• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Hasil Wawancara

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 28-76)

Dalam penelitian ini, wawancara digunakan sebagai salah satu metode dalam pengumpulan data. Wawancara yang digunakan adalah wawancara berbasis tugas, yaitu wawacara diberikan berdasarkan hasil pekerjaan siswa saat mengerjakan tes. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang jawaban tesnya telah dianalisis. Setelah siswa dikategorikan ke dalam kelompok tinggi, kelompok sedang, kelompok rendah, dan jawaban tes siswa selesai dianalisis, dipilihlah siswa-siswa yang akan diwawancarai. Pada siswa kelompok tinggi, dipilih siswa nomor 2 dan 17, pada siswa kelompok sedang, dipilih siswa nomor 5,6,7,31, dan siswa kelompok rendah, dipilih siswa nomor 12, 33, 34. Adapun alasan dipilihnya siswa-siswa tersebut karena kesalahan yang dilakukan lebih banyak, kesalahan yang dilakukan bervariasi, dan kesalahan yang dilakukan mewakili kesalahan dari siswa yang lain. Wawancara yang diberikan adalah wawancara berbasis tugas. Saat wawancara, peneliti memberikan tes kepada siswa, dimana soal dari tes tersebut mirip dengan soal yang diberikan saat tes sebelumnya. Soal dibuat sedikit berbeda agar dapat ditemukan letak kesalahan yang sama, namun juga tidak sama persis untuk menghindari kemungkinan siswa hanya menghafal jawaban. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes, setelah siswa selesai mengerjakan soal, dilakukan wawancara berdasarkan hasil pekerjaan siswa. Tujuan dari wawancara ini sendiri adalah untuk triangulasi, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik, hasil wawancara ini digunakan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa serta untuk mengetahui penyebab dari kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Berikut ini disajikan kutipan hasil wawancara yang telah dilakukan. Dalam kutipan ini, P adalah peneliti sedangkan S adalah siswa yang diwawancara.

a. Analisis hasil wawancara siswa kelompok tinggi 1) Subjek nomor 2

Gambar 4.18. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 2 Kutipan I

P : Menurutmu… sejauh ini ada yang salah atau tidak ? S : Yang ragu-ragu yang ini, 1- cos x = sin x

Berdasarkan kutipan I, siswa menyimpulkan bahwa 1- cos x = sin x sehingga siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu penarikan kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan penalaran yang logis, sehingga siswa juga melakukan kesalahan penarikan kesimpulan. Kutipan II

P : Kok bisa seperti itu? Alasannya? S : (hanya tersenyum)

P : Sekarang, kalau kamu ingin ini (1- cos x = sin x) berlaku, ini berarti 1 = sin x + cos x seperti itu bukan?

S : Iya..

P : Nah.. ini aku kalikan dengan r, r = r sin x + r cos x, ini (r sin x) tadi siapa? y kan? commit to user

S : Iya…

P : Ini (r cos x)? S : x

P : Oke, dalam segitiga (siku-siku) itu berlaku seperti ini ( r = y+ x ) atau tidak? S : Tidak

Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan karena siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri, siswa mengira 1 = sin2x + cos2x dapat menjadi 1 = sin x + cos x. Setelah peneliti memberikan petunjuk, siswa mampu menemukan konsep yang benar mengenai rumus identitas trigonometri tersebut, hal ini menunjukkan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan konsep adalah siswa kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri.

Kutipan III

P : Apa memang harus dijabarkan seperti ini? Tidak bisa langsung mencari b seperti itu, bisa tidak?

S : Kalau mencari b, kalau tidak diubah… menjadi cosec x + cot x

Berdasarkan kutipan III, siswa memilih strategi menjabarkan masing-masing bentuk trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit, hal ini berarti siswa melakukan kesalahan strategi

Kutipan IV

P : Kenapa tidak seperti itu? Kenapa dijabarkan dahulu? S : Ya.. agar… mudah (tersenyum)

P : Agar mudah?

S : Iya.. sin sama sin (menunjuk sin 𝑥1 + cos 𝑥sin 𝑥 )

Berdasarkan kutipan IV, penyebab kesalahan ini adalah siswa menganggap akan lebih mudah jika menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri terlebih dahulu.

