• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objektivitas Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan (Analisis Isi Pada Media Online Vivanews.com dan Metrotvnews.com Edisi 8 November - 22 November 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Objektivitas Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan (Analisis Isi Pada Media Online Vivanews.com dan Metrotvnews.com Edisi 8 November - 22 November 2010)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Objektivitas Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan

(Analisis Isi Pada Media Online

Vivanews.com

dan

Metrotvnews.com

Edisi 8 November - 22 November 2010)

S K R I P S I

Oleh :

Dhini Paramita Sari

NIM : 07220289

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(2)

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS SUAP PAJAK GAYUS TAMBUNAN

(Analisis Isi Pada Media Online

Vivanews.com

dan

Metrotvnews.com

Edisi 8 November - 22 November 2010)

S K R I P S I

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S1)

Dhini Paramita Sari 07220289

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dhini Paramita Sari

Tempat, tanggal lahir : Tembagapura, 21 Februari 1989

Nomor Induk Mahasiswa : 07220289

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Objektivitas Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan

(Analisis Isi pada Media Online Vivanews.com dan Metrotvnews.com Edisi 8

November – 22 November 2010)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 5 Juli 2011

Yang Menyatakan,

(6)

LEMBAR PERNYATAAN KODER I

Menyatakan telah bersedia menjadi pengkoding. Pengkodingan ini dilakukan untuk

keperluan peneliti/skripsi yang berjudul : “OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN

KASUS SUAP PAJAK GAYUS TAMBUNAN” (Analisis Isi Pada Media Online

vivanews.com dan metrotvnews.com Edisi 8 November – 22 Desember 2010).

Nama : Arief Hidayatullah, S.Ikom

Tempat,Tanggal Lahir : Bima, 6 September 1980

Alamat : Jl. Seruni 15 B , Sengkaling - Dau

Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Malang

Fak./Jur./Konsentrasi : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Ilmu Komunikasi / Ilmu

Pemerintahan

Pekerjaan : Dosen Mata Kuliah

Malang, 20 Juni 2011

Koder 1

(7)

LEMBAR PERNYATAAN KODER II

Menyatakan telah bersedia menjadi pengkoding. Pengkodingan ini dilakukan untuk

keperluan peneliti/skripsi yang berjudul : “OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN

KASUS SUAP PAJAK GAYUS TAMBUNAN” (Analisis Isi Pada Media Online

vivanews.com dan metrotvnews.com Edisi 8 November – 22 Desember 2010).

Nama : Jumrayana

Tempat,Tanggal Lahir : Enrekang, 29 April 1988

Alamat : Jalan Tirto Utomo Gang 4 No.39 Malang

Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Malang

Fak./Jur./Konsentrasi : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Ilmu Komunikasi /

Jurnalistik dan Studi Media

Pekerjaan : Mahasiswa

Malang, 20 Juni 2011

Koder 2

(8)

KATA PENGANTAR

Tiada kata seindah syukur yang patut kita panjatkan kehadirat Allah SWT

yang maha sempurna dengan segala rahmat, hidayah, kekuatan, cinta dan telah

memberikan yang terbaik kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi

berjudul Objektivitas Pemberitaan Kasu Suap Pajak Gayus Tambunan (Analisis Isi

pada Media Online Vivanews.com dan Metrotvnews.com Edisi 8 November – 22

November 2010) sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu

Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penelitian ini berisikan tentang objektivitas pemberitaan pada media online

vivanews.com dan metrotvnews.com. Objektivitas merupakan nilai sentral yang

mendasari disiplin profesi yang dituntut oleh para wartawan dan diperlukan untuk

mempertahankan kredibilitas. Berita-berita yang diposting di dua media online ini

merupakan hasil tulisan wartawan media tersebut. Peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana objektivitas pemberitaan kasus suap pajak Gayus Tambunan dalam media

online vivanews.com dan metrotvnews.com, apakah berita-berita yang disajikan

sudah sesuai dengan prinsip objektivitas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

meneliti objektivitas pemberitaan media online vivanews.com dan metrotvnews.com

dengan cara menganalisis berita-berita yang telah diposting pada media online

tersebut.

