• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke SMK Arrahman Bintaro. Hasil observasi diperoleh berdasarkan pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8, 11 dan 13 Juli 2011.

Pada hari Senin, tanggal 8 Juli 2011 peneliti menemui kepala sekolah dan kepala bidang kurikulum untuk menjelaskan tujuan kedatangan peneliti dan

menanyakan apakah pembelajaran dengan menggunakan model rotating trio

exchange pernah diterapkan pada mata pelajaran akuntansi di SMK Arrahman Bintaro. Berdasarkan jawaban kepala bidang kurikulum diperoleh informasi bahwa di sekolah tersebut belum pernah menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan model rotating trio exchange. Peneliti menjelaskan bahwa kelas

yang akan dijadikan objek penelitian adalah kelas X. Setelah diizinkan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, kepala bidang kurikulum meminta peneliti menemui guru bidang studi akuntansi kelas X.

Pada hari dan tanggal yang sama peneliti menemui guru bidang studi akuntansi kelas X untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilaksanakan

untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran akuntansi di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Persiapan untuk mengajar guru biasanya membuat RPP dan menyiapkan

latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa.

2. Metode yang dipakai guru biasanya ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

3. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM.

4. Sebagian siswa mengalami kesulitan belajar dalam mempelajari akuntansi.

5. Siswa mengalami kesulitan mempelajari materi persamaan dasar akuntansi

ketika siswa harus mengartikan transaksi untuk dicatat dalam pembukuan, selain itu ada beberapa siswa yang susah diatur dan siswa yang sering tidak masuk sekolah membuat diri siswa tersebut sulit untuk mengejar ketertinggalan materi, siswa yang sering mengikuti pelajaran akuntansi saja belum tentu mengerti apalagi siswa yang jarang masuk kelas.

6. Interaksi guru dengan siswa kurang, walaupun guru sudah memberikan

kesempatan untuk bertanya, biasanya siswa diam. Tetapi kalau ada soal yang sulit baru mereka mau bertanya cara mengerjakannya. Selain itu, kalau mengajukan pendapat jarang sekali tetapi kalau ditanya ada beberapa siswa yang menjawab. Kalau tidak ada pertanyaan, tidak ada inisiatif memberikan pendapat.

7. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa hanya diam dan tidak

bertanya pada guru, hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru.

8. Biasanya untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, materi

yang dirasa belum dimengerti diulang kembali penjelasannya. Selain itu menegur siswa yang ribut mengganggu temannya yang sedang belajar, mengkondisikan kelas yang gaduh menjadi kondusif.

9. Guru belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif rotating trio

exchange.

10. Guru mengizinkan untuk menggunakan model pembelajaran rotating trio

semoga dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange

bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada tanggal 11 Juli 2011 peneliti melakukan observasi pembelajaran akuntansi di kelas X. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran akuntansi di kelas tersebut. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

2. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal

pembelajaran. Namun pada pertengahan jam pelajaran, beberapa siswa mulai acuh. Ada siswa yang berbincang dan bersenda gurau dengan temannya, ada juga yang melamun.

3. Tidak ada siswa yang bertanya tentang materi yang disampaikan guru.

Mereka hanya bertanya saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit.

4. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan

materi bagi beberapa siswa sudah cukup baik.

5. Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya dianggap kurang, karena tidak merata ke semua siswa.

6. Setiap pertemuan selama pembelajaran berlangsung, beberapa siswa izin

untuk keluar kelas secara bergantian. Hal ini dapat berdampak kurang baik bagi siswa tersebut karena tidak mendengarkan penjelasan guru secara keseluruhan.

7. Siswa berdiskusi hanya pada saat mengerjakan latihan soal.

8. Siswa yang duduk di barisan depan terlihat antusias, sementara ekspresi

sebagian besar siswa terlihat biasa saja.

Pada tanggal 13 Juli 2011 peneliti melakukan wawancara siswa kelas XII. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Sebagian siswa menyukai pelajaran akuntansi terutama materi yang mudah.

