• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERSEDIAAN SARANA WISATA OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS GUCI DI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERSEDIAAN SARANA WISATA OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS GUCI DI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

KETERSEDIAAN SARANA WISATA OBYEK WISATA

PEMANDIAN AIR PANAS GUCI DI KECAMATAN

BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Mei Rizki Hafsani NIM. 3250405011

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii panitia ujian skripsi pada :

Hari : Tanggal :

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Satyanta Parman, M. T. Rahma Hayati, S. Si, M. Si.

NIP. 196112021990021001 NIP.197206241998032003

Mengetahui Ketua Jurusan Geografi

(3)

iii

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada : Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Much. Arifien, M. Si. NIP. 195508261983031003

Penguji I Penguji II

Drs. Satyanta Parman, M. T. Rahma Hayati, S. Si, M. Si.

NIP. 196112021990021001 NIP.197206241998032003

Mengetahui Dekan

(4)

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Januari 2010

(5)

v

 ...Ilmu itu menunjukkan yang halal dan haram, serta menara lampu jalan

menuju ke surga... (HR. Ibnu Abdil Barr)

 “Jika orang lain bisa, kenapa aku tidak (dengan berdoa dan berusaha)”

(Mei Rizki Hafsani)

PERSEMBAHAN

 Untuk kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, motivasi dan kasih sayang kepadaku.

 Untuk kakakku Setio dan adikku Ova yang selalu memberi semangat dan dukungan.

 Untuk keluarga besar Bani Wasdja-Saenah dan Mukidi yang senantiasa memberi semangat dan dukungan.

 Untuk Kaka, terimakasih cinta.

 Teman-teman Geografi Murni 2005.

 Teman-teman Vanda Kos.

(6)

vi

hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KETERSEDIAAN SARANA WISATA OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS GUCI DI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Satyanta Parman, M.T., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Rahma Hayati, S.Si, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Drs. Much. Arifien, M.Si., Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

(7)

vii

Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dalam penyusunan berikutnya. Akhir kata harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Semarang, Januari 2010

(8)

viii

Kata Kunci : Ketersediaan, Sarana Wisata, Obyek Wisata.

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 87.879 Ha atau 878,79 Km2 dengan jumlah penduduk 1.495.944 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 1.702 jiwa per km2. Kabupaten Tegal memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan yaitu obyek wisata Pemandian Air panas Guci, obyek wisata ini terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara yang memiliki luas 210 ha. Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci merupakan obyek wisata alam yang memiliki keistimewaan airnya yang panas dan jernih. Dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang berwisata di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci, maka perlu adanya pengelolaan obyek dan daya tarik wisata (ODTW). Pengelolaan yang harus dilaksanakan terutama pada pengembangan sarana fasilitas pendukung wisata. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1). Bagaimana ketersediaan sarana wisata obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?, (2). Bagaimana kondisi sarana wisata yang tersedia di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui ketersediaan sarana wisata yang ada di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, (2). Untuk mengetahui bagaimana kondisi sarana wisata yang tersedia di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

Lokasi penelitian berada di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Obyek penelitian adalah ketersediaan sarana fasilitas pendukung pariwisata. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Pemandian Air Panas Guci. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik insidental sampling dan sampel yang diambil sebanyak 60 responden. Dalam penelitian ini variabel yang dikaji adalah sarana fasilitas pendukung pariwisata meliputi: (1). Akomodasi, (2). Transportasi, (3). Rumah makan, (4). Atraksi, (5). Hiburan, (6). Toko cinderamata, (7). MCK, (8). Tempat parkir dan (9). Tempat ibadah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: (1). Metode Pengamatan Langsung, (2). Metode Angket, (3). Metode wawancara, (4). Metode Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif persentase.

(9)

ix

tempat parkir, tempat ibadah dan hiburan juga telah disediakan oleh pengelola obyek wisata dan dalam kondisi baik.

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

(11)

xi

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 26

F. Metode Analisis Data ... 27

G. Diagram Alir Penelitian ... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Daerah Penelitian a. Letak Astronomis ... 31

b. Gambaran Umum Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci ... 40

c. Profil Wisatawan ... 43

d. Karakteristik Sarana Fasilitas Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci ... 47

(12)

xii LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi ... 90

2. Kisi-kisi Angket ... 93

3. Angket Penelitian ... 95

4. Pedoman Wawancara... 101

5. Tabulasi Jawaban Responden ... 102

6. Deskripsi Persentase Per Aspek ... 108

7. Foto Hasil Penelitian ... 114

(13)

xiii

11. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 46

12. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan... 46

(14)

xiv

33. Sarana Hiburan ... 66

34. Kondisi Fasilitas Hiburan ... 66

35. Sarana Toko Cinderamata... 69

36. Kondisi Toko Cinderamata ... 69

37. Ketersediaan Jumlah Barang Yang Didagangkan Toko Cinderamata ... 70

38. Sarana MCK ... 71

39. Kondisi MCK ... 72

40. Ketersediaan MCK ... 73

41. Sarana Tempat Parkir ... 75

42. Kondisi Tempat Parkir ... 75

43. Luas Tempat Parkir ... 76

44. Sarana Tempat Ibadah ... 77

45. Ketersediaan Sarana Ibadah Di Obyek Wisata Pemandiaan Air Panas Guci ... 78

(15)
(16)
(17)

xvii

2. Kisi-kisi Angket ... 93

3. Angket Penelitian ... 95

4. Pedoman Wawancara ... 101

5. Tabulasi Jawaban Responden ... 102

6. Deskripsi Persentase Per Aspek... 108

7. Foto Hasil Penelitian ... 114

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata dewasa ini telah berkembang pesat dan menjadi fenomena yang sangat global dengan melibatkan jutaan manusia, baik dikalangan masyarakat, industri pariwisata maupun kalangan pemerintah. Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri (Suwantoro,1997: iii).

