BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada bagian ini penulis melakukan analisis data untuk menjawab permasalahan yang ada. Analisis data dalam penelitian menggunakan teknik deskriptif yaitu membandingkan tentang prosedur-prosedur pemberian kredit bagi UMKM, kemudian melakukan perhitungan dengan menggunakan teknik one way anova. Teknik ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi pemilihan bank pemberi kredit bagi UMKM ditinjau dari prosedur pemberian kredit antara bank konvensional dengan bank syariah.
Dalam penelitian ini mempertanyakan, apakah prosedur berpengaruh pada preferensi pemilihan bank pemberi kredit yang diajukan oleh pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Prosedur merupakan suatu tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Apabila suatu prosedur sangat berpengaruh pada preferensi pemilihan bank oleh pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah maka, langkah-langkah peminjaman kredit merupakan faktor penting dalam penentuan pemilihan bank pemberi kredit. Namun apabila prosedur tersebut tidak berpengaruh pada preferensi pemilihan bank oleh pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah maka, prosedur tersebut bukan merupakan faktor utama para pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk mengajukan permohonan kredit di bank.
Data pendukung yang diperoleh penulis berdasarkan kuesioner menunjukkan hampir semua pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah tidak
begitu menyukai untuk meminjam kredit di bank. Dibuktikan dengan adanya komentar-komentar ‘negatif’ pada waktu pengisian kuesioner. Mereka mengeluhkan rumitnya prosedur peminjaman kredit yang ada di dalam kuesioner, dan dengan kerumitan prosedur tersebut, mereka enggan bahkan malas untuk mengajukan pinjaman kredit di bank. Dari hasil wawancara pada waktu pemberian kuesioner, masyarakat di Pundong dan Krebet lebih menyukai meminjam modal untuk mengembangkan usaha mereka di kanan- kiri tetangga mereka, selain cepat, tidak perlu prosedur yang rumit.
Dalam rangka pengujian Anova, maka terdapat data yang disusun sebagai berikut:
Tabel 3: Perbandingan Preferensi UMKM Pada Pemilihan Bank Pemberi Kredit Ditinjau Dari Prosedur Pemberian Kredit
Pengusaha Bank Konvensional Bank Syariah
1 1 3 2 8 6 3 8 1 4 1 7 5 1 8 6 8 1 7 1 1 8 1 8 9 1 8 10 6 7 11 8 6 12 3 8 13 8 1 14 8 4 15 6 1 16 6 7 17 2 2 18 2 2
Tabel 3: Perbandingan Preferensi UMKM Pada Pemilihan Bank Pemberi Kredit Ditinjau Dari Prosedur Pemberian Kredit (lanjutan) 19 7 2 20 8 1 21 1 6 22 7 7 23 1 1 24 1 5 25 1 3 26 8 1 27 3 8 28 7 7 29 7 7 30 8 1 31 1 8 32 7 5 33 8 1 34 1 4 35 8 8 36 3 1 37 8 6 38 1 7 39 6 7 40 1 7 41 1 1 42 6 8 43 8 8 44 6 8 45 8 6 46 8 1 47 1 1 48 1 3 49 1 6 50 7 2 n 50 50 X 4.58 4.56
Sebelum melakukan penghitungan Anova, maka perlu adanya pengujian homogenitas varian terlebih dahulu dengan uji F.
F=Varian Terbesar Varian Terkecil F=12,81=1,09 11,69 Bank Konvensional: s = 8 – X1= 8 – 4,58 = 3,42 s2= (3,42)2= 11,69 (varian terkecil) s = X1– 1 = 4,58 – 1 = 3,58 s2= (3,58)2= 12,81 (varian terbesar) Bank Syariah: s = 8 – X2= 8 – 4,56 = 3,44 s2= (3,44)2= 11,83 s = X2– 1 = 4,56 – 1 = 3,56 s2= (3,56)2= 12,67 keterangan: s = deviasi standar
X1 = rata-rata bank konvensional X2 = rata-rata bank syariah
Harga F hitung tersebut dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na– 1 dan dk penyebut nb– 1. Jadi dk pembilang = 50 – 1 = 49, dk penyebut = 50 – 1 = 49.
Dengan dk pembilang = 49 dan dk penyebut = 49, berdasarkan tabel F (lampiran), maka harga F tabel untuk 5% = 1,60. Harga F hitung lebih kecil darii F tabel (1,09 < 1,60). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian data yang akan dianalisis homogen. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel dalam uji homogenitas ini, maka varian tidak homogen.