Penelitian ini pada dasarnya untuk memenuhi tugas akhir skripsi sebagai

persyaratan mendapatkan gelar sarjana strata 1 (S-1). Oleh karena itu, dalam

penelitian ini pasti terdapat kekurangan maupun kelebihan. Peneliti berharap

pembaca dapat memberikan kritik maupun saran untuk proses kesempurnaan.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memotivasi pembaca untuk lebih

sadar keadaan sekitar kita. Sehingga dapat terinspirasi untuk dapat melakukan

pengkajian lanjutan di kemudian hari.

Malang 5 Juli 2011

(9)

DAFTAR ISI

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN KODER 1 ... vi

LEMBAR PERNYATAAN KODER 2 ... vii

ABSTRAK ... viii

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1. Manfaat Akademis ... 11

1.4.2. Manfaat Praktis ... 11

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Objektivitas Pemberitaan ... 12

2.1.1. Pengertian Objektivitas ... 12

2.1.2. Kategorisasi untuk Objektivitas Pemberitaan Media ... 13

2.1.3. Indikator Objektivitas Pemberitaan Media ... 14

(10)

2.2. Berita ... 18

2.2.1. Definisi Pemberitaan ... 18

2.2.2. Pengertian Berita ... 18

2.2.3. Syarat Berita ... 19

2.2.4. Unsur Kelayakan Berita ... 19

2.2.5. Nilai Berita ... 20

2.3. Media Massa ... 21

2.3.1. Pengertian Media Massa ... 21

2.3.2. Jenis-jenis Media Massa ... 22

2.3.2.1. Media Massa Cetak ... 22

2.3.2.2. Media Massa Elektronik ... 22

2.3.2.3. Media Online ... 22

2.3.3. Peran Media Massa ... 24

2.3.4. Konsep Ekonomi Politik Media Massa ... 26

2.4. Pers... 27

2.4.1. Pengertian Pers ... 27

2.4.2. Karakteristik Pers ... 27

2.4.3. Independensi Kebijakan Pers dan Redaksi Media ... 29

2.5. Definisi Konseptual ... 31

2.5.1. Objektivitas ... 31

2.5.2. Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan ... 31

2.6. Struktur Kategori ... 32

2.6.1. Kebenaran ... 32

2.6.2. Relevansi ... 32

2.6.3. Netralitas ... 33

2.6.4. Keseimbangan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 35

(11)

3.1.2. Ruang Lingkup Penelitian... 36

3.1.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.1.4. Unit Analisis Data. ... 37

3.1.5. Satuan Ukur ... 37

3.1.6. Teknik Perolehan Data ... 37

3.1.7. Teknik Analisis Data ... 39

3.1.8. Uji Reliabilitas... 40

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1. Vivanews ... 44

4.1.1. Sejarah Vivanews ... 44

4.1.2. Kepemilikan ... 45

4.1.3. Kerja Sama ... 45

4.1.4. Susunan Personel ... 46

4.1.5. Logo Vivanews ... 48

4.1.6. Kategori Berita ... 49

4.2. Metrotvnews ... 50

4.2.1. Sejarah Metrotvnews ... 50

4.2.2. Konsep Metrotvnews ... 51

4.2.3. Visi... 51

4.2.4. Misi ... 52

4.2.5. Kepemilikan ... 52

4.2.6. Susunan Personel ... 52

4.2.7. Logo dan Slogan baru Metrotvnews ... 54

4.2.8. Kategori Berita ... 54

4.2.9. Kerja Sama ... 55

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 5.1. Penyajian dan Analisis Data Media Online Vivanews.com ... 59

5.1.1. Analisis terhadap Kategori Kebenaran (Faktualitas) ... 60

(12)

