• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Fokus Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian yang ingin diteliti adalah sebagai berikut:

1. Program MLM IVA Sadanis yaitu satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis sehingga akan membentuk jejajaring

2. Formulasi, Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja kesehatan dalam program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

3. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana akselerasi cita kebijakan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska yang diterapkan pada generasi dibawah

kita, menjejak sebagai tapak-tapak pelayanan dan pengabdian hidup berorientasi kepada rasa bangga.

4. Performance dan Alih Generasi, ang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan peran kebijakan, peran gerakan peduli institusi pelayanan kesehatan dan peran networking diantara peran pelayanan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

5. Kultur Pembelajaran dan Leadership, Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peningkatan perawatan berkelanjutan berbasis SOP, dengan struktur yang tersedia dan mengembangkan strategi yang luas meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan fleksibilitas terhadap aturan dan kebijakan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

6. Framework dan Validitas, Yang dimaksud pada penelitian ini adalah struktur organisasi birokrasi, manajemen dan elemen dibawahnya mampu membangun suatu kultur kinerja kebersamaan yang berimbas kepada monitoring dan evaluasi hasil pembangunan berkelanjutan pada program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

28 A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 2 (dua) bulan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Penetapan SK inovasi “MLM IVA Sadanis” dengan nomor 67.1/PKM-AS/SSL/SK/I/2016 ini sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan untuk penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai sebagai pelaksana pertama Multilevel Marketing IVA Sadanis sebelum pemerintah Kabupaten Sinjai mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan metode MLM di seluruh puskesmas di Kabupaten Sinjai.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diambil yang didukung oleh data-data yang tertulis hasil wawancara. berwujud pernyataan atau berupa kata-kata.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif yang berupaya menggambarkan secara umum dengan fakta yang ada untuk menjawab

semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti, oleh sebab itu untuk menjelaskan suatu hal yang kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dijaring dari sumber data primer dan data sekunder dengan proposisi sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung (observasi), dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada informan yang betul-betul mengetahuai tentang Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

2. Data sekunder, adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek yang dikaji, data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Metode pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan kreteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian. Dalam hal peneliti ingin mengetahui tentang Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten

Sinjai. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan informan yang betul-betul dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Ket

1. Agusman, SKM AM Kepala Puskesmas Aska 1 orang 2. Sri Rahma S. ST SR Inovator MLM IVA

Sadanis 1 orang

3. Suarni, Amd.Keb SA Petugas Pemrikasa IVA

Sadanis 1 orang

4. Nurwahida NW Masayarakat

2 orang

5 Fariyani Asnah FA Masayarakat

Total Informan 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung dilapangan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

2. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada informan yang menjadi obyek dari penelitian Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi penelitian mengenai Penerapan

Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dimana arsip-arsip yang dianggap menunjang dan penting dengan persoalan yang akan di teliti baik berupa buku-buku, laporan tahunan, jurnal, karya tulis ilmiah, dokumen peraturan pemerintah serta undang-undang yang telah ada pada organisasi yang terkait dipelajari, disusun dan dikaji sedemikian rupa sehingga diperoleh data guna membagikan informasi berkaitan dengan observasi yang akan dilakukan.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sitematis yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dengan cara menyusun data kedalam kategori, menguraikan kedalam komponen-komponen, melakukan penggabungan, menyusun kedalam struktur, memilih mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami baik untuk diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2016).

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Milles dan Huberman (Sugiyono, 2016) yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung secara interaktif. (Pertama), Reduksi Data, yaitu cara memilih, memfokuskan, dan menyederhanakan informasi dari berbagai sumber data misalnya dari catatan lapangan, dokumen, arsip dan sebagainya,

sedangkan untuk proses mempertegas, mempersingkat, menghilangkan yang tidak perlu, memili fokus, dan menyusun data sehingga kesimpulan bisa dibuat.

(Kedua), Penyajian Data, seperti menyusun data dan mempersentasikan data dengan baik agar lebih mudah untuk dipahami. Penyajian bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan seterusnya. (Ketiga), Menarik Kesimpulan atau melakukan verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal masi belum kuat, terbuka dan skeptis. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah penghimpunan data berakhir.

G. Keabsahan Data

Semua data yang diperoleh dan yang ditemukan dalam penelitian ini akan diuji kredibilitasnya dengan cara triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2016) Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjutnya Sugiyono membagi triangulasi kedalam tiga macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Trangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik diartikan sebagai penguji kreadibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengontrol data pada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumen.