Tabel 4: Perhitungan Anova
Bank Konvensional Bank Syariah Total
X1 X12 X2 X22 X X2 1 1 3 9 4 16 8 64 6 36 14 196 8 64 1 1 9 81 1 1 7 49 8 64 1 1 8 64 9 81 8 64 1 1 9 81 1 1 1 1 2 4 1 1 8 64 9 81 1 1 8 64 9 81 6 36 7 49 13 169 8 64 6 36 14 196 3 9 8 64 11 121 8 64 1 1 9 81 8 64 4 16 12 144 6 36 1 1 7 49 6 36 7 49 13 169 2 4 2 4 4 16 2 4 2 4 4 16 7 49 2 4 9 81 8 64 1 1 9 81 1 1 6 36 7 49 7 49 7 49 14 196 1 1 1 1 2 4 1 1 5 25 6 36 1 1 3 9 4 16 8 64 1 1 9 81 3 9 8 64 11 121 7 49 7 49 14 196 7 49 7 49 14 196 8 64 1 1 9 81 1 1 8 64 9 81 7 49 5 25 12 144 8 64 1 1 9 81 1 1 4 16 5 25 8 64 8 64 16 256 3 9 1 1 4 16 8 64 6 36 14 196 1 1 7 49 8 64 6 36 7 49 13 169 1 1 7 49 8 64 1 1 1 1 2 4
Tabel 4: Perhitungan Anova (lanjutan) 6 36 8 64 14 196 8 64 8 64 16 256 6 36 8 64 14 196 8 64 6 36 14 196 8 64 1 1 9 81 1 1 1 1 2 4 1 1 3 9 4 16 1 1 6 36 7 49 7 49 2 4 9 81 229 1532 228 1436 457 4959 n1= 50 n2= 50 ∑ N = 100
Sumber: Data diolah B. Uji Hipotesis
a. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pemilihan bank pemberi kredit ditinjau dari prosedur pemberian kredit, berarti Ftab > Fh
Ha: Ada perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pemilihan bank pemberi kredit ditinjau dari prosedur pemberian kredit, berarti Ftab< Fh
b. Menghitung JK (Jumlah Kuadrat) total:
=4959 – 4572 100 = 4959 – 2088,49
c. Menghitung jumlah kuadrat antar, dengan rumus: =2292+2282–4572 50 50 100 =52441 + 51984–208849 50 100 = 2088,50 – 2088,49 = 0,01
d. Menghitung jumlah kuadrat dalam, dengan rumus:
= 2870,51 – 0,01 = 2870,50
e. Menghitung mean kuadrat (MK) antara, dengan rumus:
= 0,01 1 = 0,01
f. Menghitung mean kuadrat (MK) dalam, dengan rumus:
= 2870,50 9 = 29,29
g. Menghitung F hitung, dengan rumus:
= 0,01 29,29 = 0,0003
h. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel ringkasan Anova satu jalan. Tabel 5: Ringkasan Anova Hasil Perhitungan
Sumber variasi dk Jumlah Kuadrat M K Fh Ftab Keputusan Total 100 - 1 2870,51 - Antar Kelompok 2 – 1 = 1 0,01 0,01 Dalam kelompok 100 – 2 = 98 2870,50 29,29 0,000 3 5%= 3,94 1%= 6,90 Ftab > Fh (3,94 > 0,0003) Jadi Ho tidak ditolak untuk 5% dan 1% Sumber: Data diolah
i. Mengambil keputusan
Karena nilai F tabel > F hitung maka, Ho tidak ditolak. j. Menarik kesimpulan
Karena tidak bisa menolak Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pemilihan bank pemberi kredit ditinjau dari prosedur pemberian kredit.
