BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa
persiapan, antara lain sebagai berikut :
a. Peneliti membuat instrument untuk melakukan kegiatan
pembelajaran dan instrument pengumpulan data.
b. Peneliti membuat dan meminta surat ijin untuk mengadakan
penelitian di SMK Sanjaya Pakem, Sleman
c. Peneliti mengadakan pertemuan dengan guru bidang studi
matematika untuk membicarakan dan membahas tentang
penelitian yang akan dilakasanakan di sekolah.
d. Peneliti mempersiapkan beberapa orang observer untuk
membantu peneliti dalam pengumpulan data di sekolah.
e. Peneliti menemui guru bidang studi matematika untuk
menyerahkan lembar instrument dan rancangan penelitian
f. Peneliti mengadakan uji validitas untuk pre tes dan pos tes di
kelas.
g. Peneliti mengumpulkan para observer yang akan membantu
peneliti saat penelitian nanti. Pertemuan ini berfungsi untuk
membahas cara penelitian dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan memberitahukan kepada para
observer apa saja yang haru dikerjakan saat penelitian dan
bagaimana cara mengisi lembar keaktifan siswa, agar terjadi
kesamaan dalam pengamatan antara observer yang satu dengan
observer yang lain. Jumlah observer yang dipakai peneliti
adalah sebanyak 4 orang.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan Hasil Penelitian
Dalam pelaksanaan dan pengamatan hasil penelitian ini, peneliti
merancang pembelajaran yang akan dilakukan sebanyak 5 kali
pertemuan. Berikut ini uraian singkat mengenai proses pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama diisi oleh peneliti untuk melakukan pre-tes.
Peneliti memberikan soal pre-tes yang telah diuji terlebih
dahulu kepada siswa kelas X AP SMK Sanjaya Pakem Sleman
mengenai materi Keliling dan Luas Bangun Datar. Materi ini
mereka masih berada di SMP. Tes pre-tes ini juga menjadi
acuan bagi peneliti dan guru untuk membagi kelompok diskusi
siswa. Berikut adalah hasil pre-tes yang telah dilakasanakan
siswa :
Tabel 4.1
Hasil Pre-Test siswa Kode Siswa
(1)
Skor Pre Tes (2) Ketuntasan Belajar (3) D1 42 Tidak Tuntas A1 94 Tuntas D3 84 Tuntas B4 23 Tidak Tuntas B3 39 Tidak Tuntas A3 33 Tidak Tuntas B2 44 Tidak Tuntas D2 18 Tidak Tuntas A2 25 Tidak Tuntas C3 36 Tidak Tuntas C2 39 Tidak Tuntas A4 26 Tidak Tuntas D4 76 Tuntas C1 38 Tidak Tuntas B1 85 Tuntas C4 29 Tidak Tuntas Jumlah 731 Rata-rata 45,6875
Siswa yang telah mencapai KKM 64 pada tes
Pre-tes sebanyak 18,18 %.
Setelah pelaksanaan pre-tes selesai dilakukan,
peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan
dilaksanakan dan bagaimana prosedur pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan. Saat
penjelasana ini ada beberapa siswa yang terlihat antusia
dan malah asik ngobrol dengan teman-temannya. Suasana
kelas itu tidak terlalu ramai.
Kemudian, untuk pembagian kelompok diskusi,
peneliti mebagi kelompok dengan dibantu oleh guru bidang
studi matematika. pembagian kelompok berdasarkan hasil
pre-tes yang telah dilaksanakan.
b. Pertemuan II
Pertemuan II berlangsung selama 2 x 45 menit ( 2 jam
pelajaran ). Berikut adalah uraian pada pertemuan II.
a) Pendahuluan
1) Pada saat bel masuk berbunyi, peneliti dan guru
matematika langsung berjalan masuk menuju kelas X
AP. Pelajaran matematika hari itu akan dimulai
setelah istirahat pertama. Keadaan kelas saat peneliti
dan guru masuk sangat ramai, masih ada beberapa
siswa yang masih makan saat kami masuk, selain itu
masih ada sekitar 6 siswa yang masih berada di kantin
sekolah. Guru matematika itu pun mencoba
menunggu beberapa saat sampai semua siswa masuk.
