BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
4. Deskripsi Data Penelitian
a. Kategorisasi Skor Total Kecenderungan Pembelian Impulsif
Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, rendah dan sedang.
Tabel 18. Gambaran Skor Kecenderungan Pembelian Impulsif
Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik
Perilaku Pembelian
Impulsif
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
42 81 60.76 7.741 28 112 84 14
kecenderungan pembelian impulsif pada subjek penelitian lebih rendah daripada kecenderungan pembelian impulsif pada populasi umumnya.
Selanjutnya, subjek akan digolongkan dalam 3 kategori kecenderungan pembelian impulsif yaitu kecenderungan pembelian impulsif rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian kecenderungan pembelian impulsif dengan membagi distribusi normal atas enam satuan deviasi standar. Untuk menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori diagnosis tipe kecenderungan pembelian impulsif, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi ke dalam 3 bagian menjadi:
× < ( µ - 1,0 ) Rendah ( µ - 1,0 ) ≤ × < ( µ + 1,0 ) Sedang ( µ + 1,0 ) ≤ × Tinggi
Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang terdiri atas 28 aitem dengan pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4 diperoleh rentang minimum-maksimumnya adalah 28 x 1 = 28 sampai dengan 28 x 4 = 112, sehingga luas jarak sebarannya adalah 112 – 28 = 84. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai = 84/ 6 = 14 dan mean hipotetiknya adalah = 70. Dari perhitungan di atas, dapat dibuat kategorisasi kecenderungan pembelian impulsif seperti pada tabel 19 berikut:
Tabel 19. Kategorisasi Kecenderungan Pembelian Impulsif Menurut Metode Distribusi Normal
Rentang Nilai Kategori Kecenderungan
Pembelian Impulsif
× < 56 Rendah
56 ≤ × < 84 Sedang
84 ≤ × Tinggi
Tabel 20. Gambaran mean Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal
Locus of Control Mean Kecenderungan Pembelian Impulsif Kategori Kecenderungan Pembelian Impulsif Locus of Control Internal 56.67 Sedang Locus of Control Eksternal 64.05 Sedang
Dari tabel 20, dapat dilihat bahwa subjek yang locus of control internal memiliki mean kecenderungan pembelian impulsif 56.67 (sedang), dan subjek yang locus of control eksternal memiliki mean kecenderungan pembelian impulsif
b. Hasil Tambahan
Ada beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian, antara lain pengaruh kecenderungan pembelian impulsif terhadap locus of control, perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku.
1. Pengaruh Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Locus of Control
Independent t-test tidak hanya berguna untuk melihat signifikansi perbedaan dua kelompok, akan tetapi akan tetapi uji ini juga dapat melihat pengaruh antarasatu variabel dengan variabel lainnya. Pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dapat diketahui dengan cara melakukan komputasi terhadap effect size yang disimbolkan dengan r. Besar pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya diperoleh dengan cara mengkuadratkan nilai r. Berikut ini akan disajikan komputasi effect size (r) perilaku religius terhadap kesehatan mental pada gay.
r
=Keterangan : r = effect size
t = nilai t yang diperoleh dari independent t-test df = nilai df yang diperoleh dari independent t-test
Dengan demikian, maka dengan memasukkan harga-harga dari setiap simbol, maka diperoleh nilai r dengan cara berikut ini:
r = r = r = 0,1476058 r = 0,384195002 r² = 0,1476058 r² = 0,15
Berdasarkan komputasi nilai effect size maka diperoleh r = 0,38. Kemudian dikuadratkan nilai r maka diperoleh r² = 0.15. Nilai r²inilah yang dikatakan sebagai pengaruh atau sumbangsih locus of control terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Ini berarti bahwa sekitar 15% locus of control mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif. Sebesar 15% dipengaruhi oleh locus of control internal atau locus of control eksternal yang dimiliki oleh kelompok locus of control internal atau locus of control eksternal adalah rendah dan sisanya adalah karena faktor lain. Secara teoritis, Langdridge (2004) mengatakan bahwa nilai r² ≥ 0.8 memiliki pengaruh yang besar, sehingga dapat dimaknai bahwa locus of control dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang kecil terhadap kecenderungan pembelian impulsif.
2. Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 21. Deskriptif Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error
Wanita 77 orang 61.36 7.790 0.888
Pria 23 orang 58.74 7.381 1.539
Dari tabel 21, dapat dilihat bahwa mean kelompok subjek wanita mempunyai mean yang lebih tinggi yaitu sebesar 61.36, daripada kelompok subjek pria yaitu sebesar 58.74. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok subjek wanita mempunyai kecenderungan pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok subjek pria.