5.1.3. Analisis terhadap Kategori Netralitas ... 66

5.1.4. Analisis terhadap Kategori Keseimbangan (Balance) ... 70

5.2. Penyajian dan Analisis Data Media Online Metrotvnews.com ... 74

5.2.1. Analisis terhadap Kategori Kebenaran (Faktualitas) ... 74

5.2.2. Analisis terhadap Kategori Relevansi ... 78

5.2.3. Analisis terhadap Kategori Netralitas ... 80

5.2.4. Analisis terhadap Kategori Keseimbangan (Balance) ... 82

5.3. Perbandingan Objektivitas media online Vivanews.com dan Metrotvnews.com ... 85

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 89

6.2. Saran ... 90

6.2.1. Akademis ... 90

6.2.2. Praktis ... 91

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online / 23

2. Tabel Contoh Lembar Koding Berita Metrotvnews / 38

3. Tabel Contoh Lembar Koding Berita Vivanews / 38

4. Tabel Contoh Distribusi Frekuensi Kategori / 40

5. Tabel Judul Berita Vivanews / 59

6. Tabel Distribusi Kategori Kebenaran / 60

7. Tabel Distribusi Kategori Relevansi / 63

8. Tabel Distribusi Kategori Netralitas / 66

9. Tabel Distribusi Kategori Keseimbangan / 70

10.Tabel Judul Berita Metrotv / 74

11.Tabel Distribusi Kategori Kebenaran / 75

12.Tabel Distribusi Kategori Relevansi / 78

13.Tabel Distribusi Kategori Netralitas / 80

14.Tabel Distribusi Kategori Keseimbangan / 83

(14)

DAFTAR SKEMA

1. Skema Objektivitas Berita / 13

(15)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arikunto, Dr. Suharsini.2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Dominick, Joseph R. 2005. The Dinamics of Mass Comunication: Media in the

Digital Age. New York:Mc Graw Hill

Gozali, Dodi.M .2005. Comunnication Measurement Konsep dan Aplikasi

Pengukuran kinerja PR. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Hamidi.2007.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan Praktis

Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian.Malang:UMM press

Krippendroff, Klaus. 1991. Analisis Isi Pengantar dan Metodologi. Jakarta : Rajawali

Perss

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada

Media.

McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga

Mondry. 2008. Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia..

Mono, Henny. 2001. Praktik Jurnalistik Teknik Meliput dan Menulis Berita. Malang :

Forum Kajian Indonesia..

Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Santana K, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia..

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature.

Bandung : Simbiosa.

Severin, J. Werner & James W.Tankard. Jr. 2005. Teori Komunikasi Sejarah,

Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Bogor : Kencana.

(16)

Winarsunu, Tulus. 2007.Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.

Malang: UMM Press

Yosef, Jani. 2009. To Be A Journalist Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar

yang Profesional. Yogyakarta : Graha Ilmu.

B. Data Internet

Atmakusumah Astraatmadja, “Independensi Media Pers (Bagian 1)” dalam:

http://www.lpds.or.id (Diakses tanggal 27 Maret, pukul 13.07 WIB)

Atmakusumah Astraatmadja, “Independensi Media Pers (Bagian 2)” dalam:

http://www.lpds.or.id (Diakses tanggal 27 Maret, pukul 13.30 WIB)

Husnun N.Djuraid, “Sepak bola, antara politik dan media” dalam:

www.radarjogja.co.id (Diakses tanggal 30 Maret, pukul 11.32 WIB)

Sofyan Harahap, “Independensi Pers & Penegakan Hukum” dalam:

http://www.waspada.co.id (Diakses tanggal 28 Maret, pukul 12.20 WIB)

Yuhendra Tanjung, “Perbedaan Media Massa Cetak dengan Media Massa online”

dalam: yuhendrablog.wordpress.com (Diakses tanggal 11 Februari, Pukul

20.01 WIB)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan (Diakses tanggal 13 Februari, Pukul

20.35 WIB)

C. Sumber Lain

Dewi, Liza Dwi Ratna, Media Massa Dalam Pendekatan Ekonomi Politik,

Universitas Budi Luhur, Makalah

Skripsi. Anugerah, Agus Riawan. Objektivitas Pemberitaan Insiden Penembakan

Warga Alastlogo di Kabupaten Pasuruan (Analisis Isi Berita Surat Kabar Jawa

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Tujuan jurnalisme adalah melaporkan kebenaran, melalui kegiatan yang

berhubungan dengan proses mencari, mengolah, dan menyiarkan informasi kepada

khalayak dan disebarkan melalui media massa (cetak dan elektronik). Berdasarkan

kamus The New Grolier Webster Internasional Dictionary of the English Language

disebutkan bahwa jenis penulisan yang ideal dicirikan oleh objektivitas

(Nurudin,2009:7).

