• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun dan Diusulkan Oleh : RUSNI Nomor Induk Mahasiswa :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Disusun dan Diusulkan Oleh : RUSNI Nomor Induk Mahasiswa :"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun dan Diusulkan Oleh :

RUSNI

Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

i

KABUPATEN SINJAI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diusulkan Oleh :

RUSNI

Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)
(4)

iii

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Mahasiswa : Rusni

Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 26 Agustus 2021 Yang Menyatakan,

Rusni

(6)

v ABSTRAK

Rusni. 2021. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. (dibimbing oleh Rudi Hardi dan Nur Khaerah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS).

dilaksanakan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dengan jenis penelitian kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengambilan Informan mengunakan pourposive sampling dengan jumlah 5 (lima) orang dengan pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis mengunakan tahap reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS Secara formulasi, MLM IVA SADANIS dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA SADANIS, dan diperkuat dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS dengan metode multilevel marketing di seluruh Puskesmas. Energi lingkungan dan kekuatan grass root inovasi MLM IVA SADANIS dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan diharapkan akan melahirkan wilayah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara. Performance dan alih generasi dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program “MLM IVA Sadanis“ agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain. Kultur pembelajaran dan leadership dengan perbaikan kualitas pelayanan berfokus pada kegiatan yang tidak pernah berakhir serta pendekatan pemecahan masalah sehingga perbaikan kualitas pelayanan IVA SADANIS lebih maksimal demi tercapainya pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Framework dan validitas dalam program MLM IVA SADANIS yang ada di Kabupaten Sinjai adalah inovasi pembangunan kabupaten yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat, keluarga yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan MLM IVA SADANIS untuk menekan angka kematian ibu (AKI).

Kata Kunci : SDGs, Kesehatan, MLM IVA SADANIS

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman.

Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Rudi Hardi, S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Nur Khaerah, S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda Dahlan dan Ibunda Jumasia yang sangat berjasa dalam membesarkan, merawat dan memberikan

(8)

vii

pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah bosan untuk mendoakan, menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan moril maupun materil. Dan tak lupa pula kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Pihak Puskesmas Aska Kabuapaten Sinjai yang telah banyak memberikan informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

6. Saudara(i)ku anak Ilmu Pemerintahan angkatan 2016 selaku sahabat dan teman seperjuangan dalam meraih cita-cita yang telah banyak memberikan saran, motivasi dan selalu setia menemani saya dalam suka maupun duka, serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.

(9)

viii

Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Dan demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 26 Agustus 2021 Penulis,

Rusni

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Konsep dan Kerangka Teori ... 9

1. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) ... 9

a. Penegertian Sustainable Development Goals (SDGs) ... 9

b. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ... 12

c. Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) di Bidang Kesehatan ... 15

2. Konsep Program MLM IVA Sadanis ... 22

C. Kerangka Pikir ... 24

D. Fokus Penelitian ... 26

E. Deskripsi Fokus Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 28

C. Sumber Data... 29

D. Informan Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data... 31

G. Keabsahan Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 34

B. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai ... 43

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(11)

1 A. Latar Belakang

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs) dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan kesehatan itu sendiri terutama mengatasi Angka Kematian Ibu (AKI). Hal tersebut berarti bahwa kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diatasi. Kewajiban pemerintah pusat maupun daerah tentang kesehatan masyarakat cukup besar (Anggit, 2020).

Pemerintahan pada berbagai tingkatan telah berupaya meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan rasa kepemilikan dan melokalkan SDGs. Tiap pemerintah daerah berada pada tahapan yang berbeda dalam proses melokalkan SGDs, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan aktif para pemimpin daerah dalam proses tersebut. Di Indonesia, upaya melokalkan SDGs sudah diatur, baik dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, maupun dalam aturan turunannya dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

(12)

Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan PembangunanBerkelanjutan. (Yazan & Arwemi, 2020).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS- PK). Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga merupakan strategi yang dilakukan melalui pendekatan keluarga yang programnya sudah ada di puskesmas. 4 area prioritas PIS-PK yaitu penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk pengendalian prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular khususnya HIV-AIDS, TB dan malaria, pengendalian penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa.

Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga adalah salah satu program kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap keluarga dengan fokus sasaran kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan kesehatan disetiap keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan. Dengan

(13)

meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga muncul karena kurang berjalannya program kesehatan terutama promotif dan preventif di tingkat puskesmas, sehingga dilakukan dengan cara pendekatan keluarga agar sasarannya lebih tepat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sinjai diarahkan agar pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis.

Penyediaan sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan yang semakin ditingkatkan jumlahnya sesuai dengan rencana pertahapannya, sejalan dengan itu penyediaan obat-obatan, alat kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan di bidang kesehatan.

