• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

51 BAB III

HADIS- HADIS TENTANG BATAL DAN TIDAKNYA WUDHU’ KARENA MEMAKAN MAKANAN YANG DIMASAK DENGAN API

A. Deskripsi Hadis-hadis tentang Batal Wudhu’ karena Memakan Makanan yang Dimasak dengan Api dan Kualitasnya

Banyak hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api dalam Kutub al-Sittah yaitu kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Nasai, Sunan Ibn Majah, Sunan al-Darimi, Muwatha’ Imam Malik, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.

Untuk melacak hadis-hadis Nabi SAW tentang batal wudhu’ karena

memakan makanan yang dimasak dengan api, penulis menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy karya Arnold J. Wensink.

Adapun lafaz yang penulis cari adalah lafaz dan

dari penggalan kata

Melalui lafaz penulis menemukan informasi sebagai berikut:

Ditemukan dalam Al-Mu’jam al-Mufahraz Li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy pada jilid 6 halaman 239 informasinya: 1

1 Arnold J. Wensink, Mu’jam al-Mufahras Li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy, (Leiden:

(2)

Kemudian melalui lafaz penulis menemukan informasi sebagai

berikut: Ditemukan dalam Al-Mu’jam al-Mufahraz Li Alfazh al-Hadit al-Nabawiy pada jilid 7 halaman 208 informasinya: 2

Berdasarkan informasi mu’jam tersebut dapat diketahui bahwa hadis tersebut terdapat pada 8 kitab hadis sebagai berikut:

1. Shahih Muslim kitab Bab 90 no 351, 352, dan 353.

2. Sunan Abu Daud terdapat dalam kitab Bab 75.

3. Sunan al-Turmudzi terdapat dalam kitab Bab 58.

4. Sunan al-Nasa’i terdapat dalam kitab Bab 122.

2

(3)

5. Sunan Ibn Majah terdapat dalam kitab Bab 65.

6. Sunan al-Darimi terdapat dalam kitab Bab 51.

7. Al-Muwatha’ Imam Malik terdapat dalam kitab no hadis 54.

8. Musnad Ahmad bin Hanbal Jilid I halaman 264 dan 272. Jilid II halaman 265, 271, 427, 470, 479, 503, dan 529. Jilid III halaman 375. Jilid IV halaman 30, 297 dan 412. Jilid V halaman 184, 188, 189, 190 dan 192. Jilid VI halaman 89, 321, 326-328, dan 426.

Setelah di telusuri dalam kitab sunan al-Nasa‟i tentang kitab Bab

121 pada terbitan tahun 2005 M/1426 H, Cet ke II, Penerbit Dar Al-Kitab Al-Ilmiyah, dari Halaman 9 sampai halaman 59 tidak di temukan hadisnya.3 Dan hadis dalam kitab musnad Ahmad bin Hanbal Jilid 4 halaman 30, 297 dan halaman 412 penulis tidak menemukan hadisnya.4

Setelah menemukan informasi dari al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy mengenai letak hadis-hadis pada sumber yang asli, selanjutnya hadis-hadis tersebut penulis kutip secara lengkap dengan sanad serta matannya, agar diketahui jalur sanad masing-masing hadis. Berikut ini kutipan hadis-hadis tentang batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api tersebut:

3

Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khurasani al-Nasa‟i, Sunanal-Nasa’i, (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyyah, 2005), h. 9-59.

4 Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Maktabah al-Turats al-Islamiy,

(4)

a. Hadis dalam kitab shahih Imam Muslim

Hadis ini terdapat dalam kitab haid no hadis yang ke-90

5

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Syu'aib bin al-Laits dia berkata, telah menceritakan kepada kami bapakku dari kakekku telah menceritakan kepada kami Uqail bin Khalid dia berkata, telah berkata Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Abdul Malik bin Abi Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam bahwa Kharijah bin Zaid al-Anshari telah mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya, Zaid bin Tsabit dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Wudhu (diwajibkan) karena (memakan daging) yang dimasak dengan api'." (H.R. Muslim)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Nabi SAW memeritahkan dalam artian mewajibkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api . Dari hadis tersebut juga dapat dipahami bahwa apabila seseorang memakan makanan yang dimasak dengan api maka batallah wudhu’nya. Apabila hendak melakukan shalat maka diwajibkan untuk ber-wudhu’ kembali.

Hadis ini dapat diterima dan diamalkan dan tidak lagi dikeragui kalitasnya, yaitu berkualitas shahih. Sebab mayoritas ulama telah bersepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut adalah shahih dan menempati peringkat yang kedua setelah kitab Shahih al-Bukhari.

5 Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar

(5)

Hadis di atas dipertegas dengan hadis lain dalam kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut:

6

Artinya: Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Umar bin Abdul Aziz bahwa Abdullah bin Ibrahim bin Qarizh telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendapatkan Abu Hurairah berwudhu’ di masjid, maka dia berkata, "Aku hanya berwudhu’ karena aku makan sepotong keju karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berwudhu’lah kalian, disebabkan makan (daging) yang dimasak dengan api'." (H.R. Muslim)

Hadis di atas diriwayat dengan al-maknawiy, sebab semakna dengan hadis sebelumnya, adapun pada hadis ini diterangkan bahwa Abu Hurairah ber-wudhu’ karena memakan sepotong keju, karena ia mendengar Rasulullah bersabda, bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api.

Adapun perbedaan dengan hadis di atas dengan hadis sebelumnya adalah pada hadis di atas dijelaskan bahwa keju merupakan salah satu makanan yang dimasak dengan api dan dapat membatalkan wudhu,, sedangkan pada hadis sebelumnya makanan yang dimasak dengan api yang membatalkan wudhu’ adalah daging.

Hadis ini tidak dikeragui lagi kualitas keduanya, yaitu berkualitas shahih dan dapat diamalkan, karena para ulama telah sepakat bahwa hadis-hadis yang

(6)

terdapat dalam kitab shahih Muslim tersebut mendapatkan peringkat yang kedua setelah kitab shahih al-Bukhari bagi para ulama hadis.

Kemudian hadis di atas juga dipertegas dengan hadis lain dalam kitab dan bab yang sama, no hadis yang ke 353, yang berbunyi sebagai berikut:

7

Artinya: Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Khalid bin Amru bin Utsman, dan saya menceritakan kepadanya hadits ini bahwa dia berkata kepada Urwah bin Az Zubair tentang wudhu dikarenakan (memakan daging) yang dibakar, maka Urwah berkata, Aku mendengar Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Berwudhu’lah kalian, disebabkan makan (daging) yang dibakar'." (H.R. Muslim)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan daging yang dibakar. Apabila seseorang dalam kedaan ber-wudhu’ lalu ia memakan daging yang dibakar, kemudian ia hendak melakukan shalat maka ia diwajibkan untuk ber-wudhu’ kembali. Karena memakan daging yang dibakar membatalkan wudhu’ sebagaimana yang dijelaskan oleh sabda Nabi SAW di atas.

