• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. Sampel pada penelitian ini adalah 2 kelas dari seluruh kelas X, yakni kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol, dimana masing-masing kelas terdapat 32 siswa. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media video, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan media power point slide.

Pelaksanaan tes berupa pretest dan posttest dilakukan di luar perlakuan, dimana pretest dilakukan sebelum perlakuan dimulai serta posttest dilakukan setelah 3 pertemuan dengan perlakuan tersebut. Soal-soal pretest dan posttest terdapat 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda. Tiap-tiap soal memiliki skor 5 atas jawaban yang benar dan memiliki skor 0 atas jawaban yang salah.

Penggunaan media video dalam kegiatan belajar ini mempunyai kelebihan dimana siswa lebih fokus dan tertarik dalam menyimak video yang sedang diputar dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu menjadi aktif dan berani mengajukan beberapa pertanyaan mengenai keingintahuannya pada materi yang disampaikan melalui media video

No Kelas Rombel Jumlah Siswa Jumlah Total Keterangan L P 1 X 8 158 117 275 2 XI IPA 4 57 97 154 3 XI IPS 3 59 51 110 4 XII IPA 4 59 68 127 5 XII IPS 3 57 61 118 Jumlah 22 363 420 784

tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelas eksperimen hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dimana hal ini dapat dilihat pada posttest atau tes akhir hasil belajar mereka, serta hal ini dapat dilihat juga pada hasil N-Gain kelas eksperimen yang lebih tinggi.

Setelah penghitungan N-Gain, selanjutnya dilakukan pengujian, yakni uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan rumus uji Liliefors, uji homogenitas dengan menggunakan rumus uji Fisher, sedangkan pada pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t.

1. Perhitungan Hasil Pretest

Berdasarkan hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (tes dilakukan sebelum perlakuan), maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi 60 65 Nilai Terendah 30 35 Mean 46,56 50,16 Median 47,85 52,2 Modus 46,85 52,35 Varians 55,37 38,29 Standar Deviasi 7,44 6,19 Jumlah Siswa 32 32

Berdasarkan tabel di atas, pada kelas eksperimen rentang nilainya adalah 30-60. Lalu terdapat hasil 46,56 pada nilai rata-rata (mean), 47,85 pada nilai median dan 46,85 pada nilai modus. Lalu pada hasil

nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 55,37 dan 7,44.

Sedangkan hasil pada kelas kontrol rentang nilainya adalah 35-65. Lalu terdapat hasil 50,16 pada nilai rata-rata (mean), 52,2 pada nilai median dan 52,35 pada nilai modus. Sedangkan pada nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 38,29 dan 6,19.

2. Perhitungan Hasil Posttest

Berdasarkan hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (tes dilakukan setelah perlakuan), maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Tertinggi 100 95 Nilai Terendah 70 65 Mean 85,62 77,19 Median 87,65 78,95 Modus 87,85 80,33 Varians 54,3 43,73 Standar Deviasi 7,37 6,61 Jumlah Siswa 32 32

Berdasarkan tabel di atas, pada kelas eksperimen rentang nilainya adalah 70-100. Lalu terdapat hasil 85,62 pada nilai rata-rata (mean), 87,65 pada nilai median dan 87,85 pada nilai modus. Lalu pada hasil nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 54,3 dan 7,37.

Sedangkan hasil pada kelas kontrol rentang nilainya adalah 65-95. Lalu terdapat hasil 77,19 pada nilai rata-rata (mean), 78,95 pada nilai

median dan 80,33 pada nilai modus. Sedangkan pada nilai varians dan standar deviasi pada kelas eksperimen, yakni 43,73 dan 6,61. Berikut ini data hasil nilai pretest dan posttest yang disajikan dalam bentuk diagram batang (Mean = Rata-rata):

Gambar 4.3

Diagram Batang Nilai Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest 3. N-Gain

N-Gain diperoleh setelah dilaksanakannya pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di luar perlakuan, serta tes ini dalam bentuk soal tipe pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hal ini dengan rincian dimana pretest dilaksanakan sebelum perlakuan, sedangkan posttest dilaksanakan setelah perlakuan, yakni pada kelas eksperimen, perlakuan dalam berupa pembelajaran menggunakan media video, sedangkan pada kelas kontrol perlakuan dalam berupa pembelajaran dengan tidak menggunakan media video.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan melalui pretest dan posttest, maka diperoleh N-Gain pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol yang dimana data pada kedua kelas tersebut disajikan pada tabel 4.4 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Sampel 32 32

