• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

11.295.775,00 11.295.775,00 b. Pendapatan fee dari pihak

III 19.418.446,00 - 19.418.446,00 c. Pendapatan jasa giro bank 1.900.480,00 - 1.900.480,00 6. Biaya Operasional Koperasi: a. Biaya Umum b. Biaya Organisasi -65.113.110,00 32.630.480,00 (65.113.110,00) (32.630.480,00) JUMLAH 846.172.846,00 751.635.473,00 94.537.373,01

Sumber: Data Internal KPRI Cipta Karya

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam menyusun laporan keuangan, KPRI Cipta Karya menggunakan pedoman yang diharuskan menurut aturan perkoperasian dan dianjurkan oleh IKPRI (Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia) serta pedoman administrasi

umum. Perlakuan akuntansi KPRI Cipta Karya untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1. Ekuitas

Ekuitas pada Neraca KPRI Cipta Karya tahun 2007 terdiri dari 5 (lima) akun, yaitu: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan, Donasi, dan SHU Tahun Berjalan. Simpanan Pokok merupakan simpanan anggota KPRI Cipta Karya yang dibayarkan sekali oleh anggota ketika pertama kali terdaftar menjadi anggota. Simpanan Wajib merupakan total jumlah simpanan wajib anggota yang dibayarkan pada waktu dan kesempatan tertentu. Donasi adalah sumbangan yang berasal dari pengurus dan anggota dan tidak menimbulkan kewajiban. Cadangan merupakan bagian dari Sisa Hasil Usaha (SHU) yang disisihkan untuk kepentingan koperasi sebesar 25% dari SHU. SHU Tahun Berjalan adalah SHU Tahun 2007 yang belum dibagikan kepada anggota koperasi.

2. Kewajiban

Kewajiban KPRI Cipta Karya terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Kewajiban Jangka Pendek merupakan kewajiban koperasi yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun, terdiri dari: Simpanan Sukarela, Dana-Dana, dan Penjualan Dibayar Dimuka. Untuk akun Dana-Dana sendiri terdiri dari: Dana Sosial, Dana Pendidikan, Dana Karyawan, dan Dana Pengurus. Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari setahun, terdiri dari: Hutang Anggota, Hutang pada Bank Syariah Mandiri, Hutang pada Bank

Mandiri, Hutang pada Bank Danamon, Hutang pada Pemprov, Hutang pada Pihak III, Simpanan Jasa Anggota, dan Simpanan PKPRI.

3. Aktiva

Aktiva dalam Neraca KPRI Cipta Karya terdiri dari 3 (tiga) akun utama, yaitu: Aktiva Lancar, Investasi Jangka Panjang, dan Aktiva Tetap. Aktiva lancar merupakan semua harta koperasi yang diharapkan dapat berubah menjadi uang dalam tempo satu tahun, yang terdiri dari: Kas, Bank Danamon, Bank Jatim, Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BPR Jatim, Piutang Simpin (Simpan Pinjam) Koperasi, Piutang Simpin (Simpan Pinjam) Danamon, Piutang Simpin (Simpan Pinjam) Syariah Mandiri,Piutang Simpin (Simpan Pinjam) Mandiri, Piutang Toko, dan Persediaan. Investasi Jangka Panjang merupakan kegiatan investasi yang dilakukan oleh KPRI Cipta Karya sebagai bagian dari usaha untuk memperoleh profit jangka panjang, terdiri dari: Penyertaan. Aktiva Tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi, yang terdiri dari: Mesin Fotokopi, Akumulasi Penyusutan Mesin Fotokopi, Perlengkapan Kantor, dan Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor.

4. Pendapatan dan Beban

Data Pendapatan dan Beban merupakan bagian dari Perhitungan Hasil Usaha (PHU). Dalam penyajian Perhitungan Hasil Usaha KPRI Cipta Karya tidak memisahkan antara transaksi yang terjadi dari anggota dengan

non anggota. Perhitungan Hasil Usaha KPRI Cipta Karya terdiri dari 3 (tiga) akun utama, yaitu: Penjualan dan Pendapatan, Harga Pokok Penjualan, dan Biaya Usaha. Penjualan dan Pendapatan terdiri dari: Penjualan, Pendapatan Wartel, Pendapatan Bunga Koperasi, Pendapatan Bunga Danamon, Pendapatan Bunga Syariah Mandiri, Pendapatan Bunga Mandiri, Pendapatan Fotokopi, dan Pendapatan lain-lain. Harga Pokok Penjualan terdiri dari Harga Pokok Penjualan. Biaya usaha terdiri dari Biaya Umum, Biaya Toko, Biaya USP (Unit Simpan Pinjam), Biaya Wartel, Biaya Organisasi, Biaya Fotokopi, Biaya Bunga Bank Syariah Mandiri, Biaya Bunga Bank Danamon, Biaya Bunga Bank Mandiri, Biaya Bunga pada Dinkop, Biaya Administrasi Bank, dan Biaya Pajak Giro Bank. Penyusunan dan penyajian ini berbeda dengan penyusunan dan penyajian yang sesuai dengan PSAK No. 27.

5. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan yang disajikan KPRI Cipta Karya untuk tahun 2007 adalah Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Neraca KPRI Cipta Karya menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki KPRI Cipta Karya untuk tahun 2007. Perhitungan Hasil Usaha menyajikan hasil usaha dari transaksi yang terjadi tahun 2007. Perhitungan Hasil Usaha merupakan laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan perubahan ekuitas selama satu

periode tahun berjalan yaitu 2007 yang dipengaruhi oleh SHU yang dibagikan. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lain pada KPRI Cipta Karya. Laporan keuangan KPRI Cipta Karya ini akan ditampilkan pada halaman berikutnya.

TABEL 4.6 KPRI CIPTA KARYA

PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA TAHUN BUKU 2006 DAN TAHUN 2007

URAIAN 2006 2007

Penjualan 284.555.200,00 319.131.350,00 Pendapatan Wartel 8.931.993,00 4.576.495,00 Pendapatan Bunga Koperasi 99.081.506,00 176.498.062,00 Pendapatan Bunga Danamon 99.738.446,00 8.842.700,00 Pendapatan Bunga Syariah Mandiri 80.185.350,00 252.592.450,00 Pendapatan Bunga Mandiri 7.636.128,00 Pendapatan Fotokopi 42.576.780,00 44.280.960,00 Pendapatan lain-lain 29.541.798,38 32.614.701,51 Jumlah Penjualan dan Pendapatan 644.611.073,38 303.511.495,00 HPP:

Harga Pokok Penjualan (271.531.837,00) (303.511.495,00) Laba Kotor 373.079.236,38 542.661.351,51 Biaya Usaha: Biaya Umum 59.367.724,00 65.113.110,00 Biaya Toko 1.377.850,00 1.396.850,00 Biaya USP 6.925.490,00 23.469.451,00 Biaya Wartel 5.956.250,00 3.374.300,00 Biaya Organisasi 17.310.191,00 32.630.482,00 Biaya Fotokopi 23.099.200,00 32.186.800,00 Biaya Bunga Bank Syariah Mandiri

Biaya Bunga Bank Mandiri 70.537.166,00- 245.516.621,0032.361.495,00 Biaya Bunga Bank Danamon 87.839.747,96 5.234.518,00

Biaya Bunga Dinkop - 625.000,00

Biaya Bunga pada Pemprov 12.000.000,00 -Biaya Administrasi Bank 4.068.997,75 5.841.925,00 Biaya Pajak Giro Bank 178.469,20 373.426,50 Jumlah Biaya Usaha (288.661.085,91) (448.123.978,50) SHU 84.418.150,47 94.537.373,01

Sumber: Data Internal KPRI Cipta Karya

TABEL 4.7 KPRI CIPTA KARYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007

SALDO AWAL EKUITAS 284.025.278,22 PENAMBAHAN:

SHU Tahun Berjalan 94.537.373,01 Simpanan Pokok 2.400.000,00 Simpanan Wajib 35.791.500,00 Cadangan 21.104.537,62 JUMLAH PENAMBAHAN 153.833.410,62 PENGURANGAN: SHU Tahun 2006 84.418.150,47 JULAH PENGURANGAN (84.418.150,47)

SALDO AKHIR EKUITAS 353.440.538,37

Sumber: Data Internal KPRI Cipta Karya

KPRI “CIPTA KARYA” SURABAYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

1. UMUM

Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Cipta Karya” (selanjutnya disebut Koperasi) berkedudukan di Jl. Gayung Kebonsari No. 169 Surabaya, didirikan berdasarkan Badan Hukum Nomor: 5323/BH/II/82, tanggal 6 September 1982 oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil Propinsi Jawa Timur.

Kegiatan usaha Koperasi adalah sebagai berikut: 1. Unit Usaha Toko

2. Unit Usaha Fotokopi 3. Unit Usaha Simpan Pinjam 4. Unit Usaha Wartel

Pada rapat anggota tahunan tahun buku 2007 Pengurus dan Pengawas Koperasi adalah sebagau berikut: Pengurus:

1. Ketua I : Drs. Ec. Bambang Hartiko 2. Sekretaris : Drs. Bambang Munarto 3. Bendahara I : Drs. Ec. Renanto Adi Raharja 4. Bendahara II : Sri Purwaningsih, Bsc.

