• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data dan Analisis Data Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3. Deskripsi Data dan Analisis Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari hasil penelitian di lapangan.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik Model Goerge C. Edward III terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Teori ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang mencapai target.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan dalam menggali data dan informasi tentang topik dan isu-isu yang ditujukan untuk mencocokan antara realita empirik dengan teori yang digunakan pada penelitian.Metode penelitian kualitatif juga dilakukan secara empiris dan sistematis agar data yang diperoleh dapat diinterprestasikan. Data lain juga diperoleh melalui dokumentasi dan observasi langsung di lapangan. Pada penelitian ini juga peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam menganalisis dan menginterprestasikan data yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah observasi, wawancara, dan studi kepustakaan sebagai tambahan informasi.Dari pengumpulan data ini didapatkan data yang dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pada sub bab ini juga peneliti akan mendeskripsikan data-data yang telah didapatkan peneliti dari ketiga teknik pengumpulan data yang telah peneliti lakukan.

Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting yang diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi data (conclusion drawing/verifying).Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mereduksi data (data reduction), yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display). Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan antar kategori, network, flowchart dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks narasi. Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan (verification) setelah data bersifat jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban atas masalah penelitian.

Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang terjadi dalampelaksanaanprogram gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang. Analisa yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik Model Goerge C. Edward III terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penerapan atau pelaksanaan Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang dalam mencapai target. Pelaksanaan merupakan bagian dari suatu proses kebijakan sebelum dilakukan suatu evaluasi kebijakan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauhmanaimplementasi kebijakan yang buat pemerintah dalam mencapai tujuan.

Umumnya, implementasi merupakan suatu hal mengenai kebijakan yang mengarah pada suatu proses pelaksanaan dari hasil kebijakan. Implementasi kebijakan dalam prakteknya adalah suatu proses pelaksanaan yang rumit bahkan tidak jarang bermuatan politis dan adanya tekanan dari berbagai kepentingan. Implementasi kebijakan biasanya berbentuk undang-undang, perintah atau keputusan-keputusan yang buat oleh suatu lembaga pemerintah untuk mengidentifikasikan suatu masalah di masyarakat untuk diatasi.

1. Sumber daya

a. Staf

Pada setiap pelakasanaan kebijakan membutuhkan staf.Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang yang melaksanakan adalah staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Staf yang di tunjuk adalah orang-orang yang paham, ahli dan kompeten dalam permasalahan sampah yang ada di perkotaan. Staf memiliki peran yang penting dalam implementasi kebijakan karena staf yang akan turun langsung ke para pelaksanaan dalam menjalankannya.

Peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan yaitu Ibu Leni, berikut menurut pernyataan beliau:

“Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah yang ada di Kota Tangerang semakin hari semakin menggunung di TPA Rawa Kucing perlu adanya program untuk mengurangi sampah di rawa kucing yaitu bank sampah, dalam proses menjalakannya tanggung jawab dari bidang bina program Dinas Kebersihan dan Pertamanan.” (16 Juni 2014 Jam 10.00 WIB di kantor DKP Tangerang)

Namun seperti apa kesiapan para staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, berikut pernyataan Ibu Leni:

“Kesiapan dari kami melakukan perencanaan materi program bank

sampah dan kami melakuan pendalaman materi agar kami pun paham ketika turun ke masyarakat tentang prosedural bank sampah.”(16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan penyataan hasil wawancara di atas menerangkan bahwa Staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Salah satunya dalam pengelolaan sampah yaitu bank sampah. Proses implementasi bank sampah berada di bawah perencanaan bidang bina program Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Bidang bina program melakukan persiapan materi program bank sampah dan proses pelaksanaan bank sampah di Kota Tangerang.

Staf harus memiliki kesiapan dan pemahaman yang baik dalam program bank sampah. Staf akan turun langsung ke masyarakat untuk menjelaskan dan mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan dan mengetahui program bank sampah.

b. Informasi

Setiap kebijakan perlu adanya sebuah informasi yang sampaikan kepada masyarakat.Informasi implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang disampaikan melalui tulisan maupun verbal.Dengan adanya informasi program gerakan 1000 bank sampah dapat menambah pengetahuan atau mempengaruhi seseorang dalam menangani permasalahan sampah.