Kutipan V

P : Nah, ini.. dari sini ke sini, ini kan −1−cos 𝑥sin2𝑥 .. lalu kamu menyimpulkannya menjadi sin 𝑥1 , kenapa?

S : E e e ehh.. seharusnya ini kan –sin 𝑥sin2𝑥 , ini kan 1-cos x = sin x

P : Padahal ini kan -1-cos x , kalau negatifnya kamu keluarkan jadinya seperti ini, - (1+cos x) commit to user

S : Iya ya..

P : Lalu? Jadi apa penyebabnya? Bukan karena ini (1-cos x = sin x ) kan? Salah hitung atau karena apa?

S : Tidak tahu mbak...

P : Tapi sebenarnya, niatnya ingin seperti ini? 1-cos x = sin x? S : Iya..

Berdasarkan kutipan V, siswa menarik kesimpulan bahwa −1−cos 𝑥sin2𝑥 = sin 𝑥1 hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, siswa juga menyatakan bahwa 1-cos x = sin x artinya siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu siswa melakukan kesalahan perhitungan bahwa -1-cos x= -(1-cos x). Penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri, hal ini terkait dengan hasil analisis kutipan II selain itu pada kutipan V, siswa menyadari adanya ketidaksesuaian jawaban siswa dengan maksud siswa, artinya siswa tidak teliti saat mengerjakan.

Kutipan VI

P : Kemudian, ini sudah jawaban paling sederhana?sin 𝑥1 ini? S : Cosec

P : Cosec? Dulu kenapa tidak disederhanakan? S : Yaa… menyamakan yang ini.. sin x

P : Menyamakan yang sin x? maksudnya?

S :Dari ini (nilai a) kan ditemukan ini.. agar penyebutnya sama begitu….

Berdasarkan kutipan VI, jawaban siswa berhenti pada sin 𝑥1 (belum jawaban paling sederhana) artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan. Kemudian siswa menyatakan bahwa siswa bermaksud menyamakan penyebut, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami maksud soal (yang diinginkan soal adalah bentuk sederhana, bukan menyamakan penyebut).

2) Subjek nomor 17

Gambar 4.19. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 17 Kutipan I

P : Lalu.. ini (nomor 2 soal wawancara).. kamu menyimpulkan 1- cos x sama dengan sin x ya?

S : Iya..

Berdasarkan kutipan I, siswa menyimpulkan bahwa 1- cos x = sin x sehingga siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu penarikan kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan penalaran yang logis, sehingga siswa juga melakukan kesalahan penarikan kesimpulan.

Kutipan II

S : Karena itu.. didapat dari itu mbak... apa.. sama-sama dibagi.. P : Diakar?!

S : Iya..

P : Jadi seperti ini...√1 = √sin2𝑥 + cos2𝑥 …. ? S : Iya…

P : Ini hasilnya berapa?

S : Kemarin saat mengerjakan hasilnya jadi sin x + cos x

Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan karena siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri, siswa mengira 1 = sin2x + cos2x dapat menjadi 1 = sin x + cos x. Siswa mengatakan bahwa √1 = √sincommit to user 2𝑥 + cos2𝑥 menghasilkan 1 = sin x + cos x,

sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan konsep ini adalah karena siswa kurang memahami konsep operasi hitung aljabar.

Kutipan III

S : Sepertinya yang ini yang salah (menunjuk 𝑏 = −(1+cos 𝑥)sin 𝑥 )? P : Yang itu? Yang ini nya (𝑏 = −1−cos 𝑥− sin 𝑥 ) benar?

S : Iiiiya.. sepertinya…

P : Ini kamu sudah yakin, itu karena kurang teliti atau kurang apa?

S : Ooohh.. kurang.. kurang teliti…dulu ketika mengerjakan ini saya beri satu.. jadi ini (-b = - 1 . b).. nanti.. jadi per disini (𝑏 = (−1) sin 𝑥1+cos 𝑥 ).. min satu kali sin jadi min sin

Berdasarkan kutipan III, −(1+cos 𝑥)sin 𝑥 menghasilkan −1−cos 𝑥− sin 𝑥 , hal ini menunjukkan siswa melakukan kesalahan hitung, berdasarkan pernyataan siswa, penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang teliti.