Sebagian lagi karena siswa memiliki tujuan tersendiri untuk mempelajari akuntansi.

2. Sebagian siswa medapatkan nilai yang cukup dalam mata pelajaran akuntansi.

3. Untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai yang siswa peroleh sebagian

dengan membuat catatan dan mempelajarinya kembali.

4. Cara guru akuntansi mengajar dengan ceramah dan memberikan tugas

latihan.

5. Tanggapan sebagian siswa dengan cara guru mengajar adalah kecendrungan

guru mengajar terlalu monoton, kurangnya penjelasan yang terperinci, dan sering memberikan tugas tanpa diberikan pembahasan.

6. Sebagian siswa mengatakan bahwa materi akuntansi itu tidak terlalu sulit dan

tidak mudah juga.

7. Sebagian siswa menanggapi mengenai materi persamaan dasar akuntansi itu

rumit dan tidak dimengerti.

8. Guru mengajar dengan cara memberi contoh kemudian menjelaskan dan

memberi latihan.

9. Strategi yang dilakukan siswa untuk menguasai materi adalah dengan

mengerjakan latihan soal, membuat catatan, dan bertanya ketika mengalami kesulitan memahami materi.

10. Langkah tersebut membantu siswa untuk belajar.

Hasil observasi pembelajaran akuntansi di kelas dan wawancara tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus I.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan, antara lain:

1) Tahapan perencanaan

Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan

seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang

akan digunakan dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio

menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal, dan membuat format-format observasi (pedoman observasi untuk kegiatan pembelajaran, lembar observasi bebas, angket).

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Juli – 3 Agustus 2011dengan

konsep persamaan dasar akuntansi.

a) Pertemuan ke-1

Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu berdoa bersama dilanjutkan dengan memperkenalkan diri dan mengabsen kehadiran serta mengkondisikan siswa di kelas. Terdapat 24 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 8 kelompok. Selesai mengkondisikan kelas guru memberikan pre-tes kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran. Pre-tes diberikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan guru kepada siswa di awal pembelajaran yaitu mendeskripsikan sekilas tentang dasar-dasar akuntansi.

Apersepsi dan motivasi yang dilakukan guru diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan

jawaban yang mereka berikan. Setiap siswa diberikan hand out untuk

memudahkan mereka dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian akuntansi, kemudian guru memberikan penjelasan mengenai spesialisasi akuntansi, peran dan tugas dalam bidang akuntansi, dan orang-orang yang membutuhkan informasi keuangan. Secara berkelompok siswa mendiskusikan materi

pembelajaran yang tersedia dalam hand out.

Selesai diskusi bersama kelompok kemudian guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Guru merotasi kelompok siswa setelah

mengumpulkan latihan sebelumnya. Setelah terbentuk kelompok yang baru kemudian guru membagikan latihan soal yang tingkat kesulitannya bertambah. Selesai mengerjakan latihan yang diberikan guru dan siswa melakukan refleksi dengan membahas dan mencocokkan latihan yang telah dikerjakan bersama-sama dalam kelompok.

Berdasarkan data yang diperoleh dari instrumen catatan lapangan bahwa kelompok yang aktif melakukan diskusi adalah kelompok 1, 3, dan 5 mereka turut aktif mendiskusikan hasil jawaban. Sedangkan empat kelompok lainnya kurang maksimal dalam berdiskusi. Penyebab kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi dikarenakan masing-masing siswa cenderung menyerahkan penyelesaian latihan soal kepada teman kelompoknya tanpa ikut berpartisipasi menyelesaikan latihan soal, siswa lebih banyak bertanya kepada guru ketimbang mendikusikannya dengan teman kelompoknya. Selain itu, siswa selalu ingin berkelompok dengan temannya sendiri tidak ingin berbaur dengan teman-teman lainnya sehingga proses merotasi kelompok sedikit tersendat.

b) Pertemuan ke-2

Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu berdoa bersama dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran serta mengkondisikan siswa di kelas. Terdapat 21 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 7 kelompok, sedangkan 3 siswa lainnya tidak hadir. Selesai mengkondisikan kelas guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan guru kepada siswa di awal pembelajaran adalah mencatat transaksi dalam persamaan dasar akuntansi.