Hadis ini juga tidak dikeragui lagi kualitasnya, yaitu berkualitas shahih dan dapat diamalkan, karena para ulama telah sepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut mendapatkan peringkat yang kedua bagi para ulama hadis setelah kitab Shahih al-Bukhari.

(7)

b. Hadis dalam kitab Sunan Abu Daud

Hadis ini terdapat dalam kitab thaharah bab yang ke-75

8

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Aban dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bahwasanya Abu Sufyan bin Sa'id bin Al-Mughirah telah menceritakan kepadanya bahwa dia pernah menemui Ummu Habibah, lalu dia menyuguhkannya semangkuk makanan dari tepung, lau dia meminta air kemudian dia berkumur-kumur dengannya. Maka Ummu Habibah berkata kepadanya; Wahai anak saudariku, tidakkah kamu berwudhu’? Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian karena memakan yang menjadi berubah karena api, -atau beliau bersabda- apa yang disentuh oleh api." Abu Dawud berkata; di dalam hadits Az-Zuhri disebutkan; Wahai anak saudaraki. (H.R. Abu Daud)

Dari hadis tersebut dapat penulis pahami bahwa Abu Sufyan bin Sa‟id bin al-Mughirah pernah menemui Ummu Habibah, lalu Ummu Habibah menyuguhkan semangkuk makanan dari tepung, lalu Abu Sufyan meminta air kemudian dia berkumur-kumur dengannya. Maka Ummu Habibah berkata kepada Abu Sufyan “wahai anak saudariku, tidakkah kamu ber-wudhu’ ? sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang menjadi berubah karena api atau apa yang disentuh oleh api. Dari hadis di atas juga dapat dipahami bahwa makanan baik itu yang berubah karena api dalam artian yang dimasak dengan api maupun yang disentuh oleh api adalah membatalkan wudhu’.

8

Imam al-Hafiz Abi Daud Sulaiman bin al-As‟ab al-Sajistani, Sunan Abi Daud, (Beirut-Libanon: Dar Kitab al-„Ilmiyah, 275 H), h. 81

(8)

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini Shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

c. Hadis dalam kitab Sunan al-Tirmudzi

Hadis ini terdapat dalam kitab thaharah bab yang ke-58

9

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Hendaknya berwudhu’ karena sesuatu yang disentuh api, meskipun itu susu kering (keju)." Abu Salamah berkata; Ibnu Abbas bertanya kepadanya, "Wahai Abu Hurairah, apakah kami harus berwudhu’ karena makan minyak samin? Dan apakah kami juga harus wudlu karena minum air hangat?" Abu Salamah berkata; Abu Hurairah lalu menjawab, "Wahai anak saudaraku, jika engkau mendengar hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka janganlah kamu membuat permisalan-permisalan (padanan). (H.R. al-Turmudzi)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan sesuatu yang disentuh api. Meskipun itu susu kering (keju). Kemudian Abu salamah berkata: Ibn Abbas bertanya kepadanya, “wahai Abu Hurairah, apakah kami harus ber-wudhu’ karena makan minyak samin dan meminum air hangat?” Abu salamah berkata: Abu Hurairah menjawab, “wahai anak saudariku, jika engkau mendengar hadis dari Rasulullah SAW janganlah membuat pemisalan-pemisalan (padanan) artinya amalkan saja apa yang

9

Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Maktabah al-Ilmiyyah), h. 66

(9)

dikatakan oleh Rasulullah SAW jangan mencari dan membuat perumpamaan-perumpamaan yang lain. Dari hadis di atas juga dapat dipahami bahwa memakan minyak samin dan meminum air hangat membatalkan wudhu’.

Hadis ini juga semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

d. Hadis dalam kitab Sunan al-Nasa‟i

Hadis ini terdapat dalam kitab thaharah bab yang ke-122 no hadis yang ke-171 sampai dengan 181, berikut hadisnya:

1. No hadis yang ke-171

10

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dia berkata; Telah memberitakan kepada kami Ismail dan Abdurrazzak keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Al-Zuhri dari Umar bin Abdul Aziz dari Ibrahim bin Abdullah bin Qarizh dari Abu Hurairah dia berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ' Berwudhu’lah kalian karena memakan sesuatu yang disentuh (dimasak dengan) api'." (H.R. al-Nasa‟i)

2. No hadis yang ke-172

11

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad yaitu Ibnu Harb berkata;

10

Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khurasani al-Nasa‟i, Sunan al-Nasa’i,

(Beirut: Dar Maktabah al-Ilmiyyah), h. 36

(10)

telah menceritakan kepadaku al-Zubaidi dari al-Zuhri sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz Telah mengabarkan kepadanya bahwasannya Abdullah bin Qarizh Telah mengabarkan kepadanya bahwa Abu Hurairah berkata; 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda': " Berwudhu’lah kalian dari -makanan sesuatu - yang disentuh (dimasak dengan) api'." (H.R. al-Nasa‟i)

Dari ke-2 hadis di atas dapat dipahami bahwa para sahabat mendengar dari Rasulullah bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang disentuh (dimasak dengan) api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

3. No hadis yang ke-173

12

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ar-Rabi' bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Bakr yaitu Ibnu Mudlar dia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Ja'far bin Rabi'ah dari Bakr bin Sawadah dari Muhammad bin Muslim dari Umar bin Abdul 'Aziz dari Abdullah bin Ibrahim bin Qarizh dia berkata; "Aku melihat Abu Hurairah berwudhu’ di belakang masjid, lalu dia berkata, 'Aku memakan sepotong daging sapi lalu berwudhu’ karenanya, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk berwudhu’ karena (memakan sesuatu yang dimasak) dengan api'."(H.R. al-Nasa‟i)

Hadis ini menjelaskan bahwa Abdullah bin Ibrahim bin Qarizh melihat Abu Hurairah ber-wudhu’ dibelakang mesjid, lalu Abu Hurairah berkata

(11)

kepadanya bahwa ia ber-wudhu’ karena memakan sepotong daging sapi, karena ia mendengar Rasulullah memerintahkan untuk ber-wudhu’ karena memakan sesuatu yang dimasak dengan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

