• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Locus Of Control Internal Dan Locus Of Control Eksternal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Locus Of Control Internal Dan Locus Of Control Eksternal"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF

DITINJAU DARI

LOCUS OF CONTROL

INTERNAL DAN

LOCUS OF CONTROL

EKSTERNAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

ISHA MARIYANI

051301137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control. Pembelian impulsif merupakan pola pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Pembelian impulsif dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian memiliki bentuk yang bermacam-macam, salah satunya adalah locus of control. Locus of control terbagi atas 2 bagian, yaitu locus of control internal dan locus of cotrol eksternal.

Penelitian ini melibatkan 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara, berusia 18 – 25 tahun, dan memiliki uang saku diatas Rp 400.000/ bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala, yaitu skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal. Skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki nilai reliabilitas (rxx)

= 0.866 dan nilai reliabilitas skala locus of control internal dan locus of control eksternal (rxx) = 0.853.

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan nilai p=0.025, dengan subjek locus of control eksternal memiliki mean score yang lebih tinggi (x=64.05) dibandingkan dengan subjek locus of

(3)

tambahan membuktikan tidak ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku pada subjek penelitian.

(4)

The Difference of Impulse Purchasing Tendency Considered From Internal Locus of Control and External Locus of Control

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRACT

This research’s goal is to know the different of impulse purchasing

tendency considered from locus of control. The impulse purchasing is purchase consumer pattern that unplanned. The impulse purchasing is influenced by personality. It has some different forms, which one is locus of control. Locus of control consist of internal locus of control and external locus of control.

This research involve 100 students of psychology at universitas Sumatera Utara as subject. Sample criteria that used in this research is 18 – 25 ages student of psychology with income more than Rp 400.000/month. Sample acquisition using incidental sampling method. This research used two instruments, impulse purchasing tendency scale and internal and external locus of control scale. Impulse purchasing tendency scale has reliability value of (rxx) = 0.866 and

internal and external locus of control scale has value of (rxx) = 0.853.

The analysis result shows tendency distinction between internal and external locus of control with p = 0.025, and external locus of control subject has mean score of (x=64.05), higher than internal locus of control subject which has mean score of (x=56.67). the additional result prove that there is no significant distinction at impulse purchasing tendency based of ages, sex, year of graduation, and income of subject.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Rabb alam semesta yang telah memberikan penulis kekuatan, kesabaran dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan bagi kita semua Nabi Muhammad S.A.W.

Penyusunan skripsi ini yang berjudul “PERBEDAAN

KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL” diajukan guna memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi penulis dan patut untuk dihargai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Papa tersayang dan Mama tercinta. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas segalanya yang senantiasa mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas segala dukungan, baik dari segi materil maupun moril, kasih sayang dan cinta yang telah diberikan. Segala ketulusan yang mama dan papa berikan sangat berarti

(6)

keduanya. Mohon do’a restu dan dukungan yang senantiasa mengiringi setiap langkah penulis sampai kapanpun. “Love you so much...

2. Kepada abang, kakak dan adik penulis. Bang Adit, Bang Rizky, Kak Nurma, Dek Fari dan Dek Fitra. Segala canda tawa, perhatian dan dukungan yang tulus membuat penulis semakin kuat dalam menghadapi setiap cobaan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Prof. dr. Chairul Yoel, Sp. A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Emmy M, MA.Psi., Ph.D selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih banyak kepada Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi penulis hingga penulis sidang. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada ibu.

5. Terima kasih kepada Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A, dan Bapak Ferry Novliadi, M.Si., selaku dosen penguji skripsi penulis yang telah memberikan kritik dan sarannya yang sangat membangun. Semoga segala masukan yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk penelitian skripsi penulis.

6. Bapak Ferry Novliadi, M.Si., selaku dosen akademik penulis yang telah memberikan nasihat, bimbingan serta arahan selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

(7)

8. Kepada seluruh staff dan dosen pengajar di Fakultas Psikologi, terima kasih atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada penulis. Tanpa Bapak dan Ibu, penulis bukanlah apa-apa.

9. Kepada yang terkasih, sahabat, abangda dan teman masa depan penulis Achmad Mega Perdana, S.T. Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, dan nasihat yang telah tercurahkan. Terimakasih juga yang senantiasa selalu ada kapanpun dan dimanapun, baik suka maupun duka, dan selalu siap mendengarkan segala keluh kesah saat penulis dilanda kesedihan dan kesulitan. Segala yang diberikan sangat penting bagi penulis. ”You know, you are my source of powerful... ”.

10.Kepada sahabat terbaik penulis Halimatus Sakdiyah Lubis, S.Psi yang senantiasa selalu siap membantu penulis dikala penulis sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi dan rela jauh-jauh datang dari Tebing ke Medan hanya untuk membantu penulis. Semoga segala bantuan yang telah diberikan, kelak akan dibalas oleh Allah SWT. Amin.

11.Kepada teman-teman baik dan seperjuangan penulis Yoyo, Ratna, Diah, Leni, Mega, Cici, Ika, Ema, Noni, Neni, Qorin dan seluruh anak-anak Psikoma (Psikologi Kosong Lima) dan LCD (Lebai Community Disorder). Semua rasa yang pernah kita rasa pasti akan selalu penulis ingat

(8)

12.Kepada seluruh responden penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi skala tryout dan penelitian penulis. Jasa teman-teman sekalian akan selalu penulis ingat sampai kapanpun.

13.Kepada kak Erna, pustakawan yang selalu siap melayani dan tersenyum ramah setiap kali penulis mengunjungi perpustakaan (psycholib) dalam menyelesaikan skripsi.