Sektor pariwisata sebagai bagian dari kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara. Terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang merupakan sumber daya dan modal yang besar dalam usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan (http://www.manggaraibarat.com/index.php?option=com_ content&task =view&id=17&Itemid=1).

Pariwisata juga merupakan salah satu sektor andalan Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah. Lokasi daerah Jawa Tengah cukup strategis karena terletak di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa. Peran pemerintah pusat dan daerah sangat membantu pengembangan potensi pariwisata di Jawa Tengah ini (http://www.indonesia.go.id/id/index.php?

(19)

option =com_content&task=view&id=3011&Itemid=1579).

Mengacu pada Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2009. Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 87.879 Ha atau 878,79 Km2. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2008, 1.495.944 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 1.702 jiwa per km2 yang memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, baik yang sudah dikelola maupun yang masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Potensi wisata yang ada di Kabupaten Tegal antara lain: obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa, obyek wisata Tirta Waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, obyek wisata Pantai Purwahamba Indah di Kecamatan Suradadi, dan obyek budaya makam (BAPPEDA, 2007: IV-33).

Obyek wisata yang potensial dan dapat menyumbang pendapatan yang besar bagi daerah yaitu obyek wisata Pemandian Air Panas Guci. Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci adalah obyek wisata yang memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.500 meter. Berjarak ± 33 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tegal dan berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Pekalongan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Wisata_Guci).

(20)

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Banyaknya jumlah pengunjung di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1. Jumlah pengunjung di Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2003-2007

No Tahun Jumlah Kenaikan

Rata-rata 14430,75 7,23

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal 2008

Dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang berwisata di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci, maka perlu adanya pengelolaan obyek dan daya tarik wisata (ODWT). Pengelolaan yang harus dilaksanakan terutama pada pengembangan sarana fasilitas wisata.

(21)

obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana tersebut disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjukkan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan sarana kualitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan dicerminkan pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan (Suwantoro, 1997: 22).

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkn oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan obyek-obyek wisata yang kan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi obyek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesilbilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningklatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri (Suwantoro, 1997: 21).

(22)

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, sarana wisata yang ada di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci antara lain sarana fasilitas penginapan, wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tenis, kios, dan rumah makan. Tetapi sarana wisata tersebut belum dikembangkan secara maksimal, penyebabnya adalah kurang optimalnya pengelolaan, cenderung berdiri sendiri-sendiri dan kurangnya pelibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata sehingga dinilai kurang kompetitif, terbatasnya kemampuan pengelolaan dikarenakan kurangnya kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta. Hal ini terlihat dari pengadaan pemugaran obyek wisata.

Pemugaran obyek wisata PAP Guci terakhir dilaksanakan pada tahun 2001 dan baru dilaksanakan pemugaran obyek kembali pada tahun 2009. Dan kurangnya kesadaran wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Pemandian air Panas Guci dalam menjaga sarana wisata yang tersedia.

(23)

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah:

1) Bagaimana ketersediaan sarana wisata obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

2) Bagaimana kondisi sarana wisata yang tersedia di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui ketersediaan sarana wisata yang ada di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. 2) Untuk mengetahui bagaimana kondisi sarana wisata yang tersedia di

obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Dapat membantu Dinas Pariwisata Kabupaten Tegal dengan mempromosikan obyek wisata pemandian air panas Guci sebagai daerah tujuan wisata yang potensial.

(24)

3. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat setempat sehingga mereka terdorong untuk berpartisipasi dalam pengelolaan obyek wisata pemandian air panas Guci.

E. Penegasan Istilah 1) Ketersediaan

Ketersediaan adalah (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995).

2) Sarana wisata

Sarana obyek wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya (Suwantoro, 1997: 22).

3) Obyek wisata

Obyek wisata merupakan tempat atau daerah yang menarik wisatawan untuk tinggal dan menikmati segala sesuatu yang tidak dapat diperoleh di tempat asalnya ataupun tempat-tempt lain.(Santoso, 2004: 6). Obyek wisata yang dimaksud disini adalah obyek wisata pemandian air panas Guci Kabupaten Tegal.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

(25)

1) Bagian Awal Skripsi

Bagian ini terdiri atas judul skripsi, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataann, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2) Bagian Pokok Skripsi

Bagian ini terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan

Pendahuluan berisi alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Tinjauan Pustaka

Landasan teori dan hipotesis yang memuat kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi berisi tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan diagram alir penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(26)

BAB V Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian.

3) Bagian Akhir Skripsi

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat denagn pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga atau kesehatan, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya (Suwantoro, 1997: 3).

Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang mereka tuju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Marpaung, 2002: 13).

(28)

Definisi yang lebih teknis pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perseorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau negara lain, kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan jasa, dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat agar mewujudkan keinginan wisatawan. Perjalanan wisata atau pariwisata merupakan bagian dari perjalanan (travel) dalam arti umum yang dapat meliputi perjalanan ke tempat kerja, untuk berbelanja/berdagang, untuk menghadiri konferensi, serta perjalanan migrasi (perpindahan) sementara ataupun menetap. Pariwisata juga merupakan bagian dari kegiatan rekreasi, tetapi dengan melibatakan jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal hingga perlu menginap, sedang tujuannya dapat lebih luas dengan mencakup menikmati dan memperkarya kehidupan lewat penambahan pengetahuan tetang tempat lain yang mengandung warisan budaya/sejarah, pemandangan alam yang indah/lain, mengenal adat kehidupan masyarakat/bangsa lain dsb (Santoso, 2004: 3).