4. No hadis yang ke-174

13

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ya'qub dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdu Shamad bin Abdul Warits berkata; telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Husain Al Mu'allim berkata; telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Katsir dari Abdurrahman bin Amr Al Auza'i bahwasannya dia mendengar Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab berkata; Ibnu Abbas berkata: "Apakah aku harus wudhu’ karena (makan) makanan halal yang aku dapati di dalam Al-Qur'an karena di sentuh (dimasak dengan) api?" lalu Abu Hurairah mengambil kerikil dan berkata, "Aku bersaksi sebanyak kerikil-kerikil ini, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah kalian karena memakan makanan yang dimasak dengan api. (H.R. al-Nasa‟i)

Hadis ini mejelaskan bahwa Ibnu Abbas bertanya kepada Abu Hurairah, apakah ia harus ber-wudhu’ karena makan makanan yang halal yang ia dapati dalam al-Qur‟an karena disentuh (dimasak dengan) api, lalu Abu Hurairah

(12)

mengambil kerikil dan Abu hurairah bersumpah dengannya, bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

5. No hadis yang ke-175

14

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja'dah dari Abdullah bin Umar dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah kalian karena memakan sesuatu yang disentuh (dimasak dengan) api."(H.R. al-Nasa‟i)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Raulullah memerintahkan kepada para sahabat unutk ber-wudhu’ karena memakan sesuatu yang disentuh dan dimasak dengan api. Karena dengan kata lain memakan sesuatu yang dimasak dengan api menyebabkan batalnya wudhu’ seseorang.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

(13)

6.No hadis yang ke-176

15

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Amr bin Ali dan Muhammad bin Basyar keduanya berkata; Telah memberitakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja'dah dari Abdullah bin 'Amru. Muhammad Al Qari berkata; dari Abu Ayyub dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah karena (memakan) sesuatu yang dirubah (dimasak, diolah dengan) api." (H.R. al-Nasa‟i)

7. No hadis yang ke-177

16

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Sa'id dan Harun bin Abdullah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Harami yaitu Ibnu 'Umarah bin Abu Hafshah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Amr bin Dinar berkata; "Saya telah mendengar Yahya bin Ja'dah berkata; dari Abdullah bin Amr Al Qari dari Abu Thalhah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah kalian karena (memakan) sesuatu yang di rubah (dimasak, diolah dengan) api." (H.R. al-Nasa‟i)

Kedua hadis di atas menggunakan redaksi yang berbeda dengan hadis-hadis yang penulis paparkan sebelumnya. Hadis ini menggunakan redaksi

ُربَنّلا ْتَرَيَّغ بَمِّم اوُئَضَّوَت (ber-wudhu’lah kalian karena memakan sesuatu yang dirubah, (dimasak, diolah dengan) api). Artinya Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’

15

Ibid., h. 37

16

(14)

karena memakan sesuatu atau makanan yang matang, telah dimasak dan diolah dengan menggunakan api.

Kedua hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

8. No hadis yang ke-178

17

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Harun bin Abdullah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Harami bin 'Umrah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Bakr bin Hafsh dari Ibnu Syihab dari Ibnu Abu Thalhah dari Abu Thalhah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah kalian karena memakan sesuatu yang dipanggang karena api." (H.R. al-Nasa‟i)

Hadis ini menjelaskan bahwa Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan sesuatu yang dipanggang dengan api. Artinya apabila seseorang memakan sesuatu atau makanan yang dipanggang dengan api dan ia dalam keadaan ber-wudhu’, ketika hendak melaksanakan shalat ia harus ber-wudhu’ kembali.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

17

(15)

9. No hadis yang ke-179

18

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Zubaidi berkata; Telah mengabarkan kepadaku Al-Zuhri bahwasanya Abdul Malik bin Abu Bakar Telah mengabarkan kepadanya bahwa Kharijah bin Zaid bin Tsabit Telah mengabarkan kepadanya, Bahwa Zaid bin Tsabit berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah karena (memakan) sesuatu yang disentuh (dimasak, dipanggang dengan) api'." (H.R. al-Nasa‟i)

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

10.No hadis yang ke-180

19

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Harb berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Zubaidi dari Al-Zuhri bahwasannya Abu Salamah bin Abdurrahman Telah mengabarkan kepadaku dari Abu Sufyan bin Sa'id bin Al-Akhnas bin Syariq, bahwa dia menemui Ummu Habibah -istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan dia adalah bibi dari ibunya- lalu memberi sawik (makanan dari tepung gandum), kemudian berkata kepadanya, "Berwudhu’lah wahai keponakanku, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ' Berwudhu’lah dari sesuatu yang terpanggang oleh api'." (H.R. al-Nasa‟i)

18Ibid. 19

(16)

11.No hadis yang ke-181

20

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ar-Rabi' bin Sulaiman bin Daud dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Bakr bin Mudlar berkata; telah menceritakan kepadaku Bakr bin Mudlar dari Ja'far bin Rabi'ah dari Bakr bin Sawadah dari Muhammad bin Muslim bin Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Sufyan bin Sa'id bin Al Akhnas bin Syariq, bahwa Ummu Habibah -istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam -berkata kepadanya, -dan Abu Sufyan baru saja makan sawik (makanan dari tepung gandum)"Wahai keponakanku! Berwudhu’lah, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Berwudhu’lah karena memakan sesuatu yang disentuh oleh (dimasak dengan) api'." (H.R. al-Nasa‟i)

Dari kedua hadis dapat dipahami bahwa pada suatu ketika Abu Sufyan pergi menemui Ummu Habibah isteri Nabi SAW, dia adalah bibi dari ibu Abu sufyan, lalu Ummu Habibah menghidangkan sawik (makanan dari tepung gandum) kepada Abu Sufyan. Ketika Abu sufyan baru saja makan sawik, Ummu Habibah berkata kepadanya “wahai keponakanku ber-wudhu’lah, karena Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan sesuatu atau makanan yang disentuh (dimasak dengan) api.”