14.Kepada seluruh senior, junior dan orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga kita selalu menjadi orang yang berguna untuk negara. Amin. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan saudara semua. Karena tanpa bantuan mereka penulis bukanlah apa-apa. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena bagaimanapun penulis hanyalah manusia biasa, kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Perilaku Pembelian Impulsif ... 13

1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 13

2. Karakteristik Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 14

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 16

4. Elemen Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 17

(10)

2. Konsep Dasar Locus of Control ... 20

3. Jenis Orientasi Locus of Control ... 21

4. Karakteristik Locus of Control ... 23

C. Perbedaan Perilaku Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control ... 24

D. Hipotesa Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Identifikasi Variabel Penelitian ...27

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...27

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif ...27

2. Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal ...29

C. Populasi, Sampel, Dan Metode Pengambilan Sampel ...31

1. Karakteristik Subjek Penelitian ...31

2. Teknik Pengambilan Sampel ...33

3. Jumlah Sampel Penelitian ...33

D. Metode Pengumpulan Data ...33

1. Alat Ukur Kecenderungan Pembelian Impulsif...34

2. Alat Ukur Locus of Control internal dan Locus of Control Eksternal ...38

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur ...43

1. Uji Validitas ...43

(11)

3. Uji Reliabilitas Alat Ukur ...44

F. Hasil Uji Coba ...45

1. Hasil Uji Coba Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ...45

2. Hasil Uji Coba Skala Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal ...47

G. Prosedur Penelitian ...48

1. Persiapan Penelitian ...48

2. Pelaksanaan Penelitian ...50

3. Pengolahan Data Penelitian ...50

H. Metode Analisa Data ...50

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ...52

A. Analisa Data ...52

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ...52

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian ...58

3. Hasil Utama Penelitian ...60

4. Deskripsi Data Penelitian ...63

B. Pembahasan ...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...80

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Aitem-aitem Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif Sebelum Uji Coba... 35

Tabel 2 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Sebelum Uji Coba... 37

Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba... 39

Tabel 4 Blue-print Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba... 42

Tabel 5 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba... 45

Tabel 6 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Untuk Penelitian... 46

Tabel 7 Blue-print Skala Locus of Control Setelah Uji Coba... 47

Tabel 8 Blue-print Skala Locus of Control Untuk Penelitian... 48

Tabel 9 Penyebaran Subjek berdasarkan Usia... 52

Tabel 10 Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin... 53

Tabel 11 Penyebaran Subjek berdasarkan Stambuk... 54

Tabel 12 Penyebaran Subjek berdasarkan Uang Saku... 55

Tabel 13 Gambaran Subjek berdasarkan Kategori Locus of control... 57

(13)

Tabel 15 Uji Homogenitas... 60

Tabel 16 Uji-t Perilaku Pembelian Impulsif ditinjau dari

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 61

Tabel 17 Deskripsi skor Pembelian Impulsif ditinjau dari

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 62 Tabel 18 Gambaran Skor Perilaku Pembelian Impulsif... 63

Tabel 19 Kategorisasi Perilaku Pembelian Impulsif Menurut

Metode Distribusi Normal... 65

Tabel 20 Gambaran mean Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 65

Tabel 21 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Jenis Kelamin... 68

Tabel 22 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Jenis Kelamin... 68

Tabel 23 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

Uang Saku... 69

Tabel 24 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Uang Saku... 70

Tabel 25 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

(14)

Tabel 27 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Usia... 72

Tabel 28 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Gambaran Subjek Penelitian LAMPIRAN 2. Reliabilitas

LAMPIRAN 3. Skala Penelitian LAMPIRAN 4. Data Penelitian

(16)

Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control. Pembelian impulsif merupakan pola pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Pembelian impulsif dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian memiliki bentuk yang bermacam-macam, salah satunya adalah locus of control. Locus of control terbagi atas 2 bagian, yaitu locus of control internal dan locus of cotrol eksternal.

Penelitian ini melibatkan 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara, berusia 18 – 25 tahun, dan memiliki uang saku diatas Rp 400.000/ bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala, yaitu skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal. Skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki nilai reliabilitas (rxx)

= 0.866 dan nilai reliabilitas skala locus of control internal dan locus of control eksternal (rxx) = 0.853.

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan nilai p=0.025, dengan subjek locus of control eksternal memiliki mean score yang lebih tinggi (x=64.05) dibandingkan dengan subjek locus of

(17)

tambahan membuktikan tidak ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku pada subjek penelitian.

(18)

The Difference of Impulse Purchasing Tendency Considered From Internal Locus of Control and External Locus of Control

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRACT

This research’s goal is to know the different of impulse purchasing

tendency considered from locus of control. The impulse purchasing is purchase consumer pattern that unplanned. The impulse purchasing is influenced by personality. It has some different forms, which one is locus of control. Locus of control consist of internal locus of control and external locus of control.

This research involve 100 students of psychology at universitas Sumatera Utara as subject. Sample criteria that used in this research is 18 – 25 ages student of psychology with income more than Rp 400.000/month. Sample acquisition using incidental sampling method. This research used two instruments, impulse purchasing tendency scale and internal and external locus of control scale. Impulse purchasing tendency scale has reliability value of (rxx) = 0.866 and

internal and external locus of control scale has value of (rxx) = 0.853.

The analysis result shows tendency distinction between internal and external locus of control with p = 0.025, and external locus of control subject has mean score of (x=64.05), higher than internal locus of control subject which has mean score of (x=56.67). the additional result prove that there is no significant distinction at impulse purchasing tendency based of ages, sex, year of graduation, and income of subject.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belanja merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi banyak orang dan tidak terbatas pada kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Secara umum orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. Paling tidak sebulan sekali orang meluangkan waktunya untuk berbelanja bulanan. Meskipun demikian, sering juga orang berbelanja hanya untuk memenuhi hasrat atau dorongan dari dalam dirinya, seperti yang dikatakan oleh Tambunan (2005), belanja adalah suatu gaya hidup tersendiri, bahkan telah menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah orang.

