atau penurunan nilai return saham.
Langkah selanjutnya setelah memperoleh hasil analisis antara variabel kinerja perusahaan (EPS) dengan return saham, yaitu menganalisis hubungan dari kedua variabel tersebut. Alat analisis yang akan digunakan dalam menjawab rumusan masalah ini yaitu dengan menggunakan Gamma. Berikut ini tabel hasil hubungan antara kinerja perusahaan (EPS) dengan return saham:
Tabel. 5.4
Hubungan Variabel EPS dan Return saham
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx . Sig. Ordinal by Ordinal Gamma 0,436 0,186 2,113 0,035 N of Valid Cases 88
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa nilai koefisien gamma sebesar 0,436. Besarnya nilai koefisien gamma menunjukkan bahwa hubungan antara variabel EPS dan return saham memiliki korelasi cukup, artinya ada hubungan antara kinerja perusahaan (EPS) dengan return saham. Sedangkan nilai koefisien gamma yang positif menunjukkan hubungan yang searah, jadi ketika nilai EPS perusahaan meningkat, maka return saham juga meningkat. sedangkan ketika nilai EPS perusahaan mengalami penurunan, maka tingkat return saham akan menurun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara variabel kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS dan return saham.
b. Analisis Hubungan Risiko Sistematis dan Return saham Tabel 5.5
Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Risiko dan Return saham
Variabel Ret.Saham Total
Negatif Positif Risiko sistematis (Leverage) Kurang Berisiko 30 (34,09%) 22 (25%) 52 (59,09%) Cukup Berisiko 12 (13,63%) 5 (5,68%) 17 (19,31%) Berisiko 14 (15,90%) 5 (5,68%) 19 (21,59%) Total 56 (63,63%) 32 (36,36) 88 (100%)
Sumber: Data yang Diolah (2016)
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara variabel risiko sistematis (leverage) dengan return saham pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan yang kurang berisiko memiliki presentase sebesar 59,09% diantaranya sebesar 34,09% memiliki return saham negatif dan sebesar 25% memiliki return saham positif. Sedangkan untuk perusahaan yang berisiko memiliki presentase penurunan tingkat return saham yang besar yaitu sebesar 15,90% serta perusahaan yang mengalami kenaikan return hanya sebesar 5,68% saja. Selain itu, sebanyak 19,31% pengamatan memiliki tingkat risiko cukup baik atau dapat juga dikatakan cukup berisiko, diantaranya
sebanyak 13,63% tingkat return sahamnya menurun dan sebanyak 5,68% tingkat return sahamnya positif atau meningkat.
Dari tabel tabulasi silang antara risiko dan return saham dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang kurang berisiko akan mengakibatkan tingkat return saham menurun, sedangkan ketika nilai risiko (leverage) saham perusahaan tinggi, atau perusahaan itu berisiko tinggi maka tingkat return saham justru menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa investor cenderung menghindari risiko ketika risiko suatu perusahaan itu tinggi,