Kutipan IV

P : Ini ya.. aku tanya yang ini.. dari -1-cos x bisa menjadi – sin x karena apa? S : (menuliskan 1-cos2x = sin2x kemudian 1 –cos x = sin x)

P : Ya.. tapi ini -1-cos x ya? Kenapa bisa menjadi –sin x? S : Ini (negatif)nya keluar..

P : Coba keluarkan negatif nya.. S : Hehe… (menuliskan –(1-cos x))

P : Seperti ini? Ini kalo didistribusikan plus… berarti kamu menyimpulkan bahwa 1+cos x = sin x?

S : Iya ya…

P : Apa? Karena kurang teliti atau apa? S : Karena apa ya.. karena bingung mbak..

P : Tapi juga ada kemungkinan kamu tidak teliti atau tidak? S : Tidak teliti juga..

P : Uumm.. ya.. jadi sudah salah di 1 –cos x = sin x kamu juga mengira -1 –cos x = -sin x karena kamu inginnya ini kamu keluarkan negatifnya seperti itu? S : Iya…

Berdasarkan kutipan IV siswa menyimpulkan bahwa -1-cos x = - sinx, artinya siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, siswa juga menyatakan bahwa 1 –cos x = sin x artinya siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu siswa menyatakan bahwa -1-cos x = -(1-cos x) artinya siswa melakukan kesalahan hitung. Penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri commit to user

dan siswa kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri (berdasarkan hasil analisis kutipan II). Siswa mengakui bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan hitung adalah siswa tidak teliti.

Kutipan V

P : Saat dikalikan.. ini (sin 𝑥1 ) sudah yang paling sederhana? S : Iya...

Berdasarkan kutipan V siswa mengakui bahwa sin 𝑥1 merupakan jawaban paling sederhana, padahal sebenarnya dapat disederhanakan lagi menjadi csc x, hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan Kutipan VI

P : Ini kenapa mengerjakannya berhenti sampai 1

sin 𝑥?

S : Uumm.. mungkin tidak terpikirkan ke cosec mbak...

Berdasarkan kutipan VI penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak mampu membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri (tidak mampu membuat hubungan antara sin 𝑥1 dengan csc x.

Kutipan VII

P : Kenapa kamu memilih cara menjabakan masing-masing seperti ini?

S : Nanti kalau tidak dijabarkan, jawabannya itu seperti belum paling sederhana...

P : Oohh.. begitu.. kamu tahu rumus yang ada kaitannya dengan csc x dan cot x atau tidak? yang ada kuadrat-kuadratnya..

S : Lupa...

P : Ini tidak terpikirkan.. ini ada cot x, ini juga ada csc x, lalu yang b nya juga ada cot x, csc x…lalu kamu mencari a sendiri.. b sendiri lalu dicari hubungan antar keduanya, tidak terpikirkan seperti itu?

S : Tidak..

Berdasarkan kutipanVII siswa lebih memilih menjabarkan masing-masing bentuk trigonometri artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa menyatakan bahwa apabila tidak dijabarkan, belum dapat diperoleh bentuk sederhana, sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan strategi adalah siswa menganggap bahwa bentuk sederhana tidak akan tercapai apabila masing-masing perbandingan trigonometri tidak dijabarkan. Siswa memilih strategi tersebut karena ketidakmampuan siswa dalam mengaitkan cot x dengan csc x, sehingga commit to user

siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan, penyebabnya adalah siswa kurang terampil membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri.

b. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok sedang 1) Subjek nomor 5

Gambar 4.20. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 5 Kutipan I

P : Ini kamu bagimana mengerjakannya? S : Kosekannya diubah.. menjadi 1

sin 𝑥 lalu perkaliannya ini dulu

dikerjakan... P : Yang 1

sin 𝑥 cos2x itu ya?