Rata-Rata N-Gain 0,75 0,54

Kesimpulan Kategori dan pemahaman tinggi

Kategori dan pemahaman sedang

Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat diperoleh N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,75 (75%), sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,54 (54%). Dimana pada kelas eksperimen ini, nilai N-Gain termasuk ke dalam kelompok N-Gain kategori dan peningkatan pemahaman tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gain termasuk ke dalam kelompok N-Gain kategori dan peningkatan pemahaman tinggi.

Untuk patokan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yakni 75. Pada hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum ada yang mencapai KKM. Sedangkan pada hasil posttest, kelas eksperimen sebesar 96,87% yang mencapai KKM dan kelas kontrol sebesar 71,87% siswa yang mencapai KKM patokan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.

Maka kesimpulan dari tabel di atas bahwa hasil N-Gain kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan N-Gain kelas kontrol. Dan penggunaan media video pada kelas eksperimen pada mata pelajaran geografi lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan media video.

Persentase rata-rata (mean) N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5

Persentase Rata-Rata (Mean) N-Gain Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Kelas Eksperimen Kelas Kontrol C. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian dengan menggunakan uji Liliefors. Hal ini untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria sebagai berikut:

Ho diterima jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal Ho ditolak jika Lhitung > Ltabel, maka data tidak berdistribusi normal 1. Uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.6 sebagai berikut ini:

Tabel 4.6

Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kedua Kelas

Data Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Lhitung 0,1356 0,1483

Ltabel 0,1566 0,1566

N 32 32

Penentuan Lhitung ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari perhitungan, diperoleh Lo atau Lhitung pretest kelas eksperimen = 0,1356 dan Lo atau Lhitung pretest kelas kontrol = 0,1483. Sedangkan Ltabel diperoleh dari harga kritis Liliefors, dimana Ltabel = 0,1566 untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dan dari penghitungan data, diperoleh Lo atau Lhitung kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari Ltabel, maka kedua data dua kelas tersebut berdistribusi normal.

2. Uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.7 di bawah berikut ini:

Tabel 4.7

Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kedua Kelas

Data Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Lhitung 0,1556 0,1003

Ltabel 0,1566 0,1566

N 32 32

Kesimpulan Normal Normal

Penentuan Lo atau Lhitung ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari perhitungan, diperoleh Lhitung posttest kelas eksperimen = 0,1556 dan Lo atau Lhitung posttest kelas kontrol = 0,1003. Sedangkan Ltabel diperoleh dari harga kritis Liliefors, dimana Ltabel = 0,1566 untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dan dari penghitungan data, diperoleh Lo atau Lhitung kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari Ltabel, maka kedua data dua kelas tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan Uji Fisher. Kriteria pada pengujian ini adalah:

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

1. Uji homogenitas nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat disajikan dalam tabel 4.8 di bawah berikut ini: Tabel 4.8

Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas

Data Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Varians atau S2 55,37 38,29

Fhitung 1,45

Ftabel 1,84

N 32 32

Kesimpulan Homogen Homogen

Penentuan Fhitung ditentukan dari perhitungan Uji Fisher, dimana varians terbesar dibagi dengan varians terkecil. Dari perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,45. Sedangkan Ftabel diperoleh 1,84 pada taraf signifikansi 5%, dengan derejat kebebasan pembilangnya = 31 dan derajat kebebasan penyebutnya = 31. Dan dari penghitungan data, diperoleh Fhitung < Ftabel (1,45 < 1,84), maka data sampel hasil nilai pretest kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen.

