• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian yang dianalisis berupa tuturan antaranggota keluarga pendidik di Kotamadya Yogyakarta selama bulan April hingga Juni 2013. Penelitian ini berjenis kualitatif, sehingga tuturan ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk menggambarkan fenomena ketidaksantunan yang ada dalam keluarga pendidik. Data yang diperoleh berupa tuturan ketidaksantunan berbahasa yang terbagi dalam lima kategori ketidaksantunan, yaitu: (1) melanggar norma; (2) mengancam muka sepihak; (3) melecehkan muka; (4) menghilangkan muka; dan (5) menimbulkan konflik.

Tuturan yang telah diperoleh kemudian diidentifikasi berdasarkan lima kategori ketidaksantunan, yaitu melanggar norma, mengancam muka sepihak, melecehkan muka, menghilangkan muka, dan menimbulkan konflik. Setiap kategori ketidaksantunan tersebut mengandung subkategori ketidaksantunan yang berbeda-beda. Subkategori ketidaksantunan ini merupakan makna yang terdapat dalam tuturan ketidaksantunan berbahasa. Ada 14 subkategori ketidaksantunan yang ditemukan dalam kelima kategori ketidaksantunan tersebut, yaitu mengelak,

kesal, mengancam, bertanya, meremehkan, menyindir, menyarankan, berjanji, menyuruh, menegur, melarang, menuntut, menyinggung, dan kecewa. Berikut ini adalah sajian data yang akan dianalisis dalam penelitian ini.

4.1.1 Melanggar Norma

Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menemukan tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan berbahasa yang melanggar norma. Ketidaksantunan berbahasa ini berkaitan dengan melanggar norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat ataupun keluarga. Tuturan tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 1: Data Tuturan Kategori Melanggar Norma

No Tuturan Subkategori Kode

1. “Enggak kok, Bu!” Mengelak A1

2. “Mi, mosok wes mahasiswa masih cium

pipi.” Kesal A2

3. “Mbengi ki jam piro?” A3

4. “Kalau gak mau nyuci piring, makan aja

pake tangan!” Mengancam A4

4.1.2 Mengancam Muka Sepihak

Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menemukan tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan berbahasa yang mengancam muka sepihak. Ketidaksantunan berbahasa mengancam muka sepihak dipahami dengan tuturan yang disampaikan secara tidak sengaja atau tidak sadar oleh penutur untuk

bertutur tidak santun, tetapi mitra tutur merasa tersinggung dibuatnya. Tuturan tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2: Data Tuturan Kategori Mengancam Muka Sepihak

No Tuturan Subkategori Kode

1. “Kalo diomongin tu mbok ngerti. Ibu tu

pening lho.” Kesal B1

2. “Rencanamu selesai studi kapan?” Bertanya B2 3. “Kamu, nilaimu sampe gak?” Meremehkan B3

4. “Luwehhh!” B10

5. “Pacarmu kok item banget sih!”

Menyindir

B4 6. “Ibumu gak modern gx mau beliin kaya

gitu.” B5

7. “Lha kowe ki ngopo ket mau???” B11

8. “Kamu subur banget sih badannya.” B12

9. “Apa besok game itu ditanyakan dalam

ujian?” B13

10. “Aku gak suka sandalnya, kasihin ke Bulek ajalah.”

Menyarankan

B7 11. “Bapakkan lagi sakit, ra iso opo-opo, aku

aja yang ikut jalan-jalan.” B8

12. “Kamu tuh harus konsentrasi kalo naik

mobil, gak kaya naik motor.” B6

13. “Lah, mengko!” Berjanji B9

14. “Ambilin nasi lagi di tempat Bude, Dek.