(20)

sebelum masuk toko, meliputi perencanaan terhadap produk dan merek produk, kategori produk, kelas produk, kebutuhan umum yang ditetapkan, dan kebutuhan umum yang belum ditetapkan. Apabila keputusan termasuk pada kategori terakhir, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai pembelian impulsif secara murni.

Pembelian impulsif atau bagi beberapa pemasar yang menyebutnya sebagai pembelian tidak terencana merupakan bagian dari pola pembelian konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004) dan menyatakan sebagai pembelian yang tidak direncanakan (Loudon dan Bitta, 1993). Engel dan Blacwell (1995), mendefinisikan pembelian yang tidak direncanakan atau yang disebut juga pembelian impulsif sebagai suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian yang dilakukan pada saat berada didalam toko.

Perilaku pembelian impulsif dapat dipahami sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana pelanggan hanya melibatkan sedikit proses kognitif tetapi juga biasanya menunjukkan tingkat emosi yang tinggi. Pembelian impulsif dilakukan tanpa direncanakan dan tanpa membuat suatu evaluasi kebutuhan. Pembelian impulsif sering terjadi dalam situasi dengan stimulasi yang kuat (Omar; Assael dalam Esch dkk, 2003 ).

Pernyataan ini didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kollat dan Willett (1969), mereka juga menggunakan istilah impulse buying (pembelian impulsif) yang sama dengan unplanned purchased

(21)

tidak direncanakan, dilakukan di tempat kejadian, dan disertai timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah (Rook dalam Verplanken dan Herabadi, 2001).

Meskipun tidak terencana merupakan ciri khas dari pembelian impulsif, tapi tidak semua pembelian tidak terencana merupakan pembelian impulsif. Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen mengalami perasaan tiba-tiba, sering merasakan perasaan yang sangat kuat dan berkeras hati terhadap dorongan emosional untuk membeli sesuatu dengan segera (Arnould, Linda, dan George, 2002). Pembeli impulsif lebih mungkin untuk mengalami pengalaman membeli secara spontan, lebih terkesan secara tiba-tiba, dan tidak berencana untuk membeli sebelumnya (Rook dan Fisher dalam Peck dan Terry, 2006).

Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan empat tipe dari pembelian impulsif. Keempat tipe pembelian impulsif tersebut yaitu; pembelian impulsif murni (pure impulse), pembelian impulsif secara sugesti (suggestion impulse), pembelian impulsif karena ingatan (reminder impulsif), dan pembelian impulsif yang direncanakan (planned impulse). Pembelanja yang merencanakan untuk membeli produk tetapi belum memutuskan fitur dan merek yang dibutuhkan dapat juga dikelompokkan sebagai pembeli impulsif (Rook dalam Semuel, 2007).

(22)

melakukan belanja seperti itu. Karena itu, perilaku belanja impulsif diasosiasikan dengan kecenderungan mengabaikan dampak-dampak buruk yang mungkin terjadi dan yang dapat mengakibatkan penyesalan, misalnya berkaitan dengan uang yang sudah telanjur dibelanjakan atau kualitas produk yang dibeli. Peryataan ini dibenarkan oleh pendapat Thomson dkk (dalam Semuel, 2007), yang mengemukakan bahwa ketika terjadi pembelian impulsif akan memberikan pengalaman yang lebih emosional dari pada rasional, sehingga tidak dilihat sebagai suatu sugesti, dengan dasar ini maka pembelian impulsif lebih dipandang sebagai keputusan irasional dibanding rasional.

(23)

Pembelian yang terjadi di department store dalam penelitian Bellenger, Robertson & Hirchman (dalam Matilla dan Jochen, 2007) mengatakan 27-62% terdiri dari pembelian impulsif.

Konsumen merupakan aset perusahaan yang paling berharga, sehingga diperlukan usaha untuk menciptakan sekaligus menjaga ekuitas tersebut (Abratt, et al. dalam Semuel, 2007 ). Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian atau yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan tesebut, perlu dipahami melalui suatu penelitian yang teratur.

Konsumen melaporkan bahwa mereka merasa senang ketika mereka melakukan pembelian impulsif (Cobb dan Hoyer, 1986; Rook, 1987 dalam Peck dan Terry, 2006), dan mereka mengalami bahwa kebutuhan akan kesenangan dan sesuatu yang baru pada mereka harus dipenuhi (Hausman dalam Peck dan Terry, 2006). Thompson dkk (dalam Wilkinson, 2007) menemukan bahwa pembelian impulsif akan menjadi tindakan yang bebas dalam membatasi situasi, dengan membiarkan responden untuk mengikuti keinginan mereka (lebih cenderung paksaan dari luar). Keputusan pembelian impulsif terjadi karena adanya rangsangan lingkungan belanja, merupakan implikasi yang mendukung asumsi bahwa jasa layanan fisik menyediakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen (Iyer, 1989; Marthur dan Smith, 1997; Negara, 2002 dalam Semuel, 2007).

(24)

yang akan dibeli telah diputuskan sebelum konsumen masuk ke dalam toko. Sedangkan pembelian tidak terencana (pembelian impulsif) adalah perilaku pembelian dimana konsumen tidak mempertimbangkan untuk membeli, atau mempertimbangkan untuk membeli tetapi belum memutuskan produk apa yang akan dibeli (Dony, 2007).

Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh banyak faktor yang pada intinya dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Engel, Kollat, dan Blakwell, 1973; Kottler, 1982; Swastha dan Handoko, 1987 dalam Lina dkk, 2007). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu: karakteristik produk, karakteristik pemasaran, dan karakteristik konsumen yang salah satunya adalah kepribadian konsumen (Loudon dan Bitta, 1993).

Salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam proses pembelian adalah faktor kepribadian. Hawkins dkk (1986) menyatakan bahwa kepribadian konsumen mengarahkan dirinya pada perilaku yang berbeda dalam setiap hal sehingga setiap individu cenderung memilih produk yang sesuai dengan kepribadiannya. Dalam mengambil keputusan membeli, konsumen dipengaruhi oleh kepribadian dalam diri. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005).

(25)

membedakannya dengan orang lain sehingga individu dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian tertentu. Maenpa dan Dittmar (dalam Buendicho, 2003), mengusulkan bahwa identitas kepribadian dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif.

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) mendefinisikan locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Tambahan menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) orientasi locus of control merupakan suatu kontinum unidimensional, dari eksternal menuju internal. Rotter (dalam Lina dkk, 1997) juga mengemukakan bahwa Locus of Control (LOC) menggambarkan keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Serason (dalam Lina dkk, 1997) berpendapat serupa, bahwa locus of control merupakan suatu konsep tentang bagaimana individu memandang dirinya

dalam mengontrol kehidupannya.

(26)

kehidupan mereka dan percaya bahwa pengalaman hidup mereka terjadi dari

“luar” (Kelley & Stack, 2000 dalam Pinto, 2004).

Petri (dalam Lina, 1997) menyatakan bahwa individu yang berlocus of control eksternal memiliki sikap patuh, lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada, lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997). Sementara individu yang berlocus of control internal mempunyai karakteristik lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat serta lebih tahan dalam menghadapi pengaruh sosial (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo dan Ruch, 1976 dalam Lina, 1997), lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan (Leffcourt, dalam Wolfe & Robertslaw, 1982, dalam Lina, 1997), lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang relevan untuk menguasai keadaan (Phares, 1976 dalam Lina, 1997).

Rook (dalam Buendicho, 2003), menegaskan bahwa perasaan keyakinan

dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif seperti “perasaan yang kuat akan

(27)

& Jeanrie, 1999, dalam Pinto, 2004). Mereka menunjukkan lebih inisiatif dan berusaha untuk dapat mengontrol dunia sekitar mereka dan cenderung untuk mengontrol keimpulsifan atau keinginan mereka dengan lebih baik daripada individu yang memiliki locus of control eksternal (Joc, 1971, dalam Pinto, 2004).

Lingkungan ekonomi juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dan bagaimana individu bereaksi atau mengadakan penyesuaian dengan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh locus of control individu tersebut. Rotter (dalam Lina dkk, 1997), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara harapan, nilai-nilai yang ada pada seseorang, serta lingkungan dimana dia berada. Harapan-harapan ini dapat menentukan kontrol seseorang apakah sebagai penguat pada kontrol internal atau eksternal.

Konteks sosial dapat mempengaruhi pembelian impulsif, khususnya ketika berbelanja untuk mengisi waktu luang bersama kelompok. Dittmar (dalam

Buendicho, 2003) percaya bahwa “mengonsumsi produk menunjukkan identitas diri” dan menentukan peningkatan pada pembelian impulsif. Sesuai dengan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa pembeli yang membeli secara impulsif memiliki kecenderungan berkepribadian locus of control eksternal.

B. PERUMUSAN MASALAH

(28)

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif yang ditinjau dari locus of control.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Metodologis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi terutama dalam bidang perilaku konsumen (consumer behavior) mengenai perbedaan kecenderungan pembelian impulsif

ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan memberikan bukti empiris mengenai hubungan tersebut. b. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen sebagai referensi teoritis dan empiris.

2. Manfaat Praktis

(29)

disesuaikan berdasarkan karakteristik locus of control internal dan locus of control eksternal pada konsumen, sehingga menghasilkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori

Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori tentang perilaku pembelian impulsif dan locus of control. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan mengenai perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal.

Bab III Metodologi penelitian

(30)

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum dan karakteristik dari subjek penelitian serta bagaimana analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Kemudian pada bab ini juga dibahas mengenai interpretasi data yang ada serta data tambahan dengan menggunakan SPSS 15.0 For Windows yang kemudian data-data tersebut akan diuraikan kedalam pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF 1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif

Rook dan Fisher (dalam Semuel, 2007), mendefinisikan sifat pembelian

impulsif sebagai “a consumers’ tendency to buy spontaneusly, immediately and kinetically”. Pembelian impulsif adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen mengalami perasaan tiba-tiba, penuh kekuatan dan dorongan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera (Engel dan Blackwell, 1995). Engel dan Blacwell (dalam Semuel, 2007) mendefinisikan pembelian impulsif (unplanned buying) adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada didalam toko.

(32)

terlebih dahulu. Hal itu cenderung secara spontan dan menggabungkan pemikiran yang tidak sungguh-sungguh (Cobb dan Hoyer, 1986). Pembelian impulsif di definisikan sebagai pembelian yang tidak terencana yang dikarakteristikkan dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat, dan prasangka subyektif terhadap keinginan segera memiliki (Rock & Gardner dalam Lin, 2005).

Rook (dalam Wilkinson, 2007) menyatakan pembelian impulsif (impulse purchasing) sebagai gangguan perilaku pada konsumen, dan sering

mengakibatkan konsumen menjadi “kehilangan control”, dengan demikian

pembelian impulsif disebut sebagai perilaku yang buruk atau negatif.

Dari beberapa pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu gangguan pada perilaku membeli konsumen dimana konsumen melakukan pembelian tanpa adanya perencanaan, terjadi dengan tiba-tiba, dan keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera pada saat di dalam toko tanpa adanya suatu pertimbangan untuk konsekuensi yang akan dihadapi.