Kedua hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

20

(17)

e. Hadis dalam kitab Sunan Ibn Majah

Hadis ini terdapat dalam kitab thaharah bab 65

21

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata, telah memberitakan kepada kami Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab dari 'Urwah dari Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari makan sesuatu yang disentuh oleh api." (H.R. Ibn Majah)

Hadis menjelaskan bahwa Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ disebabkan karena memakan sesuatu atau makanan yang disentuh api. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

Hadis di atas dipertegas dengan hadis lain dalam kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Nabi SAW memerintahkan ber-wudhu’ setelah memakan makanan atau sesuatu yang disentuh oleh api. Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut:

22

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Khalid Al Azraq berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Yazid bin Abu Malik dari Bapaknya dari Anas bin Malik, Yazid menuturkan; dia meletakkan kedua tangannya di kedua telinganya, dan berkata; diamlah kalian berdua,

21 Al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwainiy, Sunan Ibn Majah,

(Beirut-Libanon: Dar al-Kitab al-„Ilmiyah, 675), juz 1, h. 160

22

(18)

sekiranya aku tidak mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari makan sesuatu yang disentuh oleh api." (H.R. Ibn Majah)

Hadis ini juga semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

f. Hadis dalam kitab Sunan al-Darimi

Hadis ini terdapat dalam kitab wudhu’ bab 51

23

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Shalih telah menceritakan kepadaku Al Laits ia berkata: Telah menceritakan kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Abdul Malik bin Abu Bakar bin Al Harits bin Hisyam, Kharijah bin Zaid Al Anshari telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya ayahnya, yaitu Zaid bin tsabit berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Berwudhu’lah dari setiap sesuatu yang terkena api (yang dibakar)” (H.R. al-Darimi)

Hadis ini mejelaskan bahwa sahabat yaitu Zaid bin Tsabit pernah mendengar Rasulullah bersabda yaitu memerintahkan ber-wudhu’ dari setiap yang terkena (yang dibakar, dimasak) api. Artinya Rasullah memerintahkan ber-wudhu’ dari setiap disentuh oleh api apakah itu dalam bentuk makanan maupun minuman. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

23

Al-Imam Abi Muhammad „Abdillah bin Bahar Amar al-Darimi, Sunan al-Darimi, (Beirut: Dar Fikri, t. th.), h. 133

(19)

g. Hadis dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal 1. Jilid I halaman 264

24

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepada kami bapakku dari Muhammad bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru bin 'Atho` bin 'Ayyasy bin 'Alqamah saudara bani Amir bin Lu`ay, berkata; Aku menemui Ibnu Abbas di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dimana esok harinya adalah hari Jum'at. Dan Maimunah telah berpesan kepadanya tentang itu, bila selesai shalat jum'at agar dihamparkan untuknya, kemudian ia bergegas menuju kepadanya dan orang-orang pun duduk di sekelilingnya. Kemudian seorang laki-laki bertanya tentang berwudhu’ setelah memakan makanan yang disentuh api (di masak dengan api), dan aku mendengarkan. Ibnu Abbas mengangkat tangannya ke matanya, saat itu penglihatannya sudah kabur, ia berkata; "Kedua mataku ini dulu dapat melihat, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu’ untuk shalat Zhuhur di salah satu kamarnya, kemudian Bilal menyeru untuk shalat, maka berdiri menuju pintu kamar dan menjumpai hadiah berupa roti dan daging yang dikirimkan oleh sebagian sahabatnya untuk beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bersama orang-orang yang bersamanya dan (hadiah) tersebut diletakkan di dalam kamar beliau. Maka beliau memakannya dan sahabatpun ikut makan bersama

24

Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, (Bairut: Dar al-Fikri, t. th.), jilid I, h. 64

(20)

beliau, selanjutnya Rasulullah berdiri bersama orang-orang yang bersamanya menuju shalat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersama beliau yang menyentuh air. Kemudian beliau shalat mengimami mereka." Ibnu Abbas memang masih ingat di masa akhirnya tentang apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadis ini menjelaskan bahwa Ibn Abbas ketika berada dirumah Maimunah Istri Nabi SAW ditanya oleh seorang laki-laki tentang ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Lalu Ibn Abbas menjawab dengan mengangkat kedua tangannya ke matanya, saat itu matanya sudah kabur, Ibn Abbas bersaksi dengan kedua matanya ketika matanya masih dapat melihat, ia pernah melihat Rasulullah SAW ber-wudhu’ untuk melaksanakan shalat zhuhur di salah satu kamar beliau. Bilal mengumandangkan adzan, maka Rasulullah berdiri untuk menuju pintu kamar dan beliau menjumpai hadiah berupa roti dan daging yang di kirimkan oleh sebagian sahabat untuk beliau. Lalu Rasulullah kembali duduk dengan para sahabat, kemudian Rasulullah memakan hadiah tersebut dan sahabatpun ikut memakannya. Setelah itu Rasulullah berdiri bersama-sama dengan para sahabat untuk melaksanakan shalat zhuhur dan tidak ada seorangpun di antara mereka yang menyentuh air. Kemudian Rasulullah shalat mengimami para sahabat.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

(21)

25

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Husain telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Az Zinad dari Bapaknya dari Muhammad bin 'Amru bin 'Atho` bin Alqamah Al Qurasyi berkata; kami masuk ke rumah Maimunah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami dapati Abdullah bin Abbas sedang di dalamnya, kemudian kami menyebutkan tentang wudlu (setelah makan makanan) yang disentuh api, maka Abdullah pun berkata; "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan (makanan) yang disentuh api, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu’ lagi." Lalu sebagian kami berkata kepadanya; "Apakah engkau melihat beliau?" Ibnu Abbas menunjuk kepada kedua matanya seraya mengatakan; "Kedua mataku ini telah melihat." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menjelaskan bahwa Nabi SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api hal ini dibuktikan dengan kesaksian Ibn Abbas bahwa ia melihat Nabi SAW melaksanakan shalat tanpa wudhu’ lagi setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

3. Jilid II halaman 265 26 25 Ibid., h. 272 26Ibid., h. 265

(22)

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Umar bin Abdul Aziz dari Ibrahim bin Abdullah bin Qarizh, dia berkata: saya bertemu dengan Abu Hurairah yang sedang berwudhu’, maka dia berkata; "Apakah kamu tahu kenapa saya berwudhu’ setelah memakan sepotong susu kering? sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari apa saja yang disentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah memeritakan ber-wudhu’ dari sesuatu yang disentuh oleh api, hal ini dibuktikan dengan percakapan Abu Hurairah dengan Ibrahim bin Abdullah bin Qarizh, inti percakapannya adalah bahwa Abu Hurairah ber-wudhu’ karena memakan susu kering sebab ia mendengar Rasulullah bersabda memerintahkan ber-wudhu’ dari memakan sesuatu yang disentuh oleh api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

4. Jilid II halaman 271

27

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Umar bin Abdul 'Aziz bahwa Abdullah bin Ibrahim bin Qorizh mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendapati Abu Hurairah berwudhu’ di depan masjid, lalu Abu Hurairah berkata; "hanyasannya aku berwudhu’ dari sisa-sisa aqith (Susu yang dikeringkan) yang aku makan, sebab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari sesuatu yang tersentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

(23)

Hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ dari sesuatu yang disentuh dalam artian dimasak dengan menggunakan api apakah itu berupa makanan ataupun minuman. Abu Hurairah ber-wudhu’ karena memakan sisa-sisa aqith sebab Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ memakan sesuatu yang disentuh, dimasak dengan menggunakan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

5. Jilid II halaman 427

28

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Umar bin Abdul 'Aziz dari Ibrahim bin Abdullah Qarizh atau Qaridh -aku tidak tahu, dan Isma'il masih merasa ragu, - ia berkata; Abu Hurairah memakan susu kering (panggang) kemudian berwudhu’, lalu ia berkata; "Tahukah kalian kenapa aku berwudhu’ setelah aku makan susu kering? Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari apa saja yang tersentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Abu Hurairah ber-wudhu’ karena memakan susu kering yang masaknya di panggang, karena ia mendengar Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ dari apa saja yang disentuh oleh api artinya adalah baik itu berupa makanan atau minuman.