Pengawas:

1. Koordinator : Darso, SE

2. Anggota : Dra. Noor Saadah, MM 3. Anggota : Ir. Endah Rimbawati, MM

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

1. DASAR AKUNTANSI

Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

2. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Jumlah yang disajikan dalam keuangan dan catatannya telah dibulatkan menjadi Rupiah penuh. Reklasifikasi penyajian laporan keuangan juga telah dilakukan untuk disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. PIUTANG

Piutang dicatat sebesar netonya dan penyisihan piutang tak tertagih menggunakan metode langsung pada saat piutang tersebut betul-betul tidak dapat tertagih.

4. PERSEDIAAN

Persediaan dicatat berdasarkan metode fisik. Penelitian atas persediaan berdasarkan harga perolehannya dengan metode First In First Out (FIFO).

5. AKTIVA TETAP

a. Tingkat materialitas aktiva tetap disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Penyusutan menggunakan metode garis lurus dengan tarif sebagai berikut:

JENIS AKTIVA TARIF Mesin Fotokopi 20% Perlengkapan Kantor 10%

6. SISA HASIL USAHA

Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi setiap tahun dialokasikan sebagai berikut: Cadangan Koperasi 25% Jasa Anggota 50% Dana Pengurus 10% Dana Karyawan 5% Dana Pendidikan 5% Dana Sosial 5% 7. PENDAPATAN

Pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:

- Pendapatan bunga simpan pinjam diakui pada saat kas diterima. - Penjualan barang dagangan diakui pada saat penyerahan barang. - Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat kas diterima.

8. BIAYA

Biaya-biaya pada umumnya Accrual Basis kecuali untuk pos-pos biaya rutin dan tidak material perbedaannya dicatat dengan metode Cash Basis.

Sumber: Data Internal KPRI Cipta Karya

4.3 Pembahasan

Keberadaan PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian adalah untuk mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan koperasi sehingga dapat mengakomodasi karakteristik koperasi yang berbeda dengan badan usaha lain, seperti anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, dan juga adanya pembedaan transaksi yang dilakukan oleh anggota dan non anggota. Sehingga dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan dapat menghasilkan informasi yang lebih berkualitas yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan.

Permasalahan penelitian yang dibahas dalam bab ini, yaitu: “Bagaimana penerapan PSAK No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada KPRI Cipta Karya Surabaya ?”

Penulusuran akan dilakukan terhadap perbedaan yang timbul dari perlakuan akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan di KPRI Cipta Karya dibandingkan dengan pedoman yang mendasarinya, yaitu PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian serta pengaruhnya dari perbedaan tersebut terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan dari KPRI Cipta Karya.

4.3.1 Evaluasi Perbandingan 1. Ekuitas

Secara umum bagian ekuitas dari neraca laporan keuangan KPRI Cipta Karya tahun 2007 telah sesuai dengan PSAK No. 27. Terdapat perbedaan nama akun Donasi, bila melihat dari karakteristiknya dalam PSAK No. 27 disebut sebagai Modal Sumbangan. Selain itu, terdapat perbedaan nama akun dari SHU Tahun Berjalan, bila melihat karakteristiknya dalam PSAK

No. 27 disebut juga SHU Belum Dibagi, tetapi PSAK No. 27 memberikan kebebasan dalam deskripsi dapat diubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan koperasi agar tercapai laporan keuangan secara wajar.

2. Kewajiban

Pada bagian kewajiban, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang terdapat beberapa akun yang tidak menyebutkan akun Hutang yang membuat informasinya menimbulkan persepsi yang berbeda atau akan menimbulkan pertanyaan bagi mereka yang tidak mengetahui akuntansi.

3. Aktiva

Secara umum bagian dari aktiva pada neraca KPRI Cipta Karya tahun 2007 telah sesuai dengan PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian, namun akun Penyertaan dalam Investasi Jangka Panjang seharusnya adalah Penyertaan Pada Koperasi karena merupakan penyertaan KPRI Cipta Karya kepada IKPRI sebagai induk dari koperasi primer. Selain itu, dalam pencatatannya KPRI Cipta Karya lebih menjabarkan akun-akun yang ada. Hal ini dapat dilihat dalam akun piutang, KPRI Cipta Karya membagi akun-akun piutangnya menurut jenis-jenis usahanya, akan tetapi PSAK No. 27 memberikan kebebasan dalam deskripsi dapat diubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan koperasi agar tercapai laporan keuangan secara wajar.