Apabila dengan teknik pengujian kreadibilitas data tersebut masi menimbulkan hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi yang lebih mendalam dengan sumber data yang berkaitan atau yang lain guna memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semua benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara di pagi hari pada saat narasumber masi segar, belum banyak masalah akan memberi data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dibuat dengan cara melakukan pemeriksaan dengan wawancara, observasi, atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji memunculkan data yang berbeda, maka akan dilakukan tes secara berulang-ulang sehingga didaptkan kepastian datanya.

34 A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai a. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Sinjai

Terbentuknya Kabupaten Sinjai memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pada awalnya terdapat beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.

Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari sistem pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’

Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakaingeyang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.

Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara

kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SINJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMAS SIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya “PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO”

artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA.

Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.

Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859-1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jatuh ke tangan Belanda.

Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan

terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap berpegang teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG.

Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolah dengan tegas.

Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 Februari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng.

Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959. Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingkat II Sinjai yang Pertama. Hingga saat

ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 9 (sembilan) orang putra terbaik yakni :

1) Mayor Abdul Lathief Tahun 1960-1963 2) Andi Azikin Tahun 1963-1967

3) Drs. H. Muh. Nur Thahir Tahun 1967-1971

4) Drs. H. Andi Bintang Tahun 1971-1983 (2 Periode)

5) H. A. Arifuddin Mattotorang, SH Tahun 1983-1993 (2 Periode) 6) H. Muh. Roem, SH, M.Si Tahun 1993-2003 (2 Periode)

7) Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM Tahun 2003-2013 (2 Periode) 8) H. Sabirin Yahya, S.Sos Tahun 2014-2018

9) Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Tahun 2018-Sekarang

Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten Sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah.

b. Letak geografis

Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi Sulawesi Selatan dengan Ibu kotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 19' 30"

sampai 50 36' 47" Lintang Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0' 0" Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa. Wilayah administratif terbagi atas 9 Kecamatan, 13 kelurahan, 67 desa dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi Selatan.

Dari 9 Kecamatan itu, terdiri dari : 67 desa dan 13 Kelurahan:

1) Di Kecamatan Sinjai Barat, 9 Desa /Kelurahan.

2) Di Kecamatan Sinjai Borong, 7 Desa/Kelurahan.

3) Di Kecamatan Sinjai Selatan, 11 Desa/kelurahan.

4) Di Kecamatan Sinjai Timur , 13 Desa /kelurahan.

5) Di Kecamatan Sinjai Tengah, 11 Desa/kelurahan.

6) Di Kecamatan Sinjai Utara, 6 kelurahan.

7) Di Kecamatan Bulupoddo, 7 Desa.

8) Di Kecamatan Tellulimpoe, 11 Desa/kelurahan.

9) Di Kecamatan Pulau Sembilan, 4 Desa.

Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjai beriklim Sub Tropis. Curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 millimeter dengan 120 Deep rain pertahun. Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim panas mulai Agusutus s/d Oktober serta kelembaban mulai November s/d Januari. Sinjai berada pada ketinggian antara 25 sampai 1.000 meter diatas permukaan laut.

Luas daerah 8.1996 Ha, dengan 4,62 persen berada pada ketinggian 25 m diatas permukaan laut, 9,74 persen berada pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut, 55,35 persen berada pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut, 21,18 persen berada pada ketinggian 500-1000 m dari permukaan laut dan 21,18 persen berada pada ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2017 Kecamatan

Sinjai 115 202 115 962 116 766 122 897 123 727 124 442 Sumber : BPS Kab. Sinjai, 2018

2. Gambaran Umum Puskesmas Aska a. Geografis

UPTD Puskesmas Aska merupakan salah satu puskesmas yang berda di kecamatan Sinjai Selatan yang terletak dibagian utara dari ibu kota kecamatan dan bagaian selatan dari ibu kota kabuapten, dengan meliputi 4 (emapat) desa dan 25 (dua puluh lima) dusun, diantaranya adalah

1) Desa Aska 2) Desa Palae 3) Desa Talle

4) Desa Bulukamase

Dengan luas wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan Sinjai Selatan Kabuapten Sinjai adalah 64,528 km2 yang berbatasan langsung dengan : 1) Sebelah Utara : Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur

2) Sebelah Timur : Desa Biroro kecamatan Sinajai Timur 3) Sebelah Selatan : Desa Massaile kecamatan Tellulimpoe 4) Sebelah Barat : Desa Saotanre Kecamatan Sinjai Tengah

Secara morfologi daerah wilayah kerja UPTD puskesmas Aska adalah daerah dataran tinggi, secara ekonomi wilayah kerja UPTD Puskesmas Aska mempunyai letak strategi karena dapat dilalui jalur darat yang menghubungkan ibu kota kecamatan atau ibu kota Kabupaten maupun proponsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

b. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan sinjai selatan tahun 2020 sebesar 15.552 jiwa dengan jumlah KK sebesar 4.021 KK dengan perician sebagai berikut :