28

(24)

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

6. Jilid II halaman 470

29

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin 'Umair berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi`b dari Az Zuhri dari Umar bin Abdul 'Aziz dari Ibnu Qarizh dari Abu Hurairah berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari makanan yang disentuh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

7. Jilid II halaman 479

30

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki', dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz -yaitu Ibnu Abdullah bin Abu Salamah- dari Ibnu Syihab dari Umar bin Abdul 'Aziz dari Ibrahim bin Qarizh, dia berkata; Aku melihat Abu Hurairah berwudhu’ di masjid, lalu akupun bertanya; "Kenapa kamu berwudhu’?" ia menjawab; Karena makan roti yang dibakar, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari makanan yang tersentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

29Ibid., h. 470 30Ibid., h. 479

(25)

Hadis ini menjelaskan bahwa para sahabat melihat Abu Hurairah ber-wudhu’ di masjid, lalu sahabat bertanya; “kenapa kamu ber-wudhu’?” lalu Abu Hurairah menjawab bahwa ia ber-wudhu’ karena memakan roti yang dibakar dan ini karena ia mendengar Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang tersentuh oleh api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

8. Jilid II halaman 503

31

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari makanan yang disentuh oleh api, meskipun itu roti bakar." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ dari memakan makanan yang disentuh api, meskipun itu roti bakar. Apa lagi sesuatu makanan itu sampai diubah dalam artian makanan itu sampai matang. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

9. Jilid II halaman 529

(26)

32

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad berkata; bapakku telah menceritakan kepada kami, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al Husain -yaitu Al Muallim- dari Yahya, dia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin 'Amru, bahwasanya ia mendengar Al Muththalib bin Abdullah bin Hanthab Al Makhzumi berkata; Ibnu Abbas bertanya; "apakah aku harus berwudhu’ dari makanan yang aku temukan didalam kitabullah 'azza wajalla halal hanya karena telah tersentuh api?." Al Muththalib berkata; maka Abu Hurairah mengumpulkan kerikil di tangannya seraya berkata; "Aku bersaksi dengan sejumlah kerikil yang ada di tanganku ini, sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari sesuatu yang tersentuh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis di atas menjelaskan bahwa al-Muthalib melihat Ibnu Abbas bertanya kepada Abu Hurairah tetang apakah harus ber-wudhu’ dari makanan yang ditemukan dalam kitabullah yang halal yang telah tersentuh oleh api? Maka Abu Hurairah mengumpulkan kerikil di tangannya, kemudian ia bersaksi dengan sejumlah kerikil yang ada ditangannya, sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ dari sesuatu yang disentuh api, apakah itu berupa makanan maupun minuman.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

10.Jilid III halaman 375

(27)

33

Artinya: Telah bercerita kepada kami Ya'qub telah bercerita kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil Bin Abu Tholib berkata; saya menemui Jabir bin Abdullah Al Anshori dari Abu Salamah. Saya bersama Muhammad bin 'Amr bin Hasan bin 'Ali dan Abu Al Asbath, budak Abdullah bin Ja'far yang selalu mengikuti ilmu, dia berkata; lalu kami bertanya tentang wudlu setelah makan yang disentuh api. Dia menjawab, saya keluar hendak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam masjidnya, namun saya tidak mendapatkan beliau, lalu saya menanyakan tentang beliau, maka ada yang mengatakan beliau berada di tempat kematian, anak-anak perempuan Sa'd bin Robi', saudara laki-laki Balharits bin Al Harits bin Al Khojroj yang sedang membagi warisan karena meninggal bapaknya. (Jabir bin Abdullah radliyallahu'anhuma) berkata; kami adalah kaum wanita pertama yang mendapat warisan dalam Islam dari bapak (Jabir bin Abdullah radliyallahu'anhuma) berkata; lalu saya keluar sampai ketemu tempat tersebut yaitu tempat harta Sa'd bin Robi', saya mendapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada tempat duduk dekat pohon kurma, yang telah disiram. Beliau berada di dalamnya. Lalu dihidangkan makan siang dari roti dan daging yang dimasak, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakannya dan orang-orang ikut bersama beliau. (Jabir bin Abdullah radliyallahu'anhuma) berkata;

33

(28)

lalu beliau kencing kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu’ untuk shalat dhuhur lalu para sahabat juga melakukannya kemudian dilaksanakanlah shalat dluhur. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk tatkala pembagian tinggal sedikit lalu datang waktu shalat. Lalu selesailah acara pembagian. Lalu mereka mengulangi sisa makan siang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berupa roti dan dagingnya, lalu beliau memakannya dan juga para sahabatnya. Kemudian beliau bangkit dan shalat ashar tanpa menyentuh air dan yang lainnya. (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Dari hadis tersebut menerangkan bahwa ketika Rasulullah SAW berada di tempat pembagian harta warisan Sa‟id bin Robi‟, beliau dihidangkan makan siang roti dan daging yang dimasak. Lalu rasulullah memakannya begitu juga orang-orang yang bersamanya. Kemudian Rasulullah ber-wudhu’ untuk shalat zuhur lalu para sahabat juga melakukannya. Lalu Rasulullah duduk tatkala pembagiannya tinggal sedikit datang lagi waktu shalat ashar. Selesai melakukan pembagian harta warisan tersebut, Rasulullah dihidangkan kemabli sisa makan siang, lalu Rasulullah memakannya dan juga para sahabat. Kemudian beliau bangkit dan shalat ashar tanpa menyentuh air begitu juga dengan para sahabat yang lainnya.

