• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian Tindakan Kelas

a. Kondisi Awal Prestasi Siswa

Jumlah siswa kelas I SD Nahdlatul Ulama Sleman Yogyakarta berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 25 siswa kelas I SD Nahdlatul Ulama pada ulangan harian I semester I, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan masih banyak pula yang nilainya minim. Seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi nilai sebelum tindakan

No Nilai Jumlah Siswa

1 Mencapai KKM 6 siswa

2 Belum mencapai KKM 19 siswa

Jumlah Total 25 siswa

Aktivitas siswa masih rendah dalam pembelajaran matematika. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan pokok bahasan pengukuran. Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan pokok bahasan pengukuran. Ketika pembelajaran tentang pengukuran berlangsung, siswa lebih banyak bermain dengan teman sebelahnya atau bermain dengan mainan yang dibawanya. Ketika diadakan evaluasi ada beberapa siswa yang bekerjasama dengan teman sebelahnya. Hasil evaluasi pun kurang maksimal (Tabel 3 halaman 29).

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Berkaitan dengan masalah penelitian ini sudah dirumuskan rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Rencana tindakan disusun untuk menguji hipotesis yang disajikan. Materi pelajaran yang dibahas pada siklus ini adalah

“Pengukuran panjang dan waktu”. Pada siklus I ini terdiri dari 2 kali

pertemuan dengan perencanaan penelitian:

1) Membuat rencana pembelajaran sesuai pokok bahasan.

2) Menyiapkan alat peraga mengajar yang diperlukan, berupa dadu, gambar potongan kepala, tubuh, dan ekor ular.

3) Membuat dan menyiapkan instrument alat evaluasi yang meliputi: (a) Kisi-kisi soal

(c) Daftar nilai

b. Pelaksanaan Tindakan

Berikut ini kondisi nyata yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung :

1) Pertemuan Pertama (Kamis, 31 Mei 2012)

Peneliti datang membawa dadu, gambar potongan kepala, tubuh dan ekor ular. Peneliti memotivasi siswa melalui tanya jawab

dengan mengajukan pertanyaan “siapakah yang bisa membuat ular terpanjang dikelas 1 ini?”. Sebagian siswa sangat antusias untuk mengikuti permainan, dan sebagian yang lain sibuk bermain sendiri. Siswa yang sibuk bermain masih belum tahu bagaimana permainannya, sehingga belum tertarik dengan permainan ini. Kemudian guru memberikan siswa tantangan untuk membuat ular terpanjang di kelasnya.

Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok kecil dengan jumlah pemain yang sama rata yaitu 5 siswa.

Setiap siswa diberi alat-alat permainan berupa gambar kepala ular masing anak 1 lembar, gambar ekor ular masing-masing anak 1 lembar. 40 gambar badan ular pada setiap kelompok. Semua siswa dalam setiap kelompok memasang kepala

untuk mendapatkan siswa yang terlebih dahulu melempar dadu. Karena dadu yang dipersiapkan peneliti tertinggal, maka peneliti menggantinya dengan koin lima ratus rupiah. Koin dilempar siswa sesuai urutan hompimpa. Siswa yang mendapatkan gambar garuda mendapatkan 1 buah potongan tubuh ular. Sedangkan siswa yang mendapatkan bilangan 500 ketika melempar koin, mendapatkan 5 potongan tubuh ular.

Setelah mendapatkan gambar potongan badan ular dari hasil melempar koin, siswa memasang potongan gambar badan ular tersebut dibelakang gambar kepala ular. Setelah semua gambar badan ular habis terpasang, maka semua siswa menghitung berapa banyak gambar badan ular yang mereka dapatkan. Dan peneliti bertanya, “Siapa yang mendapat potongan badan ular terbanyak?”.

Disetiap kelompok ada anak yang mengacungkan jari mereka. Siswa diminta menghitung potongan badan ular yang diperolehnya. Selanjutnya siswa juga mengukur panjang ular masing-masing menggunakan penggaris. Banyak siswa yang merasa kebingungan bagaimana cara mengukur dengan menggunakan penggaris. Dari sinilah siswa mulai berani bertanya pada peneliti, dan peneliti berusaha membantu siswa. Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa (lampiran 8 halaman 89).

Setelah lembar kerja siswa terisi, guru menanyakan kembali siapa yang mendapatkan ular terpendek, dan terpanjang pada

masing-masing kelompok. Ada kelompok yang semangat untuk menjawab, dan ada yang masih sibuk berbicara dengan kelompoknya sendiri, karena tatanan ularnya digeser-geser.