Setiap siswa diberikan hand out untuk memudahkan mereka dalam

memahami materi pembelajaran. Guru memberikan penjelasan mengenai transaksi keuangan, pencatatan transaksi ke persamaan dasar akuntansi, dan pengelompokkan aktiva, utang, dan modal. Secara berkelompok siswa mendiskusikan materi pembelajaran yang tersedia

Selesai diskusi bersama kelompok, kemudian guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya. Setelah terbentuk kelompok yang baru kemudian guru membagikan latihan soal yang tingkat kesulitannya bertambah. Selesai mengerjakan latihan yang diberikan guru dan siswa melakukan refleksi dengan membahas dan mencocokkan latihan yang telah dikerjakan bersama-sama dalam kelompok.

Menurut catatan observasi bahwa separuh kelompok aktif melaksanakan diskusi. Sebagian kelompok lagi anggotanya cenderung mengerjakan tugas-tugas pembelajaran secara sendiri-sendiri dan ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan siswa tersebut lebih memilih bertanya kepada guru daripada mendiskusikannya dengan anggota yang lain, sehingga peran guru cenderung dominan dalam pembelajaran kali ini.

c) Pertemuan ke- 3

Kegiatan pembelajaran seperti biasa diawali berdoa dilanjut dengan penyampaian tujuan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran. Terdapat 21 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 7 kelompok, sedangkan 3 siswa lainnya tidak hadir. Motivasi yang diberikan oleh guru terhadap siswa berupa pertanyaan pembelajaran tentang materi selanjutnya. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi berupa review materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas.

Setiap siswa diberikan hand out untuk memudahkan mereka dalam

memahami materi pembelajaran. Di dalam kelas guru dan siswa berusaha menciptakan pola interaksi untuk membuat atmosfer belajar yang nyaman. Guru secara aktif menjelaskan materi tentang pencatatan transaksi kedalam persamaan dasar akuntansi lanjutan dari pertemuan sebelumnya. Siswa merespon kegiatan ini dengan sesekali mengajukan

pertanyaan kepada guru. Secara berkelompok siswa mendiskusikan

materi pembelajaran yang tersedia dalam hand out.

Selesai diskusi bersama kelompok kemudian guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Guru merotasi kelompok siswa setelah mengumpulkan latihan sebelumnya. Setelah terbentuk kelompok yang baru kemudian guru membagikan latihan soal yang tingkat kesulitannya bertambah. Selesai mengerjakan latihan yang diberikan guru dan siswa melakukan refleksi dengan membahas dan mencocokkan latihan yang telah dikerjakan bersama-sama dalam kelompok.

Berdasarkan pengamatan guru kolaborator sebagian siswa masih terlihat agak bingung tetapi berusaha dikondisikan oleh guru.

d) Pertemuan ke-4

Kegiatan pembelajaran seperti biasa diawali penyampaian tujuan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran. Terdapat 21 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 7 kelompok, sedangkan 3 siswa lainnya tidak hadir. Motivasi yang diberikan oleh guru terhadap siswa berupa pertanyaan pembelajaran tentang materi selanjutnya. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi berupa review materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi ajar yang akan dibahas.

Setiap siswa diberikan hand out untuk memudahkan mereka dalam

memahami materi pembelajaran. Di dalam kelas guru dan siswa berusaha menciptakan pola interaksi untuk membuat atmosfer belajar yang nyaman. Guru secara aktif menjelaskan materi tentang laporan keuangan. Siswa merespon kegiatan ini dengan sesekali mengajukan pertanyaan kepada guru. Secara berkelompok siswa mendiskusikan

materi pembelajaran yang tersedia dalam hand out.