C. Pembahasan
Data yang diolah oleh penulis, prosedur dari bank konvensional lebih diminati oleh para pengusaha yang sudah menapaki perdagangan ekspor- impor. Hal ini ditunjukkan dalam pengisian kuesioner dimana dari 20 pengusaha dari 50 pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sudah melakukan perdagangan ekspor-impor ada 15 pengusaha dari Krebet dan Pundong lebih memilih prosedur dari bank konvensional. Alasannya, karena dengan suku bunga yang sudah ditetapkan akan lebih mudah untuk memperkirakan besarnya pengembalian yang harus diberikan kepada pihak bank. Mereka berpendapat bahwa di bank syariah, belum tentu dapat mengembalikan pinjaman modal lebih sedikit dibandingkan pinjaman modal yang ditetapkan bank konvensional. Apabila salah dalam perhitungan, peminjam bisa mengembalikan pinjaman modal lebih besar dari pada mengembalikan pinjaman modal di bank konvensional. Sedangkan prosedur dari bank syariah cenderung diminati oleh para pengusaha yang perdagangannya masih di sekitar daerah mereka tinggal. Ditunjukkan 30 pengusaha dari 50 pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Krebet dan Pundong yang masih melakukan perdagangan lokal (di daerah tempat tinggal) cenderung memilih bank syariah. Alasan mereka lebih memilih prosedur dari bank syariah karena mereka tergiur akan adanya pembagian hasil (nisbah). Mereka tidak memikirkan jumlah pinjaman yang akan dikembalikan kepada pihak bank, apakah lebih kecil atau malah lebih besar. Mereka memiliki pandangan ‘kalau bisa ditawar pasti akan lebih murah’.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam memilih bank pemberi kredit ditinjau dari prosedurnya. Hal ini dibuktikan dengan melihat perhitungan F hitung sebesar 0,0003. Artinya, semakin kecil F hitung semakin kecil pula perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pemilihan bank pemberi kredit.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai p (sig) sebesar 0,973. Berarti nilai p lebih besar dari nilai 0,05 yang menandakan Ho tidak ditolak. Jelas bahwa faktor prosedur peminjaman kredit di bank bukan merupakan penyebab adanya perbedaan atau dengan kata lain faktor prosedur tidak berpengaruh sama sekali bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam menentukan bank pemberi kredit.
Jika hasil penelitian diamati lewat pengolahan SPSS dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas, dimana p > 0,05 ; maka Ho tidak ditolak atau kedua rata-rata populasi sama, sedangkan p < 0,05 ; maka Ho ditolak atau kedua rata-rata populasi tidak sama. Maka, tampak nilai F hitung = 0,001 (lihat lampiranoneway) dan p (sig) = 0,973, oleh karena itu p > 0,05, yang berarti Ho tidak ditolak atau kedua rata-rata populasi sama.
Apabila hasil penelitian diamati berdasarkan pengambilan keputusan atas dasar perbandingan F hitung dengan F tabel, dimana jika F hitung < F tabel, maka Ho tidak ditolak dan Ha ditolak, dan jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha tidak ditolak. Tampak pada perhitungan F hitung = 0,001 dan F tabel = 3,94 pada taraf kepercayaan 95% (α = 5%), dimana derajat
bebas (df) 1 dan 2 adalah df 1 = n – 1 = 2 – 1 = 1, dan df 2 = N – n = 100 – 2 = 98, sehingga F tabel = F (0,05;1;98) = 3,94
Ho ditolak Ho Ditolak
Ho diterima
-1,97 +1,97
Gambar III: KurvaOne Way Anova
Maka diputuskan F table < F hitung < F tabel, berarti Ho tidak ditolak.
Kesimpulannya terbukti secara menyakinkan bahwa Ho tidak ditolak, maka tidak ada perbedaan preferensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pemilihan bank pemberi kredit ditinjau dari prosedur pemberian kredit.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan preferensi pemilihan bank pemberi kredit ditinjau dari prosedurnya. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan F hitung sebesar 0,001 lebih kecil daripada F tabel sebesar 3,94 dan p (sig) = 0,973 lebih besar daripada 0,05 yang berarti Ho tidak bisa ditolak.
