• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Hasil Penelitian a.Guci Dalam Sejarah a.Guci Dalam Sejarah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

2. Deskripsi Hasil Penelitian a.Guci Dalam Sejarah a.Guci Dalam Sejarah

Cerita tentang Guci berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Kaputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar atau masih suci, yang berarti daerah Kaputihan belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau yang dikenal dengan Kyai Ageng Klitik (Kyai Klitik) yang nama sesunggungnya adalah Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah bangsawan dari Keraton Mataram Ngayogjokarto Hadiningrat asal dari Demak. Setelah Beliau Kyai Klitik menetap dan tinggal cukup lama di Lereng Gunung Slamet (kampung Kaputihan) maka banyak warga berdatangan dari tempat lain sehingga kampung Kaputihan menjadi ramai.

Suatu ketika datanglah Syeh Elang Sutajaya utusan Sunan Gunungjati (Syeh Syarief Hidayatulloh) dari Pesantren Gunung jati Cirebon untuk syiar Islam. Dan kebetulan di kampung Kaputihan sedang terjadi pageblug (bencana alam, penyakit merajalela, tanaman diserang hama,dsb), sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah SWT dengan semedi kemudian Allah SWT memberi petunjuk, supaya masyarakat kampung Kaputijan meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT dengan menggelar tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena

wabah penyakit khususnya gatal-gatal agar meminum air dari kendi (Guci) yang sudah di do’akan oleh Sunan Gunungjati.

Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di kamung Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit. Semenjak itu karena kendi (Guci) berisi air yang sudah dido’akan Sunan Gunungjati ditinggal di kampung Kaputihan dan selalu dijadikan sarana pengobatan. Maka sejak itu masyarakat sekitar menyebut Guci-guci. Sehingga Kyai Klitik selaku kepala Dukuh Kaputihan merubahnya menjadi Desa Guci dan Beliau sebagai Lurah pertamanya. Guci peninggalan Elang Sutajaya itu sekarang berada di Musium Nasional. b. Gambaran Umum Obyek Wisata Pemandian Air Panas (PAP)

Guci

Obyek wisata Pemandian Air Panas (PAP) Guci merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Tegal dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini dikelola oleh Pemerintah daerah dengan penjabaran fungsi di bawah naungan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara tepatnya di Desa Guci Kecamatan Bumijawa. Jarak Obyek Wisata Guci dari Kota Slawi ± 30 km, memiliki ketinggian sekitar 1.500 meter dari permukaan air laut (dpl)

dan udara yang sejuk dengan suhu sekitar 200 Celcius (Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, 2008).

Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci adalah obyek wisata rekreatif yang memanfaatkan potensi alam yang berupa pemandian air panas alami sebagai obyek sentralnya dengan ditunjang hutan wisata, pemandangan pegunungan yang indah. Sarana fasilitas pendukung yang ada di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci meliputi: sarana fasilitas akomodasi, transportasi, makan dan minum (restoran), atraksi, hiburan, toko cinderamata, MCK, tempat parkir, dan tempat ibadah. Untuk mengetahui tata ruang obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut ini:

c. Profil Wisatawan

Dari penelitian yang dilakukan bulan Oktober tahun 2009 di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dapat diperoleh data-data mengenai Ketersediaan Sarana Wisata Obyek Wisata Pemandian Air panas Guci Di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Peneliti mengambil 60 responden, responden dalam penelitian ini adalah wisatawan obyek wisata Pemandian Air Panas Guci pada bulan Oktober 2009. Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan pada asal responden, jenis kelamin, umur responden, pendidikan dan jenis pekerjaan responden.

1) Asal Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, asal responden diperoleh dari wisatawan nasional, wisatawan regional, dan wisatawan lokal. Wiatawan yang paling banyak datang ke obyek wisata Pemandian Air Panas Guci yaitu wisatawan lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Menurut Asal Wisatawan No. Asal Wisatawan Frekuensi Prosentase (%)

1. Nasional 5 8,33

2. Regional 25 41,67

3. Lokal 30 50,00

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui karakteristik responden menurut asal wisatawan. Asal responden yang termasuk wisatawan nasional yang berjumlah 5 orang (8,33%), wisatawan regional

berjumlah 25 orang (41,67%), dan wisatawan lokal yang berjumlah 30 orang (50%).

2) Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis kelamin responden yang datang di obyek wisata Pemandian air Panas Guci adalah laki-laki dan perempuan. Sebagian besar wisatawan ini mempunyai jenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

1. Laki-laki 27 45

2. perempuan 33 55

Jumlah 60 100

Sumber: Data Primer, 2009

Dari tabel 4.7 di atas karakteristik responden dari wisatawan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 27 orang (45%) dan perempuan berjumlah 33 orang (55%).

3) Umur Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, umur responden dibagi ke dalam kelompok umur. Kelompok umur 11-15 tahun, 16-20 tahun, 21-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun, 41-45 tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, dan 56-60 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur No. Kelompok Umur

(tahun) Frekuensi Prosentase (%)

1. 11-15 8 13,33 2. 16-20 8 13,33 3. 21-25 17 28,33 4. 26-30 10 16,67 5. 31-35 1 1,67 6. 36-40 2 3,33 7. 41-45 4 6,67 8. 46-50 7 11,67 9. 51-55 2 3,33 10. 56-60 1 1,67 Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

Dari tabel 4.8 dapat diketahui responden dengan umur 11-15 berjumlah 8 orang (13,33%), umur 16-20 berjumlah 8 orang (13,33%), umur 21-25 berjumlah 17 orang (28,33%), umur 26-30 berjumlah 10 orang (16,67%), umur 31-35 berjumlah 1 orang (1,67%), umur 36-40 berjumlah 2 orang (3,33%), umur 41-45 berjumlah 4 orang (6,67%), umur 46-50 berjumlah 7 orang (11,67%), umur 51-55 berjumlah 2 orang (3,33%), dan umur 56-60 berjumlah 1 orang (1,67%). Responden dengan jumlah yang besar yaitu pada kelompok umur 21-25 tahun (28,33%).

4) Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, pendidikan responden dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Responden paling banyak adalah dari pendidikan perguruan tinggi . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1. SD 2 3,33

2. SMP 10 16,67

3. SMA 23 38,33

4. Perguruan Tinggi 25 41,67

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

Dari tabel 4.9 dapat diketahui responden dengan pendidikan SD berjumlah 2 orang (3,33%), SMP berjumlah 10 orang (16,67%), SMA berjumlah 23 orang (38,33%), dan perguruan tinggi berjumlah 25 orang (41,67%).

5) Jenis Pekerjaan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis pekerjaan responden bervariasi seperti PNS, bidan, swasta, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan karyawan. Responden yang memiliki jumlah besar menurut jenis pekerjaan yaitu mahasiswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1. PNS 11 18,33

2. Bidan 1 1,67

3. Swasta 7 11,67

4. Karyawan 8 13,33

5. Ibu Rumah Tangga 5 8,33

6. Mahasiswa 15 25,00

7. Pelajar 13 21,67

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Promer, 2009

Dari tabel 4.10 dapat diketahui responden yang mempunyai jenis pekerjaan PNS berjumlah 11 orang (18,33%), bidan berjumlah 1

orang (1,67%), swasta berjumlah 7 orang (11,67%), Karyawan berjumlah 8 orang (13,33%), ibu rumah tangga berjumlah (8,33), mahasiswa berjumlah 15 orang (25,00%), dan pelajar berjumlah 13 orang (21,67%).

d. Karakteristik Sarana Wisata Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci

Karakteristik sarana wisata obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dapat dilihat dari data observasi, wawancara dengan pengelola dan hasil angket pengunjung obyek wisata berikut ini:

1) Akomodasi

Akomodasi bagi wisatawan yang ingin menikmati obyek wisata Pemandian Air Panas Guci lebih lama telah tersedia seperti hotel, villa, pondok wisata dan bumi perkemahan. Untuk hotel berjumlah 8 tempat yaitu hotel Duta Wisata, hotel Mega Indah, hotel Brahma Lestari, hotel Bukit Indah, hotel Permata Hijau, hotel Guci Mas, hotel Guci Kencana, dan hotel Janoko. Untuk villa berjumlah 14 tempat diantaranya villa Gajah Mada dan villa Mutiara. Pondok wisata adalah rumah penduduk sekitar obyek wisata Pemandian air Panas Guci yang disewakan untuk pengunjung.

