• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Faktor - Faktor yang Paling Dominan Mempengaruhi

5.1.2 Deskripsi Faktor Eksternal

1. Adanya konsumen tetap yang mengkonsumsi Kopi Arabika Sumatera Utara Perusahaan eksportir Kopi Arabika Sumatera Utara telah berdiri rata - rata selama puluhan tahun. Dengan demikian, eksportir telah memiliki konsumen tetap di luar negeri seperti Amerika, Eropa, Jepang, Jerman, dan Korea. Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara ke Amerika mencapai 70 – 80%. Pengiriman Kopi Arabika Sumatera Utara ke Amerika dilakukan rata-rata sebanyak 4 – 7 kali/bulan, tetapi untuk ke negara lain rata-rata berkisar 1 – 3 kali/bulan. Adanya konsumen tetap menjadi peluang bagi eksportir karena ada kontinuitas pengiriman dan pasar tetap ada.

2. Adanya surat izin untuk melakukan kegiatan ekspor

Surat izin merupakan dokumen - dokumen penting untuk melakukan kegiatan ekspor kopi ke luar negeri. Surat izin selalu dilengkapi lebih awal, karena tanpa surat izin pengiriman kopi tidak dapat terlaksana. Surat izin yang telah dipersiapkan secepat mungkin tidak menjadi kendala dalam kegiatan ekspor. Dokumen - dokumen yang dilampirkan yaitu:

• Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) adalah surat persetujuan pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh negara tujuan. Dokumen ini diterbitkan oleh Kantor Wilayah Dinas Perindustrisn dan Perdagangan Provinsi.

Commercial Invoice adalah dokumen yang menyatakan bahwa pembeli ingin menerima barang sesuai dengan sale’s contract, dimana isinya menguraikan barang yang diekspor dan nilainya. Dokumen ini diterbitkan oleh eksportir.

Packing List atau daftar pengepakan adalah daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang di dalam peti kemas. Dokumen ini diterbitkan oleh usaha jasa transportasi (foreign forwarder).Certificate of Origin atau Surat Keterangan Asal (SKA) adalah surat

keterangan yang digunakan sebagai dokumen penyerta kopi yang diekspor dari seluruh Indonesia, yang membuktikan bahwa kopi tersebut berasal, dihasilkan dan/atau diolah di Indonesia. Jenis SKA yaitu Form A, Form B, Form D, Form AANZ, Form IJPA, dan Form AK. Dokumen ini diterbitkan oleh Kantor Wilayah Dinas Perindustrisn dan Perdagangan Provinsi.

Certificate International Coffee Organization (ICO) adalah dokumen yang menyatakan Indonesia dalam hubungan kerjasama ICO. Dokumen ini diterbitkan oleh pengurus ICO.

Bill of Lading (B/L) atau konosemen adalah dokumen angkutan melalui laut yang mengangkut barang - barang, dimana isinya menguraikan nama pengirim (shipper), nama kapal, data muatan (particulars furnished by shipper), pelabuhan muat (port of loading), dan pelabuhan bongkar (port of

discharge). Dokumen ini diterbitkan oleh perusahaan pelayaran (shipping company carriers).

Certificate of Conformity (Quality Certificate) adalah dokumen yang menyatakan kopi yang telah melalui tes uji laboratorium untuk melihat kualitas kopi. Dokumen ini diterbitkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Certificate of Fumigation adalah dokumen yang menyatakan bahwa perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan atau standar yang telah ditentukan. Dokumen ini diterbitkan oleh General Superintendent & Surveyor.

Phytosanitary Certificate adalah dokumen yang menyatakan bahwa komoditi yang telah menjalani pemeriksaan dan pelepasan karantina tumbuhan dari hama dan penyakit. Dokumen ini diterbitkan oleh Balai Karantina Pertanian Belawan.

Certificate of Weight atau sertifikat timbangan adalah surat pernyataan yang berisi perincian berat dari setiap peti kemas dengan mencantumkan berat kotor dan berat bersih. Dokumen ini diterbitkan oleh General Superintendent & Surveyor.

• Pemberitahuan Ekspor Barang adalah dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. Dokumen ini diterbitkan oleh eksportir (menggunakan software PEB online).

• Nota Pelayanan Ekspor adalah nota yang digunakan untuk melindungi pemasukan barang yang akan diekspor ke Kawasan Pabean dan/atau

pemuatannya ke sarana pengangkut. Dokumen ini diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer Pelayanan.

3. Penetapan tarif ekspor

Tarif ekspor tidak dikenakan bagi Indonesia bila terikat perjanjian dengan negara - negara importir tertentu. Perjanjian yang dimaksud berupa form perjanjian, yang terdiri dari beberapa jenis form yang berbeda tergantung negara yang dituju seperti : Form A (Eropa dan Amerika), Form B (India, Pakistan, Bangladesh). Form D (ASEAN), Form AANZ (Australia dan Switzerland), Form IJPA (Jepang), dan Form AK (Korea).

4. Permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara di luar negeri

Permintaan kopi dipicu oleh banyaknya konsumen luar negeri yang mengkonsumsi kopi. Namun, belakangan ini permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara di luar negeri menurun drastis, sementara produksi dalam negeri meningkat. Permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara yang menurun berdampak pada persediaan kopi dalam negeri yang menumpuk karena tidak terjual. Hal ini menjadi ancaman bagi eksportir khususnya petani yang mengalami kerugian karena penumpukan supply.

5. Adanya pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain

Keberadaan pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain (competitor)

merupakan hal yang wajar saat ini dimana kopi menjadi komoditi primadona di semua kalangan, sehingga jumlah konsumen tidak terbatas. Pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain antaralain Brazil, Colombia, Vietnam, dan Uganda. Tetapi dalam hal ini, competitor bisa menjadi ancaman bagi Indonesia, karena

yang murah dan proses pengiriman kopi lebih cepat karena jarak antara produsen dan konsumen lebih dekat. Oleh karena itu, konsumen mulai beralih ke negara pesaing guna memenuhi kebutuhannya.

6. Peranan pemerintah dalam mendukung kegiatan ekspor

Peranan pemerintah sangat penting dalam mendukung kegiatan ekspor. Kurangnya peranan pemerintah menjadi ancaman bagi eksportir karena tidak mudah menembus pasar luar negeri. Sebagian besar peranan pemerintah yang diharapkan seperti meningkatkan pelayanan pengurusan surat izin untuk efisiensi penggunaan modal, memberi bantuan permodalan, dan dukungan pelaksanaan promosi. Sejauh ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam penyelenggaraan pameran dan seminar pengembangan ekspor. Pameran yang pernah diikuti oleh Indonesia seperti pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-9 yang diselenggarakan pada 21-25 September 2012 di Nanning, China dan

Trade Expo Indonesia 2012. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mendukung acara Gayo Specialty Coffee Festival yang dilaksanakan oleh Asosiasi Produser Fair Trade Indonesia pada tanggal 11-16 November 2012. Pemerintah juga menetapkan kebijakan dasar pembiayaan ekspor UU No. 2 Tahun 2009 dan peraturan Menteri Perdagangan No. 10 Tahun 2011 mengenai ketentuan ekspor kopi.

7. Harga jual Kopi Arabika Sumatera Utara

Harga jual Kopi Arabika Sumatera Utara mengalami penurunan drastis akibat permintaan kopi yang menurun, dari Rp 38.000 – Rp 40.000/kg menjadi Rp 29.000/kg. Harga jual yang rendah dinilai sangat merugikan petani dan eksportir, sehingga eksportir ragu untuk mengekspor kopi dan kopi tertahan pada

petani. Hal ini menjadi ancaman besar bagi eksportir dan petani. Penetapan harga jual Kopi Arabika Sumatera Utara dapat dilakukan melalui kontrak biasa dan fixed price contract. Kontrak biasa yaitu kontrak jual beli (Export Sale’s Contract) dengan harga yang telah disepakati oleh eksportir dan importir. Misalnya, harga jual disepakati USD 3/kg dan kontrak ditutup bulan Juni, tetapi kopi akan dikirim bulan Agustus. Walaupun harga jual kopi di bulan Agustus naik/turun, kopi yang dikirim tetap dengan harga jual USD 3/kg. Fixed price contract adalah kontrak jual beli (Export Sale’s Contract) dengan mengikuti harga pasar dunia. Misalnya, eksportir memutuskan harga dan pembayaran sesuai ikut pedoman harga jual di bulan Agustus. Pemilihan sistem kontrak yang digunakan dilihat dari harga jual kopi. Ketika harga jual kopi turun, biasanya eksportir menggunakan sistem kontrak biasa. Selanjutnya, eksportir dan importir akan membahas mengenai sistem pembayaran. Kebanyakan sistem pembayaran dilakukan dengan bantuan bank devisa dalam bentuk sebuah dokumen yaitu

Letter of Credit (L/C). L/C adalah dokumen yang berperan sebagai alat pembayaran dana dari importir kepada eksportir, melalui perantara bank luar negeri dan bank dalam negeri. Bank devisa dibutuhkan dalam pelaksanaan pembukaan L/C, penyampaian dokumen pengapalan, peneliti keaslian dokumen pengapalan, dan dalam verifikasi jenis dan isi masing - masing dokumen pengapalan.

Dokumen terkait