S : Iya.. hasilnya cos

2𝑥

sin 𝑥, lalu dikurangi.. hasilnya 1−cos

2𝑥

sin 𝑥 , lalu 1 − cos2𝑥

diubah menjadi sin2x, berarti sin

2𝑥

sin 𝑥, dicoret, berarti sin x= sin x

Berdasarkan kutipan I, di nomor 1, siswa tidak melakukan kesalahan.

Kutipan II

P : Ini saat mencari a.b.. dari sini (csc 𝑥−cot 𝑥sin 𝑥 . − csc 𝑥 − cot 𝑥) ke sini (csc 𝑥 − cot 𝑥 . − csc 𝑥 sin 𝑥 − cot 𝑥 sin 𝑥).. itu kamu kali silang? S : (mengoreksi hasil pekerjaan) iya sepertinya

P : Ini kenapa kamu kali silang? Ini perkalian bukan? S : Salah hitung…

P : Seharusnya bagaimana?

S : Ininya (csc 𝑥 − cot 𝑥) dikali ini (− csc 𝑥 − cot 𝑥) P : Iya.. dikalikan, lalu?

S : Per sin x

Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kali silang terhadap operasi perkalian dua pecahan bentuk aljabar, padahal seharusnya siswa mengalikan pembilang dengan pembilang, penyebut dengan penyebut, hal ini berarti siswa melakukan kesalahan hitung. Saat peneliti menanyakan jawaban yang seharusnya, siswa mampu menjawab dengan benar, artinya penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.

Kutipan III

P : itu.. bisa lebih sederhana lagi tidak? S : (mencoba mengerjakan)

Berdasarkan kutipan III, jawaban siswa berhenti pada jawaban yang belum mencapai bentuk sederhana, artinya siswa melakukan kesalahan dalam hierarki keterampilan.

Kutipan IV

P : Misal saat sampai sini (csc2𝑥 − cot2𝑥), terpikirkan tidak mendapatkan 1 ini, kalau tidak ibu beri tahu tadi?

S : Tidak!

Berdasarkan kutipan IV, penyebab siswa tidak mampu mengaitkan csc2𝑥 − cot2𝑥 dengan 1 yang mana merupakan identitasnya, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri.

Gambar 4.22. Jawaban Nomor 3 Wawancara Subjek Nomor 5 Kutipan V

P : Naahh.. “x” nya belum kamu tulis.. S : (menuliskan “x”)

P :Kenapa bisa lupa menuliskan“x”? Karena lupa atau karena kamu menganggap itu tidak terlalu penting, atau karena apa?

S : Mungkin saya lupa.. dan itu juga kurang penting sepertinya…

Berdasarkan kutipan V, siswa belum menuliskan simbol “x” pada sin x, artinya siswa melakukan kesalahan konsep, penyebabnya adalah siswa lupa dan menganggap simbol “x” pada sin x tidak terlalu penting.

Kutipan VI

P : Lalu ini (sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥1−cos2𝑥 ) , ini (cos x nya) kamu coret ya? S : Iya..

P : Boleh seperti ini? S : Tidak!

P : Naahh.. lalu? Ini kamu coret kenapa? S : Bingung og..

P : Lebih karena bingung? Ini ketika mengerjakan disini (saat mengerjakan ulang) kenapa tidak bisa? Karena bingung atau salah paham?

S : Salah paham..

Berdasarkan kutipan VI, siswa salah dalam menerapkan kaidah pencoretan dengan mencoret cos x pada sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥1−cos2𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan konsep. Berdasarkan pernyataan siswa dank arena ketika siswa diminta mengerjakan ulang, siswa tidak mampu menyelesaikan dengan benar, maka penyebab siswa melakukan kesalahan ini adalah siswa kurang memahami proses

Kutipan VII

P : Mbak tanya, pada bagian ini ( sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥1−cos2𝑥 menghasilkan sin

2𝑥

1−cos 𝑥 ), karena

kamu bingung atau karena tidak paham bagaimana mengerjakannya? S : Bingung mbak...

Berdasarkan kutipan VII, siswa menyimpulkan bahwa sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥1−cos2𝑥

menghasilkan sin

2𝑥

1−cos 𝑥, artinya siswa melakukan kesalahan penarikan

kesimpulan, hal tersebut muncul setelah melakukan kesalahan pada kutipan VI yang menimbulkan kebingungan pada siswa, hal ini didukung oleh pernyataan siswa bahwa dia mengalami kebingungan saat mengerjakan.