2) Beberapa saat menunggu, masih juga ada beberapa
siswa yang belum masuk, sehingga guru pun
memutuskan untuk memulai pelajaran walaupun
3) Sisa siswa yang belum masuk tiba di kelas saat guru
sedang memberikan penjelasan, mereka masuk setelah
diijinkan guru matematika itu untuk masuk. Suasana
kelas saat itu masih ramai, siswa masih saling
berbicara satu sama lain, hanya beberapa siswa yang
terlihat memperhatikan penjelasan guru matematika di
depan kelas. Lalu, guru pun meminta kepada seluruh
siswa untuk tenang agar pembelajaran dapat
terlaksana dengan lancar.
4) Guru kembali mengingatkan kepada seluruh siswa
bahwa pelajaran hari ini akan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setelah itu guru
pun memulai pembelajaran.
b) Presentasi Kelas
1) Pada pertemuan II ini, guru akan memberikan
presentasi mengenai keliling dan luas persegi panjang
dan persegi.
2) Guru menyampaikan apersepsi dan memulai
pembelajaran tentang keliling dan luas bangun datar.
3) Saat guru mulai memberikan presentasi ini, suasana
kelas sudah lumayan tenang, hampir semua siswa
memperhatikan apa yang sedang dipresentasikan oleh
c) Diskusi Kelompok
1) Setelah guru selesai memberikan presentasi, peneliti
mulai meminta siswa untuk langsung masuk ke dalam
kelompok diskusi yang telah dibagi pada pertemuan
sebelumnya. Guru dan peneliti membagi siswa ke
dalam 4 kelompok, saat masuk ke dalam kelompok ini
suasana kelas menjadi kembali gaduh.
2) Kemudian peneliti mulai membagikan lembar kerja
yang akan dikerjakan semua siswa dalam
kelompoknya.
3) Siswa diberikan waktu sebanyak 30 menit untuk
mengerjakan soal yang ada di lembar kerja.
4) Aktivitas siswa ini diamati oleh 4 observer pada saat
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5) Sambil mengamati, guru dan peneliti berkeliling
untuk melihat jalannya diskusi sekaligus membantu
siswa dalam kelompok yang kurang paham.
6) Pada diskusi kelompok ini, siswa terlihat serius dalam
mengerjakan soal yang ada di lembar kerja yang telah
dibagikan. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat
malas-malasan saat berdiskusi dan mngerjakan soal
7) Pada saat diskusi berlangsung, siswa mulai terlihat
berani untuk bertanya kepada guru, teman maupun
kepada peneliti. Namun, ada juga beberapa siswa
yang masih malu-malu dalam bertanya.
8) Pada saat mengerjakan soal, ada beberapa siswa yang
terlihat hanya menyalin hasil kerja teman-temannya
dalam kelompok.
d) Diskusi Umum
1) Setelah selesai mengerjakan lembar kerja yang
diberikan oleh peneliti dan guru tadi, guru pun
memulai proses diskusi umum. Guru meminta salah
satu wakil kelompok dengan cara memanggil kepala
nomor salah satu wakil kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di
depan kelas.
2) Saat guru memanggil nomor kepala tersebut keadaan
kelas menjadi agak ramai, murid yang dipanggil
malu-malu untuk maju, sehingga memancing
teman-temannya untuk tertawa dan rebut di dalam kelas.
Setelah dibujuk peneliti dan guru, barulah siswa
tersebut mau maju untuk mempresentasikan hasil
3) Pada saat sudah maju pun, proses diskusi umum ini
cenderung tidak terlalu berjalan dengan baik jika
dibandingkan pada saat diskusi kelompok. Pada saat
diskusi kelompok siswa-siswa ini terlihat mau untuk
berbicara satau sama lain untuk bertanya ataupun
membahas soal yang sedang mereka kerjakan,
sedangkan dalam diskusi umum ini prose situ tak
terlihat karena siswa yang maju masih enggan atau
malu-malu untuk menjelaskan hasil kerja di depan
kelas. Mereka hanya mau menuliskan hasil kerjanya
di papan tulis saja, untuk menjelaskan bahkan ada
yang harus dibantu oleh gurunya untuk menjelaskan
di depan kelas. Ada juga siswa yang ketika dipanggil
maju sampai menangis di depan kelas karena tidak
mau menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan,
sehingga harus dibantu oleh teman kelompoknya.