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Pelayanan kesehatan ialah sejahtera dari badan dan jiwa sehingga setiap orang

(14)

hidup produktif secara sosial dan ekonomis, upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat (Tahir, & Harakan, 2017).

Pada tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Aska terdapat 1 kasus kematian wanita dengan kasus kanker payudara. Tahun 2016 ada 1 kasus wanita meninggal juga dengan kasus kanker payudara. Dan juga pada tahun 2016, saat melakukan pemeriksaan IVA Sadanis pada 53 wanita di temukan 1 wanita IVA + dan 3 tumor payudara. Kondisi tersebut membuat pihak Puskesmas Aska untuk melakukan langkah pro aktif dalam pencegahan Kanker Leher rahim dan Kanker Payudara dengan pemeriksaan dini IVA Sadanis. Ide tersebut dikomunikasikan ke Kepala Puskesmas, dan berdasarkan hasil pertemuan lokakarya mini puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016 diputuskan untuk dijadikan inovasi puskesmas Aska. Keputusan rapat tersebut dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama “MLM IVA Sadanis” (Asdar, 2019).

Kegiatan “MLM IVA Sadanis” dilaksanakan oleh Tim Puskesmas yang terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas program Penyakit Tidak Menular (PTM). Serta kolaborasi dengan beberapa unsur terkait, yaitu:

Pemerintah (Dinas Kesehatan, puskesmas, kelurahan, kecamatan), TIM PKK dan Masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, majelis taklim), WUS yang sudah pernah melakukan pemeriksaan IVA Sadanis sebanyak 53 orang di rekrut menjadi agen. Sasaran utama “MLM IVA Sadanis” adalah WUS yang belum melakukan pemeriksaan IVA Sadanis dengan “MLM IVA Sadanis” diharapkan makin banyak WUS yang melakukan

(15)

deteksi dini IVA Sadanis. Sehingga makin banyak kasus pra kanker leher rahim dan tumor payudara bisa tertangani dengan cepat sehingga tidak berakhir dengan kematian.

Menindak lanjuti inovasi tersebut pemerintah Kabupaten Sinjai mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan metode MLM di seluruh puskesmas yang di kabupaten Sinjai. Inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu.

MLM IVA Sadanis dikatakan kreatif karena inovasi ini pertama kalinya diterapkan dalam sistem pendekatan pencapaian target sasaran. Dengan memberdayakan masyarakat secara langsung, khusunya WUS yang sudah menikah. “MLM IVA Sadanis” sangat inovatif dikarenakan metode yang digunakan adalah hal yang baru, tidak lazim dan tidak popular untuk deteksi IVA Sadanis. WUS yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi.

Metode “MLM IVA Sadanis” ini menggunakan sistem multilevel marketing yaitu sistem yang biasa dipakai pada multilevel barang atau produk sedangkan IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) di Puskesmas terdekat diberikan secara gratis. Metode “MLM IVA Sadanis” yaitu satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis dan akan membentuk jejajaring. Melalui

(16)

metode ini diharapkan dapat menjangkau semua WUS untuk melakukan deteksi IVA Sadanis. Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker leher rahim. Selain hal tersebut, hal menarik lainnya dari inovasi ini adalah peran serta masyarakat dalam menemukan jejaring baru. Pemahaman WUS, khususnya agen, tentang pentingnya pemeriksaan dini IVA Sadanis membantu memberikan pemahaman ke orang lain. Pada akhirnya diharapkan akan melahirkan daerah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara.

Setelah berjalan inovasi ini telah menghasilkan output meningkatnya jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA Sadanis di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

pada Tahun 2015 ada 15 0rang, di tahun 2016 bertambah menjadi 53 orang, tahun 2017 mencapai peningkatan menjadi 319 Wanita Usia Subur. Sebelum inovasi, cakupan pemeriksaan deteksi dini IVA Sadanis 15%, setelah satu tahun pelaksanaan inovasi “MLM IVA Sadanis” cakupan pemeriksaan meningkat. Pada tahun 2016 pencapaian target sebesar 15% dan tahun 2017 sebanyak 62%, hal ini melebihi target nasional yaitu sebesar 50%. (Puskesmas Aska, 2019).

Melihat kesiapan pemerintah dalam menerapakan SDGs di Kabupaten Sinjai yang menjadi indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Untuk itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai”.

(17)

B. Rumusuan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademik

Penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi teoritis dalam pengembangan ilmu pemerintahan khususnya persoalan pembangunan berkelanjutan dibidang kesehaatan sebagai bagian dari terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

2. Secara Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan pula mempunyai implikasi praktis yang dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pembangunan berkelanjutan dibidang kesehatan melalui program MLM IVA Sadanis Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai.