Peneliti juga menanyakan bagaimana menentukan satuan yang digunakan. Siswa merasa lelah, ramai dan meminta untuk disudahi kegiatan pembelajarannya. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai, guru terlebih dahulu membantu siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran, dan menutup kegiatan pembelajaran.

2) Pertemuan kedua (Senin, 4 Juni 2012)

Pada pertemuan kedua, guru memulai kegiatan dengan

memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan “Siapakah yang larinya paling kencang dikelas 1 ini?”. Siswa menjawab dengan sedikit ramai, sambil mengolok-olok teman sekelasnya. Peneliti menantang siswa untuk membuktikan lewat permainan gendong-gendongan.

Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Permainan pertama dilakukan oleh kelompok 1, 2 dan 3. Kelompok 4 dan 5 bertugas menghitung waktu yang dibutuhkan oleh setiap kelompok yang berlomba untuk meng-gendong temannya.

Peneliti harus memberikan pengertian kembali kepada siswa agar mengerti akan aturan dari permainan ini. Perlombaan pun dimulai dengan semangat. Beberapa siswa tertawa terpingkal-pingkal melihat temannya meng-gendong siswa yang berbadan lebih besar. Siswa menghitung lama meng-gendong dengan memperhatikan jarum detik pada jam dinding yang telah disediakan peneliti.

Setelah kelompok 1, 2, dan 3 selesai berlomba, peneliti mempersilahkan kelompok 4 dan 5 berlomba. Peneliti meminta kelompok 1, 2, dan 3 menghitung waktu yang dibutuhkan untuk meng-gendong temannya.

Kelompok 4 dan 5 berlomba dengan semangat. Mereka mencoba untuk berlari lebih cepat dari kelompok 1, 2, dan 3. Kelompok 1, 2, dan 3 juga bersemangat untuk menghitung waktu yang dibutuhkan.

Setelah siswa selesai berlomba, guru mengumumkan pemenang dari lomba. Ada yang merasa senang, ada juga yang mengeluh sambil tertawa karena harus meng-gendong temannya yang lebih besar. Selesai melakukan permainan, siswa mengerjakan soal evaluasi yang disediakan oleh peneliti.

Peneliti membantu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Peneliti memberikan pesan kepada siswa untuk selalu rajin belajar dan berolahraga agar pintar dan sehat.

c. Observasi

Observasi pada siklus I ditekankan pada partisipasi siswa pada kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru pada waktu proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I ini menunjukkan bahwa siswa tertarik mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat ketika peneliti mulai menjelaskan permainannya, siswa cukup banyak yang menanggapi dengan bertanya, atau sekedar berkomentar. Ketika bermain dengan temannya, siswa sangat antusias untuk berkompetisi. Siswa mau untuk berkomitmen untuk bermain dengan baik. Bahkan ketika ada anak yang ngambek pada waktu sebelum permainan dimulai, anak tersebut mau bermain dengan temannya ketika melihat temannya bermain dengan antusias.

Beberapa hal yang menjadi kendala pada siklus I sebagai berikut: 1) Ada alat peraga berupa dadu tidak terbawa peneliti, sehingga

peneliti menggantinya dengan koin.

2) Ada siswa yang bermain tidak sesuai dengan ketentuan. Misalnya, menaruh gambar kepala ular tidak lurus dalam satu baris. Sehingga peneliti harus mengarahkan siswa tersebut agar sesuai aturan.

penggaris. Sehingga belum bisa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.

4) Masih ada siswa yang ngambek tidak mau bermain.

Adapun prestasi dari hasil pembelajaran siklus I disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Post-test Siklus I kelas I SD Nahdlatul Ulama

No Nilai Jumlah Siswa

1 Mencapai KKM 21 siswa

2 Belum mencapai KKM 4 siswa

Jumlah Total 25 siswa

Nilai rata-rata 76,88

d. Refleksi

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dan guru pada proses belajar mengajar siklus I, ditemukan beberapa kendala sehingga proses belajar mengajar kurang maksimal. Beberapa kemungkinan penyebab dari kendala tersebut diantaranya:

1) Peneliti berangkat ke sekolah dengan terburu-buru, sehingga dadu tertinggal.

2) Ada beberapa siswa yang belum memahami ketentuan perlombaan, sehingga siswa tidak mengikuti ketentuan perlombaan ketika berlomba.

3) Peneliti tidak memberitahukan kepada siswa untuk membawa penggaris dihari sebelum penelitian. Beberapa siswa yang membawa penggaris, memang sudah terbiasa membawa penggaris ketika pembelajaran matematika berlangsung.

