• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data penelitian

Observasi penelitian dimulai pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015 dimana observasi dilakukan dengan cara mengamati proses produksi Batik Cap Kemeja Pria. Dalam kegiatan produksi Batik Cap Kemeja Pria bahan-bahan yang digunakan berasal dari gudang dan kemudian dikerjakan oleh 4 orang di bagian konveksi sesuai dengan jumlah pesanan. Pada CV. Batik Indah Rara Djonggrang mempunyai bagian Quality Control yang bertugas melakukan pengecekan terhadap hasil produksi. Dalam

menyelesaikan permasalahan pengendalian kualitas, akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan Data Menggunakan Check Sheet

Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat check sheet yang berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis. Dari hasil pengamatan dan pencatatan diketahui sampel hasil produksi batik cap kemeja pria tersaji dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.1

Laporan Produksi Batik Cap Kemeja Pria Periode Bulan Februari 2015

Observasi Jumlah Produksi

Jenis Ketidaksesuaian Produk Jumlah Produk Tidak Sesuai Salah Ukuran Salah Kancing Salah Pola Jahitan 1 19 0 1 0 1 2 24 0 0 1 1 3 24 0 1 0 1 4 30 1 0 1 2 5 17 0 0 0 0 6 25 0 0 0 0 7 52 1 2 1 4

8 24 0 0 0 0 9 24 0 1 1 2 10 10 0 0 0 0 11 24 1 1 0 2 12 20 0 0 1 1 13 15 0 0 0 0 14 15 0 1 0 1 15 20 1 0 0 1 16 20 0 0 0 0 17 24 0 1 0 1 18 15 1 0 0 1 19 24 0 1 1 2 20 30 1 0 0 1 21 25 0 1 0 1 22 18 0 0 0 0 23 20 0 1 1 2 Total 519 6 11 7 24

Sumber : Data Primer (Observasi) Batik Cap Kemeja Pria

Dari data check sheet dapat diketahui jumlah produksi batik cap kemeja pria pada periode februari dengan jumlah obeservasi sebanyak 23 kali dengan jumlah produksi sebanyak519 potong dan terdapat jumlah ketidak sesuaian produk sebanyak 24 potong dengan jenis ukuran yang tidak pas

6potong, kancing tidak lengkap 11 potong dan pola jahitan yang salah 7 potong.

2. Analisis Menggunakan Peta Kendali P- Chart

Setelah melihat data yang terdapat pada tabel, kemudian dilakukan analisis menggunakan alat bantu statistik proses kontrol dengan tujuan menjawab masalah pertama yaitu untuk mengetahui apakah proporsi banyaknya produk tidak sesuai masih dalam batas kendaliP-Chart.

Sebelum mengetahui apakah data tersebut masih berada dalam batas kendali atau tidak, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung proporsi ketidaksesuaian produk dengan cara sebagai berikut (Ariyani,2005:133):

P =

Keterangan :

P = Proporsi kesalahan dalam setiap sampel

X = Banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel N = Banyaknya sampel yang diambil dalam setiap observasi Hariobservasi : ke-

Maka perhitungan proporsi ketidaksesuaian dengan data yang terdapat pada tabel adalah sebagai berikut:

Hari ke 2 :P = = = 0.04

Hari ke 3 :P = = = 0.04

Hari ke 4 :P = = = 0.06

Hari ke 5 : P = = = 0.00

Tabel 5.2

Proporsi Penyimpangan dalam Observasi Periode Bulan Februari 2015

Observasi Jumlah Produksi

Jenis Ketidaksesuaian Produk Jumlah Produk Tidak Sesuai % Produk Tidak Sesuai Salah Ukuran Salah Kancing Salah Pola Jahitan 1 19 0 1 0 1 0.05 2 24 0 0 1 1 0.04 3 24 0 1 0 1 0.04 4 30 1 0 1 2 0.06 5 17 0 0 0 0 0.00 6 25 0 0 0 0 0.00 7 52 1 2 1 4 0.07 8 24 0 0 0 0 0.00 9 24 0 1 1 2 0.08 10 10 0 0 0 0 0.00 11 24 1 1 0 2 0.08 12 20 0 0 1 1 0.05 13 15 0 0 0 0 0.00 14 15 0 1 0 1 0.06 15 20 1 0 0 1 0.05

16 20 0 0 0 0 0.00 17 24 0 1 0 1 0.04 18 15 1 0 0 1 0.06 19 24 0 1 1 2 0.08 20 30 1 0 0 1 0.03 21 25 0 1 0 1 0.04 22 18 0 0 0 0 0.00 23 20 0 1 1 2 0.1 Total 519 6 11 7 24

Sumber : Data Primer (Observasi) Batik Cap Kemeja Pria

Setelah mengetahui jumlah proporsi ketidaksesuaian produk, selanjutnya adalah membuat peta pengendalian proporsi ketidaksesuaian dengan cara menentukan garis pusat atau Center Line ( CL), batas pengendalian atas atau Upper Control Limit (UCL) dan batas pengendalian bawah atau

Lower Control Limit (LCL).