Peneliti mewawancari Bapak H. Taufik Syahzaeni S.T., M.Si., M.Sc. Kepala bidang bina program Dinas Kebersihan dan Pertamanan bagaimana informasi implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang disampaikan, berikut pernyataan:

“Dalam kebijakan yang telah dibuat tindakan selanjutnya yaitu memberikan informasi. Apabila tidak ada informasi yang disampaikan maka kebijakan itu tidak akan berjalan dengan baik. Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui koran

“kota benteng”, talk show radio, forum-forum, spanduk dan baligo.

Karena dengan adanya informasi tersebut kita memberi tahu masyarakat bahwa ada program bank sampah di Kota Tangerang.Serta mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan.” (19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara di atas program gerakan

1000 bank sampah telah diinformasikan melalui koran “kota benteng”, talk

show radio, forum-forum, spanduk dan baligo. Informasi yang diberikan agar masyarakat mengerti dan sadar akan lingkungan tentang permasalahan sampah.

Sedang menurut Ibu Endah Suratno selaku pengurus Bank Sampah di Komplek POLRI Batu Ceper, menyatakan sebagai berikut:

“Kami mendapatkan informasi dari forum kompos kota, di sana kami diberi tau bahwa ada program bank sampah dari pemerintah.” (17 Juni 2014 Pukul11.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper)

Bahwa berdasarkan wawancara di atas dapat dijelaskan oleh salah satu pelaksana program bank sampah informasi yang didapat tentang program bank sampah dari forum KOMPOS (Komunikasi Pengelola Sampah) kota.

c. Wewenang

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah memiliki kewenangan bagi para pelaksana dalam menjalankan kebijakan. kewenangan untuk melaksanakan program bank sampah terlegitimasi atau

yang memiliki otoritas adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Guna menyelesaikan permasalahan sampah yang semakin hari semakin menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta memperpanjang usia penggunaan TPA.

Pelaksanaan program bank sampah merupakan perwujudan dariUndang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tantang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Bina Program adalah Bapak H. Taufik Syahzaeni S.T., M.Si., M.Sc. Beliau mengatakan:

”Kewenangan yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki peran tanggung jawab terhadap permasalahan sampah yang ada. Dinas Kebersihan dan Pertamanan bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan Kota Tangerang.Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan sampah yaitu dengan bank sampah.Sampah dapat dikelola akan menghasilkan nilai ekonomi dan dapat bermanfaat.” (19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Hal ini dipaparkan pula oleh staf bina program Ibu Astrini, yaitu: “Dalam menjalankan tugas kedinasan DKP berpatokan kepada Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan susunan organisasi dinas daerah pasal 14. Sedangkan untuk mengelola sampah di Kota Tangerang kami mempunyai landasan aturan yaitu Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah.” (18 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa di Undang-undang sudah mengatur soal penanganan dan pengelolaan sampah dilegitimasikan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Maka dari itu, diharapkan dengan adanya program bank sampah bisa menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Tangerang.

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu sarana prasarana untuk memperlancar dan mempermudah proses pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah. Fasilitas disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menunjang penyelenggaran yang ada di masyarakat tepat sasaran.Fasilitas dalam pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah telah diberikanoleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, berikut pernyataan Ibu Astrini staf bidang bina program:

“Kami mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada masyarakat dalam menjalankan bank sampah serta menyediakan sarana prasarana penunjang untuk bank sampah seperti modul, buku tabungan, buku catatan, timbangan dan kotak pemilah sampah.” (18 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan pernyataan wawancara di atas Dinas telah menyediakan sarana prasarana penunjang bank sampah seperti modul, buku tabungan, buku catatan, timbangan dan kotak pemilah sampah. Hal ini diperkuat dengan penelitian lapangan, telah ada fasilitas yang diberikan

pemerintah. Namun masih ada temuan kekurangan fasilitas yang terjadi dilapangan. Berdasarkan wawancara dengan mentor dan pengurus bank sampah, yaitu:

“Dengan berjalannya program bank sampah serta adanya antusias

dari masyarakat di sini ada penambahan nasabah. Kami masih kekurangan buku tabungan bank sampah dan butuh tambahan buku

laporan kas bank sampah.” (menurut Ibu Endah Suratno 17 Juni

2014 Pukul11.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper

2. Komunikasi

a. Transmisi

Transmisi merupakan penerusan informasi dari pembuat kebijakan kepada masyarakat agar kebijakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Transmisi memperhatikan saluran yang dipakai untuk mengirim informasi, serta memastikan bahwa informasi sampai secara akurat. Transmisi bagaimana suatu kebijakan dapat ditransformasikan dari pemerintah kepada masyarakat dan salah satu konsep yang penting dalam mengimplementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.

Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang dilandasi aturan hukum yaitu Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah,Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tantang Pengelolaan Sampahdan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Berikut merupakan pernyataan dari staf Bidang Bina Program Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang yaitu Ibu Leni Nuraeni, beliau menyatakan:

“Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui media surat kabar dan kelompok kerja di masyarakat pokja forum kompos tangerang hijau dan kader-kader pkk (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga).” (16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui media surat kabar dan kelompok kerja di masyarakat serta forum kompos tangerang hijau dan kader-kader PKK.

Hasil wawancara dengan Ibu Astrini selaku staf Bina program mengatakan sebagai berikut:

“Penyampaian informasi tentang program pengelolaan bank

sampah kami lakukan dengan cara sosialisasi kepada masyarakat melalui forum-forum yang ada di Kota Tangerang, misalnya lewat kader ibu PKK, forum kompos maupun datang ke kelurahan.” (18 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara di atas menjelaskan Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah melakukan sosialisasi dalam penyampaian informasi mengenai program pengelolaan bank sampah. Sosialisasi melalui forum-forum misalnya kader-kader PKK, forum kompos tangerang hijau maupun datang ke kelurahan.

b. Kejelasan

Melaksanakan suatu kebijakan harus ada kejelasan. Kejelasan komunikasi yang diberikan oleh pembuat kebijakan kepada para pelaksana haruslah jelas, akurat dan tidak ambigu. Para pelaksana dijelaskan latar belakang kebijakan itu lahir dan untuk menyelesaikan permalasahan seperti apa sehingga para pelaksana dapat terlibat langsung dalam implementasinya. Apabila kejelasan informasi yang disampaikan berjalan dengan baik maka pelaksanaan suatu kebijakan akan mencapai suatu tujuan dan sasaran.

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang seperti apa kejelasan penyampaian informasinya berikut penuturan dari Ibu Leni:

“Proses informasi berjalan dengan jelas dan baik. Kami melakukan komunikasi sosialisasi serta koordinasi kepada bank sampah masyarakat karena kami ingin mengetahui sejauh mana perkembangan bank-bank sampah tersebut.” (16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Kejelasan proses informasi sudah berjalan dengan baik. Kejelasan informasi telah dilakukan oleh DKP Kota Tangerang karena untuk mengetahui perkembangan bank-bank sampah tersebut.

Hal ini senada dikatakan Bapak Cecep selaku pengurus Bank Central Sampah, beliau mengatakan:

“Informasi dari pemerintah sudah dilakukan dengan baik.

koordinasi pelaksanaan bank sampah.” (15 Juni 2014 Pukul 14.15 WIB di BCS TPA Rawa Kucing)

Berdasarakan hasil wawacara di atas menjelaskan pemerintah kota sudah melakukan agenda sosialisasi dan koordinasi pada pelaksanaan program bank sampah, yang kemudian ditinjau langsung oleh peneliti kepada bank sampah dan masyarakat. Berdasarkan penelitian di lapangan dijelaskan oleh Bapak Yasin, yaitu:

“Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah sering melakukan

sosialisai terkait pengelolaan sampah. Di setiap sosialisasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Kami sebagai masyarakat juga mendukung setiap program yang baik. Namun, kami sudah melakukan tahap pengelolaan sampah yang disampaikan oleh pemerintah, pemerintah masih lambat tindakannya. Ada sampah yang masih belum diangkut setelah kami melakukan pengumpulan sampah.” (18 Juni 2014 Pukul 14.45 WIB di Karang Tengah)