2. Karakteristik Kecenderungan Pembelian Impulsif

Adapun karakteristik pembelian impulsif yang disebutkan oleh Rook (dalam Engel dan Blackwell 1995), yaitu :

a. Spontanitas

(33)

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya

emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

Keinginan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

Adapun pendapat lain dari tokoh yang menyebutkan mengenai karakteristik dari pembelian impulsif. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Relatif membuat keputusan secara cepat (Rook (1987); Rook & Hoch (1985) dalam Mai).

b. Menjadi hedonically complex dan lebih bersifat emosional daripada rasional (Bayley &Nancarrow (1998); Rook (1987); Rook & Hoch (1985) dalam Mai).

(34)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif

Hausman (dalam Mai) memberikan argumen mengenai faktor penting yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah suatu pandangan yang menganggap berbelanja adalah sebagai kesenangan sosial. Dengan kata lain, pembelian impulsif menjadi lebih dapat dimengerti jika berbelanja adalah dirasionalkan sebagai pandangan kesenangan semata.

Jumlah yang terbatas dari penelitian tentang pembelian-pembelian yang tidak direncanakan menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik produk, karakteristik pemasaran dan karakteristik-karakteristik konsumen yang muncul sehubungan dengan proses pembelian (Loudon & Bitta, 1993).

1) Karakteristik produk yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah :

a. Memiliki harga yang murah

b. Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut c. Siklus kehidupan produknya pendek

d. Ukurannya kecil atau ringan e. Mudah disimpan.

2) Pada faktor marketing, hal-hal yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif

(35)

a. Distribusi massa pada self-service outlet terhadap pemasangan iklan besar- besaran dan material yang akan didiskon.

b. Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang menonjol turut mempengaruhi pembelian impulsif.

3) Karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah:

a. Kepribadian konsumen b. Demografis

Karakteristik demografis terdiri dari jenis kelamin (gender), usia status perkawinan, penghasilan, pekerjaan dan pendidikan.

c. Karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi yang dihubungkan dengan tingkat pembelian impulsif.

4. Elemen Kecenderungan Pembelian Impulsif

Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan 5 elemen untuk membedakan antara perilaku konsumen yang impulsif dengan perilaku konsumen yang bukan impulsif. Elemen-elemen tersebut adalah :

a. Konsumen memiliki keinginan atau dorongan yang datang secara tiba-tiba dan spontan dalam melakukan tindakannya, yang berbeda dari perilaku sebelumnya.

(36)

c. Konsumen mengalami konflik psikologis dan berusaha untuk menimbang antara melawan kepuasan dengan segera dengan konsekuensi jangka panjang dari pembelian.

d. Konsumen mengurangi evaluasi kognitif (proses berfikir) mereka terhadap fitur produk tertentu.

e. Konsumen seringkali melakukan pembelian impulsif (menurutkan kata hati) tanpa menghiraukan konsekuensi dimasa yang akan datang.

5. Tipe-tipe Perilaku Pembelian Impulsif

Seperti tertulis diatas, pada pembelian impulsif pembelian tidak secara khusus direncanakan. Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan empat tipe dari pembelian impulsif. Keempat tipe pembelian impulsif tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pure Impulse

Pembelian impulsif tipe ini pembeli membeli tanpa melakukan pertimbangan.

b. Suggestion Impulse

Pembelian impusif tipe ini pembeli berbelanja tidak mengenal produk akan tetapi begitu melihatnya untuk pertama kali individu merasa membutuhkannya.

c. Reminder Impulsif

(37)

d. Planned Impulse

Pembelian impulsif tipe ini, pembeli memasuki toko dengan harapan dan membeli berdasarkan atas harga khusus, kupon dan lainnya seperti itu.

B. Locus of Control Internal Dan Locus of Control Eksternal 1. Pengertian Locus of Control

Locus of control merupakan suatu keyakinan mengenai sumber kontrol dari penguat (reinforcement). Locus of control internal merupakan keyakinan bahwa penguat dihasilkan dari perilaku. Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Locus of control menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) merupakan salah satu variabel kepribadian, yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya individu mengontrol nasib (destiny) sendiri. Selanjutnya Rotter (dalam Hyatt & Prawitt, 2001) menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka.

(38)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian dari dalam diri

individu dimana individu merasa yakin bahwa hasil dari perilaku atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya tergantung dari perilaku mereka sendiri atau karakteristik kepribadian yang mereka miliki.

2. Konsep Dasar Locus of control

Konsep tentang locus of control yang digunakan Rotter (dalam Lefcourt, 1982)memiliki empat konsep dasar, yaitu :

a. Potensi perilaku yaitu setiap kemungkinan yang secara relatif muncul pada situasi tertentu, berkaitan dengan hasil yang diinginkan dalam kehidupan seseorang.

b. Harapan, merupakan suatu kemungkinan dari berbagai kejadian yang akan muncul dan dialami oleh seseorang.

c. Nilai unsur penguat, adalah pilihan terhadap berbagai kemungkinan penguatan atas hasil dari beberapa penguat hasil-hasil lainnya yang dapat muncul pada situasi serupa.

(39)

3. Jenis Orientasi Locus of control

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) membagi orientasi locus of control menjadi dua, yakni locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal cenderung mengangap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa. Sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan orientasi kontrol eksternal adalah mereka yang secara umum menganggap bahwa reinforcement positif atau negatif yang di terima berada di luar wilayah kontrolnya. Perbedaan dalam kecenderungan locus of control internal dan eksternal berhubungan dengan bentuk kontrol terhadap lingkungan. Individu yang berorientasi internal lebih aktif dan selalu berusaha menguasai kehidupan yang dijalaninya dibandingkan dengan individu yang berorientasi eksternal.