Garis pusat atau Center Line (CL) dalam peta pengendalian proporsi ketidaksesuaian produk adalah:

CL = = :

= rata-rata produk tidak sesuai jumlah produk tidak sesuai jumlah produksi

Untuk menghitung garis pusat atau Center Line( CL) dari data tersebut. Diketahui jumlah produksi selama periode februari adalah = 519, sedangkan jumlah produk tidak sesuai selama periode februari adalah

= 24.

Maka garis pusat atau Center Line (CL) adalah : CL = =

=

= 0.04 atau 4%

Dari perhitungan diketahui bahwa garis pusat atau Center Line (CL) proporsi yang menjadi garis pusat untuk peta kendali P- Chart adalah 0.04 atau 4% masih berada dibawah standar penyimpangan yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 5% per produksi.

Langkah berikutnya adalah menghitung batas kendali atas atau

Upper Control Limit (UCL) dengan menggunakan cara sebagai berikut : UCL = + 3

Keterangan :

= Garis pusat atau Center Line (CL) proporsi ketidaksesuaian produk.

= Jumlah sampel yang diambil setiap kali observasi Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut:

= 0.04 + 3 = 0.17 Observasi ke 2 :UCL = + 3 = 0.04 + 3 = 0.16 Observasi ke 3 :UCL = + 3 = 0.04 + 3 = 0.16 Observasi ke 4 :UCL = + 3 = 0.04 + 3 = 0.15 Observasi ke 5 :UCL = + 3 = 0.04 + 3 = 0.18 Dan seterusnya….

Selanjutnya adalah dilakukan perhitungan batas pengendalian bawah atau Lower Control Limit (LCL) dengan menggunakan cara sebagai berikut :

LCL = - 3 Keterangan :

= Garis pusat atau Center Line (CL) proporsi ketidaksesuaian produk.

= Jumlah sampel yang diambil setiap kali observasi Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut :

Observasi ke 1 : LCL = - 3 = 0.04 - 3 = -0.09 Observasi ke 2 :LCL = - 3 = 0.04 - 3 = -0.08 Observasi ke 3 : LCL = - 3 = 0.04 - 3 = -0.08

Observasi ke 4 : LCL = - 3 = 0.04 - 3 = -0.06 Observasi ke 5 : LCL = - 3 = 0.04 - 3 = -0.10 Dan seterusnya….

Tabel 5.3

Perhitungan P- Chartsubtotal ketidaksesuaian produk Periode Bulan Februari 2015

Observasi Jumlah Produksi Jumlah Produk Tidak Sesuai % Produk Tidak Sesuai CL UCL LCL 1 19 1 0.05 0.04 0.17 -0.09 2 24 1 0.04 0.04 0.16 -0.08 3 24 1 0.04 0.04 0.16 -0.08 4 30 2 0.06 0.04 0.15 -0.06 5 17 0 0.00 0.04 0.18 -0.10 6 25 0 0.00 0.04 0.16 -0.07 7 52 4 0.07 0.04 0.12 -0.04 8 24 0 0.00 0.04 0.16 -0.08 9 24 2 0.08 0.04 0.16 -0.08 10 10 0 0.00 0.04 0.22 -0.14 11 24 2 0.08 0.04 0.16 -0.08 12 20 1 0.05 0.04 0.17 -0.09 13 15 0 0.00 0.04 0.19 -0.11 14 15 1 0.06 0.04 0.19 -0.11 15 20 1 0.05 0.04 0.17 -0.09 16 20 0 0.00 0.04 0.17 -0.09

17 24 1 0.04 0.04 0.16 -0.08 18 15 1 0.06 0.04 0.19 -0.11 19 24 2 0.08 0.04 0.16 -0.08 20 30 1 0.03 0.04 0.15 -0.06 21 25 1 0.04 0.04 0.16 -0.07 22 18 0 0.00 0.04 0.18 -0.10 23 20 2 0.1 0.04 0.17 -0.09 Total 519 24

Sumber : Data Primer (Observasi) dan Hasil Perhitungan Peta Kendali Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui: Garis Pusat atau Center Line (CL) : 0.04

Batas Pengnedalian Atas atau Upper Control Limit (UCL) = 0.12 sampai0.22

Batas Pengendalian Bawah atau Lower Control Limit (LCL) = -0.04 sampai -0.14

3. Gambar Diagram Kontrol P-Chart

Gambar 5.1 Diagram P- Chart

4. Mencari faktor penyebab ketidaksesuaian produk dengan diagram sebab akibat/ Fish Bone

Dalam melaksanakan proses produksi terkadang tidak berjalan sesuai yang direncanakan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya berbagai kendala yang kemungkinan terjadiyang dapat menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Untuk itu penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat menjadi penyebab utama adanya produk tidak sesuai dengan