(18)

8 A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atau referensi dalam penelitian ini sebagai pembeda, pendukung serta tambahan untuk menganalisa kajian perbedaan maupun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Anggit, 2020) dengan judul “Penyusunan Rencana Aksi Daerah Dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pada Bidang Kesehatan (Studi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penyusunan Rencana Aksi Daerah belum sesuai dengan agenda yang telah ditentukan. Beberapa faktor yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian salah satunya ialah kebijakan para pemangku kepentingan. Diharapkan adanya publikasi penelitian ini akan memberikan pandangan kedepannya kepada para pemangku kebijakan untuk melakukan perannya sesuai dengan tuntutan SDGs dalam RPJMD.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Fadhlurrohman, Purnomo & Malawani, 2020)

“Analisis Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan Di Indonesia (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)”. Hasil penelitian mengemukakan bahwa Pemerintah belum mampu menangani masalah yang akan dihadapi terkait kesehatan karena dalam penanganan pemerintah yang masih kurang dikarena banyak kekurangan seperti alat kesehatan dan juga peraturan/regulasi terkait pembangunan kesehatan berkelanjutan yang belum dapat dikatakan efisien

(19)

pada pertumbuhan kesehatan atau pembangunan kesehatan yang merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Subtanable Development Goal’s(SDG’s). Peran dari pemerintah dari tahun ke tahun belum dapat bisa melihat adanya kemajuan dalam mengatasi masalah yang harus diantisipasi sebelum masalah terjadi baik dalam kematian ibu, kekurangan gizi untuk anak- anak dan wanita hamil, dan lain-lain. Yang dimana diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan dari kesehatan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani, 2020) dengan judul “Strategi Komunikasi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam Menerapkan Nawacita dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Hasil penelitian ini adalah Pemkab Bojonegoro menggunakan strategi yang didasarkan pada media yang dipakai, strategi desain instruksional, strategi pemasaran, dan strategi partisipatori. Strategi yang dipakai efektif untuk mengajak masyarakat Bojonegoro sekaligus memberi informasi bagi public.

Pemerintah daerah yang lain bisa menerapkan strategi yang sama dengan mempertimbangakan kondisi masyarakatnya.

B. Konsep dan Kerangka Teori

1. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) a. Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan

(20)

manusia dan planet bumi. SDGs ini diresmikan pada tanggal 25 September 2015 menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs.

SDGs menjadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.

Berbeda dari pendahulunya Millenium Development Goals (MDGs), SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta suara warga di seluruh dunia juga berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs. SDGs mengusung tema

“Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”, SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) adalah pembangunan yang memasukkan unsur lingkungan hidup dan suatu bentuk

(21)

pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang dengan tetap memperhatikan dan mempersiapkan kebutuhan masa yang akan datang. Hal yang hendak dicapai dari pembangunan berkelanjutan ini adalah bahwasanya terdapat pemerataan pembangunan antara generasi masa sekarang dan masa yang akan datang (Rahadian, 2016).

Menurut Budihardjo (Muthmainnah, Mustansyir, & Tjahyadi, 2020) pada dasarnya Sustainable development merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, sebagai suatu proses perubahan dimana pemanfaatan sumberdaya, arah investasi, orientasi pembangunan dan perubahan kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis saling memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan suatu kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengurangi hak pemenuhan kebutuhan pada generasi mendatang. Menurut United Nations Development Programme (UNDP) tujuan pembangunan sendiri yaitu untuk menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk menikmati kehidupan dengan usia yang panjang, sehat, kreatif dan sejahtera. Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, serta untuk memperoleh pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa

(22)

mendatang (Trifita & Amaliyah, 2020).

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka peneliti berkesimpulan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan proses perubahan yang terencana, yang di dalamnya terdapat ekspolitasi sumber daya, arah investasi orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang semuanya dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Pada prinsipnya, pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan dengan tetap menitikberatan pada daya dukung lingkungan, pencapaian kesejahteraan dan keadilan sosial dan kelanjutan perekonomian.

b. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan eko-nomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya (Patiung, 2017).

SDGs (Sustainable Development Goals) mempunyai 17 tujuan dengan 169 target, dimana tujuan dan target-target dari SDGs ini bersifat global

(23)

serta dapat diaplikasikan secara universal yang dipertimbangkan dengan berbagai realitas nasional, kapasitas serta tingkat pembangunan yang berbeda dan menghormati kebijakan serta prioritas nasional.

Tujuan dan target SDGs tidaklah berdiri sendiri, perlu adanya implementasi yang dilakukan secara terpadu. Menurut Kementrian Kesehatan (Bakril, 2017), Tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals), antara lain sebagai berikut:

1) Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi seluruh orang di segala usia.

2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian yang berkelanjutan.

3) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.

4) Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.

5) Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi seluruh orang.

6) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang.

7) Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta modern bagi semua orang.

8) Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi setiap orang.

(24)

9) Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, berketahanan, aman dan berkelanjutan.

10) Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan.

11) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.

12) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim serta dampaknya.

13) Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.

14) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

15) Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.

16) Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

17) Melindungi, memperbarui, dan mendorong pemakaian ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.

(25)

Gambar 2.1 Simbol 17 Tujuan Global SDGs

Sumber : https://www.sdg2030indonesia.org

c. Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dibidang Kesehatan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs) dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan kesehatan itu sendiri terutama mengatasi AKI dan AKB.

Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-

(26)

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Menurut data yang didapat, kematian diperoleh dari bayi, balita, dan ibu hamil. Sebagaimana diketahui bahwa target MDGs 4 bertujuan menurunkan AKB menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015 menunjukkan AKB 22/1.000 kelahiran hidup. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa target MDGs 4 dalam penurunan kematian Bayi dan Balita, tercapai. Meski jumlah kematian balita secara umum masih tetap tinggi, terutama kematian pada kelompok usia neonatal. Sebernarnya, penyebab utama kematian bayi dan balita sebagian besar dapat dicegah atau diatasi. Untuk itu, upaya pencegahan yang dilakukan perlu diperkuat dan ditingkatkan (Anggit, 2020).

Status kesehatan anak terutama bayi baru lahir sangat bergantung pada kondisi ibu. Komplikasi pada saat hamil dan persalinan akan berdampak pada kesakitan dan kematian. Lanjutan dari MDGs 4 yaitu MDGs 5 dalam menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup belum tercapai (Lisbet, 2016). Hal tersebut berarti bahwa kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diatasi. Kewajiban pemerintah pusat maupun daerah tentang kesehatan masyarakat cukup besar. Pemilihan fokus penelitian dilakukan dengan beberapa pertimbangan mengenai kondisi kesehatan penduduk wilayah yang diteliti. Tujuan

(27)

Sustainble Development Goals (SDGs) dibidang kesehatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Tujuan SDGs di Bidang Kesehatan

Sumber : https://www.sdg2030indonesia.org

Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Selain permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria serta peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB), terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu: 1) Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM); 2) Penyalahgunaan narkotika dan alkohol; 3) Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas; 4) Universal Health Coverage; 5) Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah; serta penanganan krisis dan kegawatdaruratan (Ermalena & RI, 2017).

(28)

Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan nasional, akses kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan air bersih. Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat tergantung kepada peran aktif seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah, parlemen, dunia usaha, media massa, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tantangan terbesar dalam pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia adalah reformulasi konsep pembangunan yang terintegrasi dan penempatan kesehatan sebagai satu rangkaian proses manajemen pembangunan yang meliputi input, process, output, outcome dan impact pembangunan serta memahamkan bersama akan substansi pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan bersama di era desentralisasi dan demokratisasi saat ini.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional (Ermalena & RI, 2017), sebagaimana yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah proses pembangunan.

2) Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui

(29)

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program.

3) Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh penduduk dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan kesehatannya.

Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan salah satu ujung tombak penting untuk meng”kerangka” konsep keilmuan menjadi tonggak dan tulang punggung kompetensi, bergelayut sebagai ketahanan bangsa yang konsisten. Prinsip yang dikembangkan adalah, pemahaman terhadap Sustainability Development Goal (SDGs), sebagai program berkelanjutan yang menyentuh akar pendidikan di masyarakat dan menjadi tumpuan ketajaman pandangan terhadap akar permasalahan di masyarakat, bertembus pandang menjadi konklusi yang menjejak bumi.

Dalam realisasi pelyanan publik dalam mencapai Sustainble Development Goals (SDGs) yang berbasis dibidang kesehatan dengan program Multi Level Marketing (MLM) IVA Sadanis terdapat beberapa yang mempengaruhi keberhasilan penerapan kegiatan. Sehingga dalam penelitian ini akan mengkolaborasikan model pembangunan kesehatan berkelanjutan menurut (Soroy, 2019) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator pembangunan kesehatan berkelanjutan sebagaimana yang dijelaskan berikut ini :

(30)

a) Formulasi

Formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah suatu progress dan kontinuitas kehidupan yang disarikan dari rantai roda pedati, bergerak tanpa lelah, bertumpu kepada keikhlasan kehidupan.