4) Siswa yang ngambek kemungkinan karena berselisih dengan teman-temannya ketika proses hompimpa atau suit berlangsung. Siswa yang ngambek tidak menerima hasil hompimpa atau suit

tersebut.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti merumuskan rencana tindakan pada siklus II yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Hal-hal yang dipersiapkan peneliti sebelum melakukan tindakan sebagai berikut: 1) Membuat rencana pembelajaran sesuai pokok bahasan.

2) Menyiapkan alat bantu (alat peraga) mengajar yang diperlukan berupa dadu, gambar potongan kepala, tubuh dan ekor ular. Peneliti memastikan alat peraga yang dibutuhkan sudah terbawa semua.

3) Menyiapkan instrument alat evaluasi yang meliputi : (a) Kisi-kisi soal

(b) Lembar soal, pedoman penilaian dan kunci jawaban (c) Daftar nilai

4) Hadiah berupa alat tulis kepada siswa yang benar-benar memperhatikan dan tidak membuat gaduh saat proses belajar mengajar di akhir pertemuan kedua.

5) Sehari sebelum penelitian, peneliti memberitahukan kepada siswa untuk membawa penggaris besok pada saat penelitian.

6) Peneliti memberitahukan kembali ketentuan dalam permainan membuat ular terpanjang sebelum permainan dimulai.

7) Peneliti memberi pengertian kepada siswa untuk menjunjung sportifitas ketika proses hompimpa atau suit berlangsung, dan menerima hasil dari proses hompimpa atau suit tersebut.

b. Pelaksanaan Tindakan

Berikut ini kondisi nyata yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung :

1) Pertemuan Pertama (Senin, 4 Juni 2012)

Sehari sebelum penelitian, peneliti memberitahukan kepada siswa untuk membawa penggaris pada waktu penelitian esok hari. Penggaris tersebut digunakan untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang disediakan peneliti (lampiran 8 halaman 89). Sebelum berangkat ke sekolah, peneliti memastikan alat peraga yang dibutuhkan sudah terbawa semua.

Peneliti memotivasi siswa melalui ajakan untuk membuat ular yang lebih panjang lagi dari kemarin. Sebagian siswa sangat antusias untuk mengikuti permainan, dan sebagian yang lain sibuk

bermain sendiri. Siswa diberi tantangan untuk membuat ular terpanjang di kelasnya, dan yang berhasil akan mendapat hadiah menarik dari peneliti. Sebelum permainan dimulai, peneliti terlebih dahulu mengingatkan ketentuan yang harus dilaksanakan siswa dalam mengikuti permainan membuat ular terpanjang.

Memasuki inti pembelajaran, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok permainan dengan jumlah pemain yang sama. Setiap siswa diberi 1 gambar kepala ular dan 1 gambar ekor ular. Untuk setiap kelompok, peneliti memberikan 40 gambar badan ular dan dadu. Setiap siswa dalam kelompok memasang kepala ular sejajar dalam satu baris, agar mudah mengetahui mana ular yang terpanjang. Peneliti berkeliling untuk melihat apakah siswa sudah benar dalam memasang gambar kepala ular.

Kemudian siswa melakukan hompimpa atau suit, untuk menentukan siswa yang terlebih dahulu bermain. Sebelum siswa melakukan hompimpa atau suit, peneliti mengingatkan kepada siswa untuk menjunjung sportifitas dalam melakukan hompimpa

atau suit dan menerima hasil hompimpa atau suit tersebut. Siswa yang terlebih dahulu bermain, melempar dadu tersebut.

Siswa mendapatkan gambar potongan badan ular sesuai dengan hasil lemparan dadu tersebut. Ada yang mendapatkan 1 gambar, ada yang mendapatkan 5 gambar, dan lain sebagainya. Di

meminta temannya agar cepat dalam melempar dadu. Supaya dia sendiri bisa mengocok dadu kembali.

Gambar potongan tubuh ular yang didapat, diletakkan di belakang kepala ular yang mereka pasang. Mereka menata gambar badan ular dengan rapi. Mereka ingin agar ular yang paling panjang terlihat dengan benar. Peneliti senantiasa berkeliling untuk memastikan permainan siswa sudah sesuai dengan ketentuan, atau sekedar membantu siswa yang merasa kesulitan.

Setelah semua gambar badan ular habis terpasang, maka permainan berhenti dan semua siswa menghitung berapa banyak gambar badan ular yang mereka dapatkan. Untuk menambah semangat siswa, peneliti melemparkan pertanyaan, “Siapa yang mendapatkan ular terpanjang?”. Ada yang berteriak “Saya”, ada

juga yang masih sibuk menghitung gambar badan ular yang mereka dapatkan. Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mengukur panjang ular masing-masing dengan menggunakan penggaris. Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa (lampiran 8 halaman 89) yang telah disediakan guru. Peneliti berkeliling untuk mengecek kebenaran cara mengukur dan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam mengukur.

Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti menanyakan satuan yang digunakan dalam pengukuran panjang. Ada siswa yang menjawab jengkal, depan, dan lain sebagainya. Peneliti

membantu siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran, kemudian menutup kegiatan pembelajaran.

2) Pertemuan kedua (Selasa, 5 Juni 2012)

Pada pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa keluar kelas untuk bermain di halaman sekolah. Peneliti memberi semangat siswa dan mengajak untuk bermain gendong-gendongan kembali. Siswa pun merasa senang dan meminta kepada peneliti untuk diberi kelompok yang kuat berlari dan tidak mempunyai badan besar. Hal ini karena melihat permainan kemarin pada siklus 1, kelompok yang kalah bermain terdapat siswa yang mempunyai badan besar.

Peneliti pun membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 5 siswa yang dipilih secara acak. Tadinya siswa ada yang masih belum menerima, namun setelah diberi pengertian akhirnya siswa pun menerima dengan lapang dada.

Setelah pembagian kelompok selesai, masing-masing kelompok langsung berdiskusi untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu di-gendong dan siapa yang terlebih dahulu

meng-gendong. Kemudian menentukan urutan pergantian gendong-menggendong tersebut.

Permainan pun segera dimulai. Peneliti memanggil perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menentukan

mana yang akan menghitung lamanya siswa berlari. Peneliti memberikan jam dinding untuk menghitung lamanya berlari kepada kelompok yang diberi tugas.

Kelompok 1, 2, dan 3 bermain terlebih dahulu. Dua siswa dari kelompok 4 diminta menghitung lama waktu berlari kelompok 1 dan mencatatnya. Tiga siswa dari kelompok 4 diminta menghitung lama waktu berlari kelompok 2 dan mencatatnya. Semua anggota kelompok 5 diminta menghitung lama waktu berlari kelompok 3 dan mencatatnya. Peluit berbunyi,

peng-gendong kelompok 1, 2, dan 3 berlari. Anggota kelompoknya memberi semangat.

Setelah kelompok 1, 2, dan 3 bermain, selanjutnya kelompok 4 dan 5 yang bermain. Kelompok 1 menghitung lama waktu berlari kelompok 4 kemudian mencatatnya. Kelompok 2 bertugas menghitung lama waktu berlari kelompok 5 kemudian mencatatnya. Kelompok 3 diberi tugas sebagai supporter, memberi semangat untuk kedua kelompok.

Setelah semua kelompok bermain, peneliti bertanya “Siapa yang larinya paling cepat?”. Kemudian peneliti mengajak siswa mengerjakan soal evaluasi (lampiran 11 halaman 95) yang disediakan peneliti. Semua siswa pun sudah memahami cara mengerjakan soal evaluasi tersebut. Mengakhiri kegiatan, peneliti membantu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Peneliti juga

berpesan kepada siswa untuk selalu rajin belajar agar cita-citanya tercapai.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh guru dan pengamat lain pada waktu proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan per-kelompok pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif. Hal ini terlihat dari siswa yang antusias dalam bermain. Siswa lebih berani untuk bersaing dengan teman-temannya, baik dalam permainan membuat ular terpanjang maupun gendong-gendongan.

Adapun prestasi belajar dari hasil pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Post-test Siklus II kelas I SD Nahdlatul Ulama

No Nilai Jumlah Siswa

1 Mencapai KKM 25 siswa

2 Belum mencapai KKM 0 siswa

Jumlah Total 25 siswa

Nilai rata-rata 83,72

d. Refleksi

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II telah ada peningkatan hasil belajar rata-rata siswa pada siklus II yakni dari hasil belajar siklus I dengan rata-rata 76,88 menjadi 83,72 setelah tindakan siklus ke II.

1) Selama proses pembelajaran dan diskusi hampir semua siswa dapat aktif walau masih ada 1 atau 2 siswa yang pasif. Siswa berani bertanya kepada guru maupun temannya. Siswa berani mengutarakan pendapatnya.

2) Ketika proses pembelajaran, siswa memperhatikan dan tidak ramai sehingga suasana belajar mengajar menjadi lebih kondusif.

3) Siswa dapat menikmati permainan ular tangga dan gendong-gendong-an.

4) Siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajarai setelah diberikan pertanyaan untuk membimbing siswa.

Dokumen terkait