1) Desa Aska

Jumlah kepala keluarga 1.081 KK

Jumlah penduduk 4.108 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.022 jiwa

 Perempuan : 2.081 jiwa 2) Desa Palae

Jumla kepala keluarga 861 KK

Jumlah penduduk 3.140 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.449 Jiwa

 Perempuan : 1.691 jiwa

3) Desa Talle

Jumlah kepala keluraga 1.140 KK

Jumlah penduduk 4.897 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.430 jiwa

 Perempuan : 2.467 jiwa 4) Desa Bulukamase

Jumlah kepala keluarga 939 KK

Jumlah penduduk 3.407 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.718 jiwa

 Perempuan : 1.689 jiwa c. Sosial Ekonomi dan Budaya

1) Mata pencaharian

Sebagaian besar penduduk diwilayah kerja puskesmas Aska bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang/wiraswasta.

2) Sosial Budaya

Diwilayah kerja puskesmas Aska sebagian besar suku bugis dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa bugis.

Agama yang dianut oleh penduduk yang berada diwilayah kerja puskesmas aska adalah islam. Adapun distribusi sarana ibadah yang ada di wilayah kerja puskesmas Aska, terdiri dari :

 Desa Aska : 11 buah

 Desa Palae : 9 buah

 Desa Talle : 12 buah

 Desa Bulukamase : 9 buah

Sedangkan untuk sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja puskesmas Aska, yaitu :

 Taman kanank-kanak : 8 buah

 PAUD : 15 buah

 SD/MI : 20 buah

 SMP/MTs : 4 buah

 SMA/MA : 3 buah

d. Tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan bertugas di Puskesmas Aska kecamatan sinjai selatan tahun 2020 tercatat 31 orang yang terdiri dari :

 Dokter Umum : 2 orang

 Dokter gigi : 1 orang

 Bidan : 7 orang

 Perawat : 8 orang

 Kesehatan lingkungan : 1 orang

 Tenaga apoteker : 1 orang

 Tenaga laboratorium medik : 1 orang

 Tenaga biomedika lainnya : 1 orang

 Keteknisan medis : 3 orang

 Tenaga kefarmasian : 1 orang

 Pejabat struktural : 1 orang

 Tenaga dukungan manajemen : 2 orang

B. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. SDGs ini diresmikan pada tanggal 25 September 2015 menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs. SDGs menjadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs) dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan kesehatan itu sendiri terutama mengatasi AKI dan AKB.

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat dalam penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Program Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai demi mempermudah masyarakat menerima layanan kesehatan.

Inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu. Meningkatnya jumlah wanita usia Subur yang melakukan pemeriksaan IVA Sadanis di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Pada Tahun 2015 ada 15 0rang, Di tahun 2016 bertambah menjadi 53 orang, Tahun 2017 mencapai peningkatan menjadi 319 Wanita Usia Subur. Sedangkan jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas Aska pada tahun 2020 yaitu sebanyak 137 pasien.

Fokus penelitian ini yaitu bagaimana Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dengan indikator Formulasi, Energi

Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Performance dan Alih Generasi, Kultur Pembelajaran dan Leadership, dan Framework dan Validitas sebagaimana yang dijelaskan berikut ini :

1. Formulasi

Formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah suatu progress dan kontinuitas kehidupan yang disarikan dari rantai roda pedati, bergerak tanpa lelah, bertumpu kepada keikhlasan kehidupan. Formulasi ini bergerak sebagai nilai keikhlasan yang mewujud derajat kompetensi keilmuan, tidak sekedar proses pembelajaran, tetapi bagaimana suatu kompetensi itu memiliki nilai berdaya sinergitas keilmuan, yang memancarkan internalisasi keberadaan kompetensi tersebut menjadi nilai lebih (value of life). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja kesehatan dalam program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Formulasi dan konsep pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam MLM IVA SADANIS memerlukan pendekatan kejuangan sebagai nilai dan berdayanya spirit kompetensi secara sehat dan terbuka, sehingga menjadi suatu

kekuatan sosial yang tidak dapat dipengaruhi oleh pendekatan manajemen politik yang berfokus kepada pendekatan struktural. Kompetensi keilmuan dalam konteks SDGs, bergerak sebagai suatu nilai tambah yang selalu bertumpu kepada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang berkelanjutan, dan berupaya untuk senantiasa to do more. Spirit juang dan

kekuatan sosial yang tidak dapat dipengaruhi oleh pendekatan manajemen politik yang berfokus kepada pendekatan struktural. Kompetensi keilmuan dalam konteks SDGs, bergerak sebagai suatu nilai tambah yang selalu bertumpu kepada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang berkelanjutan, dan berupaya untuk senantiasa to do more. Spirit juang dan

Dokumen terkait