Peneliti menganalisa ini terjadi karena pada saat
diskusi kelompok tadi siswa tersebut tidak
berpartisipasi secara penuh dan hanya cenderung
mengandalkan siswa yang pandai saja untuk
mengerjakan dan siswa tersebut tinggal menyalin saja.
Selama diskusi umum ini, kelas masih terlihat ramai,
temannya kerjakan di depan dan apa yang guru
sedang jelaskan di depan. Siswa juga terkesan kaku
pada saat diskui umum dan cenderung tidak aktif
dalam berdiskusi.
4) Melihat kondisi seperti ini, guru mencoba untuk
memancing siswa agar mau bertanya. Caranya guru
tersebut mencoba untuk bertanya apakah ada yang
tidak jelas, apakah jawabannya ada yang beda dengan
yang dikerjakan di depan, apakah ada yang belum
jelas.
5) Pertanyaan guru seperti yang telah saya uraikan di
atas pun belum terlihat berjalan dengan baik. Hanya
sedikit siswa yang mau bertanya kepada guru atau
kepada teman yang sedang maju tadi. Ini mungkin
terjadi karena siswa-siswa ini belum terbiasa dengan
metode ini sehingga masih terlihat kurang aktif dan
kaku pada saat diskusi.
e) Observasi
Pada lampiran instrument observasi keaktifan siswa pada
pertemuan II dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
hadir adalah 13 siswa dari jumlah total 16 siswa. Siswa
yang tidak hadir pada hari itu ada 3 siswa, ketiga siswa
81,25 %. Berikut akan disajikan tabel hasil keaktifan
siswa pada pertemuan II :
Tabel 4.2
Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 2 Kode Siswa Diskusi Kelompok Diskusi Umum Jumlah Skor Kriteria Keaktifan D1 5 4 9 Cukup A1 10 0 10 Cukup D3 4 4 8 Cukup B3 8 2 10 Cukup A3 10 0 10 Cukup B2 8 2 10 Cukup D2 2 0 2 Rendah A2 9 0 9 Cukup C3 8 2 10 Cukup C2 5 3 8 Cukup A4 10 0 10 Cukup C1 7 0 7 Cukup B1 8 2 10 Cukup
Dalam pertemuan II ini, keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok dan diskusi umum terlihat dalam aspek :
1) Siswa mengajukan pertanyaan kepada teman satu
kelompok, kemudian teman yang ditanyai tersebut
menjelaskan.
2) Siswa bertanya kepada guru saat diskusi kelompok.
3) Siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi
kelompok, lalu teman lain ikut memperhatikan.
4) Siswa mengerjakan semua tugas yang diberikan.
Dengan total skor yang dituntut adalah 18 dan
pencarian rentang skor untuk mengetahui kriteria
keaktifan siswa :
Tabel 4.3
Kriteria Keaktifan Siswa Pertemuan 2 Rentang Skor Jumlah Siswa Presentase (%) Kriteria 13 – 18 0 0 Tinggi 7-12 12 92,31 Cukup 0-6 1 7,69 Rendah Tabel 4.4
Kriteria Keaktifan Siswa Pada Pertemuan II Jumlah yang Aktif Keaktifan
T C R
0 92,31 %
7,69 % Cukup ( C )
f) Penutup
Dalam pertemuan II karena terbatasnya waktu yang ada
dan dalam diskusi umum menyita banyak waktu karena
siswa yang diminta menjelaskan merasa kesulitan,
sehingga hanya 2 nomor saja yang dapat dibahas pada
pertemuan II.
g) Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat bahwa
keaktifan seluruh siswa cukup. Ini disebabkan karena
siswa belum dan tidak terbiasa dengan metode
Dalam diskusi kelompok pada pertemuan II ini, hampir
seluruh siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas dan
memahami materi yang diberikan. Ini dapat terlihat dari
semangat mereka dalam mengerjakan tugas, mereka
mengerjakan semua tugas dan mengumpulkan tepat pada
waktu yang diinginkan, selain itu mereka juga berani
bertanya kepada teman kelompoknya dan bertanya
kepada guru dan peneliti. Hanya ada beberapa siswa
yang tidak terlalu bersemangat mengerjakan dan hanya
menunggu jawaban dari teman kelompoknya.