Kutipan VIII

P : Ada yang bisa didistribusikan keluar mungkin.. atau bagaimana.. S : (hening)

P : Ini kamu mempunyai sin... S : Iya..

P : Disini kamu juga mempunyai sin bukan? Berarti? S : (hening)

P : Bisa didistribusikan keluar tidak? kamu mempunyai a – ba, lalu menjadi apa ini?

S : a… a dikali min b

P : a dikali min b? a dikali –b itu bisa menghasilkan ini (a – ba) tidak? S : Tidak

Berdasarkan kutipan IX, meskipun peneliti sudah memberikan petunjuk mengerjakan, namun siswa masih mengalami kesulitan, artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan, siswa tidak mampu mengubah bentuk a – ba menjadi a(1 – b), sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.

2) Subjek nomor 6

Kutipan I

S : Yang ini (cosec 𝑥 = cos 𝑥1 ) tidak yakin.. Yang se per cos.. P : Nah, kalau sec x itu apa?

S : Eh.. se per sin bukan?

P : sec x, se per sin? cosec x, se per cos? S : Uumm.. ya…

Berdasarkan kutipan I, siswa menyatakan bahwa cosec 𝑥 = cos 𝑥1 artinya siswa melakukan kesalahan konsep, siswa mengiyakan pernyataan peneliti bahwa cosec 𝑥 = cos 𝑥1 dan sec 𝑥 = sin 𝑥1 (namun terlihat ragu) sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa hanya sekedar menghafal, sehingga terbalik-balik ketika menentukan rumus identitas.

Kutipan II

P : Lalu ini, ceritanya kamu samakan penyebutnya? Atau bagaimana? Daricos1 - cos x, menjadi 1−cos 𝑥cos2𝑥

S : Iya.. saya samakan penyebutnya...

P : Benar seperti ini menyamakan penyebutnya? S : Iya!

Berdasarkan kutipan II, siswa menyamakan penyebut pada cos1 - cos xmenghasilkan 1−cos 𝑥cos2𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan konsep.

Kutipan III

P : Nah, ayoo.. samakan penyebutnya.. S : cos..

P : Ini ( cos x pada cos 𝑥1 ) jadi berapa ini? S : cos x2

P : cos x2?? S : Iya..

Berdasarkan kutipan III, saat peneliti meminta siswa melakukan perhitungan ulang, siswa memberikan jawaban yang salah, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami operasi hitung pecahan aljabar. Percakapan IV

S : (menggelengkan kepala)

P : Misal.. ini ada cosec x, ini juga cosec x, lalu didistribusikan keluar, seperti itu?

S : Tidak…

Berdasarkan kutipan IV, siswa memilih strategi menjabarkan masing-masing bentuk trigonometri, artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa tidak mampu mengubah bentuk csc x – csc x sin2x menjadi csc x (1–sin2x) sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.

Percakapan V

P : Berarti, ini tadi kenapa tidak bisa mengarah ke pembuktian, penyebabnya apa?

S : Ini (cosec 𝑥 = cos 𝑥1 ) salah…

P : Sudah salah dahulu ya.. yang cos 𝑥1 ….

Berdasarkan kutipan V, siswa tidak mampu menyelesaikan soal karena melakukan kesalahan konsep, penyebabnya adalah siswa hanya sekedar menghafal, sehingga terbalik-balik ketika menentukan rumus identitas tersebut (berdasarkan hasil analisis kutipan I).

Kutipan VI

P : Ini ibu tanya.. menurutmu ada yang kurang tidak ini? S : x

P : x nya kenapa tidak ada? S : x itu membuat rumit Bu..

P : Jadi menurutmu tidak penting ya? cos tidak ada x nya seperti itu? S : Ya nanti jawabannya baru diberi x seperti itu Bu...

P : Ooohh seperti itu.. jadi menurutmu saat proses tidak penting? S : Iya..