B. Bentuk dan Jenis Pariwisata

(29)

nusantara) dan wisatawan manca negara (yang datang dari negara lain). (Santoso, 2004: 11)

Menurut Suwantoro (1997: 14) membedakan wisata berdasarkan jumlahnya menjadi:

a. Wisata Perorangan

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.

b. Wisata Keluarga

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombangan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatab satu sama lain.

c. Wisata Rombongan

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakuakn bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya.

Berdasarkan maksud dan tujuannya, wisata dapat dibedakan menjadi: a. Wisata Liburan

Yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.

b. Wisata Pengenalan

(30)

c. Wisata Pendidikan

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

d. Wisata Pengetahuan

Yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

e. Wisata Keagamaan

Yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

f. Wisata Kunjungan Khusus

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakuakan dengan suatu maksud khusus.

g. Wisata Program Khusus

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.

h. Wisata Perburuan

(31)

Dilihat dari segi kepengaturannya, wisata dapat dibedakan menjadi: a. Wisata berencana

Yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh hari telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi maupun obyek-obyek yang akan dikunjungi.

b. Wisata paket

Yaitu suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerja sama, dimana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan.

c. Wisata terpimpin

Yaitu suatu paket perjalanan wisata yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan rute perjalanan tertentu pula.

d. Wisata khusus

Yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan wisatawan sesuai dengan kepentingannya.

e. Wisata tambahan

(32)

C. Wisatawan

Menurut Direktorat Jendral Pariwisata (1994: 12), wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Oleh pakar pariwisata dan organisasi internasional untuk kepentingan tertentu, pengertian wisatawan ini diberi persyaratan seperti:

1) Perjalanan dilakukan secara sukarela;

2) Perjalanan ke tempat lain di luar wilayah tempat tinggalnya; 3) Bersifat sementara, menginap tidak satu malam;

4) Tidak untuk mencari nafkah;

5) Tujuannya semata-mata untuk liburan, kunjungan usaha, olah raga dan lain sebagainya.

Menurut WTO (World Tourism Organization) dalam Marpaung (2002: 36) mendefinisikan wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraanya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini:

1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga.

2. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

D. Obyek dan Daya Tarik Wisata

(33)

tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu.

Obyek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik wisata di suatu areal/daerah tertenti, kepariwisataan sulit dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis obyek dan daya tarik wisata. (Marpaung, 2002: 78).

Menurut Marpaung (2002: 85) ciri-ciri daya tarik wisata yaitu: 1. Dapat memberikan privasi bagi pengunjung,

2. Bebas dari keramaian lalu lintas,

3. Pengembangan kawasan dan daerah sekitar yang tradisional, 4. Tersedianya jalan setapak yang memadai,

5. Relatif dekat dengan masyarakat sekitar,

6. Perlindungan terhadap bentang alam dan lingkungannya.

Menurut Direktorat Jendral Pariwisata (1994: 9) obyek dan daya tarik wisata ialah yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi:

1) Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

(34)

3) Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Menurut Suwantoro ( 1997: 19) daya tarik wisata disebut juga obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong hadirnya wisatawan suatu daerah tujuan wisata. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:

1. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam; 2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya; 3. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.

Berdasarkan hal tersebut di atas kawasan Pemandian Air Panas Guci merupakan obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

E. Sapta Pesona

(35)

1. Aman

Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindung dan bebas dari:

a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan, dan lain sebagainya.

b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.

c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik seperti kendaraan, peralatan makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atai olahraga.

d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan, ucapan atau tindakan yang tidak bersahabat.

2. Tertib

Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.

3. Bersih

(36)

4. Sejuk

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya.

5. Indah

Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang. Indah dapat dilihat dari segi, seperti tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.

6. Ramah Tamah

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikap. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.

7. Kenangan

(37)

Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan (Direktorat Jendral Pariwisata, 1994: 22)

F. Sarana Dan Prasarana Obyek Wisata

Menurut Suwantoro (1997: 22) sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus di sesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasarpun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud.

Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana tersebut disesuaiakan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjukkan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan sarana kualitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan dicerminkan pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.

Sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur pokok, yaitu: 1. Sarana pokok kepariwisataan

(38)

d. Obyek wisata, antara lain: keindahan alam, iklim, pemandangan, flora dan fauna yang aneh, hutan dan sumber kesehatan seperti sumber air panas belerang, monumen, candi, dan lain sebagainya.

e. Atraksi wisata

Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lain sebgainya.

2. Sarana pelengkap kepariwisataan

a. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti golf, tennis, pemandian, kuda tunggangan, dan lain sebagainya.

b. Prasarana umum, seperti jalan raya, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih, dan lain sebagainya.

3. Sarana penunjang kepariwisataan a. Nightclub;

b. Casino; c. Souvenir shop.

(39)

Pembangunan prasarana wisata mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.

G. Fasilitas dan Pengembangan Obyek Wisata

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan-pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembanganya meliputi lima unsur: 1. Daya Tarik wisata, 2. Prasarana wisata, 3. Sarana wisata, 4. infrastruktur, 5. Masyarakat/lingkungan (Suwantoro, 2001: 18).

Menurut Santoso (2004: 35) unsur-unsur pengadaan dalam pengembangan obyek wisata, yaitu unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam mengolah suatu perencanaan pengembangan kepariwisataan. Unsur-unsur pengadaan dalam pengembangan obyek wisata antara lain:

1. Atraksi

(40)

(museum, katedral, masjid kuno, makam kuno, dsb), ataupun unsur-unsur dan peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat, makanan, dsb).

2. Transportasi

Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga perkenbangan akomodasi. Di samping itu, perkembangangan teknologi transportasi juga berpengaruh atas fleksibilitas arah perjalanan, jika angkutan dengan kereta api bersifat lilier, tidak banyak cabang atau kelokannya, kendaraan mobil arah perjalanan dapat menjadi bervariasi. Demikian pula dengan angkutan pesawat yang dapat melintasi berbagai rintangan alam dan waktu yang lebih singkat.