Formulasi ini bergerak sebagai nilai keikhlasan yang mewujud derajat kompetensi keilmuan, tidak sekedar proses pembelajaran, tetapi bagaimana suatu kompetensi itu memiliki nilai berdaya sinergitas keilmuan, yang memancarkan internalisasi keberadaan kompetensi tersebut menjadi nilai lebih (value of life).

b) Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root

Peran lingkungan merupakan inti dari pembangunan kesehatan berkelanjutan. Lingkungan merupakan dimensi ruang tanpa batas dan sekat, menguak kemandirian peran untuk berkontribusi mengisi celah- celah kebekuan progress kehidupan, bertransformasi menjadi formulasi hidup yang lebih baik. Kita lupa lingkungan sebagai soft copy penerapan dari suatu kebijakan, standar operasional dan guidelines yang sudah teruji.

c) Performance dan Alih Generasi

Performance adalah destinasi bangsa dengan pola yang menggaungkan spirit perubahan kehidupan yang lebih baik. Performance destinasi bangsa ditentukan oleh sejauh mana networking merajut tali- temalinya kepada dasar-dasar kehidupan yang merujuk kepada

(31)

kembalinya untuk hidup berdaulat berdasarkan UUD 1945 untuk keberlanjutan pembangunan kesehatan lebih baik.

d) Kultur Pembelajaran dan Leadership

Kultur pembelajaran kehidupan adalah sejauh mana dimensi akal dan kalbu bergerak dalam kesintasan prediksi masa depan yang lebih baik, dituangkan melalui amal keilmuan berdimensi keselamatan sosial di masyarakat. Kultur pembelajaran pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan dimensi perangkat lunak, dengan rangka penguat keilmuan berkelanjutan mengisi rongga-rongga organisasi, sehingga bangunan kerangka keras tetap kokoh dan menampilkan martabat untuk belajar dan berintropeksi dari kesalahan yang diperbuat, sebagai perawatan berkelanjutan.

e) Framework dan Validitas

Framework dan validitas pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah dimensi kelayakan hidup berkesinambungan, yang terpatri dalam koridor dan ruang bernafaskan keyakinan akan kesemestaanNya.

Menjejak koridor, merupakan perspektif untuk melihat ufuk idealitas yang menjadi cita perjuangan, melangkah tapak demi tapak menuju titik tujuan, sebagai nilai yang berbasis bukti, bahwa kita sudah berkontribusi yang lebih baik.

(32)

Gambar 2.3

Algoritma Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan

(Soroy, 2019).

2. Konsep Program MLM IVA Sadanis

MLM IVA Sadanis adalah sistem Multilevel Marketing IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) di Puskesmas terdekat diberikan secara gratis dengan tujuan yaitu Satu Wanita Menyelamatkan Wanita Lainya. MLM IVA Sadanis”. dikatakan kreatif karena inovasi ini pertama kalinya diterapkan dalam sistem pendekatan

(33)

pencapaian target sasaran. Dengan memberdayakan masyarakat secara langsung, khusunya WUS yang sudah menikah. “MLM IVA Sadanis”

sangat inovatif dikarenakan metode yang digunakan adalah hal yang baru, tidak lazim dan tidak popular untuk deteksi IVA Sadanis. WUS yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi.

Metode “MLM IVA Sadanis” ini menggunakan sistem multilevel marketing yaitu sistem yang biasa dipakai pada multilevel barang atau

produk. Metode “MLM IVA Sadanis” yaitu satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis dan akan membentuk jejajaring. Melalui metode ini diharapkan dapat menjangkau semua WUS untuk melakukan deteksi IVA Sadanis.

Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker leher rahim.

Kegiatan “MLM IVA Sadanis” dilaksanakan oleh Tim Puskesmas yang terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas program Penyakit Tidak Menular (PTM). Serta kolaborasi dengan beberapa unsur terkait, yaitu: Pemerintah (Dinas Kesehatan, puskesmas, kelurahan, kecamatan), TIM PKK dan Masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, majelis taklim),

Penetapan SK inovasi “MLM IVA Sadanis” dengan nomor 67.1/PKM-AS/SSL/SK/I/2016. Ini sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan untuk pelaksanaan inovasi Multilevel Marketing IVA Sadanis. Di Internal Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai,

(34)

Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program sejenis “MLM IVA Sadanis“ agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain, ini diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan nomor 135 tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan metode MLM di seluruh puskesmas. inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2005-2025. Yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).

C. Kerangka Pikir

Pembangunan berkelanjutan merupakan proses perubahan yang terencana, yang di dalamnya terdapat ekspolitasi sumber daya, arah investasi orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang semuanya dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat dalam penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program

(35)

MLM IVA Sadanis Di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Program Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai demi mempermudah masyarakat menerima layanan kesehatan. Inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu.

Berikut gambar bagan kerangka pikir :

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis

di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai

Indikator

Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan (Soroy, 2019)

1. Formulasi

2. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root 3. Performance dan Alih Generasi

4. Kultur Pembelajaran dan Leadership 5. Framework dan Validitas

6.