Berdasarkan kutipan VI, siswa tidak menuliskan “x” pada cos x, artinya siswa melakukan kesalahan konsep, siswa menyatakan bahwa penulisan “x” saat proses merepotkan, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang menganggap penting makna simbol matematika.

Gambar 4.24. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 6 Kutipan VII

P : Nah.. seharusnya 2 cosec x ya.. S : Ini!

P : Oh iya.. cosec x – 0 tapi hasilnya 0 ya..

Berdasarkan kutipan VII, cosec x – 0 menghasilkan 0, artinya siswa melakukan kesalahan hitung. Siswa langsung dapat menyadari kesalahan yang dilakukan, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti

Kutipan VIII

P : Ini.. –a sama dengan cosec apa ini? S : cosec.. x…

P : Nah.. tidak ada “x” nya ya… ini juga tidak ada “x” nya, yang cosec + cot 𝑥 ini..

S : Karena ini (saat mengerjakan nomor 1) se per cos.. ini (saat mengerjakan nomor 2) jadi se per cos..

Berdasarkan kutipan VIII, siswa tidak menuliskan “x” melakukan kesalahan konsep, seperti halnya kutipan VI, selain itu berdasarkan hasil analisis kutipan siswa melakukan kesalahan ini karena siswa kurang menganggap penting makna simbol matematika.

Kutipan IX

P : Ini jadi ikut salah.. lalu.. cotangen itu tan per sin? S : Iyy.. tidak tahu.. menurut saya, ya! commit to user

P : Menurutmu ya? Kalau tangen.. tan x itu? S : sin per cos..

P : Nah… kalau cot x? S : se per… tan!

P : Iya bener! cot x itu se per tan, padahal.. tan itu cos 𝑥sin 𝑥 kan tadi? S : Ya..

P : Jadi? Apa ini? S : cos per sin..

Berdasarkan kutipan VII siswa menyatakan cot 𝑥 =tan 𝑥sin 𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan konsep. Saat peneliti memberikan petunjuk, siswa mampu menemukan identitas yang benar dari cot x sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa hanya menghafal rumus.

Kutipan VIII

P : Lalu ini ceritanya.. ini dari sini (

1

cos 𝑥 + tan 𝑥sin 𝑥

sin 𝑥 ), ke sini (cos 𝑥sin 𝑥 + sin 𝑥 tan 𝑥sin 𝑥 ), kamu

dapat sin x dari mana ini?

S : Iniii.. Oh ya.. tan tadi.. eh bukan...sin.. P : Karena ini? per sin x ?

S : Oh iya.. ini (sin x ).. ini.. pindah ke atas.. P :Pindah ke atas.. benar seperti ini?

S : Iya!

Berdasarkan kutipan VII,

1

cos 𝑥 + tan 𝑥sin 𝑥

sin 𝑥 menghasilkan cos 𝑥sin 𝑥 + sin 𝑥 tan 𝑥sin 𝑥 , hal ini

berarti siswa melakukan kesalahan konsep ketika melakukan operasi penjumlahan dan operasi pembagian pada pecahan bentuk aljabar.

Kutipan VIII

P : Salah.. Ini dapat ibu tulis seperti ini ya... 𝑎 + 𝑏 dibagi c, c nya itu 1.. berarti kalau 𝑎 + 𝑏 dikalikan dengan?

S : se per c

P : a nya tadi itu ini,cos 𝑥1 , b nya tan 𝑥sin 𝑥 dikali… c nya tadi siapa? S : sin..

P : sin x.. naahh.. berarti yang benar bagaimana ini? S : per sin cos..

P : Iya… sin x cos x

S : plus tan.. per sin kuadrat..

Berdasarkan kutipan VIII, pada awalnya siswa meyakini jawabannya merupakan jawaban benar, namun setelah peneliti memberikan petunjuk, siswa menyadari kesalahannya dan mampu menemukan jawaban yang benar, artinya penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang paham konsep operasi aljabar.

Kutipan IX

P : Lalu, dari sini (sin 𝑥cos 𝑥+sin 𝑥 tan 𝑥sin 𝑥 ) cot 𝑥 ke sini (sin tan 𝑥cos sin 𝑥) ada kesalahan atau tidak menurutmu?