(40)

Pada orang-orang yang memiliki locus of control internal, faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan. Oleh karena itu apabila individu dengan locus of control internal mengalami kagagalan mereka akan menyalahkan dirinya

sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya. Hal ini akan membawa pengaruh untuk tindakan selanjutnya di masa yang akan datang bahwa mereka akan mencapai keberhasilan apabila berusaha keras dengan segala kemampuannya Sebaliknya pada orang yang memiliki locus of control eksternal melihat keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila mengalami kegagalan mereka cenderung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap tindakan di masa yang akan datang, karena merasa tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan tersebut (Lefcourt, 1982).

(41)

tersebut disebabkan karena situasi dan kondisi yang menyertainya yaitu dimana ia tinggal dan sering melakukan aktifitasnya.

4. Karakteristik Locus of Control

Petri, 1980 (dalam Lina, 1997) menyatakan mengenai karakteristik pada individu yang berlocus of control eksternal.

Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu : a. Memiliki sikap patuh

b. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada c. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain

(Serason, 1976 dalam Lina, 1997).

Karakteristik individu yang memiliki locus of control internal yaitu :

a. Lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat lebih tahan dalam menghadapi pengaruh sosial (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo dan Ruch, 1976 dalam Lina, 1997).

b. Lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan (Leffcourt, dalam Wolfe & Robertslaw, 1982, dalam Lina, 1997).

(42)

C. PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL

EKSTERNAL.

Engel dan Blacwell (1995), mendefinisikan pembelian yang tidak direncanakan atau yang disebut juga pembelian impulsif sebagai suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian yang dilakukan pada saat berada didalam toko.

Dalam mengambil keputusan membeli, konsumen dipengaruhi oleh kepribadian dalam diri. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005). Kepribadian dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya (Anwar, 2005). Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berfikir, persepsi) dan faktor eksternal dirinya (lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam) (Anwar, 2005).

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) mendefinisikan locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Tambahan menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) orientasi locus of control merupakan suatu kontinum unidimensional, dari eksternal menuju internal.

(43)

sendiri (Roueche & Mink, 1976; Fournier & Jeanrie, 1999, dalam Pinto, 2004). Mereka menunjukkan lebih inisiatif dan berusaha untuk dapat mengontrol dunia sekitar mereka dan cenderung untuk mengontrol keimpulsifan atau keinginan mereka dengan lebih baik daripada individu yang memiliki locus of control eksternal (Joc, 1971, dalam Pinto, 2004).

Lingkungan ekonomi juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dan bagaimana individu bereaksi atau mengadakan penyesuaian dengan lingkungannya dan sangat dipengaruhi oleh locus of control individu tersebut. Rotter (dalam Lina dkk, 1997), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara harapan, nilai-nilai yang ada pada seseorang, serta lingkungan dimana dia berada. Harapan-harapan ini dapat menentukan kontrol seseorang apakah sebagai penguat pada kontrol internal atau eksternal. Peneliti mengasumsikan bahwa konteks sosial dapat mempengaruhi pembelian impulsif, khususnya ketika berbelanja untuk mengisi waktu luang bersama kelompok.

Dittmar (dalam Buendicho, 2003) percaya bahwa “mengonsumsi produk menunjukkan identitas diri” dan menentukan peningkatan pada pembelian

(44)

D. HIPOTESA PENELITIAN

Ho: Tidak ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal.

Ha: Ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini antara lain: Variabel Bebas : Locus of Control

- Locus of Control Internal - Locus of Control Eksternal Variabel Tergantung : Kecenderungan Pembelian Impulsif

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif (impulse purchasing) adalah perilaku membeli tanpa adanya perencanaan secara khusus sebelumnya untuk membeli aitem atau merek tertentu pada saat di dalam sebuah toko perbelanjaan. Pembelian impulsif terjadi secara tiba-tiba dan dengan segera untuk membeli suatu barang atau aitem tertentu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

(46)

a. Spontanitas

Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya

emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

Keinginan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

(47)

2. Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Locus of control merupakan suatu bentuk kepribadian dalam diri individu

dimana individu memiliki keyakinan terhadap mampu atau tidaknya mereka dapat mengendalikan nasib atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan

antara tindakan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome). Locus of control terbagi atas dua bagian, yaitu internal dan eksternal.

Locus of control diukur melalui skala Likert berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994), yang menyatakan bahwa locus of control dibedakan atas dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal terdiri dari 2 aspek yaitu

kemampuan, dan usaha. Sedangkan locus of control eksternal terdiri dari 3 aspek yaitu nasib, keberuntungan dan pengaruh orang lain.

(48)

oleh kekuatan atau kendali di luar diri mereka, seperti nasib, takdir atau keberuntungan.

Pada locus of control ini peneliti ingin menggolongkan subjek ke dalam masing-masing golongan. Dimana penggolongan tersebut terdiri dari subjek yang locus of control internal dengan subjek yang locus of control eksternal. Untuk menghitung skor individu pada masing-masing locus of control dilakukan hal berikut:

Internal : Xint = (ΣXi) / 20 Eksternal : Xeks = (ΣXe) / 16 Keterangan :

Xi = jumlah skor sub skala usaha dan kemampuan masing-masing subjek.

20 = jumlah item pada aspek locus of control internal

Xe = jumlah skor sub skala nasib, keberuntungan, dan pengaruh orang lain masing-masing subjek.

16 = jumlah item pada aspek locus of control eksternal

Dari distribusi kedua skor ini dapat diperoleh rata-rata (mean) dan standar deviasi masing-masing, yaitu Mint, Meks, SDint, SDeks. Kemudian skor mentah subjek dikonversikan atau diubah menjadi skor z, yaitu:

(49)

Skor Z inilah yang digunakan sebagai dasar kategorisasi locus of control, dengan kriteria :

Zint ≥ 0,50 dan Zeks < 0 Locus of control internal

Zeks ≥0,50 dan Zint < 0 Locus of control eksternal

Semua individu yang skor Z-nya tidak memenuhi kriteria tersebut dianggap sebagai individu dengan locus of control yang tidak tergolongkan dan dalam penelitian ini tidak diikutsertakan sebagai subjek penelitian (Azwar, 1999).