2. Uji homogenitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Data Hasil Uji Homogenitas

Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Varians atau S2 54,3 43,73

Fhitung 1,24

Ftabel 1,84

N 32 32

Kesimpulan Homogen Homogen

Penentuan Fhitung ditentukan dari perhitungan Uji Fisher, dimana varians terbesar dibagi dengan varians terkecil. Dari perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,24. Sedangkan Ftabel diperoleh 1,84 pada taraf signifikansi 5%, dengan derajat kebebasan pembilangnya = 31 dan derajat kebebasan penyebutnya = 31. Dan dari penghitungan data, diperoleh Fhitung < Ftabel (1,24 < 1,84), maka data sampel hasil nilai pretest kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Setelah menguji normalitas dan homogenitas data, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus uji-t. Dengan kriteria seperti berikut:

Jika thitung < ttabel = Maka Ho diterima Jika thitung > ttabel = Maka Ho ditolak

1. Uji hipotesis nilai pretest. Hasil uji hipotesis pada kedua kelas dapat disajikan dalam tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Data Hasil Uji Hipotesis Pretest Kedua Kelas

Data Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Mean (Rata-rata) 46,56 50,16

thitung - 2,34

ttabel 1,66

N 32 32

Kesimpulan

Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi

Penentuan thitung ditentukan dari perhitungan rumus uji-t. Dari perhitungan, diperoleh thitung = - 2,34. Sedangkan untuk ttabel = 1,66diperoleh pada taraf signifikan 0,05 serta dengan menghitung derajat kebebasan = 32 + 32 – 2 = 62. Dengan demikian, maka dapat diperoleh thitung < ttabel (- 2,34 < 1,66), maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi sebelum diberikan perlakuan.

2. Uji hipotesis nilai posttest. Hasil uji hipotesis pada kedua kelas dapat disajikan dalam tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Data Hasil Uji Hipotesis Posttest Kedua Kelas

Data

Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Mean (Rata-rata) 85,62 77,19

thitung 4,84

N 32 32

Kesimpulan

Terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi

Penentuan thitung ditentukan dari perhitungan rumus uji-t. Dari perhitungan, diperoleh thitung = 4,84. Sedangkan untuk ttabel = 1,66 diperoleh pada taraf signifikan 0,05 serta dengan menghitung derajat kebebasan = 32 + 32 – 2 = 62. Dengan demikian, maka dapat diperoleh thitung > ttabel (4,84 > 1,66), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

2. Hasil Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini terdapat 2 macam observasi, yakni yang pertama observasi terhadap guru, dalam hal ini peneliti sebagai guru dalam memberikan treatment dan materi dalam pembelajaran serta yang kedua adalah observasi terhadap siswa. Dalam hal pelaksanaan observasi terhadap guru, peneliti meminta bantuan terhadap teman sebaya atau satu angkatan dengan jurusan serta prodi yang sama sebagai observer terhadap peneliti yang menjadi guru dalam kegiatan mengajar di dalam kelas.

a. Observasi guru

1. Pengamatan terhadap guru pada kelas eksperimen

Dalam hal ini observer (teman sebaya) melihat kegiatan mengajar guru (peneliti) dari waktu awal sampai selesai mengajar di dalam kelas. Observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi kepada siswa, serta menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan

media video memiliki kemampuan yang cukup. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik.

Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-1, pada ranah pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran termasuk ke dalam kategori baik, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang cukup dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran.

Observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi kepada siswa, serta menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video memiliki kemampuan yang cukup. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik.

Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-2, observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan baik dalam motivasi kepada siswa serta dalam menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video. Dalam

hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori baik.

Pada ranah pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran termasuk ke dalam kategori cukup, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran.

Dan di pertemuan ke-3, observer menilai guru (peneliti) pada kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik. Lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan baik dalam motivasi kepada siswa serta dalam menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media video. Dalam hal media, kemampuan guru dalam menguasai media yang digunakan untuk pembelajaran serta media yang digunakan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan memiliki kategori sangat baik.

Pada ranah pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran termasuk ke dalam kategori baik, lalu guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, serta memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dan dalam hal

memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan evaluasi pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran.

2. Pengamatan terhadap guru pada kelas kontrol

Dalam hal ini observer (teman sebaya) melihat kegiatan mengajar guru (peneliti) dari waktu awal sampai selesai mengajar di dalam kelas. Observer menilai guru (peneliti) pada kelas kontrol memiliki kemampuan yang hampir sama dalam mengajar pada kelas eksperimen.

Pada pengamatan guru terhadap siswa di pertemuan ke-1, kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik, guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, dalam motivasi kepada siswa, dan pada pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. Guru memiliki kemampuan yang baik dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menerima respon dari pertanyaan siswa. memiliki kemampuan yang cukup dalam memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi dan memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat.

Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang cukup dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan serta dalam memberikan evaluasi pembelajaran. Dan baik dalam menutup kegiatan pembelajaran.