Masyarakat Penerima Layanan MLM IVA Sadanis di Kabupaten Sinjai

(36)

D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus Penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah. Agar Peneliti dengan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu ditetapkan fokus penelitian yang dimana fokus penelitaian yaitu bagaimana Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dengan indikator Formulasi, Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Performance dan Alih Generasi, Kultur Pembelajaran dan Leadership, dan Framework dan Validitas.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian yang ingin diteliti adalah sebagai berikut:

1. Program MLM IVA Sadanis yaitu satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis sehingga akan membentuk jejajaring

2. Formulasi, Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja kesehatan dalam program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

3. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana akselerasi cita kebijakan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska yang diterapkan pada generasi dibawah

(37)

kita, menjejak sebagai tapak-tapak pelayanan dan pengabdian hidup berorientasi kepada rasa bangga.

4. Performance dan Alih Generasi, ang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan peran kebijakan, peran gerakan peduli institusi pelayanan kesehatan dan peran networking diantara peran pelayanan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

5. Kultur Pembelajaran dan Leadership, Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peningkatan perawatan berkelanjutan berbasis SOP, dengan struktur yang tersedia dan mengembangkan strategi yang luas meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan fleksibilitas terhadap aturan dan kebijakan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

6. Framework dan Validitas, Yang dimaksud pada penelitian ini adalah struktur organisasi birokrasi, manajemen dan elemen dibawahnya mampu membangun suatu kultur kinerja kebersamaan yang berimbas kepada monitoring dan evaluasi hasil pembangunan berkelanjutan pada program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

(38)

28 A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 2 (dua) bulan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Penetapan SK inovasi “MLM IVA Sadanis” dengan nomor 67.1/PKM-AS/SSL/SK/I/2016 ini sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan untuk penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai sebagai pelaksana pertama Multilevel Marketing IVA Sadanis sebelum pemerintah Kabupaten Sinjai mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan metode MLM di seluruh puskesmas di Kabupaten Sinjai.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diambil yang didukung oleh data-data yang tertulis hasil wawancara. berwujud pernyataan atau berupa kata-kata.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif yang berupaya menggambarkan secara umum dengan fakta yang ada untuk menjawab

(39)

semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti, oleh sebab itu untuk menjelaskan suatu hal yang kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dijaring dari sumber data primer dan data sekunder dengan proposisi sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung (observasi), dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada informan yang betul-betul mengetahuai tentang Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

2. Data sekunder, adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek yang dikaji, data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Metode pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan kreteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian. Dalam hal peneliti ingin mengetahui tentang Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten

(40)

Sinjai. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan informan yang betul-betul dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Ket

1. Agusman, SKM AM Kepala Puskesmas Aska 1 orang 2. Sri Rahma S. ST SR Inovator MLM IVA

Sadanis 1 orang

3. Suarni, Amd.Keb SA Petugas Pemrikasa IVA

Sadanis 1 orang

4. Nurwahida NW Masayarakat

2 orang

5 Fariyani Asnah FA Masayarakat

Total Informan 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung dilapangan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

2. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada informan yang menjadi obyek dari penelitian Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi penelitian mengenai Penerapan

(41)

Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dimana arsip-arsip yang dianggap menunjang dan penting dengan persoalan yang akan di teliti baik berupa buku-buku, laporan tahunan, jurnal, karya tulis ilmiah, dokumen peraturan pemerintah serta undang-undang yang telah ada pada organisasi yang terkait dipelajari, disusun dan dikaji sedemikian rupa sehingga diperoleh data guna membagikan informasi berkaitan dengan observasi yang akan dilakukan.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sitematis yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dengan cara menyusun data kedalam kategori, menguraikan kedalam komponen- komponen, melakukan penggabungan, menyusun kedalam struktur, memilih mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami baik untuk diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2016).

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Milles dan Huberman (Sugiyono, 2016) yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung secara interaktif. (Pertama), Reduksi Data, yaitu cara memilih, memfokuskan, dan menyederhanakan informasi dari berbagai sumber data misalnya dari catatan lapangan, dokumen, arsip dan sebagainya,

(42)

sedangkan untuk proses mempertegas, mempersingkat, menghilangkan yang tidak perlu, memili fokus, dan menyusun data sehingga kesimpulan bisa dibuat.

(Kedua), Penyajian Data, seperti menyusun data dan mempersentasikan data dengan baik agar lebih mudah untuk dipahami. Penyajian bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan seterusnya. (Ketiga), Menarik Kesimpulan atau melakukan verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal masi belum kuat, terbuka dan skeptis. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah penghimpunan data berakhir.

G. Keabsahan Data

Semua data yang diperoleh dan yang ditemukan dalam penelitian ini akan diuji kredibilitasnya dengan cara triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2016) Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjutnya Sugiyono membagi triangulasi kedalam tiga macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Trangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik diartikan sebagai penguji kreadibilitas data yang

(43)

dilakukan dengan cara mengontrol data pada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumen.