Sedangkan dalam diskusi umum, hampir semua siswa
tidak terlibat aktif, siswa masih terlihat kaku pada saat
diskusi umum, mereka masih malu-malu dan tidak mau
mengutarakan pendapatnya kepada teman-temannya.
Mereka hanya mau menuliskan hasil kerja mereka saja di
depan kelas, hanya ada 1 siswa yang mau menjelaskan
hasil tulisannya kepada teman-temannya.
Peneliti menyimpulkan bahwa dari uraian di atas terlihat
bahwa siswa-siswa tersebut cukup aktif dalam diskusi
kelompok, sedangkan saat memasuki diskusi umum,
hampir semua siswa hanya diam saja dan tidak mau
menunjukkan keaktifan seperti pada saat diskusi
c. Pertemuan III
Pertemuan III berlangsung selama 2 jam pelajaran ( 2 x 45
menit ). Berikut adalah uraian kegiatan pada pertemuan III.
a) Pendahuluan
1) Pertemuan ke III ini dimulai pada jam terakhir yaitu
jam ke – 7 dan ke – 8 di kelas X AP. Peneliti dan guru langsung menuju ke kelas untuk memulai pelajaran.
Keadaan kelas di X AP kurang lebih sama dengan
keadaan pada saat pertemuan II. Hanya saja pada
pertemuan III ini, semua siswa sudah hadir dan duduk
di tempat masing-masing.
2) Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen siswa
yang ada di kelas, guru bertanya apakah ada murid
yang tidak masuk pada hari itu. Hari itu semua siswa
masuk semua. Sehingga jumlah siswa di kelas itu ada
16 siswa.
3) Guru matematika itu kembali memberitahukan
seluruh siswa bahwa pelajaran hati itu masih tetap
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
b) Presentasi Kelas
1) Suasana kelas pada saat guru akan memulai
Seluruh siswa sudah mulai terbiasa dan terlihat siap
memulai pembelajaran. Ini terlihat dari ketika guru
mempersiapkan presentasi, seluruh siswa sudah
tenang dan memperhatikan guru yang ada di depan.
Bahkan ketika ada salah satu siswa yang masih rebut,
teman kelasnya tidak segan untuk menegur agar
memperhatikan ke depan.
2) Pertemuan III ini, guru akan membahas dan
mempresentasikan materi mengenai keliling dan luas
jajar genjang dan belah ketupat.
3) Guru menyampaikan apersepsi dan memulai
pembelajaran tentang keliling dan luas bangun datar.
4) Hari itu guru menyampaikan materi terlihat sedikit
berbeda. Guru menyampaikan materi terlihat lebih
santai, karena pada saat itu seluruh siswa terlihat
sudah capek dan letih.
5) Saat guru sudah memulai pembelajaran suasana kelas
terlihat lumayan tenang, semua siswa memperhatikan
apa yang sedang dipresentasikan oleh guru. Ada
beberapa siswa yang juga bertanya kepada guru jika
ada yang tidak dimengerti.
1) Seperti pertemuan sebelumnya, guru langsung
meminta siswa untuk masuk ke dalam kelompok
masing-masing. Suasana kelas saat masuk ke dalam
kelompok tidak terlihat gaduh lagi. Mereka masuk ke
dalam kelompok dengan cukup tenang.
2) Kemudian setelah seluruh siswa masuk dalam
kelompok masing-masing, peneliti pun membagikan
lembar kerja ke semua kelompok.
3) Sama seperti pertemuan sebelumnya, mereka
diberikan waktu sebanyak 30 menit untuk
mengerjakan soal dalam kelompok.
4) Peneliti dan observer mengamati kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe NHT. Sambil mengamati, guru dan
peneliti berkeliling untuk memantau jalannya diskusi
dan membantu siswa yang mau bertanya.
5) Pada diskusi kelompok pertemuan III ini, siswa
terlihat lebih serius lagi dan terlihat lebih aktif.
Mereka semua terlihat serius dalam mengerjakan soal.
Tidak ada yang rebut dan semuanya saling berdiskusi
satu sama lain untuk menyelesaikan soal yang
6) Siswa juga terlihat lebih banyak bertnya kepada guru
dan peneliti, bahkan ada beberapa siswa yang juga
bertanya kepada para observer yang sedang
mengamati jalannya pembelajaran. Namun, masih
tetap ada beberapa siswa yang harus diminta baru mau
bertanya.