3. Akomodasi

Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah waktu liburan) dan yang diadakan khusus perorangan untuk menginap keluarga, kenalan atau anggota perkumpulan tertentu/terbatas.

4. Fasilitas Pelayanan

(41)

5. Infrastruktur

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Penelitian tentang ketersediaan sarana wisata ini mengambil lokasi di Pemandian Air Panas Guci yang terletak di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah.

B. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif dan kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2005: 6).

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan obyek wisata Pemandian Air Panas Guci pada bulan Oktober 2009. Wisatawan terdiri dari wisatawan lokal, regional, dan nasional.

C. Sampel

Pengambilan sampel pengunjung dilakukan dengan teknik insidental sampling yaitu siapa saja yang kebetulan dijumpai di tempet tertentu, di

warung-warung, di kafetaria, di lapangan, di kolam renang, di air terjun, dan sebagainya.

Pengambilan sampel ini dilakukan pada hari Selasa, Sabtu dan Minggu. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian 60 responden. Pertimbangan yang diambil peneliti untuk penentuan hari dalam pengambilan

(43)

sampel adalah terkait dengan puncak kunjungan wisatawan yang terjadi pada hari Sabtu dan Minggu, sedangkan kunjungan terendah terjadi pada hari Selasa.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarana fasilitas yang berada di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci berupa ketersediaan dan kondisi sarana fasilitas pendukung di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci. Sarana fasilitas pendukung yang dimaksud adalah:

1) Sarana fasilitas akomodasi; 2) Sarana fasilitas transportasi;

3) Sarana fasilitas makan dan minum (Rumah Makan); 4) Sarana fasilitas atraksi;

5) Sarana fasilitas hiburan;

6) Sarana fasilitas cinderamata (Toko souvenir); 7) Sarana fasilitas MCK;

8) Sarana fasilitas tempat parkir; 9) Sarana fasilitas tempat ibadah.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Pengamatan Langsung

(44)

mengamati sarana dan fasilitas obyek wisata Pemandian Air Panas Guci yang meliputi ketersediaan dan kondisi sarana dan fasilitas obyek wisata Pemandian Air Panas Guci.

2. Metode Angket

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari responden melalui pertanyaan-pertanyaan secara tertulis, dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang tanggapan sosiopsikologis wisatawan yang berkunjung dan pengelolaan obyek wisata Pemandian Air Panas Guci. 3. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada pengelola obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran nyata, sekaligus sebagai pembanding hasil angket.

4. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data pendukung dengan cara mengumpulkan data yang berupa informasi yang berasal dari dokumen dari instansi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

F. Metode Analisis Data

(45)

1. Mengambil angket yang telah diisi oleh responden dan memeriksa kelengkapannya;

2. Mengkuantitatifkan jawaban pada setiap item soal dengan memberikan tingkatan masing-masing alternative jawaban sebagai berikut:

a. Jawaban a, diberi skor 4 b. Jawaban b, diberi skor 3 c. Jawaban c, diberi skor 2 d. Jawaban d, diberi skor 1

3. Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap jawaban yang ada pada masing-masing variabel atau sub variabel.

4. Dari hasil perhitungan rumus, akan dihasilkan angka dalam bentuk persentase. Adapun rumus yang digunakan untuk analisis Deskriptif Persentase adalah:

5. Analisis data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga digunakan analisis persentase. Hasil analisis disajikan dengan kalimat bersifat kualitatif. Langkah-langkah perhitungan:

(46)

b. Menetapkan skor terendah yaitu: 25

c. Menetapkan persentase tertinggi yaitu: 100% d. Menetapkan persentase terendah yaitu: 25%

e. Menetapkan rentang persentase: 100% - 25% = 75% f. Menetapkan interval kelas: 75% : 4 = 18,75%

g. Menetapkan jenjang kriteria. Dalam penelitian ini ditetapkan untuk jenjang kriteria yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. h. Dari data diatas, kemudian dibuat tabel interval kelas dan kategori

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jenjang kriteria Hasil Penelian No Interval (%) Kriteria 1. 81,25 - 100,00 Sangat Baik 2. 62,50 - 81,25 Baik

3. 43,75 - 62,50 Sedang 4. 25,00 - 43,75 Kurang Baik Sumber: Data Primer Penelitian 2009

(47)

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian JUDUL

Analisis Ketersediaan Sarana Fasiltas Pendukung Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci Di Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal

PERMASALAHAN

- Bagaimana ketersediaan sarana fasilitas pendukung obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

- Bagaiman kondisi sarana fasilitas pendukung yang tersedia di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

POPULASI

Wisatawan yang berkunjung dan pengelola obyek wisata Pemandian air Panas Guci

VARIABEL

Ketersediaan dan kondisi sarana fasilitas pendukung obyek wisata, yaitu:

1. sarana fasiltas akomodasi 2. sarana fasiltas transportasi 3. sarana fasiltas rumah makan 4. sarana fasiltas atraksi 5. sarana fasiltas hiburan 6. sarana fasiltas cideramata 7. sarana fasiltas MCK 8. sarana fasiltas tempat parkir 9. sarana fasiltas tempat ibadah METODE

PENELITIAN

SAMPEL

Wisatawan diambil 60 orang dan Kepala pengelola UPTD obyek wisata Pemandian Air

OBSERVASI DOKUMENTASI ANGKET WAWANCARA

OLAH DATA

ANALISIS DATA

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dideskripsikan tentang aspek yang berkaitan dengan hasil penelitian di lapangan, aspek utama yang dibahas adalah hasil penelitian, meliputi kondisi umum daerah penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian a. Letak Astronomis

Kecamatan Bumijawa merupakan salah satu daerah kecamatan di Kabupaten Tegal. Berdasarkan peta lokasi penelitian skala 1 : 100.000 Kecamatan Bumijawa terletak pada 706’50” LS – 7014’30” LS dan 10903’00” BT – 109012’22” BT termasuk daerah iklim tropis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut ini:

b. Letak Administrasi

Kecamatan Bumijawa mempunyai batas-batas sebagai berikut:  Sebalah Utara : Kecamatan Balapulang.