S : Yang atas seharusnya sin kuadrat.. P : Kenapa sin kuadrat?

S : sin dikali sin.. tan dikali cos..

P : Lalu nanti jadinya bagaimana? cotangen nya juga kemana itu? S : Bagaimana bisa ya..(hening)

P : Lalu ini.. ini penjumlahan.. kenapa bisa menjadi perkalian? S : Tidak tahu..

P : Ini karena apa? Kenapa bisa jadi seperti ini? Alasannya apa? S : (hening)

P : Kurang teliti… atau kamu salah paham dengan aturan penjumlahan pada pecahan.. atau karena apa?

S : Mungkin karena tidak teliti..

Berdasarkan kutipan IX, (cos 𝑥sin 𝑥 +sin 𝑥 tan 𝑥sin 𝑥 ) cot 𝑥 menghasilkan sin tan 𝑥cos sin 𝑥, ketidaklogisan jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, siswa mengabaikan keberadaan cot x dan hanya melakukan perhitungan pada sin 𝑥

cos 𝑥+sin 𝑥 tan 𝑥sin 𝑥 , sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa

salah menafsirkan tulisannya. Siswa menyatakan bahwa sin x pada cos 𝑥sin 𝑥 seharusnya sin2x, artinya siswa melakukan kesalahan hitung, karena siswa langsung menyadari kesalahannya maka penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.

Kutipan X

P : Lalu ini.. tansin𝑥, benar menulisnya seperti ini? “x”nya keluar seperti itu? Boleh seperti itu menulisnya?

S : Tidak tahu... hehe.. P : Tidak boleh..jadi tan x

sin 𝑥 itu berbeda dengan tan

sin𝑥

Berdasarkan kutipan X siswa menuliskan tan xsin 𝑥 sebagai tansin𝑥, artinya siswa melakukan kesalahan konsep. Siswa tidak tahu apakah penulisan seperti itu benar atau tidak dalam matematika, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak memahami makna simbol matematika.

Kutipan XI

P : Kalau misal ini diubah langsung b tanpa harus eliminasi.. jadinya berapa ini? S : (mengerjakan)

P : Nah.. itu bisa.. kamu begitu saja.. langsung mencari b, tidak perlu eliminasi untuk mencari b .. lebih simpel mana menurutmu?

S : Iniiii…

Berdasarkan kutipan XI siswa memilih strategi dengan mengeliminasi kedua persamaan yang berakibat pada perhitungan menjadi rumit, sehingga siswa melakukan kesalahan strategi

Kutipan XII

P : Kenapa tidak mencoba menjabarkan atau mencari a langsung seperti itu? S : Hhmm.. tidak.. tidak terpikiran seperti itu..

P : Ini karena itu ya.. ada dua persamaan ini.. karena itu kamu mengeliminasi seperti itu?

S : Iya..

P : Jadi sudah seperti kebiasaan kalau dua persamaan berarti dieliminasi? S : Iyyaaa..

Berdasarkan kutipan XII siswa tidak terpikirkan ide lain selain eliminasi, artinya siswa tidak mampu melihat hubungan antara cot x dengan csc x, sehingga siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan. Siswa memilih strategi mengeliminasi karena tidak terpikirkan ide yang lain, siswa menganggap bahwa jika ada 2 persamaan, maka kedua persamaan harus dieliminasi untuk commit to user

mendapatkan bentuk sederhana, sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan strategi dan kesalahan hierarki keterampilan ini adalah siswa hanya terpaku pada satu cara penyelesaian.

3) Subjek nomor 7

Gambar 4.25. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 7 Kutipan I

P : Sebelumnya ini tidak ada sama dengannya.. dia tidak sama dengan siapa-siapa….

S : Katanya bu Ida tidak perlu anu.. P : Tidak perlu ada sama dengannya?

S : Tidak.. yang diperhatikan itu yang ini (cosec x – cosec x cos2x).. mencari.. P : Iya.. maksudnya.. ini.. jangan lupa disini ada sama dengan sin x, sama

dengan sin x, sama dengan sin x, begitu.. jadi agar jelas ini milik siapa.. ini itu miliknya ruas kiri..

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 28-76)

Dokumen terkait