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu akan digeneralisasikan (Hadi, 2002).

(50)

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Menurut Kahl (dalam Engel and Blackwell, 1995), kelas sosial mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli. Beberapa aspek kelas sosial antara lain : pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. Mahasiswa menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2002) adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Susantoro (2001) juga mengatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa status mahasiswa dapat dianggap telah memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

b. Berusia 18 – 25 tahun.

(51)

c. Mempunyai uang saku diatas Rp 400.000,00/bulan.

Pada umumnya uang saku pada kalangan mahasiswa berkisar antara Rp 250.000 sampai Rp 350.000 perbulannya (www.sinarharapan.com). Peneliti berasumsi bahwa uang saku di atas Rp 400.000 perbulan sudah termasuk kategori tinggi untuk seorang mahasiswa. Ling dan Lin (dalam Semuel 2007) juga mengatakan bahwa uang saku berhubungan positif dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif konsumen muda pada toko.

2. Teknik Pengambilan Sampel

(52)

3. Jumlah Sampel Penelitian

Mengenai jumlah sampel tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian, seperti yang dikatakan Siegel (1997) bahwa kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel. Jumlah total dalam penelitian adalah 185 orang. Dengan perincian 85 orang untuk uji coba dan 100 orang untuk penelitian. 185 orang subjek diharapkan dapat mewakili karakteristik dan sifat-sifat populasinya.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala psikologi kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal.

(53)

1. Alat Ukur Kecenderungan Pembelian Impulsif

Alat ukur yang digunakan dalam kecenderungan pembelian impulsif adalah skala kecenderungan pembelian impulsif yang dirancang dengan menggunakan karakteristik – karakteristik pembelian impulsif yang disebutkan oleh Rook (dalam Engel dan Blackwell 1995), yaitu :

a. Spontanitas

Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya

emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

(54)
(55)

perasaan bergairah.

- Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi sensasi/ menggetarkan hati

1

- Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi yang liar/tidak terkendali.

5 1

4. Mengabaikan konsekuensi

Dorongan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

8 2 10

(56)

Tabel 2. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Sebelum Uji Coba

Karakteristik Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase

1. Spontanitas

(57)

4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.

Skor pada masing-masing dimensi skala saling bebas satu sama lain. Skor pada masing-masing dimensi tidak berhubungan dengan skor pada dimensi lainnya dan hanya menggambarkan bagaimana skor pada dimensi tersebut. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang dalam tiap dimensi berarti semakin tinggi perilaku pembelian impulsifnya dalam dimensi tersebut. Skor yang tinggi menggambarkan individu yang impulsif dan sebaliknya skor yang rendah menggambarkan individu yang tidak impulsif.

2. Alat Ukur Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur locus of control adalah dengan menggunakan skala locus of control yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994), yang menyatakan bahwa locus of control dibedakan atas dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal terdiri dari 2 aspek yaitu

kemampuan dan usaha. Sedangkan locus of control eksternal terdiri dari 3 aspek yaitu nasib, keberuntungan dan pengaruh orang lain.

(58)

Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.

Tabel 3 . Distribusi Aitem-aitem Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba

(59)

- Dapat menyesuaikan perubahan yang

terjadi dalam lingkungan

4 1 5

Usaha

- Berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif

pemecahan.

6 1 7

- Memiliki keyakinan bahwa keberhasilan bisa

tercapai tergantung dari seberapa banyak

usaha yang dilakukan.

(60)
(61)

- Ketergantungan

Tabel 4. Blue-print Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba

(62)

control

E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 2006). Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian.

1. Uji Validitas

(63)

berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity).

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal sehingga aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur (representatif bagi) apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2000).

2. Uji Daya Beda Item

Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2000). Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2000). Uji daya beda item ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala locus of control dan skala psikologi perilaku pembelian impulsif. Nilai korelasi yang diterima adalah rit≥ 0,25.

3. Uji Reliabilitas Alat Ukur

(64)

mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antaraitem atau antarbagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis (Azwar, 2000).

Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 15.0 For Windows.

F. HASIL UJI COBA

Uji coba skala Pembelian Impulsif dan skala Locus of Control Eksternal dan Locus of Control Internal dilakukan pada 85 orang mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

1. Hasil Uji Coba Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Hasil uji coba skala pembelian impulsif menghasilkan 28 aitem yang diterima dari 40 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi item rix 0.25

dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.866. Indeks item yang memiliki daya beda

(65)

Tabel 5. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba

Karakteristik Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase

1. Spontanitas 18, 31. 3, 13, 19. 5 18%

Tabel 6. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Untuk Penelitian Karakteristik

Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase

(66)

2. Power,

tinggi bergerak dari rix = 0.254 sampai dengan rix=0.561.

Tabel 7. Blue-print Skala Locus of Control Setelah Uji Coba.

Aspek-aspek

Favourable Unfavourable Total

Perse-ntase

(67)

control

Tabel 8. Blue-print Skala Locus of Control Untuk Penelitian

(68)

eksternal Pengaruh orang lain

18, 20, 22, 24, 26, 28, 31

- 7 19%

Total 35 1 36 100 %

G. PROSEDUR PENELITIAN

1. Persiapan Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :

a. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini, alat ukur yang terdiri dari skala pembelian impulsif dan skala locus of control dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam melakukan penyusunan item, peneliti dibantu oleh dosen pembimbing peneliti sebagai professional judgement. Peneliti membuat 40 aitem untuk skala pembelian impulsive

dan 67 aitem untuk skala locus of control. Skala pembelian impulsif dan skala locus of control dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4 dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

b. Permohonan izin

(69)

c. Uji coba alat ukur

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 02-07 Februari 2010 kepada mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara. Total skala yang disebar berjumlah 100 eksemplar dan yang kembali berjumlah 85 eksemplar. d. Revisi alat ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 85 subjek, peneliti menguji reliabilitas skala pembelian impulsif dan skala locus of control dengan menggunakan koefisien reliabilitas dari Alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 15.0 for windows.