Berdasarkan wawancara di atas menjelaskan pemerintah melakukan sosialisasi terhadap pengelolaan sampah dengan baik. masyarakat pun ikut hadir dalam acara sosialisasi dan masyarakat pun mengikuti apa yang telah dianjurkan pemerintah untuk mengelola sampah bersama. Namun pemerintah masih lambat dalam tindakan berikutnya. Tindakan yang lambat dalam mengambil sampah yang telah terkumpul di bank sampah.

c. Konsistensi

konsistensi merupakan ketetapan dan kemantapan informasi kebijakan dalam setiap pelaksanaannya. Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota tangerang butuh konsistensi dalam

penerapannya, karena apabila berubah-ubah membuat bingung pelaksana kebijakan dan sasaran tidak akan tercapai.

Konsistensi erat kaitan terhadap kegiatan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus. Pada program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang pemerintah menargetkan ada seribu bank sampah dalam kurun waktu lima tahun.

Hal ini diungkapkan oleh Ibu Astrini staf bina program DKP Kota Tangerang, beliau mengatakan:

“Gerakan program bank sampah telah dilakukan dari tahun 2012

dan akan terus berjalan selama lima tahun. Kita terus berupaya melakukan optimalisasi peningkatan bank sampah dari tahun ke tahun. Turun langsung ke masyarakat melakukan sosialisasi, pengarahan dan pembimbingan. Setiap bulannya kami ada

koordinasi laporan bank sampah”. (18 Juni 2014 Pukul 09.00

WIB di Kantor DKP Tangerang)

Dalam hal ini juga diungkapkan Ibu Marliyani Sekertaris Bank Sampah Komp. POLRI Batu Ceper, beliau mengatakan:

“Pemerintah suka mengadakan pertemuan bulanan untuk membahas koordinasi laporan bulanan bank sampah, terkadang kalau lagi ada di forum kompos atau forum ibu-ibu PKK suka

menanyakan perkembangan bank sampah”. (17 Juni 2014

Pukul12.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper)

Sedangkan menurut Bapak M. Nuh Mentor Bank Sampah di daerah Cipondoh, beliau mengatakan :

“DKP melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada mentor

-mentor tentang bank sampah setelah itu -mentor--mentor yang telah mengikuti pelatihan bersama DKP melakukan sosialisasi tentang bank sampah. Namun setelah berjalan lebih dari enam

bulan lebih tidak ada tindak lanjut perhatian lagi dari DKP”. (15 Juni 2014 Pukul 10.35 WIB di Perumahan Poris Indah)

Program gerakan bank sampah di mulai dari tahun 2012 dan akan terus berlangsung sampai lima tahun ke depan. Dalam kurun lima waktu ke depan dengan target sudah ada 1000 bank sampah di Kota Tangerang. Pemerintah masih terus mengoptimalkan gerakan program bank sampah dalam melakukan sosialisasi dan pembinaan dari tahun ke tahun. Pemerintah pun melakukan upaya koordinasi laporan bank sampah setiap bulannya.

3. Disposisi

a. Pengangkatan birokrat/organisasi

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang Dinas Kebersihan dan Pertamanan dibantu Bank Central Sampah dan para mentor bank sampah. Bank Central Sampah (BCS) merupakan tempat melakukan penimbangan dan penukaran sampah menjadi uang. Sampah yang telah terkumpul di bank sampah masyarakat lalu di bawa oleh Bank Central Sampah dan ditukar dengan uang. Mentor bank sampah adalah orang yang bertugas untuk membimbing bank sampah di masyarakat, biasanya mentor merangkap menjadi Ketua bank sampah di masyarakat.

Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak M. Nuh selaku Mentor Bank Sampah, berikut pernyataannya:

“Menjadi mentor bank sampah berawal dari keikutsertaan saya pada forum kompos kota kemudian saya di undang pada acara pelatihan bank sampah. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya di tunjuk menjadi mentor di wilayah sekitar Cipondoh ini.” (15 Juni 2014 Pukul 10.35 WIB di Perumahan Poris Indah)

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Nanik Mentor bank sampah, beliau mengatakan:

“Saya menjadi mentor bank sampah saat ikut pelatihan yang diadakan oleh DKP. Sebelumnya, saya sering ikut acara dari pak wali. Saya mengikuti segala kegiatan, seperti pelatihan bank sampah di manasaya di undang dalam pelatihan tersebut dan kemudian ditunjuk menjadi mentor di Sangiang Jaya.” (21 Juni 2014 Pukul 13.30 WIB di Kelurahan Sangiang Jaya)

Berdasarkan penelitian hasil wawancara di atas bahwa mentor-mentor bank sampah diberikan pelatihan tentang bank sampah, kemudian mentor-mentor tersebut memegang wilayah untuk menjalankan program gerakan bank sampah. Selain dari pelatihan penyuluhan, peneliti juga menemukan untuk membentuk bank sampah ada cara lain menurut Bapak H. Taufik Syahzaeni, S.T, M.Si., yaitu:

“Dalam membentuk bank sampah tidak hanya dari undang calon mentor atau pengurus untuk mengikuti pelatihan dan penyuluhan. Ada cara lain untuk membentuk bank sampah yaitu dengan cara membuat proposal ke Dinas Kebersihan daan Pertamanan yang nantinya kami konfirmasi dan dilaksanakan pembinaan untuk bank

sampah” (19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di Kantor DKP

Tangerang) b. Insentif

Pelaksanaan kebijakan diperlukan suatu insentif untuk para implementor sebagai stimulus pelaksanaan kebijakan agar mencapai sasaran. Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang akan

menemukan kendala apabila tidak ada stimulus dari pemerintah yang dapat menggerakan kesadaran masyarakat. Pemerintah dapat memberikan insentif berupa materi. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan perhatian berupa penghargaan prestasi, sehingga masyarakat dapat termotivasi dalam mencapai sasaran.

Sejauh penelitian lapangan yang dilakukan, peneliti belum melihat pemberian insentif yang dilakukan pemerintah. Ini diperkuat dengan penelitian lapangan pernyataan dari Ibu Nanik, selaku pengurus bank sampah di wilayah Sangiang Jaya, seperti berikut:

“Pemerintah masih kurang memberikan insentif pada saat proses

penimbangan, tidak ada logistik yang diberikan. Padahal kan kita pengurus harus berpanas-panasan, keringetan dan nungguinyang pada datang bisa sambil makan dan minum tapi ini belum diberikan.” (21 Juni 2014 Pukul 13.30 WIB di Kelurahan Sangiang Jaya)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menyatakan pemerintah masih kurang memberikan insentif. Belum adanya insentif berupa dana operasional untuk para pelaksana. Padahal para pengurus bank sampah harus melakukan mekanisme bank sampah sambil panas-panasan dan keringetan tapi tidak ada logistik makan dan minum.

4. Struktur birokrasi

a. Standard Operating Prosedures (SOPs)

Standard Operating Prosedures (SOPs) merupakan bentuk sistem kerja yang teratur dan sistematis, yang dapat menggambarkan tujuan program yang dilaksankan sesuai dengan kebijakan. Bank adalah sebuah lembaga yang umumnya didirikan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang kepada masyarakat. Namun belakangan bank menjadi tempat yang berhubungan penyimpanan uang berubah menjadi hal lain. Bank sudah menjadi tempat penyimpanan sampah, namanya bank sampah.Bank sampah merupakan salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah yang ada di lingkungan.Sampah yang dianggap sesuatu yang tidak berguna dan sudah tidak punya nilai yang sudah dibuang atau terbuang dari aktifitas manusia.Sampah yang dikelola dengan baik dari hulu (rumah tangga) sampai hilir dapat berharga, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, dan dapat mengurangi sumber masalah penyakit.

Bank Sampahadalah tempat penerimaan dan penyimpanan sampah, tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi, dengan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah

Dokumen terkait