Selesai diskusi bersama kelompok kemudian guru memberikan latihan soal kepada setiap kelompok dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Guru merotasi kelompok siswa setelah

mengumpulkan latihan sebelumnya. Setelah terbentuk kelompok yang baru kemudian guru membagikan latihan soal yang tingkat kesulitannya bertambah. Selesai mengerjakan latihan yang diberikan guru dan siswa melakukan refleksi dengan membahas dan mencocokkan latihan yang telah dikerjakan bersama-sama dalam kelompok.

Berdasarkan pengamatan guru kolaborator bahwa keaktifan siswa dalam berdiskusi meningkat menjadi lebih aktif daripada pertemuan sebelumnya. Catatan lapangan menyatakan bahwa aktivitas siswa dalam belajar akuntansi siswa sudah kelihatan tetapi belum maksimal dan menurut pengamatan peneliti bahwa sebagian besar siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Walau sebagian masih terlihat agak bingung tetapi berusaha dikondisikan oleh guru.

e) Pertemuan ke-5

Pada pertemuan kelima guru memberikan tes hasil belajar (posttest) pada akhir siklus I kepada siswa, tes ini diikuti oleh 24 siswa. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang telah di uji validitas dan reliabilitas soal, soal berjumlah 15 yang terdiri dari menjelaskan pengertian akuntansi, mengidentifikasi spesialisasi dalam akuntansi, mendeskripsikan tugas-tugas jabatan dalam bidang akuntansi,

mengidentifikasi pihak-pihak yang membutuhkan informasi,

mengidentifikasi transaksi keuangan, mengidentifikasi bentuk-bentuk persamaan dasar akuntansi, membukukan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi, mengelompokkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas, dan menyusun laporan keuangan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar akuntansi siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kisi-kisi soal dan instrumen tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada halaman lampiran.

Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini dilaksanakan selama 60 menit. Selama proses

berlangsung, suasana pun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.

3) Tahap pengamatan/observasi

Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat

beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh peneliti dan observer antara lain:

a) Terdengar gaduh dari masing-masing kelompok. Hal ini dikarenakan

masih bingung harus memposisikan dari dalam kelompok.

b) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda ketika guru menjelaskan

materi pelajaran dan mengerjakan tugas.

c) Guru kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas.

d) Adapula siswa yang bertanya-tanya berulang-ulang kepada peneliti

mengenai soal yang sulit dipecahkan.

e) Banyak siswa yang masih belum dapat bekerja sama dengan

kelompoknya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih cenderung mendominasi kegiatan diskusi, sementara itu siswa yang merasa memiliki kemampuan kurang cenderung menjadi pasif.

f) Pengaturan waktu tidak sesuai apa yang direncanakan sebelumnya.

Alokasi waktu untuk pengerjaan tugas, pembahasan dan penarikan kesimpulan belum optimal.

g) Soal tes yang diberikan peneliti masih terlalu banyak dan kategori soal

masih terbilang sulit sehingga jarang sekali siswa yang mengerjakan tepat waktu.

h) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil

belajar siswa. Setelah pertemuan ke-5 peneliti mengadakan tes akhir siklus I, hasil tes tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 46-52 2 8,33 2 53-59 3 12,5 3 60-66 14 58,33 4 67-73 3 12,5 5 74-80 2 8,33 Jumlah 24 100% Keterangan:

Nilai Tertinggi = 80 Jumlah siswa = 24

Nilai Terendah = 46 Rata-rata = 63

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 63. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini terbilang cukup, karena masih ada 5 siswa yang mendapat nilai dibawah target penelitian yaitu 60. Kondisi tersebut belum mencapai indikator batas penelitian. Selain analisis perolehan nilai dari tes tersebut juga dapat diketahui kurangnya pemahaman siswa dalam subbab pencatatan transaksi dalam persamaan dasar akuntansi dan laporan keuangan. Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa untuk menjawab soal tersebut.