Hadis ini semakna dengan hadis yan g terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

11. Jilid V halaman 184

34

34

(29)

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Amir dari Ibnu Abi Dzi`b dari Az Zuhri dari Abdul Malik bin Abu Bakar dari Kharijah bin zaid dari Zaid bin Tsabit, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari sesuatu yang tersentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menerangkan bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ dari sesuatu yang tersentuh oleh api artinya adalah ber-wudhu’ karena memakan atau meminum sesuatu yang tersentuh oleh api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

12.Jilid V halaman 188

35

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hajjaj telah menceritakan kepada kami Laits telah menceritakan kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Abdul Malik bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam bahwa Kharijah bin Zaid Al Anshari mengabarkan kepadanya, bahwa ayahnya Zaid bin Tsabit berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari makanan yang tersentuh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang tersentuh oleh api. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi

35

(30)

bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

13.Jilid V halaman 189

36

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq ia berkata, Aku membaca dalam catatan Ma'mar dari Al Zuhri dari Abdul Malik bin Abu Bakar dari Kharijah bin zaid dari Zaid bin Tsabit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang wudlu karena sebab makanan yang telah terkena sentuhan api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menerangkan bahwa Abdurrazaq pernah memabca catatan Ma‟mar dari Az-Zuhri dari Abdul Malik bin Abu Bakar dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit dari Nabi SAW bahwa batal wudhu’ karena memakan makanan yang telah terkena sentuhan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

14.Jilid V halaman 190

37

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Ma'mar dari Al Zuhri dari Kharijah bin zaid dari Zaid bin Tsabit, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah kalian dari makanan yang tersentuh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

36Ibid., h. 189 37

(31)

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang tersentuh oleh api, apakah makanan itu sampai matang atau tidak. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

15.Jilid V halaman 192

38

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Yaman telah menceritakan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Abdul Malik bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit Al Anshari ia mengabarkan kepadanya, bahwa Zaid bin Tsabit berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari makanan yang tersentuh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang tersentuh oleh api, apakah makanan itu sampai matang atau tidak. Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

16.Jilid VI halaman 89

(32)

39

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Al-Zuhri, dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Khalid bin Amru bin Utsman bin Affan dan saya menceritakan hadits ini kepadanya, bahwa (Sa'ad bin Al-Zubair) bertanya kepada Urwah bin Az-Zubair tentang makanan yang tersentuh api. Maka Urwah bin Al-Zubair berkata; "Saya mendengar Aisyah, istri Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata; 'Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: 'Berwudhu’lah kalian dari makanan yang terpanggang api. (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menerangkan bahwa Sa‟id bin al-Zubair pernah bertanya kepada Urwah bin al-Zubair tentang makanan yang tersentuh api. Maka Urwah menjawab bahwa ia pernah mendengar Aisyah isteri Nabi SAW berkata bahwa Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan ynag terpanggang oleh api. Apakah makanan itu sampai matang atau tidak.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

17.Jilid VI halaman 321

40

39Ibid., jilid 6, h. 89 40Ibid., h. 321

(33)

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Hajjaj dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin Thahla` dia berkata; "Saya pernah bertanya kepada Abu Salamah; 'Sesungguhnya saudara sesusuanmu, Sulaiman, ia tidak berwudhu’ setelah memakan makanan yang telah dimasak?" ia menjawab; "Lantas ia memukul-mukul dada Sulaim seraya berkata; 'Aku bersaksi atas Ummu Salamah, isteri Nabi shalallahu'alaihi wa sallam, bahwasanya ia menyaksikan Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam berwudhu’ dari apa yang telah dimasak." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menjelaskan bahwa Muhammad bin Thahla‟ pernah bertanya kepada Abu Salamah tentang saudara sesusuan Abu smalah yaitu Sulaiman, ia tidak ber-wudhu’ stelah memakan makanan yang dimasak. Kemudian Abu Salamah menjawab sambil memukul-mukul dada Sulaim. Ia bersaksi atas Ummu Salamah isteri Nabi SAW bahwa ia menyaksikan Rasulullah SAW ber-wudhu’ stelah memakan makanan yang dimasak.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

18.Jilid VI halaman 326

41

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Aban yakni Ibnu Yazid Al 'Atthar dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Sufyan bin Sa'id bin Al Mughirah, bahwa dia menemui Ummu Habibah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Ummu Habibah menghidangkan sawiq (tepung yang dicampur air). Kemudian Abu Sufyan minta diambilkan air lalu berkumur dengannya, Ummu Habibah lalu berkata kepadanya, "Wahai

41

(34)

anak saudaraku, kenapa kamu tidak berwudhu’? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari apa yang terkena api, atau berubah karenanya." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini merangkan bahwa seorang sahabat yang bernama Abu Sufyan pernah menemui Ummu Habibah isteri Nabi SAW, lalu Ummu Habibah menghidangkan sawiq (tepung yang dicampur air). Kemudian Abu Sufyan meminta air kepada Ummu Habibah lalu berkumur-kumur dengannya. Lalu Ummu Habibah bertanya kepada Abu Sufyan “kenapa kamu tidak ber-wudhu’? sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ dari apa yang terkena api atau yang dirubah oleh karena api tersebut.

Mengenai kualitas hadis ini penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, karena semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim.

19.Jilid VI halaman 327

42

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah dari Abu Sufyan bin Akhnas dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia adalah bibinya Abu Sufyan berkata, "Ummu Habibah memberiku sawiq (makanan yang terbuat dari adonan tepung), kemudian dia berkata, "Janganlah kamu keluar sebelum berwudhu’, sebab aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari sesuatu yang dipanggang dengan api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

42

(35)

Hadis di atas menjelaskan, Abu Sufyan pernah diberi sawiq, kemudian Ummu Habibah melarang keluar sebelum ber-wudhu’ sebab Ummu Habibah pernah mendengar Rasulullah SAW memerintahkan ber-wudhu’ dari sesuatu yang dipanggang oleh api. Mengenai kualitas hadis ini penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, karena semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim.

20.Jilid VI halaman 328

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Al Zuhri dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Sufyan bin Mughirah bin Al Akhnas bahwa dia menemui Ummu Habibah, kemudian Ummu Salamah memberinya minum sawiq (adonan yang terbuat dari tepung). Abu Sufyan lantas berdiri untuk mengerjakan shalat, maka Ummu Habibah pun berkata kepadanya, "Berwudhu’lah kamu wahai anak saudaraku, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Berwudhu’lah dari sesuatu yang dipanggang (disentuh) oleh api'." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal) Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Abu Sufyan pernah menemui Ummu Habibah isteri Nabi SAW, kemudian Ummu Habibah memberinya minuman sawiq. Lalu Abu sufyan berdiri hendak mengerjakan shalat. Maka Ummu Habibah berkata kepadanya agar ber-wudhu’ terlebih dahulu, karena Rasulullah memerintahkan ber-wudhu’ dari sesuatu yang dipanggang (disentuh) oleh api baik itu dalam bentuk makanan ataupun minuman.