Apabila dengan teknik pengujian kreadibilitas data tersebut masi menimbulkan hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi yang lebih mendalam dengan sumber data yang berkaitan atau yang lain guna memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semua benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara di pagi hari pada saat narasumber masi segar, belum banyak masalah akan memberi data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dibuat dengan cara melakukan pemeriksaan dengan wawancara, observasi, atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji memunculkan data yang berbeda, maka akan dilakukan tes secara berulang- ulang sehingga didaptkan kepastian datanya.

(44)

34 A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai a. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Sinjai

Terbentuknya Kabupaten Sinjai memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pada awalnya terdapat beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.

Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari sistem pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’

Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakaingeyang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.

Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara

(45)

kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SINJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMAS SIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya “PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO”

artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA.

Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.

Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859-1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jatuh ke tangan Belanda.

Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan- kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan- kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan

(46)

terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap berpegang teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG.

Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolah dengan tegas.

Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 Februari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng.

Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959. Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingkat II Sinjai yang Pertama. Hingga saat

(47)

ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 9 (sembilan) orang putra terbaik yakni :

1) Mayor Abdul Lathief Tahun 1960-1963 2) Andi Azikin Tahun 1963-1967

3) Drs. H. Muh. Nur Thahir Tahun 1967-1971

4) Drs. H. Andi Bintang Tahun 1971-1983 (2 Periode)

5) H. A. Arifuddin Mattotorang, SH Tahun 1983-1993 (2 Periode) 6) H. Muh. Roem, SH, M.Si Tahun 1993-2003 (2 Periode)

7) Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM Tahun 2003-2013 (2 Periode) 8) H. Sabirin Yahya, S.Sos Tahun 2014-2018

9) Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Tahun 2018-Sekarang

Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten Sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah.

b. Letak geografis

Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi Sulawesi Selatan dengan Ibu kotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 19' 30"

sampai 50 36' 47" Lintang Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0' 0" Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa. Wilayah administratif terbagi atas 9 Kecamatan, 13 kelurahan, 67 desa dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi Selatan.

(48)

Dari 9 Kecamatan itu, terdiri dari : 67 desa dan 13 Kelurahan:

1) Di Kecamatan Sinjai Barat, 9 Desa /Kelurahan.

2) Di Kecamatan Sinjai Borong, 7 Desa/Kelurahan.

3) Di Kecamatan Sinjai Selatan, 11 Desa/kelurahan.

4) Di Kecamatan Sinjai Timur , 13 Desa /kelurahan.

5) Di Kecamatan Sinjai Tengah, 11 Desa/kelurahan.

6) Di Kecamatan Sinjai Utara, 6 kelurahan.

7) Di Kecamatan Bulupoddo, 7 Desa.

8) Di Kecamatan Tellulimpoe, 11 Desa/kelurahan.

9) Di Kecamatan Pulau Sembilan, 4 Desa.

Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjai beriklim Sub Tropis. Curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 millimeter dengan 120 Deep rain pertahun. Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim panas mulai Agusutus s/d Oktober serta kelembaban mulai November s/d Januari. Sinjai berada pada ketinggian antara 25 sampai 1.000 meter diatas permukaan laut.

Luas daerah 8.1996 Ha, dengan 4,62 persen berada pada ketinggian 25 m diatas permukaan laut, 9,74 persen berada pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut, 55,35 persen berada pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut, 21,18 persen berada pada ketinggian 500-1000 m dari permukaan laut dan 21,18 persen berada pada ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut.

(49)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2017 Kecamatan

Jumlah Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)

Laki-Laki Perempuan

2015 2016 2017 2015 2016 2017 Sinjai Barat 11 877 11 956 12 039 12 050 12 133 12 204 Sinjai Borong 7 961 7 975 7 989 8 116 8 131 8 144 Sinjai Selatan 18 550 18 668 18 793 19 944 20 073 20 183 Tellu Limpoe 15 674 15 786 15 904 17 144 17 268 17 375 Sinjai Timur 14 291 14 400 14 516 16 026 16 150 16 256 Sinjai Tengah 13 234 13 307 13 384 13 610 13 687 13 753 Sinjai Utara 22 201 22 425 22 664 23 965 24 212 24 427 Bulupoddo 7 721 7 740 7 760 8 188 8 207 8 223 Pulau Sembilan 3 693 3 705 3 717 3 854 3 866 3 877 Kabupaten

Sinjai 115 202 115 962 116 766 122 897 123 727 124 442 Sumber : BPS Kab. Sinjai, 2018