Karakteristik koperasi berbeda dengan badan-badan usaha lain adalah pada peranan anggotanya yang tidak terbatas sebagai konsumen (pengguna jasa) saja tetapi juga sebagai pemilik (user own oriented firm). Dalam hal ini, koperasi adalah badan usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya, sehingga laba bukan merupakan ukuran keberhasilan tunggal. Ukuran lain adalah peningkatan kesejahteraan anggota yang bisa dilihat dari adakah manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. Untuk itu seharusnya ada prioritas pelayanan dan pembedaan fasilitas atau harga terhadap anggota dibanding non anggota. Oleh karena hal itu, maka PSAK No. 27 berusaha menyediakan informasi mengenai hal tersebut dengan menyajikan Perhitungan Hasil Usaha (PHU). Dalam penyusunan dan penyajian Perhitungan Hasil Usaha (PHU) terdapat perbedaan dengan yang disajikan dalam PSAK No. 27, yaitu KPRI Cipta Karya tidak (belum) memisahkan antara pendapatan dari anggota dan non anggota. Selain itu, dalam penyusunan dan penyajian Perhitungan Hasil Usaha (PHU) KPRI Cipta Karya memisahkan pembagiannya berdasarkan jenis usahanya, hal ini berbeda dengan penyajian yang sesuai dengan PSAK No. 27.

5. Laporan Keuangan

PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian menyatakan bahwa laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Keterbatasan dan karakteristik dari berbagai laporan

keuangan tersebut saling melengkapi dalam pemberian atau penyajian informasi kepada pengguna. Dengan hanya menyajikan 3 (tiga) jenis dari laporan keuangan tersebut, yaitu: Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Catatan atas Laporan Keuangan, maka informasi yang disajikan KPRI Cipta Karya masih kurang lengkap. Oleh karena itu, dalam menyajikan laporan keuangannya KPRI Cipta Karya harus menambahkan Laporan Arus Kas dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota, agar informasi yang diterima oleh pengguna lebih lengkap.

4.3.2 Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Sesuai Dengan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian

Dalam bagian ini penulis mencoba menyesuaikan laporan keuangan KPRI Cipta Karya dengan berpedoman pada PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Hal ini dimaksudkan untuk memberi gambaran yang diinginkan dari PSAK No. 27 dan memberi masukan kepada KPRI Cipta Karya dalam memperbaiki penyusunan dan penyajian laporan keuangan agar sesuai dengan PSAK No. 27.

Laporan keuangan berikut disusun berdasarkan data internal KPRI Cipta Karya adalah sebagai berikut:

1. Neraca

Berdasarkan perbandingan atau perbedaan yang telah disampaikan maka ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan oleh KPRI Cipta karya agar neraca yang disajikan sesuai dengan PSAK No. 27, yaitu:

a. Akun Penyertaan menjadi akun Penyertaan Pada Koperasi.

b. Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang memunculkan nama Hutang pada setiap jenis hutang kecuali Penjualan Dibayar Dimuka.

c. Akun Donasi menjadi akun Modal Sumbangan.

d. Akun SHU Tahun Berjalan menjadi akun SHU Belum Dibagi. Penyusunan dan penyajian Neraca yang sesuai dengan PSAK No. 27 dapat dilihat pada tabel 4.8

2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU)

Pendapatan KPRI Cipta Karya merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi dengan anggota dan non anggota, oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan transaksi yang diperoleh dari anggota dan non anggota. Asumsi yang mendasari penyusunan Perhitungan Hasil Usaha tersebut adalah pemisahan dilakukan terhadap pendapatan dari 4 unit usaha KPRI Cipta Karya, dimana 4 unit usaha tersebut merupakan usaha utama yang dilakukan oleh KPRI Cipta Karya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yaitu Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Toko, Unit Usaha Wartel, dan Unit Usaha Fotokopi. Untuk pendapatan di luar unit-unit usaha tersebut dianggap sebagai pendapatan lain-lain. Total pendapatan KPRI Cipta Karya untuk tahun 2007 sebesar Rp. 846.172.846,51. Pendapatan yang berasal dari anggota Rp. 732.202.330,5 dan dari non anggota Rp. 81.355.814,5. Sisa pendapatan KPRI Cipta Karya sebesar Rp. 32.241.275 merupakan pendapatan lain-lain.

Penyusunan dan penyajian Perhitungan Hasil Usaha (PHU) yang sesuai dengan PSAK No. 27 dapat dilihat pada tabel 4.9

Sisa hasil usaha yang diperoleh oleh KPRI Cipta Karya pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 94.537.373,01 mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2006. Pembagian dan penggunaan SHU Tahun 2007, sesuai dengan Anggaran Dasar KPRI Cipta Karya Pasal 32 :

TABEL 4.10

Dokumen terkait