Sedangkan untuk bumi perkemahan pengelola telah menyediakan area khusus. Untuk lebih jelasnya mengenai tempat

akomodasi yang ada dapat dilihat pada gambar 4.3 sampai pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.3. Bangunan Hotel

Gambar 4.4. Bangunan Villa

Gambar 4.6. Bumi Perkemahan Guci

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi responden, sarana akomodasi di obyek wisata PAP Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.11 jawaban responden mengenai sarana akomodasi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 9 orang (15%), yang menyatakan baik 39 orang (65%), yang menyatakan sedang 12 orang (20%), dan yang menyatakan kurang baik tidak ada atau 0%.

Tabel 4.11. Sarana Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 9 15.00

2. Baik 39 65.00

3. Sedang 12 20.00

4. Kurang Baik 0 0.00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Akomodasi merupakan salah satu sarana obyek wisata, oleh karena itu kualitas akomodasi merupakan aspek penting dalam pengadaan akomodasi hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12. Kualitas Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 8 13,33

2. Baik 39 65,00

3. Cukup Baik 13 21,67

4. Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.12 kualitas akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 8 orang (13,33%), yang menyatakan baik 39 orang (65,00%), yang menyatakan cukup baik 13 orang (21,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%. Adapun mengenai ketersediaan akomodasi di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13 Ketersediaan akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Terpenuhi 9 15,00

2. Terpenuhi 37 61,67

3. Cukup Terpenuhi 14 23,33

4. Kurang Terpenuhi 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.13 Ketersediaan akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk terpenuhi, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat terpenuhi 9 orang

(15,00%), yang menyatakan terpenuhi 37 orang (61,67%), yang menyatakan cukup terpenuhi 14 orang (23,33%), dan tidak ada yang menyatakan kurang terpenuhi atau 0%. Kondisi akomodasi di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Kondisi Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 5 8,33

2. Baik 44 73,33

3. Cukup Baik 11 18,33

4. Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.14 kondisi akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 5 orang (8,33%), yang menyatakan baik 44 orang (73,33%), yang menyatakan cukup baik 11 orang (18,33%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%.

2) Transportasi

Untuk dapat mencapai obyek wisata Pemandian Air Panas Guci wisatawan bisa menggunakan sarana transportasi yang tersedia berupa angkutan darat, ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti angkutan umum (mini bus, angkutan kota, mobil pick up) dan juga kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil).

Kondisi jalan utama menuju obyek wisata Pemandian Air Panas Guci baik dengan aspal sehingga memberikan kenyamanan bagi

para wisatawan yang akan menuju ke obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dan memungkinkan bila terjadi peningkatan jumlah wisatawan tidak terjadi kemacetan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jalan dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Guci

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi responden sarana transportasi di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.15 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana transportasi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 6 orang (10%), yang menyatakan baik 28 orang (46,67%), yang menyatakan sedang 22 orang (36,67%), dan yang menyatakan kurang baik 4 orang atau 6,67%.

Tabel 4.15. Sarana Transportasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 5 8,33

2. Baik 29 48,33

3. Sedang 22 36,67

4. Kurang Baik 4 6,67

Jumlah 60 100,00

Gambar 4.9. Diagram Sarana Transportasi

Kondisi jalan menuju obyek wisata PAP Guci merupakan salah satu aspek pemenuhan sarana transportasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.16. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 27 45,00

2. Baik 32 53,33

3. Cukup Baik 1 1,67

4. Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.16 kondisi jalan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 8 orang (45,00%), yang menyatakan baik 32 orang (53,33%), yang menyatakan cukup baik 1 orang (1,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%. Adapun mengenai ketersediaan sarana transportasi obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Ketersediaan Sarana Transportasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat terpenuhi 15 25,00

2. Terpenuhi 38 63,33

3. Cukup Terpenuhi 7 11,67

4. Kurang Terpenuhi 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Berdasarkan tabel 4.17 ketersediaan akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk terpenuhi, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat terpenuhi 15 orang (25,00%), yang menyatakan terpenuhi 38 orang (63,33%), yang menyatakan cukup terpenuhi 7 orang (11,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang terpenuhi atau 0%.