 Sebalah Timur : Kecamatan Bojong.  Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas.

 Sebalah Barat : Kecamatan Margasari, Kabupaten Brebes.

(49)
(50)

c. Penggunaan Lahan

(51)

Tabel 4.1. Luas Penggunaan Lahan Menurut Desa di Kecamatan Bumijawa

Sumber: Kecamatan Bumijawa Dalam Angka Tahun 2007

d. Iklim

(52)
(53)

Tabel 4.3. Ketinggian Dari Permukaan Laut Menurut Desa Di Kecamatan

Sumber: Kecamatan Bumijawa Dalam Angka Tahun 2007 f. Kondisi Geologi

Berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Tegal tahun 2007, susunan stratigrafi daerah Kecamatan Bumijawa dari muda ke tua adalah sebagai berikut:

1. Hasil Gunung Api Lava (Qvl)

Aliran lava andestik berongga-rongga berasal dari Gunung Slamet. 2. Hasil Gunung Api Tak Teruraikan (Qvu)

Breksi, lava, lapih dan tufa dari Gunung Slamet. 3. Formasi Kumbang (Tmk)

(54)

4. Formasi Rambatan (Tmr)

Serpihan napal dan batu pasir gampingan. g. Kependudukan

Untuk mengetahui jumlah penduduk maupun kepadatan penduduk di Kecamatan Bumijawa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Kepadatan Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Bumijawa Tahun 2007

Sumber: Kecamatan Bumijawa Dalam Angka Tahun 2007

(55)

penduduk sebanyak 1478.44 jiwa per Km2. Sedangkan jumlah penduduk Desa Guci sebanyak 3515 jiwa dengan kepadatan penduduk sebanyak 1411.65 jiwa per Km2.

h. Perekonomian

Pariwisata tidak lepas dari kegiatan ekonomi sehingga membutuhkan sarana dan prasarana perekonomian. Untuk mengetahui sarana perekonomian apa saja yang terdapat di Kecamatan Bumijawa dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.5. Sarana Perekonomian Di Kecamatan Bumijawa Tahun 2009

No. Jenis Sarana Perekonomian Jumlah

1. Pasar Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2007-2008

(56)

2. Deskripsi Hasil Penelitian a. Guci Dalam Sejarah

Cerita tentang Guci berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Kaputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar atau masih suci, yang berarti daerah Kaputihan belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau yang dikenal dengan Kyai Ageng Klitik (Kyai Klitik) yang nama sesunggungnya adalah Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah bangsawan dari Keraton Mataram Ngayogjokarto Hadiningrat asal dari Demak. Setelah Beliau Kyai Klitik menetap dan tinggal cukup lama di Lereng Gunung Slamet (kampung Kaputihan) maka banyak warga berdatangan dari tempat lain sehingga kampung Kaputihan menjadi ramai.

(57)

wabah penyakit khususnya gatal-gatal agar meminum air dari kendi (Guci) yang sudah di do’akan oleh Sunan Gunungjati.

Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di kamung Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit. Semenjak itu karena kendi (Guci) berisi air yang sudah dido’akan Sunan Gunungjati ditinggal di kampung Kaputihan dan selalu dijadikan sarana pengobatan. Maka sejak itu masyarakat sekitar menyebut Guci-guci. Sehingga Kyai Klitik selaku kepala Dukuh Kaputihan merubahnya menjadi Desa Guci dan Beliau sebagai Lurah pertamanya. Guci peninggalan Elang Sutajaya itu sekarang berada di Musium Nasional. b. Gambaran Umum Obyek Wisata Pemandian Air Panas (PAP)

Guci

Obyek wisata Pemandian Air Panas (PAP) Guci merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Tegal dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Obyek wisata Pemandian Air Panas Guci ini dikelola oleh Pemerintah daerah dengan penjabaran fungsi di bawah naungan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

(58)

dan udara yang sejuk dengan suhu sekitar 200 Celcius (Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, 2008).

(59)
(60)

c. Profil Wisatawan

Dari penelitian yang dilakukan bulan Oktober tahun 2009 di obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dapat diperoleh data-data mengenai Ketersediaan Sarana Wisata Obyek Wisata Pemandian Air panas Guci Di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Peneliti mengambil 60 responden, responden dalam penelitian ini adalah wisatawan obyek wisata Pemandian Air Panas Guci pada bulan Oktober 2009. Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan pada asal responden, jenis kelamin, umur responden, pendidikan dan jenis pekerjaan responden.

1) Asal Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, asal responden diperoleh dari wisatawan nasional, wisatawan regional, dan wisatawan lokal. Wiatawan yang paling banyak datang ke obyek wisata Pemandian Air Panas Guci yaitu wisatawan lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Menurut Asal Wisatawan No. Asal Wisatawan Frekuensi Prosentase (%)

(61)

berjumlah 25 orang (41,67%), dan wisatawan lokal yang berjumlah 30 orang (50%).

2) Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis kelamin responden yang datang di obyek wisata Pemandian air Panas Guci adalah laki-laki dan perempuan. Sebagian besar wisatawan ini mempunyai jenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

1. Laki-laki 27 45 perempuan berjumlah 33 orang (55%).

3) Umur Responden

(62)

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur No. Kelompok Umur

(tahun) Frekuensi Prosentase (%)

1. 11-15 8 13,33 (11,67%), umur 51-55 berjumlah 2 orang (3,33%), dan umur 56-60 berjumlah 1 orang (1,67%). Responden dengan jumlah yang besar yaitu pada kelompok umur 21-25 tahun (28,33%).