Objektivitas merupakan nilai sentral yang mendasari disiplin profesi yang

dituntut oleh para wartawan sendiri, prinsip tersebut sangat dihargai dalam

kebudayaan modern, termasuk berbagai bidang di luar bidang media massa,

terutama dalam kaitannya dengan rasionalitas ilmu pengetahuan dan birokrasi.

Objektivitas memiliki korelasi dengan independensi, prinsip tersebut sangat

dihargai bilamana kondisi keanekaragaman mengalami kemunduran, yaitu kondisi

yang diwarnai oleh semakin menurunnya jumlah sumber dan semakin

meningkatnya uniformitas. Objektivitas diperlukan untuk mempertahankan

kredibilitas (McQuail, 1989:129).

Westerstahl membagi objektivitas kedalam dua komponen, yaitu faktualitas

(18)

2 indikator, yaitu kebenaran dan relevansi. Sedangkan indikator impartialitas terbagi

menjadi dua, yaitu keseimbangan dan netralitas (McQuail, 1989:130).

Media massa mempunyai peran mediasi (penengah/penghubung) antar

realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi. Media massa sering kali

menyediakan bahan bagi kita untuk membentuk persepsi kita terhadap kelompok

dan organisasi lain, serta peristiwa tertentu (McQuail, 1989:52).

Dengan adanya media massa, informasi bisa disebarkan kepada masyarakat

luas. Media massa seperti, radio, televisi, internet, majalah dan surat kabar hadir

dengan karakteristik yang berbeda dan juga mempunyai target audience yang

berbeda. Masing-masing media massa berhak untuk mencari dan menuliskannya

dengan cara yang berbeda sesuai kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai.

Adanya kepentingan pribadi pemilik media yang berbeda dalam tubuh

media massa itu sendiri sangat mempengaruhi bagaimana dan kemana arah

pemberitaan dibawa. Selain masalah kepentingan pribadi pemilik media,

latarbelakang wartawan yang berbeda, juga mempengaruhi bagaimana seseorang

memandang sebuah peristiwa yang terjadi, bahkan adanya kepentingan politik juga

memungkinkan sebuah berita ditulis dengan komponen yang berbeda.

Menurut Severin dan Tankard (2001), media kerap melakukan

pengerangkaan atas berita yang diadapatnya dengan melalui penyeleksian

(selection), penekanan (emphasis), pengurangan (exclusion), dan perluasan

(elaboration). Keempat hal itu menunjukkan bahwa media tak hanya menyusun

(19)

3 menunjukkan beberapa atribut spesifik yang dimiliki oleh kepentingan-kepentingan

tertentu.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat mengundang

perhatian media dan cara mereka menyajikannya kepada khalayak luas. Peristiwa

tersebut bisa saja berupa peristiwa politik, sosial budaya, hukum, ekonomi dan

pendidikan. Informasi tersebut dipandang secara kritis sebelum diproduksi dan

disebarkan.

Peristiwa atau fenomena yang menjadi perhatian media, penting untuk

diketahui karena menyangkut kehidupan banyak orang dan secara tidak langsung

juga mempengaruhi aspek kehidupan yang lain. Dengan begitu, sangat

memungkinkan para pembaca untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya

kepada masyarakat lain melalui media tersebut.

Pada dasarnya, Suap (bribe) adalah salah satu jenis tindak pidana yang

paling sulit pembuktiannya, karena baik pemberi suap (aktif) maupun penerima

suap (pasif) adalah sama-sama pelaku tindak pidana itu sendiri, oleh karena itu

dalam pemberantasannya, besar kemungkinan bahwa pemberi suap dan penerima

suap akan saling melindungi satu sama lain, agar tindak pidana tersebut menjadi

tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya.