Untuk mengetahui biaya perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Biaya Perjalanan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Murah 10 16,67

2. Murah 46 76,67

3. Cukup Murah 4 6,67

4. Mahal 0 0,00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.18 biaya perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk murah, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat murah 10 orang (16,67%), yang menyatakan murah 38 orang (76,67%), yang menyatakan cukup murah 4 orang (6,67%), dan tidak ada yang menyatakan mahal atau 0%.

Sedangkan untuk mengetahui rute perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.19 Rute Perjalanan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Mudah 7 11,67

2. Mudah 14 23,33

3. Cukup Mudah 19 31,67

4. Sulit 20 33,33

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.19 rute perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk sulit, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat mudah 7 orang (11,67%), yang menyatakan mudah 14 orang (23,33%), yang menyatakan cukup mudah 19 orang (31,67%), dan yang menyatakan sulit 20 orang (33,33%).

3) Rumah Makan

Untuk melepaskan lapar dan dahaga bagi wisatawan, pihak pengelola bekerja sama dengan masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata juga menyediakan rumah makan yang tersebar di sekitar obyek wisata Pemandian Air Panas Guci. Ada beberapa rumah makan yang tersedia diantaranya RM. Idris, RM. Sate Imron, RM Puspatiara, RM. Mekarsari, Cafe Guci Garden, dan RM. Pondok Pinus. Untuk lebih jelasnya mengenai rumah makan yang ada dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:

Gambar 4.10. Salah Satu Rumah Makan Yang Tersedia (Puspatiara)

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi pengunjung sarana rumah makan di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.20 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana rumah makan. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 16 orang (26,67%), yang menyatakan baik 23 orang (38,33%), yang menyatakan sedang 19 orang (31,67%), dan yang menyatakan kurang baik 2 orang atau 3,33%.

Tabel 4.20. Sarana Rumah Makan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 16 26,67

2. Baik 23 38,33

3. Sedang 19 31,67

4. Kurang Baik 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

Untuk mengetahui mengenai kondisi rumah makan yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.21. Kondisi Rumah Makan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Permanen 9 15,00

2. Semi Permanen 46 76,67

3. Belum Permanen 4 6,67

4. Tidak Permanen 1 1,67

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.21 kondisi rumah makan di obyek wisata PAP Guci termasuk semi permanen, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan permanen 9 orang (15,00%), yang menyatakan semi permanen 46 orang (76,67%), yang menyatakan belum permanen 4 orang (6,67%), dan yang menyatakan tidak permanen 1 orang (1,67%).

Sedangkan untuk mengetahui ketersediaan menu makanan yang disajikan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.22. Ketersediaan Menu Makanan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Bervariasi 9 15,00

2. Bervariasi 14 23,33

3. Cukup Bervariasi 32 53,33

4. Kurang Bervariasi 5 8,33

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

Berdasarkan tabel 4.22 ketersediaan menu makanan di rumah makan obyek wisata PAP Guci termasuk cukup bervariasi, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat bervariasi 9 orang (15,00%), yang menyatakan bervariasi 14

orang (23,33%), yang menyatakan cukup bervariasi 32 orang (53,33%), dan yang menyatakan kurang bervariasi 5 orang (8,33%).

4) Atraksi

Beberapa bentuk atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah pemandangan pegunungan yang indah dengan udara yang sejuk, pemandian air panas terbuka (pancuran 13, pancuran 7, pancuran 5, kolam renang), pemandian air panas tertutup yang berjumlah 20 kamar tertutup, wisata alam (out bond, wana wisata, pendakian bukit perkasa), kuda wisata yang sudah terlatih berjumlah 43 ekor, arena bermain anak, agro wisata (kebun stawbery, kebun wortel, kebun kubis), air terjun (air terjun jedor, sruwiti, sigeong, pengantin, kembar, awu, capit urang), dan adanya beberapa mata air seperti mata air vagina, sengong, konyal, kasepuhan, pengasihan, dan teyeng.

Kebersihan tempat wisata dan keamanan juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Untuk lebih jelasnya mengenai atraksi yang ada, dapat dilihat pada gambar 4.12 sampai pada gambar 4.14 berikut:

Gambar 4.12. Pemandangan Alam Obyek Wisata Guci

Gambar 4.13. Salah Satu Pancuran

Dokumen terkait