4) Tingkat Pendidikan Responden

(63)

Tabel 4.9. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1. SD 2 3,33

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis pekerjaan responden bervariasi seperti PNS, bidan, swasta, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan karyawan. Responden yang memiliki jumlah besar menurut jenis pekerjaan yaitu mahasiswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

(64)

orang (1,67%), swasta berjumlah 7 orang (11,67%), Karyawan berjumlah 8 orang (13,33%), ibu rumah tangga berjumlah (8,33), mahasiswa berjumlah 15 orang (25,00%), dan pelajar berjumlah 13 orang (21,67%).

d. Karakteristik Sarana Wisata Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci

Karakteristik sarana wisata obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dapat dilihat dari data observasi, wawancara dengan pengelola dan hasil angket pengunjung obyek wisata berikut ini:

1) Akomodasi

Akomodasi bagi wisatawan yang ingin menikmati obyek wisata Pemandian Air Panas Guci lebih lama telah tersedia seperti hotel, villa, pondok wisata dan bumi perkemahan. Untuk hotel berjumlah 8 tempat yaitu hotel Duta Wisata, hotel Mega Indah, hotel Brahma Lestari, hotel Bukit Indah, hotel Permata Hijau, hotel Guci Mas, hotel Guci Kencana, dan hotel Janoko. Untuk villa berjumlah 14 tempat diantaranya villa Gajah Mada dan villa Mutiara. Pondok wisata adalah rumah penduduk sekitar obyek wisata Pemandian air Panas Guci yang disewakan untuk pengunjung.

(65)

akomodasi yang ada dapat dilihat pada gambar 4.3 sampai pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.3. Bangunan Hotel

Gambar 4.4. Bangunan Villa

(66)

Gambar 4.6. Bumi Perkemahan Guci

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi responden, sarana akomodasi di obyek wisata PAP Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.11 jawaban responden mengenai sarana akomodasi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 9 orang (15%), yang menyatakan baik 39 orang (65%), yang menyatakan sedang 12 orang (20%), dan yang menyatakan kurang baik tidak ada atau 0%.

Tabel 4.11. Sarana Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 9 15.00

2. Baik 39 65.00

3. Sedang 12 20.00

4. Kurang Baik 0 0.00

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

(67)

Akomodasi merupakan salah satu sarana obyek wisata, oleh karena itu kualitas akomodasi merupakan aspek penting dalam pengadaan akomodasi hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12. Kualitas Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 8 13,33

Berdasarkan tabel 4.12 kualitas akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 8 orang (13,33%), yang menyatakan baik 39 orang (65,00%), yang menyatakan cukup baik 13 orang (21,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%. Adapun mengenai ketersediaan akomodasi di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13 Ketersediaan akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Terpenuhi 9 15,00

(68)

(15,00%), yang menyatakan terpenuhi 37 orang (61,67%), yang menyatakan cukup terpenuhi 14 orang (23,33%), dan tidak ada yang menyatakan kurang terpenuhi atau 0%. Kondisi akomodasi di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Kondisi Akomodasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 5 8,33

Berdasarkan tabel 4.14 kondisi akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 5 orang (8,33%), yang menyatakan baik 44 orang (73,33%), yang menyatakan cukup baik 11 orang (18,33%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%.

2) Transportasi

Untuk dapat mencapai obyek wisata Pemandian Air Panas Guci wisatawan bisa menggunakan sarana transportasi yang tersedia berupa angkutan darat, ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti angkutan umum (mini bus, angkutan kota, mobil pick up) dan juga kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil).

(69)

para wisatawan yang akan menuju ke obyek wisata Pemandian Air Panas Guci dan memungkinkan bila terjadi peningkatan jumlah wisatawan tidak terjadi kemacetan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jalan dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Guci

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi responden sarana transportasi di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.15 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana transportasi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 6 orang (10%), yang menyatakan baik 28 orang (46,67%), yang menyatakan sedang 22 orang (36,67%), dan yang menyatakan kurang baik 4 orang atau 6,67%.

Tabel 4.15. Sarana Transportasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 5 8,33

2. Baik 29 48,33

3. Sedang 22 36,67

4. Kurang Baik 4 6,67

Jumlah 60 100,00

(70)

Gambar 4.9. Diagram Sarana Transportasi

Kondisi jalan menuju obyek wisata PAP Guci merupakan salah satu aspek pemenuhan sarana transportasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.16. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 27 45,00

Berdasarkan tabel 4.16 kondisi jalan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 8 orang (45,00%), yang menyatakan baik 32 orang (53,33%), yang menyatakan cukup baik 1 orang (1,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang baik atau 0%. Adapun mengenai ketersediaan sarana transportasi obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Ketersediaan Sarana Transportasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

(71)

Berdasarkan tabel 4.17 ketersediaan akomodasi obyek wisata PAP Guci termasuk terpenuhi, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat terpenuhi 15 orang (25,00%), yang menyatakan terpenuhi 38 orang (63,33%), yang menyatakan cukup terpenuhi 7 orang (11,67%), dan tidak ada yang menyatakan kurang terpenuhi atau 0%.

Untuk mengetahui biaya perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Biaya Perjalanan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Murah 10 16,67

Berdasarkan tabel 4.18 biaya perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk murah, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat murah 10 orang (16,67%), yang menyatakan murah 38 orang (76,67%), yang menyatakan cukup murah 4 orang (6,67%), dan tidak ada yang menyatakan mahal atau 0%.

