Banyak hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api dalam Kutub al-Sittah yaitu kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Muwatha’ Imam Malik, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Untuk melacak hadis-hadis Nabi SAW tentang batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api, penulis menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy karya Arnold J. Wensink. Adapun lafaz yang penulis cari adalah lafaz dari penggalan kata
Melalui lafaz penulis menemukan informasi sebagai berikut:
Ditemukan dalam Al-Mu’jam al-Mufahraz Li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy pada jilid 7 halaman 208 informasinya:
Bersadarkan informasi mu’jam tersebut dapat diketahui bahwa hadis ini terdapat pada 7 kitab:
1. Shahih Muslim kitab no hadis 91.
2. Sunan Abu Daud terdapat dalam kitab Bab 6.
3. Sunan al-Turmudzi terdapat dalam kitab Bab 59 dan kitab
bab 44.
4. Sunan al-Nasa’i terdapat dalam kitab Bab 122.
5. Sunan Ibn Majah terdapat dalam kitab Bab 66.
6. Al-Muwatha’ Imam Malik terdapat dalam kitab bab 34 dan
35
7. Musnad Ahmad bin Hanbal Jilid V halaman 287 dan 288.
Setelah menemukan informasi dari al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy mengenai letak hadis-hadis pada sumber yang asli, kemudian penulis menelusurinya ke kitab aslinya, setelah ditelesuri ada hadis
al-Turmudzi kitab ith’amah bab yang ke-44. Selanjutnya hadis-hadis tersebut penulis kutip secara lengkap dengan sanad serta matannya, agar diketahui jalur sanad masing-masing hadis. Berikut ini kutipan hadis-hadis tentang tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api tersebut:
a. Hadis dalam kitab Shahih Muslim
Hadis ini terdapat pada kitab haid no hadis yang ke-91
46
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hisyam bin Urwah telah mengabarkan kepadaku Wahab bin Kaisan dari Muhammad bin Amru bin 'Atha' dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami az-Zuhri dari Ali bin Abdullah bin Abbas dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ali dari bapaknya dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan arqan47 atau daging, kemudian beliau shalat, dan tanpa berwudhu’, dan beliau juga tidak menyentuh air. (H.R. Imam Muslim)
Hadis ini menjelaskan Rasulullah SAW memakan daging kemudian shalat tanpa ber-wudhu’ kembali artinya tidak batal wudhu’ karena memakan makanan
46
Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, op.cit, h. 225
47
Arqan adalah tulang yang sedikit berdaging. Lihat: Al-Imam Abi Zakariya Yahya ibn Syarif al-Nawawi al-Damsyiqi, Syarah Shahih Muslim, (Dar al-taufiqiyyah: tt.), h. 35
yang dimasak dengan api, tidaklah mungkin Rasulullah SAW memakan daging yang mentah, akan tetapi pasti dimasak terlebih dahulu.
Hadis ini dapat diterima dan diamalkan dan tidak lagi dikeragui kalitasnya, yaitu berkualitas shahih. Sebab mayoritas ulama telah bersepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut adalah shahih dan menempati peringkat yang kedua setelah kitab Shahih al-Bukhari.
Hadis di atas dipertegas dengan hadis lain dalam kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Nabi SAW memakan daging kemudian shalat tanpa ber-wudhu’ kembali Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut:
48
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Nabi SAW diberi hadiah oleh para sahabat yaitu berupa daging dan roti, ketika itu Rasulullah hendak mendirikan shalat, lalu beliau memakannya 3 potong kemudian beliau shalat tanpa ber-wudhu’ dan menyentuh air.
Kemudian hadis ini dipertegas juga oleh hadis lain masih dalam bab dan kitab yang sama. Sebagaimana hadisnya diriwayatkan sebagai berikut.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Isa telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepadaku Amru bin al-Harits dari Ibnu Syihab dari Ja'far bin Amru bin Umayyah al-Dhamri
48
Ibid.
dari bapaknya dia berkata, "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong sebagian pundak kambing, lalu beliau makan sebagiannya, lalu shalat diserukan, maka beliau berdiri dan membuang pisau, dan shalat tanpa berwudhu’. (H.R. Muslim)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Nabi SAW memakan pundak kambing, lalu sholat tanpa ber-wudhu’ artinya Nabi SAW tidak ber-wudhu’’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.