Penyuapan merupakan istilah yang dituangkan dalam undang-undang

sebagai suatu hadiah atau janji (giften/beloften) yang diberikan atau diterima

(20)

4 yang diberikan kepada pejabat atas suatu kepentingan, padahal semestinya urusan

tersebut tanpa pembayaran. Di Indonesia, suap menyuap merupakan hal yang ada

dalam sejarah bangsa. Ong Hok Ham (2004) mengaitkan antara tindakan korupsi,

termasuk di dalamnya suap, dengan konsep pejabat, yang diistilahkan sebagai

negara pejabat. Dalam kosa kata bahasa Indonesia, istilah suap bisa ditarik akar

budayanya dalam praktek pemberian upeti.

Pajak adalah salah satu urat nadi utama perekonomian nasional. Bahkan ada

yang berpendapat, jika tidak berlebihan, kesuksesan sektor perpajakan juga akan

menjadi faktor utama berhasil atau gagalnya proses demokrasi di Tanah Air. Pajak

memegang porsi terbesar dalam penerimaan negara antara 70 – 80%. Maka,

keberhasilan penerimaan pajak sangat memengaruhi keuangan negara. Sebaliknya

jika sektor pajak gagal memenuhi target, negara bisa terancam secara ekonomi,

yang sangat mungkin merembet pada krisis di bidang lainnya seperti politik. Maka,

reformasi di bidang pajak, pembenahan sistem, hingga penindakan bagi tindak

pidana di bidang perpajakan tentu harus terus dilakukan.

Dalam prakteknya kasus suap pajak oleh mafia pajak dianggap merugikan

sistem pemerintahan Negara. Keterbatasan dalam memberikan bukti-bukti eksak

dan tidak mudahnya mendeteksi kasus tersebut dengan dasar-dasar hukum yang

pasti menjadi kendala para pakar hukum dalam membongkar praktik mafia pajak.

Kini Indonesia kembali dikejutkan dengan terungkapnya kasus suap mafia

pajak yang digawangi oleh Gayus Halomoan Tambunan. Seperti yang dilansir oleh

(21)

5 jawaban pasti mengenai siapa penyuap gayus dan dari mana harta fantastis yang

dimilikinya :

Pertanyaan siapa penyuap Gayus Tambunan belum pernah dijawab oleh Polrisejak mafia kasus dan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan, mantan pegawai pajak, mencuat April 2010. Bahkan, kalau mau ditarik lebih jauh lagi, sejak awal Gayus berurusan dengan hukum tahun 2009. Tak jelas dari mana harta fantastis sekitar Rp 100 miliar dalam bentuk uang tunai, logam mulia, dan saham milik mantan pegawai golongan IIIA di Direktorat Jenderal Pajak itu. Tidak ada satu pihak pun yang bertanggung jawab atas aliran dana ke Gayus, baik pemilik uang maupun perantara. Jangankan menjerat penyuap, sampai saat ini polri tidak pernah menjelaskan kepada publik tentang hasil penyeledikan pihak-pihak yang selama ini disebut penyokong dana ke Gayus. Apa sebenarnya alasan tidak ditemukannya unsur pidana? Padahal, polri sendiri yang menyebut siapa pihak-pihak itu.

Dari pemberitaan tersebut disebutkan pula beberapa nama-nama perusahaan

yang diduga terlibat dengan mafia pajak, terkait aliran dana yang diperoleh gayus:

(22)

6 Menarik setiap kali melihat perkembangan kasus hukum Gayus Tambunan.

Bukan karena ia sangat licik dan selalu bisa terlepas dari jeratan hukum, tetapi

kasus ini mengimbas ke mana-mana seperti tidak terkontrol.