(72)

Tabel 4.19 Rute Perjalanan Menuju Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Mudah 7 11,67

Berdasarkan tabel 4.19 rute perjalanan menuju obyek wisata PAP Guci termasuk sulit, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat mudah 7 orang (11,67%), yang menyatakan mudah 14 orang (23,33%), yang menyatakan cukup mudah 19 orang (31,67%), dan yang menyatakan sulit 20 orang (33,33%).

3) Rumah Makan

(73)

Gambar 4.10. Salah Satu Rumah Makan Yang Tersedia (Puspatiara)

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi pengunjung sarana rumah makan di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.20 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana rumah makan. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 16 orang (26,67%), yang menyatakan baik 23 orang (38,33%), yang menyatakan sedang 19 orang (31,67%), dan yang menyatakan kurang baik 2 orang atau 3,33%.

Tabel 4.20. Sarana Rumah Makan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 16 26,67

2. Baik 23 38,33

3. Sedang 19 31,67

4. Kurang Baik 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

(74)

Untuk mengetahui mengenai kondisi rumah makan yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.21. Kondisi Rumah Makan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Permanen 9 15,00 wisata PAP Guci termasuk semi permanen, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan permanen 9 orang (15,00%), yang menyatakan semi permanen 46 orang (76,67%), yang menyatakan belum permanen 4 orang (6,67%), dan yang menyatakan tidak permanen 1 orang (1,67%).

Sedangkan untuk mengetahui ketersediaan menu makanan yang disajikan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.22. Ketersediaan Menu Makanan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Bervariasi 9 15,00

(75)

orang (23,33%), yang menyatakan cukup bervariasi 32 orang (53,33%), dan yang menyatakan kurang bervariasi 5 orang (8,33%).

4) Atraksi

Beberapa bentuk atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah pemandangan pegunungan yang indah dengan udara yang sejuk, pemandian air panas terbuka (pancuran 13, pancuran 7, pancuran 5, kolam renang), pemandian air panas tertutup yang berjumlah 20 kamar tertutup, wisata alam (out bond, wana wisata, pendakian bukit perkasa), kuda wisata yang sudah terlatih berjumlah 43 ekor, arena bermain anak, agro wisata (kebun stawbery, kebun wortel, kebun kubis), air terjun (air terjun jedor, sruwiti, sigeong, pengantin, kembar, awu, capit urang), dan adanya beberapa mata air seperti mata air vagina, sengong, konyal, kasepuhan, pengasihan, dan teyeng.

(76)

Gambar 4.12. Pemandangan Alam Obyek Wisata Guci

Gambar 4.13. Salah Satu Pancuran

(77)

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi pengunjung sarana atraksi di obyek wisata Guci tergolong sangat baik, dapat dilihat pada tabel 4.23 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana atraksi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 36 orang (60%), yang menyatakan baik 18 orang (30%), yang menyatakan sedang 6 orang (10%), dan yang menyatakan kurang baik tidak ada atau 0%.

Tabel 4.23. Sarana Atraksi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 36 60,00

2. Baik 18 30,00

3. Sedang 6 10,00

4. Kurang Baik 0 0,00

Jumlah 60 100,00

Sumber: Data Primer, 2009

Gambar 4.15. Diagram Sarana Atraksi

(78)

Tabel 4.24. Keadaan Alam Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Menarik 37 61,67 Guci termasuk sangat menarik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat menarik 37 orang (61,67%), yang menyatakan menarik 19 orang (31,67%), yang menyatakan cukup menarik 4 orang (6,67%), dan tidak ada menyatakan kurang menarik atau 0%. Untuk mengetahui mengenai ketertarikan wisatawan terhadap obyek wisata PAP Guci, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.25. Ketertarikan Wisatawan Terhadap Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Tertarik 25 41,67

(79)

Adapun mengenai ketertarikan wisatawan terhadap pemandian air panas yang ada di obyek wisata PAP Guci, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.26. Ketertarikan Wisatawan Terhadap Pemandian Air Panas Yang Ada Di Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Tertarik 21 35,00

Berdasarkan tabel 4.26 ketertarikan wisaatawan terhadap pemandian air panas yang ada di obyek wisata PAP Guci termasuk tertarik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat tertarik 21 orang (35,00%), yang menyatakan tertarik 21 orang (60,00%), yang menyatakan cukup tertarik 3 orang (5,00%), dan tidak ada menyatakan kurang tertarik atau 0%.

Untuk mengetahui kesejukan udara di obyek wisata PAP Guci menurut wisatawan, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.27. Kesejukan Udara Di Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

(80)

(80,00%), yang menyatakan sejuk 11 orang (18,33%), yang menyatakan cukup sejuk 1 orang (1,67%), dan tidak ada menyatakan kurang sejuk atau 0%.

Kebersihan obyek wisata juga menjadi atraksi/daya tarik bagi wisatawan, untuk mengetahui mengenai kebersihan obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.28. Kebersihan Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Bersih 3 6,67

Berdasarkan tabel 4.28 kebersihan obyek wisata PAP Guci termasuk bersih, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat bersih 4 orang (6,67%), yang menyatakan bersih 43 orang (71,67%), yang menyatakan cukup bersih 14 orang (23,33%), dan tidak ada menyatakan kurang bersih atau 0%. Untuk mengetahui kondisi keamanan di obyek wisata PAP Guci, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.29. Kondisi Keamanan Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

(81)

Berdasarkan tabel 4.29 kondisi keamanan obyek wisata

Sedangkan untuk mengetahui kondisi kolam renang yang ada di obyek wisata PAP Guci, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.30. Kondisi Kolam Renang Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 4 6,67

Berdasarkan tabel 4.30 kondisi kolam renang obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 4 orang (6,67%), yang menyatakan baik 36 orang (60,00%), yang menyatakan cukup baik 18 orang (30,00%), dan yang menyatakan kurang baik 2 orang atau 3,33%.