Selain tabel hasil belajar tes akhir siklus I terdapat gambar histogram distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar siklus I. Dari histogram di bawah ini dapat diamati bahwa siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai (46-52) sebanyak 2 orang (8,33%), rentang nilai (53-59) sebanyak 3 orang (12,5%), rentang nilai (60-66) sebanyak 14 orang (58,33%), rentang nilai (67-73) sebanyak 3 orang (12,5), dan rentang nilai (74-80) sebanyak 2 orang (8,33%). Berikut ini gambar histogram dsitribusi frekuensi nilai tes hasil belajar siklus I.

Gambar 4.1

Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar (Post test) Siklus I

4) Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap

hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:

a) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa mengerjakan

tugas agar tidak menimbulkan kegaduhan di kelas.

b) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam

melakukan diskusi kelompok.

c) Peningkatan pengawasan dari peneliti, dengan memantau dari dekat

setiap kelompok saat diskusi dan mengerjakan latihan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir siswa yang berbincang-bincang dan bercanda saat kegiatan diskusi berlangsung.

d) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.

e) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam pengerjaan

tugas, diskusi, dan kesimpulan hasil belajar.

f) Mengurangi jumlah soal dalam latihan dan memberikan soal yang

bervariatif mulai dari yang mudah sampai yang tidak terlalu sulit bagi siswa. 0 10 20 30 40 50 60 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 8.33 12.5 58.33 12.5 8.33 Rentang Nilai F re ku ensi R el at if ( % )

g) Mempersiapkan latihan-latihan tentang pencatatam transaksi keuangan ke dalam persamaan dasar akuntansi dan pembuatan laporan keuangan.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi dan laporan keuangan. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 4 Mei-11 Mei 2011.

1) Tahap perencanaan

Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi

dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan (enrichment) dan penyusunan soal-soal latihan.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses

pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu

mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan

pembelajaran rotating trio exchange dapat selesai sesuai waktu yang

diinginkan seperti alokasi waktu untuk mengerjakan latihan soal ditambah menjadi 40 menit dari sebelumnya 30 menit agar siswa dapat menyelesaikannya secara maksimal. Peneliti memperbaiki soal-soal agar soal tidak terlalu susah. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak

terburu-buru. Memberikan reward kepada kelompok siswa yang mampu bekerja

sama dalam kelompoknya dengan baik dan siswa yang turut aktif dalam proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.

Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah mencatat transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Target pada siklus II ini siswa semakin baik dalam menggunakan model

pembelajaran rotating trio exchange (RTE) dan rata-rata tes hasil belajar

siswa meningkat.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan tiga pertemuan dengan alokasi waktu (3x45 menit) tiap pertemuannya. RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran.

a) Pertemuan ke-1

Guru membuka kegiatan belajar dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa deskripsi singkat tentang pencatatan transaksi kedalam persamaan dasar akuntansi dan motivasi berupa pertanyaan pembelajaran. Namun dalam pertemuan pertama di siklus II ini sebelum pelajaran dimulai seperti biasa guru memberikan pre-tes siklus II. Terdapat 22 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 7 kelompok, sedangkan 2 siswa lainnya tidak hadir.

Setiap siswa diberikan hand out untuk memudahkan mereka dalam

memahami materi pembelajaran. Penjelasan materi dilanjutkan pada konsep yang dirasa kurang mengerti oleh siswa. Kegiatan ini direspon siswa dengan memberikan pertanyaan tentang konsep pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi. Beberapa saat setelah itu guru mengarahkan siswa untuk belajar dengan kelompok guna menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan. Siswa segera mungkin bergabung dengan kelompok dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Sedangkan Guru melakukan pemantauan kegiatan pembelajaran dengan berkunjung ke masing-masing kelompok. Siswa juga terlihat lebih berkonsentrasi melakukan kegiatan diskusi dan mengerjakan latihan soal.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi untuk mencocokkan latihan soal yang telah dikerjakan dan membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai

terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan rotating trio

exchange terlihat dari pembentukan kelompok yang langsung terbentuk dan mengerjakan soal bersama teman kelompoknya. Ada

Dokumen terkait