7) Tidak terlihat lagi siswa yang hanya menyalin
pekerjaan temannya, semuanya mengerjakan. Ada
juga salah satu kelompok yang salah satu anggotanya
mengerjakan sambil menjelaskan kepada temannya
cara pengerjaannya.
d) Diskusi Umum
1) Guru meminta salah satu wakil kelompok dengan cara
memanggil kepala nomor salah satu wakil kelompok
secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok mereka di depan kelas.
2) Guru segera memanggil nomor kepala siswa secara
acak. Sama seperti sebelumnya, saat proses
pemanggilan nomor suasana kelas menjadi ramai.
Namun, kali ini siswa yang dipanggil nomor
kepalanya sudah tidak malu – malu lagi untuk maju. Semua Nomor yang dipanggil langsung mengerjakan
3) Pada pertemuan III ini, proses diskusi umum berjalan
dengan lumayan lancar. Siswa yang nomornya
dipanggil mau maju dan langsung mengerjakan.
Ketika diminta oleh guru untuk menjelaskan apa yang
ditulis di papan tulis, siswa mulai berani berbicara dan
mengungkapkan pendapat tentang apa yang
dikerjakan di papan tulis. Semua siswa yang maju
sudah mulai berani menjelaskan di depan, walaupun
siswa tersebut menjelaskan dengan masih sedikit ragu
dan terbata-bata.
4) Kemudian, guru juga mengajukan pertanyaan kepada
seluruh siswa apakah ada yang mau bertanya, apakah
ada yang tidak jelas, dan apakah ada jawaban yang
berbeda dengan penjelasan di depan, karena memang
pada diskusi kali ini, ternyata ada 2 kelompok dengan
jawaban yang berbeda cara satu sama lain, namun
jawabannya sama.
5) Ketika guru bertanya, siswa mulai terlihat sedikit aktif,
terlihat sudah ada beberapa siswa yang bingung
kenapa caranya berbeda tapi jawabannya sama dengan
jawaban kelompoknya. Akhirnya siswa itu bertanya
dan guru meminta kepada siswa yang mengerjakan di
caranya dibantu dengan teman-teman satu
kelompoknya. Saat itu beberapa siswa juga mulai
bertanya kepada teman-temannya tentang soal yang
sedang dibahas. ada juga salah satu siswa yang
mencoba memberi kritik kepada kelompok lain karena
kelompok tersebut tidak memberikan satuan pada
akhir jawaban.
6) Kemudian guru mencoba merangkum semua yang
sudah dijelaskan di depan kelas. Guru mengambil
kesimpulan untuk menutup menutup pelajaran pada
hari itu.
e) Observasi
Pada lampiran instrument observasi keaktifan siswa
untuk pertemuan III ini, jumlah siswa yang hadir adalah
16 siswa, sebanyak 100 %. Berikut akan disajikan tabel
hasil keaktifan siswa pada pertemuan III :
Tabel 4.5
Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 3 Kode Siswa (1) Diskusi Kelompok (2) Diskusi Umum (3) Jumlah Skor (4) Kriteria Keaktifan (5) D1 5 2 7 Cukup A1 10 1 11 Cukup D3 4 2 6 Rendah B4 8 3 11 Cukup B3 8 2 10 Cukup A3 8 0 8 Cukup B2 7 0 7 Cukup D2 6 0 6 Rendah
(1) (2) (3) (4) (5) A2 8 0 8 Cukup C3 8 0 8 Cukup C2 9 1 10 Cukup A4 9 0 9 Cukup D4 7 0 7 Cukup C1 8 0 8 Cukup B1 7 2 9 Cukup C4 10 0 10 Cukup
Dalam pertemuan III, keaktifan siswa dalam diskusi
terlihat dalam aspek :
1) Siswa mengajukan pertanyaan kepada teman satu
kelompok, kemudian teman yang ditanyai tersebut
menjelaskan.
2) Siswa bertanya kepada guru saat diskusi tanpa harus
diminta terlebih dahulu.
3) Siswa mengerjakan semua tugas yang diberikan.
4) Siswa mengerjakan tugas tepat pada waktunya.
5) Siswa mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.
6) Siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi, baik
diskusi kelompok maupun diskusi umum. Siswa lain
merespon pertanyaan temannya dengan menjawab apa
yang ditanyakan.