Setelah diketahui item-item yang reliabel, peneliti kemudian menjadikan item-item tersebut sebagai skala yang akan digunakan untuk mengambil data penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2010 sampai dengan tanggal 10 Februari 2010. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3. Pengolahan Data Penelitian

(70)

H. METODE ANALISA DATA

Berdasarkan data yang telah terkumpul mengenai perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik t-test dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15.0.

Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 15.0 for Windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai > 0,05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas dilakukan dengan metode Levene’s Test melalui analisis varians (ANOVA) melalui SPSS for Windows 15.0.. Data dikatakan homogeny jika perolehan nilai F hitung < nilai F tabel dan nilai Levene’s Test pada kolom sig. harus menunjukkan nilai > 0,05.

(71)
(72)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisa serta pembahasan sesuai dengan data yang diperoleh.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Sumatera Utara. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang dan diperoleh gambaran serta ciri-ciri subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku.

a. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Usia

(73)

Tabel 9. Penyebaran Subjek berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

18 tahun 12 orang 12%

19 tahun 22 orang 22%

20 tahun 21 orang 21%

21 tahun 26 orang 26%

22 tahun 14 orang 14%

23 tahun 3 orang 3%

24 tahun 2 orang 2%

25 tahun 0 0

(74)

Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek yang berusia 21 tahun yaitu 26 orang (26%), sedangkan yang paling sedikit adalah subjek yang berusia 24 tahun yaitu 2 orang (2%).

b. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase

Laki-laki 23 23%

Perempuan 77 77%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan tabel , dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 77 orang (77%), sedangkan yang paling sedikit adalah subjek berjenis kelamin laki-laki, yaitu 23 orang (23%).

c. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Stambuk

(75)

Tabel 11. Penyebaran Subjek berdasarkan Stambuk Stambuk Jumlah (N) Persentase

2005 12 orang 12%

2006 23 orang 23%

2007 23 orang 23%

2008 21 orang 21%

2009 21 orang 21%

Jumlah 100 orang 100%

Berdasarkan tabel 11 , dapat dilihat bahwa subjek penelitian yaitu sebanyak 23 orang (23%) adalah mahasiswa/i 2007, kemudian sebanyak 23 orang (23%) adalah mahasiswa/i pada stambuk 2006, sebanyak 21 orang (21%) adalah stambuk 2008, sebanyak 21 orang (21%) adalah mahasiswa/i 2009 dan yang paling sedikit adalah mahasiswa/i stambuk 2005 yaitu sebanyak 12 orang (12%).

d. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Uang Saku

Berdasarkan uang saku, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel.

(76)

Rp 900.000 – Rp 1.150.000 7 orang 7% Rp 1.150.000 – Rp 1.400.000 11 orang 11%

> Rp 1.400.000 8 orang 8%

Jumlah 100 orang 100%

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang memiliki uang saku antara Rp 400.000 sampai Rp 650.000 yaitu sebanyak 51 orang (51%) , kemudian subjek penelitian yang memiliki uang saku antara Rp 650.000 sampai Rp 900.000 yaitu sebanyak 23 orang (23%), subjek penelitian yang memiliki uang saku antara Rp 1.150.000 sampai Rp 1.400.000 yaitu sebanyak 11 orang (11%), subjek penelitian yang memiliki uang saku diatas Rp 1.400.000 yaitu sebanyak 8 orang (8%), dan yang paling sedikit adalah subjek penelitian yang memiliki uang saku antara Rp 900.000 sampai Rp 1.150.000 yaitu sebanyak 7 orang (7%).

e. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Locus of Control

Pada locus of control peneliti menggolongkan subjek dalam masing-masing golongan. Penggolongan tersebut terdiri dari subjek dengan locus of control internal dan subjek dengan locus of control eksternal. Untuk menghitung

skor individu pada masing-masing locus of control dilakukan hal berikut: Internal : Xint = (ΣXi) / 20

Eksternal : Xeks = (ΣXe) / 16 Keterangan :

Gambar

Tabel 1. Distribusi Aitem-aitem Skala Perilaku Pembelian Impulsif Sebelum
Tabel 3 . Distribusi Aitem-aitem Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba
Tabel 4. Blue-print Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba
Tabel 6. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Untuk Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembelian impulsif, karakteristik konsumen (esteem) tidak berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif, word-of-mouth berpengaruh positif terhadap pengetahuan produk

Pembelian impulsif didefinisikan sebagai tindakan membeli yang sebenarnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan, atau niat membeli

internal dimana lebih banyak laki laki, karena sampel ini juga dominan laki laki dimana terlihat skor total dari jumlah responden laki laki lebih banyak dengan 51

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif (impulsive buying) atau pembelian tidak terencana merupakan pembelian yang tidak

Uraian mengenai pengertian keputusan pembelian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu

Kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan pendapatanatau uang saku (H 7a ), dimana tidak teruji signifikan ada perbedaan pembelian impulsif antar kelompok yang

Hal ini menunjukkan pembelian impulsif pada konsumen yang datang untuk membeli produk fashion Nike di store Nike Bandung tidak hanya sekedar dipengaruhi oleh emosi

Beberapa para ahli telah membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara exraversion dengan perilaku pembelian konsumen, dimana dengan keaktifannya extraversion cenderung melakukan