Selain itu, diperoleh data yang menunjukkan bahwa prosedur bukan merupakan faktor utama dalam pemilihan bank pemberi kredit. Ditunjukkan dengan adanya komentar-komentar (lihat lampiran) dari para pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menjadi responden. Para pengusaha cenderung mempertimbangkan bunga pengembalian kredit dari pada prosedur peminjaman kredit untuk mengambil pinjaman kredit di bank.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian yaitu:
1. Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menjadi responden sebagian tidak memahami prosedur kredit di bank sehingga ada beberapa kuesioner yang tidak valid dan menghambat dalam melakukan analisis data,
2. Prosedur peminjaman kredit di bank bukan merupakan faktor utama pengusaha yang menjadi responden untuk memutuskan meminjam kredit di bank.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang penulis berikan yaitu:
1. Bank pemberi kredit mengadakan pengenalan lebih lanjut mengenai berbagai macam jenis produk bank pemberi kredit kepada para pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga dapat memberikan pandangan maupun gambaran dalam melakukan peminjaman kredit di bank,
2. Untuk penelitian selanjutnya bisa membandingkan antara dua bank pemberi kredit yang berbeda, serta menambahkan variabel yang akan diteliti. Tidak hanya variabel prosedur saja, tetapi juga ditambah dengan variabel bunga atau variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Darmi dan Widiatmoko. 2003. Profil Usaha Kecil Menengah di Jawa Tengah.FOKUS Ekonomi, Vol.2, No.3, 215-228.Jakarta: Graha Akuntan.
BPD DIY (bank konvensional dan bank syariah).
Hardanti, Reni. 2002. Diktat Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi USD.
Hartanti, Wiwik. 2004. Pelaksana Perjanjian Ijarah Muntahia Bittamlik. Thesis.Fakultas Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Tidak Dipublikasikan.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Marlin, Susana. 2006. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Terhadap Kelompok Kredit Usaha Kecil. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma. Tidak Dipublikasikan.
Muhamad. 2003. Sistim dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Purwohedi, Unggul. 2006. Penilaian Kinerja Bank Syariah Mandiri: Sebuah Studi Eksploratori.Wahana Akuntansi (jurnal ilmiah), Vol.1, No. 1, 1-16.Jakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
Puwataatmadja, Karnaen dan Syafi’i, M. Antonio. 1992. Apa dan Bagaimana Bank Islam.Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Sugiyono. 2007.Statistik Untuk Penelitian.Bandung: CV.Alfabeta.
Sumadji, Pratama, dan Rosita. 2006. Kamus Ekonomi Lengkap. ______: Wipress.
Susanto, Antonius C.N. 2006. Analisis Perbandingan Pemberian Kredit Antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah.Skripsi.Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma. Tidak Dipublikasikan.
Suyatno, Thomas. 1996.Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suyatno, Thomas. 1999. Dasar-dasar Perkreditan. Edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tjoekam, Mohamad. 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
UU No.10/1998 tentang Perbankan.
Widodo, Edi dan Untung, Widodo Hendy. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah.Bogor: Ghalia Indonesia.
_______, www.ekonomirakyat.com
_______, 25 November 2007. http:// usaha-umkm.blog.com/ciri+ciri+umkm/. _______, 2007. Meningkatkan KinerjaPerekonomian Bangsa Melalui
Sektor Industri Kecil dan Menengah.Jurnal FOKUS, edisi 58, 3-4, 13-14.Jakarta: Graha Akuntan.
_______, 2007. Peran Serta UKM Dalam Perekonomian. Jurnal FOKUS, edisi 58, 15.Jakarta: Graha Akuntan.
Lampiran
Ringkasan pernyataan para pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Krebet
“Saya lebih suka meminjam di bank konvensional karena pengembalian pinjaman sudah ditetapkan jadi tidak perlu repot untuk memperkirakan berapa pinjaman yang akan dikembalikan.”
“Sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk pinjam modal di bank karena prosedur yang sangat rumit, saya lebih suka pinjam di koperasi karena tidak serumit meminjam kredit di bank.”
Pundong
“Saya biasanya pinjam modal di tetangga kanan kiri, karena tidak repot mengurusi syarat-syarat yang rumit seperti di bank”
“Kedua bank ini sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri- sendiri, tetapi saya cenderung memilih bank konvensional karena sudah jelas berapa yang harus kita kembalikan kepada pihak bank.”
“Saya tidak suka pinjam di bank, karena prosedur yang terlalu rumit, belum lagi kalau kita tidak bisa tepat waktu mengembalikannya, jumlah pengembaliannya lebih besar karena ada denda.”
“Saya tidak pernah pinjam dari bank, karena uang yang ada ya itu yang saya pakai, entah itu buat makan, atau buat modal menerima pesanan gerabah, jadi uangnya muter, dan saya tidak pernah mengalami kekurangan. Jadi saya tidak perlu meminjam dari bank.”
“Saya lebih suka pinjam di bank Syariah, karena bisa tawar menawar dengan pihak bank.”