Tabel 22. Hasil Analisa Varians Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 121,987 1 121,987 2,058 ,155 Within Groups 5810,253 98 59,288 Total 5932,240 99
Dari tabel 22, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal kecenderungan pembelian impulsif diantara wanita dan pria. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi (0.155) lebih besar dari 0.05.
3. Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Uang Saku
Tabel 23. Deskriptif Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Uang Saku
Uang Saku N Mean Std. Deviation Std. Error
Rp 400.000 – Rp 650.000 51 orang 60.04 6.502 0.910 Rp 650.000 – Rp 900.000 23 orang 60.74 10.046 2.095 Rp 900.000 – Rp 1.150.000 7 orang 58.00 7.681 2.903 Rp 1.150.000 – Rp 1.400.000 11 orang 66.18 6.661 2.008 > Rp 1.400.000 8 orang 60.38 7.520 2.659
Dari tabel 23, dapat dilihat bahwa mean pada kelompok subjek dengan uang saku antara Rp 1.150.000 – Rp 1.400.000 memiliki mean lebih tinggi yaitu
uang saku diatas Rp 1.400.000 memiliki mean yaitu 60.38, pada kelompok subjek dengan uang saku antara Rp 400.000 – Rp 650.000 memiliki mean yaitu 60.04 dan pada kelompok subjek dengan uang saku antara Rp 900.000 – Rp 1.150.000 memiliki mean paling rendah, yaitu 58.00. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pembelian impulsif lebih banyak ditunjukkan oleh kelompok subjek dengan uang saku antara Rp 1.150.000 – Rp 1.400.000.
Tabel 24. Hasil Analisa Varians Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Uang Saku
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 404,372 4 101,093 1,737 ,148 Within Groups 5527,868 95 58,188 Total 5932,240 99
Dari tabel 24, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal kecenderungan pembelian impulsif diantara kelompok subjek yang memiliki uang saku antara Rp 400.000 - > Rp 1.400.000. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi (0.148) lebih besar dari 0.05.
4. Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Stambuk
Tabel 25. Deskriptif Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Stambuk
Stambuk N Mean Std. Deviation Std. Error
2005 12 61,92 8,639 2,494
2006 23 63,78 8,549 1,783
2007 23 59,13 6,703 1,398
2008 21 60,14 8,002 1,746
2009 21 59,19 6,660 1,453
Dari tabel 25, dapat dilihat bahwa mean kelompok subjek stambuk 2006 memiliki mean yang lebih tinggi yaitu sebesar 63.78. Selanjutnya pada kelompok subjek stambuk 2005 memiliki mean yaitu 61.92, pada kelompok subjek stambuk 2008 memiliki mean yaitu 60,14, pada kelompok subjek stambuk 2009 memiliki mean yaitu 59.19 dan pada kelompok subjek stambuk 2007 memiliki mean paling rendah yaitu 59.13. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok subjek stambuk 2006 memiliki kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi daripada stambuk 2005, 2007, 2008 dan 2009.
Tabel 26. Hasil Analisa Varians Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Stambuk Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 346,992 4 86,748 1,476 ,216 Within Groups 5585,248 95 58,792 Total 5932,240 99
Dari tabel 26, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal kecenderungan pembelian impulsif diantara kelompok subjek dengan stambuk 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi (0.216) lebih besar dari 0.05.
5. Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Usia Tabel 27. Deskriptif Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Usia
Usia N Mean Std. Deviation Std. Error
18 tahun 12 58,58 6,142 1,773 19 tahun 22 59,45 8,645 1,843 20 tahun 21 60,10 5,467 1,193 21 tahun 26 62,42 7,648 1,500 22 tahun 14 62,79 10,570 2,825 23 tahun 3 61,00 9,849 5,686
25 tahun 2 59,00 1,414 1,000
Dari tabel 27, dapat dilihat bahwa mean kelompok subjek dengan usia 22 tahun memiliki mean yang lebih tinggi yaitu sebesar 62.79. Selanjutnya pada kelompok subjek dengan usia 21 tahun memiliki mean yaitu 62.42, pada kelompok subjek dengan usia 23 tahun memiliki mean yaitu 61.00, pada kelompok subjek dengan usia 20 tahun memiliki mean yaitu 60.10, pada kelompok subjek dengan usia 19 tahun memiliki mean yaitu 59.45, pada kelompok subjek dengan usia 25 tahun memiliki mean yaitu 59.00 dan pada kelompok subjek dengan usia 18 tahun memiliki mean paling rendah yaitu 58.58. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok subjek dengan usia 22 tahun memiliki kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi.
Tabel 28. Hasil Analisa Varians Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Usia Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 239,356 6 39,893 ,652 ,689 Within Groups 5692,884 93 61,214 Total 5932,240 99
Dari tabel 28, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal kecenderungan pembelian impulsif diantara kelompok subjek dengan usia 18 sampai 24 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi (0.689) lebih besar dari 0.05.