Sekarang ini kita melihat perang kata-kata antara anggota Partai Demokrat

dan Partai Golkar. Tidak hanya itu, beberapa fungsionaris Partai Golkar mengkritik

Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum yang dinilai memberikan pernyataan

yang merugikan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Sejak terungkap oleh media bahwa terdapat hubungan antara Gayus

Tambunan dengan pengusaha terkenal Aburizal Bakrie beberapa waktu lalu,

melatarbelakangi dua media online metrotvnews.com milik Surya Paloh dan

vivanews.com yang bernaung dalam kepemilikan Bakrie group dalam menyikapi

kasus mafia pajak, yang disebut-sebut terjadi pertemuan antara Gayus dengan

Aburizal Bakrie terkait plesiran Gayus ke Bali pada November 2010 lalu, serta

adanya aliran dana dari perusahaan milik Aburizal Bakrie.

Melihat realitas pers di Indonesia saat ini, kebanyakan dari mereka dimiliki

oleh para politisi atau para pengusaha yang dekat dengan pemerintah. Ada yang

menarik jika kita memperhatikan pemberitaan televisi akhir-akhir ini terutama

antara dua televisi pemberitaan nasional yaitu Metro TV dan TVone. Dimana dalam

saat yang sama terdapat perbedaan tema atau isu yg diangkat ke publik oleh kedua

(23)

7 Setelah surut dari berlomba menyajikan bencana alam Gunung Merapi, isu

bergeser ke masalah politik. Kasus Gayus Tambunan muncul kembali ke

permukaan. Pada awalnya saat Gayus tertangkap kamera wartawan sedang

menonton pertandingan tenis di Bali, kedua stasiun TV ini terlihat masih berusaha

berlomba untuk menyajikannya lebih baik ke publik. Tapi kemudian TVone mulai

terlihat sedikit bingung setelah muncul isu pertemuan Gayus dengan Aburizal

Bakrie (pemilik group Bakrie dimana TVone bernaung) di Bali. Peluang besar

menyiarkan klarifikasi masalah ini disia-siakan, karena sang boss tidak mau secara

khusus dan terbuka menyangkal pertemuannya.

Sementara itu Metro TV mulai semakin hot memblow-up kasus ini, terutama

saat menyiarkan kesaksian Gayus saat persidangannya dimana dia mengaku diberi

uang oleh tiga perusahaan milik group Bakrie. Saat polisi hanya mampu

membuktikan bahwa kasus Gayus hanya kasus gratifikasi semata, kekecewaan

mengenai hal ini sangat keras disuarakan Metro TV dalam pemberitaan, tajuk atau

diskusi. Hal yang sama sedikit sekali dilakukan oleh TVone.

(http://www.rimanews.com).

Dari penjelasan diatas cukup menggambarkan bahwa masing-masing media

tersebut memiliki tujuan yang sama dengan kepentingan yang berbeda. Di satu sisi

Metro Tv merasa diuntungkan dengan adanya pemberitaan yang menyatakan

(24)

8

Vivanews merasa harus menjaga nama baiknya dimata khalayak dan media.

Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin saling menjatuhkan.

Nampaknya fungsi media sebagai pemberi informasi sejatinya tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya, jika sudah dikaitkan dengan para penguasa media.

Oleh karena itu selama perseteruan Ical dan Surya Paloh belum terselesaikan, ke

depan masyarakat perlu lebih kritis menyimak konten-konten media yang mereka

miliki. Karena harus diakui, Metro TV dan TVOne merupakan dua media penyiaran

yang sangat berjasa mengubah paradigma pemberitaan dan disiminasi informasi.

Sangat menarik menyimak perang berita antara dua media yang dimiliki dua

tokoh politik tersebut. Menarik untuk dicermati bagaimana dua kelompok media

yang dimiliki dua tokoh politik yang berseberangan tersebut saling menyerang.

Berita-berita yang ditampilkan mengindikasikan bagaimana kuatnya campur tangan

pihak di luar redaksi dalam memengaruhi penampilan berita. Kepentingan

masing-masing kelompok itulah yang mengakibatkan terjadinya pertarungan yang sengit

dalam pemberitaan.

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996) menyebut beberapa

faktor yang memengaruhi kebijakan redaksi dalam memproduksi berita:

1. Faktor individual, berhubungan dengan latar belakang profesional dari

pengelola media.

2. Rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan

(25)

9 3. Level organisasi, berhubungan dengan struktur organisasi yang secara

hipotetik memengaruhi pemberitaan.

4. Level ekstramedia, berhubungan dengan lingkungan di luar media, antara

lain:

Sumber berita, di sini dipandang bukan sebagai pihak yang netral,

tetapi juga memiliki kepentingan untuk memengaruhi media dengan berbagai

alasan, misalnya memenangkan opini publik, memberi citra tertentu

kepadakhalayak, dsb.

1. Sumber penghasilan media, berupa pemasang iklan, penanam modal,

dll. Media harus survive, untuk itu kadangkala media harus

berkompromi dengan pihak-pihak dan pelbagai sumber daya yang

menghidupi mereka.

2. Pihak eksternal, seperti pemerintah dan lingkungan bisnis.

3. Level ideologi, yang diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka

referensi individu dalam menafsirkan realitas dan bagaimana mereka

menghadapinya.

Tujuan jurnalisme adalah melaporkan kebenaran, namun tugas ini bukan

pekerjaan sederhana. Ada berbagai kepentingan ikut ‘berbicara’, yang akhirnya

memberi bentuk kebenaran yang di sampaikan. Dunia kewartawanan termasuk

sebuah profesi. Yang menjadi wartawan adalah manusia. Sebab itu dalam

menjalankan profesinya tidak menutup kemungkinan pihak wartawan terjebak

(26)

10 yang mengandung unsur subyektivitas terhadap peristiwa, yang selanjutnya

tertuang dalam berita.

Adalah benar, menurut kode etik jurnalistik seorang wartawan hanyalah

sosok mediator dalam sistem komunikasi massa. Karena itu seharusnya wartawan

berada di tengah-tengah, dengan kata lain tidak memihak ke kanan maupun ke kiri.

Artinya, dalam kiprahnya di dunia jurnalistik seorang wartawan harus bersikap

netral ketika meliput atau menulis berita. Sikap yang demikian itu adalah sikap

non-partisan, baik terhadap orang per-orang maupun terhadap golongan/kelompok

tertentu yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Intinya, wartawan harus

bersikap dan berpandangan objektif (Heny Mono,62:2001).

Dari latarbelakang tersebutlah timbul ketertarikan peneliti untuk mengetahui

bagaimana objektivitas dua media online yang berbeda melalui pemberitaan kasus

suap pajak Gayus Halomoan Tambunan? maka peneliti tertarik mengangkat judul

yaitu Objektivitas Pemberitaan Kasus Suap Pajak Gayus Tambunan (Analisis

Isi Pada Media Online Vivanews.com dan Metrotvnews.com Edisi 8 November -

22 November 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana objektivitas pemberitaan kasus suap

(27)

11 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui objektivitas pemberitaan kasus suap pajak Gayus Tambunan di

media online Vivanews.com dan Metrotvnews.com.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mahasiswa dalam bidang Ilmu Komunikasi, khususnya konsentrasi Jurnalistik dan

Sudi Media dalam memahami objektivitas pemberitaan pada dua media online.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkenaan dengan

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi keikutsertaan peternak dalam kelembagaan kelompok tani dibagi dalam variabel utama, yaitu karakteristik peternak,

Laba bruto Lonsum naik 61,4% yoy menjadi Rp1,05 triliun yang sebagian besar didukung oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata dari produk sawit dan karet.

menyimpan data gangguan ini, dapat dilakukan dengan menekan button simpan. Desain form input data gangguan ini dapat dilihat pada Gambar 4.48. Pelapor.

Based on the results of this study can be concluded that the treatment with the water extract of Balinese purple sweet potato significantly could reduce the

Pengurusan surat masuk pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah sebaiknya tidak perlu menggunakan buku agenda karena sudah ada kartu kendali, selain

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Berapa besar biaya produksi, penerimaan atas penjualan dan keuntungan perajin gula aren di Desa Tlogopucang, (2) Bagaimana

[r]

Dari hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan Keselamatan kerja dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja diperoleh, diperoleh P sebesar 0,001..