Awas, besok gak mas jemput.” Menyuruh B14

4.1.3 Melecehkan Muka

Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menemukan tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan berbahasa yang melecehkan muka. Ketidaksantunan melecehkan muka ini diartikan dengan tuturan yang disengaja dan secara sadar dituturkan oleh penutur untuk menyinggung perasaan mitra tuturnya. Tuturan tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3: Data Tuturan Kategori Melecehkan Muka

No Tuturan Subkategori Kode

1. “Udah tau batuk tapi masih saja merokok.” Menegur C1

2. “Kowe yo ra lenyeh, Kowe.” C4

3. “Dah ni, Bapak ambil aja anaknya itu.”

Menyarankan

C2 4. “Ngapain khotbah melulu, mereka yang

denger pusing kepala, diem aja to, Ma.” C5 5. “Macul wae nang sawah nek ra sekolah.” C7 6. “Sekolah ki seng bener.”

Menyindir

C3 7. “Kapok!!! Diomongi ojo numpak motor ora

nggugu, tibo to. Diomongi ra keno sih.” C8 8. “Iihh, rambut bapak banyak kembang

jambunya!” C9

9. “Serem banget sih make item-item kaya

gitu, kaya setan.” C12

10. “Kowe ki anak e bonggol gedang!” C13

11. “Nah, kan cantik kalau liat kamu pakai baju

perempuan.” C15

12. “Lha kowe ki palah arep lungo neng luar negri ki arep ngopo?”

Melarang

C6 13. “Kae ki cah elek-elek, ra usah maen bola

karo kono-kono.” C14

14. “Gak! Kalo kamu nanti pake mobil,

sosialisasinya kamu jadi ngegep-gep.” C16

15. “Ndak, mintanya sekarang!” Menuntut C10 16. “Kalo gx penting, gak usah di beli to, Ma.” Menyuruh C11

4.1.4 Menghilangkan Muka

Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menemukan tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan berbahasa yang menghilangkan muka. Ketidaksantunan berbahasa menghilangkan muka diartikan sebagai tuturan yang sengaja dituturkan oleh penutur bukan sekedar untuk menyinggung bahkan sampai mempermalukan mitra tutur. Tuturan tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Data Tuturan Kategori Menghilangkan Muka

No Tuturan Subkategori Kode

1. “Dek, ni anaknya temen-temen bapak do jadi juara lho.”

Menyindir

D1 2. “Kalau kamu laki-laki, sudah Bapak

belikan bajak.” D4

3. “Saya risih kalo denger orang makan bersuara tu.”

Menyinggung

D2 4. “Wes dibiayai entek akeh kok sekolahe ra

bener.” D3

5. “Kamu kalo ketawa jangan kaya gitu sih,

malu-maluin tau!” D6

6. “Kok begini! Katanya besok mau selesai bulan ini, tapi kok sekarang masih seperti ini?”

Kecewa D5

4.1.5 Menimbulkan Konflik

Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menemukan tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan berbahasa yang menimbulkan konflik. ketidaksantunan berbahasa menimbulkan konflik dapat diartikan sebagai tuturan yang sengaja dituturkan dan dapat memungkinkan adanya konflik. Tuturan tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5: Data Tuturan Kategori Menimbulkan Konflik

No Tuturan Subkategori Kode

1. “Pak, jadi orang jangan terlalu rajin to. Bumbu masak baru dibeli kok palah

dibuang.” Kesal E1

2. “Aku emoh maem karo sayur iki, Mak!” E11

3. “Oh, saya gak tau mau kemana.” Meremehkan E2

4. “Biarinlah, Bu.” E4

5. “Semester ini!” Berjanji E3

6. “Kalau ngambil diskon harusnya 10% ya.” Menyinggung E5 7. “Pertanyaannya lebih banyak lho Pah,

8. “Itu lho, nyonto yang itu.” Menyarankan

E8

9. “Kamu tuh ngepel dulu, palah asyik maen

Hp.” E9

10. “Aku kan Kakak, Koe kan adek to, koe

harus ikut aku.” Menyuruh E7

11. “Kowe mbok koyo adekmu!” E10

12. “Kok kamu gak selesai2, kapan tu lek arep

selesai?” Bertanya E12

Dokumen terkait