-0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0 5 10 15 20 25 P CL UCL LCL

produk yang telah sesuai dengan standar perusahaan. Maka digunakanlah alat yang biasa disebut dengan analisisFish Bone atau diagram sebab akibat.Berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketidaksesuaian produk diperoleh dari hasil wawancara dan data produksi kemeja pria yang diberikan oleh bagian produksi dan Quality Control perusahaan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terdapat ketidaksesuaian yang paling sering terjadi dalam produksi kemeja pria. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 5.4

Jenis Ketidaksesuaian Produk

Jenis Ketidaksesuain Produk Jumlah Frekuensi Jumlah Presentase

Salah Kancing 11 45.83% Salah Pola Jahitan 7 29.17% Salah Ukuran 6 25%

Jumlah 24 100%

Sumber : Data Primer (Observasi) Batik Cap Kemeja Pria

Selanjutnya dari data ketidaksesuaian produk yang terjadi dicari faktor penyebab ketidaksesuaian produk dengan menggunakan diagram Fish

Bone untuk setiap jenis ketidaksesuaian yang terjadi selama penelitian. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab ketidaksesuaian produk secara umum dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Man (Manusia)

Para pekerja yang melakukan pekerjaan yang terlibat dalam proses produksi.

b. Material (Bahan Baku)

Segala sesuatu yang dipergunakan oleh perusahaan sebagai komponen produk yang akan diproduksi tersebut, yang terdiri dari bahan baku utam dan bahan baku pembantu.

c. Machine (Mesin)

Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.

d. Methode (Metode)

Intruksi kerja atau perintah kerja yang harus diikuti dalam proses produksi

e. Environment (Lingkungan)

Keadaan sekitar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perusahaan secara umum dan mempengaruhi proses produksi secara khusus.

Setelah mengetahui jenis-jenis ketidaksesuaian produk yang terjadi, maka CV. Batik Indah Rara Djonggrang perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya ketidaksesuaian yang serupa.Hal ini penting yang harus dilakukan adalah mencari penyebab timbulnya ketidaksesuaian tersebut. Selanjutnya adalah penggunaan alat

bantu Fish Bone atau diagram sebab akibat untuk masing-masing jenis ketidaksesuaian produk adalah sebagai berikut :

1) Analisis diagram Fish Bone untuk Salah Kancing Faktor penyebab :

a) Manusia (karyawan)

Kurang konsentrasi dalam bekerja Terkadang harus lembur

Tergesa-gesa/dikejar waktu b) Mesin

Mesin jahit kurang perawatan c) Bahan baku

Jenis kancing berbeda

Benang jahit kancing kurang kuat d) Metode

Gambar 5.2

Diagram Fish Bone untuk Salah Kancing

Kurang Harus lembur Mesin

Konsentrasi kurang

Tergesa/dikejar waktu perawatan

Jenis kancing Benang kurang Penyampaian Berbeda kuat informasi desain

kurang

jelas

Dari diagram Fish Bone, dapat diketahui bahwa faktor karyawan dan bahan baku merupakan faktor penyebab paling utama terjadinyasalah pemasangan kancing atau kancing yang tidak sesuai.

2) Analisis diagram Fish Bone untuk Salah Pola Jahitan Faktor penyebab : Salah Kancing Mesin Karyawan Metode Bahan baku

a) Manusia (karyawan)

Kurang konsentrasi dalam bekerja Terkadang harus lembur

Tergesa-gesa/dikejar waktu b) Mesin

Mesin jahit kurang perawatan c) Bahan baku

Warna benang tidak sesuai desain d) Metode

Penyampaian informasi kurang tepat Penjelasan desain kurang jelas

Gambar 5.3

Diagram Fish Bone untuk Salah Pola Jahitan

Kurang Harus lembur Mesin

Konsentrasi kurang

Tergesa/dikejar waktu perawatan

Warna benang Penjelasan Penyampaian Tidak sesuai desain kurang informasi kurang

Jelas PemotonganTidak sesuai Desain

Dari gambar diagram Fish Bone, dapat diketahui bahwa faktor tenaga kerja dan metode merupakan faktor paling utama dalam terjadinya salah pola jahitan yang tidak sesuai dengan desain.

Salah Pola Jahitan Mesin Karyawan Metode Bahan baku

3) Analisis diagram Fish Bone untuk Salah Ukuran Faktor penyebab :

a) Manusia (karyawan)

Pemotongan ukuran kain kurang tepat b) Mesin

c) Bahan baku

Bahan kain terlalu lama digudang Bahan kain berlubang/ sobek d) Metode

Gambar 5.4

Diagram Fish Bone untuk Salah Ukuran

Pemotongan kain Kurang tepat

Bahan kain Bahan kain lama digudang berlubang/ Penyampaian ukuran

sobek kurang jelas

Dari diagram Fish Bone, untuk salah ukuran yang menjadi penyebab adalah penyampaian ukuran yang kurang, bahan terlalu lama digudang sehingga sobek, dan penyampaian desain yang kurang tepat.

Salah Ukuran Mesin Karyawan Metode Bahan baku

Dokumen terkait