(36)

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya

21.Jilid VI halaman 426

44

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Abu Dzi'b berkata, telah menceritakan kepadaku Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Sufyan bin Sa'id dari Ummu Habibah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari sesuatu yang disentuh oleh Api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menjelaskan tentang, perintah Nabi SAW untuk ber-wudhu’ setelah memakan atau meminum sesuatu yang deisentuh oleh api. Mengenai kualitas hadis ini, penulis berasumsi bahwa hadis ini kualitasnya shahih dan dapat dijadikan hujjah, karena hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Imam Muslim.

22.Jilid VI halaman 427

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdus Shamad berkata, telah menceritakan kepada kami Harb berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bahwa Abu Sufyan bin Al Mughirah Al Tsaqafi mengabarkan kepadanya, bahwa dia menemui Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Ummu Habibah menyuguhkan kepadanya sawiq (makanan yang

44Ibid., h. 426 45Ibid., h. 428

(37)

terbuat dari adonan tepung) dan ia pun meminumnya. Ummu Habibah lantas bertanya kepadanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kamu tidak berwudhu’ terlebih dahulu?" Abu Sufyan menjawab, "Aku belum berhadats." Ummu Habibah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berwudhu’lah dari sesuatu yang disentuh oleh api." (H.R. Imam Ahmad bin Hanbal)

Hadis ini menerangkan bahwa wudhu’ itu diperintahkan apabila memakan atau meminum sesuatu yang disentuh oleh api, salah satu contoh makanannya adalah sawiq (makanan yang terbuat dari adonan tepung).

Berdasarkan deskripsi hadis-hadis di atas dapat dipahami bahwa hadis-hadis yang memerintahkan ber-wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api diriwayatkan bi al-ma’na artinya matan hadisnya tidak sama atau dengan kata lain bervariasi, akan tetapi isi atau maknanya sama, tetap terjaga dan sesuai dengan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Berikut variasi matannya:

1.

2.

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Hadis-hadis yang mengandung makna diwajibkan ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api, diperhatikan dari sanad, hadis ini diriwayatkan 7 orang sahabat yaitu:

1. Abu Hurairah

2. Ummu Habibah

3. Abdullah bin Abbas 4. Zaid bin Tsabit 5. Anas bin Malik 6. „Aisyah

7. Ummu Salamah

Hadis ini diriwayatkan delapan mukharij yaitu, Imam Muslim, Abu Daud,

al-Turmudzi, al-Nasa‟i, Ibn Majah, Imam Malik, Ahmad bin Hanbal dan al-Darimi. Hadis ini bernilai shahih, karena hadis-hadis ini semakna dengan yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim. Kemudian karena keterbatasan halaman, penulis memisahkan ranji gabungan hadis ini dan ini sesuai dengan ranji yang asli.

(44)

B. Deskripsi Hadis-hadis tentang Tidak Batal Wudhu’ karena Memakan Makanan yang Dimasak dengan Api dan Kualitasnya

Banyak hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api dalam Kutub al-Sittah yaitu kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibn Majah, Muwatha’ Imam Malik, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.

Untuk melacak hadis-hadis Nabi SAW tentang batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api, penulis menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy karya Arnold J. Wensink. Adapun lafaz yang penulis cari adalah lafaz dari penggalan kata

Melalui lafaz penulis menemukan informasi sebagai berikut:

Ditemukan dalam Al-Mu’jam al-Mufahraz Li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy pada jilid 7 halaman 208 informasinya:

(45)

Bersadarkan informasi mu’jam tersebut dapat diketahui bahwa hadis ini terdapat pada 7 kitab:

1. Shahih Muslim kitab no hadis 91.

2. Sunan Abu Daud terdapat dalam kitab Bab 6.

3. Sunan al-Turmudzi terdapat dalam kitab Bab 59 dan kitab

bab 44.

4. Sunan al-Nasa’i terdapat dalam kitab Bab 122.

5. Sunan Ibn Majah terdapat dalam kitab Bab 66.

6. Al-Muwatha’ Imam Malik terdapat dalam kitab bab 34 dan

35

7. Musnad Ahmad bin Hanbal Jilid V halaman 287 dan 288.

Setelah menemukan informasi dari al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawiy mengenai letak hadis-hadis pada sumber yang asli, kemudian penulis menelusurinya ke kitab aslinya, setelah ditelesuri ada hadis

(46)

al-Turmudzi kitab ith’amah bab yang ke-44. Selanjutnya hadis-hadis tersebut penulis kutip secara lengkap dengan sanad serta matannya, agar diketahui jalur sanad masing-masing hadis. Berikut ini kutipan hadis-hadis tentang tidak batal wudhu’ karena memakan makanan yang dimasak dengan api tersebut:

a. Hadis dalam kitab Shahih Muslim

Hadis ini terdapat pada kitab haid no hadis yang ke-91

46

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hisyam bin Urwah telah mengabarkan kepadaku Wahab bin Kaisan dari Muhammad bin Amru bin 'Atha' dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami az-Zuhri dari Ali bin Abdullah bin Abbas dari Ibnu Abbas lewat jalur periwayatan lain dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ali dari bapaknya dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan arqan47 atau daging, kemudian beliau shalat, dan tanpa berwudhu’, dan beliau juga tidak menyentuh air. (H.R. Imam Muslim)

Hadis ini menjelaskan Rasulullah SAW memakan daging kemudian shalat tanpa ber-wudhu’ kembali artinya tidak batal wudhu’ karena memakan makanan

46

Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, op.cit, h. 225

47

Arqan adalah tulang yang sedikit berdaging. Lihat: Al-Imam Abi Zakariya Yahya ibn Syarif al-Nawawi al-Damsyiqi, Syarah Shahih Muslim, (Dar al-taufiqiyyah: tt.), h. 35

(47)

yang dimasak dengan api, tidaklah mungkin Rasulullah SAW memakan daging yang mentah, akan tetapi pasti dimasak terlebih dahulu.

Hadis ini dapat diterima dan diamalkan dan tidak lagi dikeragui kalitasnya, yaitu berkualitas shahih. Sebab mayoritas ulama telah bersepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut adalah shahih dan menempati peringkat yang kedua setelah kitab Shahih al-Bukhari.

Hadis di atas dipertegas dengan hadis lain dalam kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Nabi SAW memakan daging kemudian shalat tanpa ber-wudhu’ kembali Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut:

48

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Nabi SAW diberi hadiah oleh para sahabat yaitu berupa daging dan roti, ketika itu Rasulullah hendak mendirikan shalat, lalu beliau memakannya 3 potong kemudian beliau shalat tanpa ber-wudhu’ dan menyentuh air.