2. Gambaran Umum Puskesmas Aska a. Geografis

UPTD Puskesmas Aska merupakan salah satu puskesmas yang berda di kecamatan Sinjai Selatan yang terletak dibagian utara dari ibu kota kecamatan dan bagaian selatan dari ibu kota kabuapten, dengan meliputi 4 (emapat) desa dan 25 (dua puluh lima) dusun, diantaranya adalah

1) Desa Aska 2) Desa Palae 3) Desa Talle

4) Desa Bulukamase

Dengan luas wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan Sinjai Selatan Kabuapten Sinjai adalah 64,528 km2 yang berbatasan langsung dengan : 1) Sebelah Utara : Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur

(50)

2) Sebelah Timur : Desa Biroro kecamatan Sinajai Timur 3) Sebelah Selatan : Desa Massaile kecamatan Tellulimpoe 4) Sebelah Barat : Desa Saotanre Kecamatan Sinjai Tengah

Secara morfologi daerah wilayah kerja UPTD puskesmas Aska adalah daerah dataran tinggi, secara ekonomi wilayah kerja UPTD Puskesmas Aska mempunyai letak strategi karena dapat dilalui jalur darat yang menghubungkan ibu kota kecamatan atau ibu kota Kabupaten maupun proponsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

b. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan sinjai selatan tahun 2020 sebesar 15.552 jiwa dengan jumlah KK sebesar 4.021 KK dengan perician sebagai berikut :

1) Desa Aska

Jumlah kepala keluarga 1.081 KK

Jumlah penduduk 4.108 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.022 jiwa

 Perempuan : 2.081 jiwa 2) Desa Palae

Jumla kepala keluarga 861 KK

Jumlah penduduk 3.140 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.449 Jiwa

 Perempuan : 1.691 jiwa

(51)

3) Desa Talle

Jumlah kepala keluraga 1.140 KK

Jumlah penduduk 4.897 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.430 jiwa

 Perempuan : 2.467 jiwa 4) Desa Bulukamase

Jumlah kepala keluarga 939 KK

Jumlah penduduk 3.407 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.718 jiwa

 Perempuan : 1.689 jiwa c. Sosial Ekonomi dan Budaya

1) Mata pencaharian

Sebagaian besar penduduk diwilayah kerja puskesmas Aska bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang/wiraswasta.

2) Sosial Budaya

Diwilayah kerja puskesmas Aska sebagian besar suku bugis dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa bugis.

Agama yang dianut oleh penduduk yang berada diwilayah kerja puskesmas aska adalah islam. Adapun distribusi sarana ibadah yang ada di wilayah kerja puskesmas Aska, terdiri dari :

 Desa Aska : 11 buah

 Desa Palae : 9 buah

 Desa Talle : 12 buah

(52)

 Desa Bulukamase : 9 buah

Sedangkan untuk sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja puskesmas Aska, yaitu :

 Taman kanank-kanak : 8 buah

 PAUD : 15 buah

 SD/MI : 20 buah

 SMP/MTs : 4 buah

 SMA/MA : 3 buah

d. Tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan bertugas di Puskesmas Aska kecamatan sinjai selatan tahun 2020 tercatat 31 orang yang terdiri dari :

 Dokter Umum : 2 orang

 Dokter gigi : 1 orang

 Bidan : 7 orang

 Perawat : 8 orang

 Kesehatan lingkungan : 1 orang

 Tenaga apoteker : 1 orang

 Tenaga laboratorium medik : 1 orang

 Tenaga biomedika lainnya : 1 orang

 Keteknisan medis : 3 orang

 Tenaga kefarmasian : 1 orang

 Pejabat struktural : 1 orang

 Tenaga dukungan manajemen : 2 orang

(53)

B. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. SDGs ini diresmikan pada tanggal 25 September 2015 menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs. SDGs menjadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs) dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan kesehatan itu sendiri terutama mengatasi AKI dan AKB.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan study tour juga telah direncanakan oleh mahasiswa pasca sarjana yang berasal dari Kalimantan Selatan angkatan 2010 dengan memilih lokasi. sesuai program studinya

pada text text akan akan disisipkan disisipkan kode kode javascript javascript untuk untuk merequest merequest me me manggil halaman “contact.php” berdasarkan tag

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri

• Matikan pemutus arus listrik saat pendingin ruangan tidak akan digunakan untuk waktu yang lama. −Debu dapat menumpuk dan dapat

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan kinerja sebagai penjabaran dari program dan sasaran yang

[r]

Sompok Rt/Rw 009/003 Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak-Banten telah berdiri dari tahun 2012 namun secara fisik sarana dan prasarana masih belum memadai

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk 1) Meningkatkan pemahaman konsep guru-guru SD Gugus III Kecamatan Kubu tentang pembelajaran tematik terpadu