Berikut adalah kriteria keaktifan siswa pada pertemuan
Tabel 4.6
Kriteria Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 3
Rentang Skor Jumlah Siswa Presentase (%) Kriteria 13 – 18 0 0 Tinggi 7-12 14 87,5 Cukup 0-6 2 12,5 Rendah Tabel 4.7
Kriteria Keaktifan Siswa Pada Pertemuan 3 Jumlah yang Aktif Keaktifan
T C R 0 87,5 % 12,5 % Cukup ( C ) f) Penutup
Pada pertemuan III karena terbatasnya waktu yang ada
dan proses diskusi umum belum berjalan dengan baik,
siswa yang maju masih terbata-bata untuk menjelaskan,
sehingga hanya 3 nomor yang dtulis di depan, tapi hanya
bisa terbahas 2 nomor saja.
g) Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat bahwa
keaktifan siswa pada pertemuan III ini cukup. Siswa
sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran yang
dipakai. Dalam diskusi kelompok pertemuan III, tidak
jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Seluruh
memahami materi yang diberikan. Sudah banyak siswa
yang mau bertanya kepada guru maupun teman
sekelompoknya ketika tidak mengerti. Mereka
mengerjakan dan mengumpulkan semua tugas tepat pada
waktunya. Sedangkan dalam diskusi umum, sudah mulai
ada beberapa siswa yang terlihat aktif. Sudah ada yang
mau menyampaikan pendapatnya di depan kelas dan
bertanya kepada teman yang maju ke depan. Siswa lain
juga sudah terlihat mau menyampaikan pendapat atau
pertanyaan walaupun belum berani mengungkapkan
secar langsung tapi melalui teman sekelompoknya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
pertemuan III ini hampir semua siswa sudah mulai mau
menunjukkan keaktifannya. Keaktifan yang terlihat
banyak ada dalam diskusi kelompok, sedangkan untuk
diskusi umum sudah mulai terlihat aktif walaupun belum
semua terlibat aktif dalam diskusi umum.
d. Pertemuan IV
Pertemuan IV berlangsung selama 2 jam pelajaran. Berikut
adalah uraian pada pertemuan IV.
a) Pendahuluan
1) Pelajaran matematika pada pertemuan ini akan
masuk ke dalam kelas, suasana kelas masih terlihat
ramai dan beberapa siswa terlihat belum ada di
bangkunya. Saat ditanyakan kepada temannya mereka
menjawab kalau masih ada beberapa siswa yang
masih di kantin dan ada juga yang sedang ke wc.
Guru pun mengambil inisiatif untuk menunggu
beberapa siswa tersebut sampai masuk. Keadaan ini
membuat kelas ramai, siswa memanfaatkan waktu ini
untuk mengobrol dengan teman sebangkunya dan
sambil menghabiskan makanan yang mereka bawa
dari kantin. Setelah menunggu sekitar 5 menit, semua
siswa pun sudah berada dalam kelas. Ketika melihat
guru dan peneliti sudah ada di dalam kelas. Mereka
pun mulai mengurangi tingkat keramaiannya agar bisa
segera memulai pelajaran.
2) Setelah semua duduk dengan rapi dan siap mengikuti
pembelajaran, maka guru pun memulai pembelajaran
dengan menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa
bahwa hari tersebut adalah hari terakhir mereka
belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Ada beberapa reaksi dari siswa
ketika mendengar pemberitahuan tersebut. Ada siswa
biasa-biasa saja, dan ada juga yang mengungkapkan seperti
ini : “yaaa brarti besok-besok sudah ga belajar kelompok lagi dong pak” atau : “yaaaa”.
b) Presentasi Kelas
1) Pada peretemuan ini guru akan memberikan
presentasi dan membahas mengenai keliling dan luas
trapesium dan layang-layang.
2) Kemudian guru menyampaikan apersepsi dan
memulai proses pembelajaran.
3) Ketika guru memberikan presentasi terlihat suasana
kelas tenang dan semua siswa memperhatikan
presentasi dan pembahasan materi yang sedang
disampaikan oleh guru di depan kelas.
4) Ketika guru menjelaskan guru juga mencoba
menyampaikan pertanyaan tentang materi yang
dibahas, guru mencoba bertanya ke beberapa siswa