Kemudian hadis ini dipertegas juga oleh hadis lain masih dalam bab dan kitab yang sama. Sebagaimana hadisnya diriwayatkan sebagai berikut.

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Isa telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepadaku Amru bin al-Harits dari Ibnu Syihab dari Ja'far bin Amru bin Umayyah al-Dhamri

48

Ibid.

(48)

dari bapaknya dia berkata, "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memotong sebagian pundak kambing, lalu beliau makan sebagiannya, lalu shalat diserukan, maka beliau berdiri dan membuang pisau, dan shalat tanpa berwudhu’. (H.R. Muslim)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Nabi SAW memakan pundak kambing, lalu sholat tanpa ber-wudhu’ artinya Nabi SAW tidak ber-wudhu’’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.

Hadis ini dapat diterima dan diamalkan dan tidak lagi dikeragui kalitasnya, yaitu berkualitas shahih. Sebab mayoritas ulama telah bersepakat bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim tersebut adalah shahih dan menempati peringkat yang kedua setelah kitab Shahih al-Bukhari.

b. Hadis dalam kitab Sunan Abu Daud

Hadis ini terdapat pada kitab diyat bab yang ke-6

50

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Hasan Al-Khats'ami telah menceritakan kepada kami Hajjaj berkata Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada saya Muhammad bin Al-Munkadir dia berkata; Saya pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata; Saya pernah mempersembahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sepotong roti dan daging, lalu beliau memakannya. Kemudian beliau meminta air wudhu, lalu berwudhu’ dengan air itu. Setelah itu beliau mengerjakan shalat Dhuhur. Kemudian meminta sisa makanan beliau, lalu memakannya, kemudian berdiri mengerjakan shalat tanpa berwudhu’. (H.R. Abu Daud)

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Beliau dihidangkan roti dan daging

(49)

oleh sahabat yang bernama Jabir bin Abdullah, lalu beliau memakannya, kemudian meminta air wudhu’ dan ber-wudhu’ dengan air itu. Setelah itu beliau mengerjakan shalat zhuhur. Selesai mengerjakan shalat zhuhur, kemudian beliau meminta sisa makanannya tadi, lalu memakannya, kemudian berdiri mengerjakan shalat tanpa ber-wudhu’.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

Kemudian hadis ini dipertegas oleh hadis lain yang terdapat pada kitab dan bab yang sama, bahwa memang benar Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang disentuh, dimasak dengan api. Sebagaimana yang diriwayatkan sebagai berikut

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Sahl Abu 'Imran Ar-Ramli telah menceritakan kepada kami Ali bin Ayyasy telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad bin Al-Munkadir dari Jabir dia berkata; Akhir kedua perkara ini adalah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak berwudhu’ karena makan sesuatu yang disentuh api. (H.R. Abu Daud)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah tidak ber-wudhu’ karena memakan makanan yang disentuh, dimasak dengan api dan ini merupakan salah satu dari dua perkara terakhir yang ditinggalkan atau yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW.

c. Hadis dalam kitab Sunan al-Turmudzi

(50)

Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-59

52

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Aqil ia mendengar Jabir. Sufyan berkata; dan telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul Munkadir dari Jabir ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar bersamaku. Beliau mengunjungi seorang wanita Anshar, lalu wanita itu menyembelih seekor kambing untuknya beliau pun memakannya, kemudian wanita itu juga membawakan sebuah keranjang berisi kurma segar, dan beliau juga memakannya. Setelah itu beliau berwudhu’ karena zhuhur, shalat dan pergi. Wanita itu kemudian membawakan sisa kambing tersebut, beliau pun memakannya, setelah itu melaksanakan shalat asar tanpa berwudhu’ terlebih dahulu. (H.R. al-Turmudzi)

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan daging kambing artinya Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.

Hadis ini semakna dengan hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim yakni hadis yang menyatakan Nabi SAW memakan pundak kambing (daging kambing) lalu mendirikan shalat tanpa ber-wudhu’ kembali, maka penulis berasumsi bahwa hadis ini shahih dapat diterima dan diamalkan serta sudah tidak diragukan lagi kualitasnya

d. Hadis dalam kitab Sunan al-Nasa‟i

Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-59

(51)

53

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la dia berkata; telah menceritakan kepada kami Khalid berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Yusuf dari Ibnu Yasar dari Ibnu Abbas dia berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan roti dan daging, kemudian melaksanakan shalat tanpa berwudhu’lagi. (H.R. al-Nasa‟i)

Hadis ini menjelaskan bahwa Ibn Abbas pernah melihat Rasulullah SAW memakan roti dan daging, kemudian beliau melaksananakan shalat tanpa ber-wudhu’ lagi artinya Rasulullah SAW tidak ber-wudhu’ setelah memakan makanan yang dimasak dengan api. Dan hal ini merupakan salah satu di antara dua hal yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut

54

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Amr bin Manshur dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ayyas berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'aib dari Muhammad bin Munkadir berkata; "Saya mendengar Jabir bin Abdullah berkata; "Salah satu dari dua hal yang ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah tidak berwudhu’ karena memakan sesuatu yang disentuh oleh (dimasak dengan) api. (H.R. al-Nasa‟i)

e. Hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Ibn Majah Hadis ini terdapat pada kitab Thaharah bab yang ke-66

53

Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khurasani al-Nasa‟I, op. cit., h. 37-38

Referensi

Dokumen terkait

Bagi menanamkan nilai-nilai positif dan bertanggungjawab dalam soal pembangunan belia, kakitangan JBSNPP juga perlu mempunyai komitmen yang tinggi untuk memberi

WIRATRAN SAMUDERA SHIPPING PALEMBANG 72 PT.PROPAN RAYA I.C.C DISTRIBUTOR CAT PALEMBANG 73 RUKO LEMABANG MAS PERTOKOAN PALEMBANG 74 SEKOLAH KRISTEN IPEKA SEKOLAH

Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya Jl.. Optimasi Pemadatan Cepat Pada Pembuatan Minyak Kaya Asam Lemak Q-3 Dari Minyak Hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru.. Teti Estiasih

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Setiawan (2006) yang menyatakan bahwa hubungan likuiditas dengan struktur modal yaitu semakin

Observasi terjkait dengan judul yang akan diteliti adalah kegiatan pengamatan terhadap peranan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa

Dewan Komisaris setiap waktu dapat memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar

Struktur Birokrasi dan Disposisi tidak sepenuhnya berjalan dan harus ditingkatkan. Selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan program KUBE, berdasarkan penelitian kepada anggota

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara jumlah limfoblas pada kelompok mencit yang diberi ekstrak Hedyotis corymbosa selama 14