Hadis ini dapat diterima dan diamalkan dan tidak lagi dikeragui kalitasnya, yaitu berkualitas shahih. Sebab mayoritas ulama telah bersepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut adalah shahih dan menempati peringkat yang kedua setelah kitab Shahih al-Bukhari.
b. Hadis dalam kitab Sunan Abu Daud
Hadis ini terdapat pada kitab diyat bab yang ke-6
50
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Hasan Al-Khats'ami telah menceritakan kepada kami Hajjaj berkata Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada saya Muhammad bin Al-Munkadir dia berkata; Saya pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata; Saya pernah mempersembahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sepotong roti dan daging, lalu beliau memakannya. Kemudian beliau meminta air wudhu, lalu berwudhu’ dengan air itu. Setelah itu beliau mengerjakan shalat Dhuhur. Kemudian meminta sisa makanan beliau, lalu memakannya, kemudian berdiri mengerjakan shalat tanpa berwudhu’. (H.R. Abu Daud)
Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Beliau dihidangkan roti dan daging
oleh sahabat yang bernama Jabir bin Abdullah, lalu beliau memakannya, kemudian meminta air wudhu’ dan ber-wudhu’ dengan air itu. Setelah itu beliau mengerjakan shalat zhuhur. Selesai mengerjakan shalat zhuhur, kemudian beliau meminta sisa makanannya tadi, lalu memakannya, kemudian berdiri mengerjakan shalat tanpa ber-wudhu’.
Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Kemudian hadis ini dipertegas oleh hadis lain yang terdapat pada kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang disentuh, dimasak dengan api. Sebagaimana yang diriwayatkan sebagai berikut
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Sahl Abu 'Imran Ar-Ramli telah menceritakan kepada kami Ali bin Ayyasy telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad bin Al-Munkadir dari Jabir dia berkata; Akhir kedua perkara ini adalah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak berwudhu’ karena makan sesuatu yang disentuh api. (H.R. Abu Daud)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah tidak ber-wudhu’ karena memakan makanan yang disentuh, dimasak dengan api dan ini merupakan salah satu dari dua perkara terakhir yang ditinggalkan atau yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
c. Hadis dalam kitab Sunan al-Turmudzi
Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-59
52
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Aqil ia mendengar Jabir. Sufyan berkata; dan telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul Munkadir dari Jabir ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar bersamaku. Beliau mengunjungi seorang wanita Anshar, lalu wanita itu menyembelih seekor kambing untuknya beliau pun memakannya, kemudian wanita itu juga membawakan sebuah keranjang berisi kurma segar, dan beliau juga memakannya. Setelah itu beliau berwudhu’ karena zhuhur, shalat dan pergi. Wanita itu kemudian membawakan sisa kambing tersebut, beliau pun memakannya, setelah itu melaksanakan shalat asar tanpa berwudhu’ terlebih dahulu. (H.R. al-Turmudzi)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan daging kambing artinya Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.
Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim yakni hadis yang menyatakan Nabi SAW memakan pundak kambing (daging kambing) lalu mendirikan shalat tanpa ber-wudhu’ kembali, maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya
d. Hadis dalam kitab Sunan al-Nasa‟i
Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-59
53
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la dia berkata; telah menceritakan kepada kami Khalid berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Yusuf dari Ibnu Yasar dari Ibnu Abbas dia berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan roti dan daging, kemudian melaksanakan shalat tanpa berwudhu’lagi. (H.R. al-Nasa‟i)
Hadis ini menjelaskan bahwa Ibn Abbas pernah melihat Rasulullah SAW memakan roti dan daging, kemudian beliau melaksananakan shalat tanpa ber-wudhu’ lagi artinya Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Dan hal ini merupakan salah satu di antara dua hal yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut
54
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Amr bin Manshur dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ayyas berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'aib dari Muhammad bin Munkadir berkata; "Saya mendengar Jabir bin Abdullah berkata; "Salah satu dari dua hal yang ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah tidak berwudhu’ karena memakan sesuatu yang disentuh oleh (dimasak dengan) api. (H.R. al-Nasa‟i)
e. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Ibn Majah Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-66
53
Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khurasani al-Nasa‟I, op. cit., h. 37-38
55
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Al Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Al Auza'i berkata, telah menceritakan kepada kami Al Zuhri berkata; Aku menghadiri jamuan makan malam Al Walid atau Abdul Malik, ketika waktu shalat tiba aku berdiri dan berwudhu’, maka berkatalah Ja'far bin 'Amru bin Umayyah; "Aku bersaksi atas bapakku, bahwa ia bersaksi atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; bahwasanya beliau makan makanan yang telah diubah oleh api, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu’. (H.R. Ibn Majah) Hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang diubah, dimasak dengan api, beliau shalat dan tidak ber-wudhu’ lagi.
Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
f. Hadis yang terdapat dalam kitab Muwatha’ Imam Malik Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-34 dan 35
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Zaid bin Aslam dari 'Atho` bin Yasar dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyantap paha kambing kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu’. (H.R. Imam Malik)
Hadis ini menjelaskan bahwa Nabi SAW menyantap paha kambing kemudian beliau shalat dan tidak ber-wudhu’ dengan kata lain Rasulu llah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.
Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim yakni hadis yang menyatakan Nabi SAW memakan daging kambing, lalu beliau mendirikan shalat tanpa ber-wudhu’ kembali, maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Kemudian hadis ini dipertegas oleh hadis lain pada kitab dan bab yang sama, bahwa Nabi SAW memang tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api sebagaimana yang diriwayatkan sebagai berikut:
Artinya: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muhammad bin Al Munkadir, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diundang untuk makan, lalu disuguhkan kepada beliau roti dan daging, maka beliau memakannya lalu berwudhu’ dan shalat, kemudian diberikan kepadanya sisa makanan itu dan beliau memakannya lalu shalat dan tidak berwudhu’. (H.R. Imam Malik)
Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah pernah diundang untuk makan, lalu beliau disuguhkan roti dan daging, maka Rasulullah memakannya lalu beliau ber-wudhu’ dan shalat. Kemudian diberikan lagi kepada beliau sisa makanan itu dan beliau memakannya lalu shalat dan tidak ber-wudhu’. Artinya Rasulullah tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.
Kemudian ada di antara para sahabat yang tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut.
56
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Abu Nu'aim Wahab bin Kaisan dia mendengar Jabir bin Abdullah Al Anshari berkata; "Saya melihat Abu Bakar As Shiddiq makan daging kemudian shalat dan tidak berwudhu’. (H.R. Imam Malik)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Abu Bakar as-Shiddiq tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Begitu juga dengan Ustman bin Affan, ia juga tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api ketika hendak mendirikan shalat sebagaimana yang diterangkan dalam hadis berikut ini.
57
Artinya: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Dlamrah bin Said Al Mazini dari Aban bin Utsman, bahwa Utsman bin 'Affan makan roti dan daging, lalu berkumur-kumur, mencuci kedua tangannya, mengusap wajahnya, kemudian shalat dan tidak berwudhu’ (H.R. Imam Malik)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa Ustman bin Affan tidak ber-wudhu’ setelah memakan roti dan daging. Dan ia hanya berkumur-kumur, mencuci tangan dan mengusap wajahnya, kemudian shalat dan tidak ber-wudhu’.
g. Hadis yang terdapat dalam kitab Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Hadis ini terdapat pada jilid 5 halaman 287
56
Imam Malik bin Anas, al-Muwatha’, (Beirut: Dar al-Fikri, 179 H), h. 21
58
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Amir telah menceritakan kepada kami Fulaih telah menceritakan kepadaku Al Zuhri dari Ja’far bin Amr dari ayahnya bahwa ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakan bahu (kambing), kemudian shalat dan tidak berwudhu’ lagi. (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)
Hadis menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah memakan bahu kambing, kemudian shalat tanpa ber-wudhu’ lagi. Artinya Rasulullah tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Kemudian hadis ini dipertegas oleh hadis lain dalam kitab, jilid yang sama dan halaman yang berbeda yaitu halaman 287 sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut.
59
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepada kami bapakku dari Shalih dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Ja'far bin Amru bin Umayyah bahwa Bapaknya berkata, "Saya melihat Rasulullah sedang memotong pundak kambing lalu beliau diajak untuk menunaikan shalat, maka beliau pun menanggalkan pisaunya (untuk memenuhi panggilan shalat) dengan tanpa berwudhu’. (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi SAW memakan pundak kambing, kemudian datang panggilan shalat, maka beliau meletakkan pisaunya untuk memenuhi panggilan shalat, lalu beliau shalat tanpa ber-wudhu’.
Adapun perbedaannya dengan hadis sebelumya, hadis yang sebelumnya menerangkan bahwa Nabi SAW memakan bahu kambing, sedangkan hadis ini menerangkan Nabi SAW memakan pundak kambing. Meskipun berbeda, akan
58
Imam Ahmad bin Hanbal, op. cit., h. 287
tetapi maksudnya sama yaitu Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.
Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.
Berdasarkan deskripsi hadis-hadis di atas dapat dipahami bahwa hadis-hadis yang menyatakan tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api diriwayatkan bi al-ma’na artinya matan hadisnya tidak sama atau dengan kata lain bervariasi, akan tetapi isi atau maknanya sama, tetap terjaga dan sesuai dengan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Berikut variasi matannya:
Dari ranji gabungan di atas dapat dipahami bahwa hadis-hadis yang dipahami tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api diriwayatkan oleh 3 0rang sahabat yaitu bapaknya Ja‟far bin Umayyah, Jabir bin Abdullah dan Ibn Abbas. Kemudian barulah banyak yang meriwayatkan hadis ini di tingkatan tabi‟in dari jalur Ibn abbas. Hadis ini diriwayatkan delapan orang mukharij yaitu, Imam Muslim, Abu Daud, al-Turmudzi, al-Nasa‟i, Ibn Majah, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal. Hadis-hadis ini berkualitas shahih karena semakna dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.