Di pertemuan ke-2, kesiapan guru dalam memulai mengajar serta apersepsi memiliki kemampuan yang baik, guru memiliki kemampuan yang cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan dalam

pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. Baik dalam motivasi kepada siswa.

Guru memiliki kemampuan yang baik dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menerima respon dari pertanyaan siswa, memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi serta dalam memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat.

Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan, memberikan evaluasi pembelajaran, dan baik dalam menutup kegiatan pembelajaran.

Dan di pertemuan ke-3, guru memliki kemampuan yang baik dalam kesiapan memulai mengajar, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, motivasi kepada siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memperhatikan dan mengamati siswa yang mengalami kesulitan memahami materi serta dalam memberikan kesempatan kepada siswa bagi yang ingin berpendapat. Dan guru memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menerima respon dari pertanyaan siswa.

Pada tahap akhir pembelajaran guru memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan, memberikan evaluasi pembelajaran, dan menutup kegiatan pembelajaran.

b. Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Pada tahap ini guru melihat bagaimana aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya di dalam kelas. Observasi yang dilakukan ini dilakukan terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan media video, sedangkan perlakuan pada kelas kontrol tanpa menggunakan media video.

1) Observasi terhadap aktivitas siswa di kelas eksperimen

Berikut ini disajikan tabel 4.12 mengenai data observasi terhadap aktivitas siswa di dalam kelas eksperimen, dimana pembagian penilaian dijadikan menjadi 3 ranah. Ranah tersebut diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Data pada masing-masing kelas ditampilkan dan disajikan dalam bentuk persentase.

Tabel 4.12

Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Eksperimen

No Tahap Pembelajaran Pertemuan di Kelas Eksperimen 1 2 3 1. Kegiatan Awal 80% 80% 90% 2. Kegiatan Inti 80% 88% 96% 3. Kegiatan Akhir 80% 80% 100% Rata-Rata 80% 82,67% 95,33%

Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan, terlihat bahwa kegiatan mengajar cukup baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dimana presentasi dari pertemuan 1 hingga 3 rata-rata mengalami kenaikan pada kedua kelas tersebut.

Di kelas eksperimen, untuk rata-rata presentasenya yakni pertemuan ke-1 dengan 80%, pertemuan ke-2 dengan 82,67%, dan pertemuan ke-3 dengan 95,33%. Secara rinciannya adalah pada kegiatan awal pertemuan ke-1 sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 90%. Pada kegiatan inti, pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 88%, dan pertemuan ke-3 sebesar 96%. Sedangkan pada pertemuan

ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 100%.

Kesimpulan dari observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa di kelas eksperimen adalah aktivitas siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir rata-rata persentasenya naik atau kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan.

2) Observasi terhadap aktivitas siswa di kelas kontrol

Observasi terhadap aktivitas siswa pada kelas kontrol disajikan dalam pembagian penilaian menjadi 3 ranah sama seperti kelas eksperimen. Ranah tersebut diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Data ditampilkan dan disajikan dalam bentuk persentase. Berikut ini data observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol yang disajikan dalam tabel 4.13:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Kontrol

No Tahap Pembelajaran Pertemuan Ke-

1 2 3

1. Kegiatan Awal 70% 80% 80%

2. Kegiatan Inti 72% 80% 84%

3. Kegiatan Akhir 60% 80% 80%

Rata-Rata 67,33% 80% 81,33%

Di kelas kontrol, untuk rata-rata presentasenya yakni pertemuan ke-1 dengan 67,33%, pertemuan ke-2 dengan 80%, dan pertemuan ke-3 dengan 81,33%. Secara rinciannya adalah pada kegiatan awal, pertemuan ke-1 sebesar 70%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 80%. Pada kegiatan inti, pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 72%, pertemuan ke-2 sebesar

80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 84%. Sedangkan pada pertemuan ke-1 terlihat pada kegiatan awal sebesar 60%, pertemuan ke-2 sebesar 80%, dan pertemuan ke-3 sebesar 80%.

Dari persentase yang disajikan pada tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir rata-rata persentasenya naik atau kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada kelas kontrol mengalami peningkatan.

3. Hasil Angket

Hasil angket yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara menyebarkan secara rata kepada siswa yang termasuk ke dalam kelas

Dokumen terkait