5) Hiburan

(82)

Ada pula parade musik yang di adakan pada waktu-waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya mengenai hiburan yang ada dapat dilihat pada gambar 4.6 sampai pada gambar 4.18 berikut:

Gambar 4.16. Kesenian Kuda Lumping

Gambar 4.17. Panggung Hiburan

(83)

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi pengunjung sarana hiburan di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.31 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana hiburan. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 3 orang (5%), yang menyatakan baik 44 orang (73,33%), yang menyatakan sedang 10 orang (16,67%), dan yang menyatakan kurang baik 3 orang atau 5%.

Tabel 4.31. Sarana Hiburan

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 3 5,00

Sarana hiburan di obyek wisata PAP Guci dapat menarik minat wisatawan untuk itu kondisi fasilitas hiburan penting adanya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.32. Kondisi Fasilitas Hiburan Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

(84)

Berdasarkan tabel 4.32 kondisi fasilitas hiburan obyek wisata PAP Guci termasuk baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat baik 3 orang (5,00%), yang menyatakan baik 44 orang (73,33%), yang menyatakan cukup baik 10 orang (16,67%), dan yang menyatakan kurang baik 3 orang atau 5,00%.

6) Toko Cinderamata

(85)

Gambar 4.20. Area Toko Cinderamata

Gambar 4.21. Pasar di Area Obyek Wisata PAP Guci

(86)

Tabel 4.33. Sarana Toko Cinderamata

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 10 16,67

Kondisi tempat perbelanjaan/toko cinderamata yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel mbnerikut ini:

Tabel 4.34. Kondisi Toko Cinderamata di Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 1 1,67

(87)

Tabel 4.35. Ketersediaan Jumlah Barang Yang Didagangan Toko Cinderamata Di Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Bervariasi 11 18,33

Berdasarkan tabel 4.35 ketersediaan barang yang didagangkan toko cinderamata di obyek wisata PAP Guci termasuk bervariasi, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat bervariasi 11 orang (18,33%), menyatakan bervariasi 32 orang (53,33%), menyatakan cukup bervariasi 14 orang (23,33%), dan yang menyatakan kurang bervariasi 3 orang atau 5,00%.

7) MCK

(88)

Gambar 4.23. Salah Satu Sanitasi/MCK di Area Obyek Wisata PAP Guci

Berdasarkan ditribusi jawaban persepsi pengunjung sarana MCK/Sanitasi di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.36 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana MCK/Sanitasi. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 19 orang (31,67%), yang menyatakan baik 21 orang (35%), yang menyatakan sedang 18 orang (30%), dan yang menyatakan kurang baik 2 orang atau 3,33%.

Tabel 4.36. Sarana MCK/Sanitasi

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 19 31,67

2. Baik 21 35,00

3. Sedang 18 30,00

4. Kurang Baik 2 3,33

Jumlah 60 100,00

(89)

Gambar 4.24. Diagram Sarana MCK/Sanitasi

Untuk mengetahui kondisi MCK/sanitasi yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.37. Kondisi MCK/Sanitasi Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 0 0,00

2. Baik 42 70,00

3. Cukup Baik 16 26,67

4. Kurang Baik 2 3,33

Jumlah 60 100.00

Sumber: Data Primer, 2009.

(90)

Tabel 4.38. Ketersediaan MCK/Sanitasi Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Memadai 20 33,33

Berdasarkan tabel 4.38 ketersediaan MCK/sanitasi yang ada di obyek wisata PAP Guci termasuk memadai, hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat memadai 20 orang (33,33%), yang menyatakan mamadai 25 orang (41,67%), yang menyatakan cukup memadai 13 orang (21,67%), dan yang menyatakan kurang memadai 2 orang atau 3,33%.

8) Tempat Parkir

(91)

Gambar 4.25. Area Parkir Pasar

Gambar 4.26. Area Parkir Atas

Gambar 4.27. Area Parkir Bawah

(92)

dilihat pada tabel 4.39 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana tempat parkir. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 17 orang (28,33%), yang menyatakan baik 24 orang (40%), yang menyatakan sedang 14 orang (23,33%), dan yang menyatakan kurang baik 5 orang atau 8,33%.

Tabel 4.39. Sarana Tempat Parkir

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 17 28,33

Gambar 4.28. Diagram Sarana Tempat Parkir

Untuk mengetahui kondisi tempat parkir yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.40. Kondisi Tempat Parkir Obyek Wisata PAP Guci No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 7 11,67

(93)

jawaban responden yang menyatakan sangat baik 7 orang (11,67%), yang menyatakan baik 37 orang (61,67%), yang menyatakan cukup baik 11 orang (18,33%), dan yang menyatakan kurang baik 5 orang atau 8,33%.

Adapun mengenai luas tempat parkir yang disediakan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.41. Luas Tempat Parkir Yang Disediakan Obyek Wisata PAP Guci

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Luas 13 21.67 diketahui dari jawaban responden yang menyatakan sangat luas 13 orang (21,67%), yang menyatakan luas 31 orang (51,67%), yang menyatakan cukup luas 15 orang (25,00%), dan yang menyatakan kurang luas 1 orang atau 1,67%.

9) Tempat Ibadah

(94)

kondisi tempat ibadah yang ada cukup baik. Untuk lebih jelasnya mengenai tempat ibadah yang ada di obyek wisata PAP Guci dapat dilihat pada gambar 4.29 berikut:

Gambar 4.29. Salah Satu Tempat

Ibadah di Area Obyek Wisata

Berdasarkan distribusi jawaban persepsi pengunjung sarana tempat ibadah di obyek wisata Guci tergolong baik, dapat dilihat pada tabel 4.42 jawaban responden mengenai ketersedian dan kondisi sarana tempat ibadah. Dari 60 responden yang menyatakan sangat baik 16 orang (26,67%), yang menyatakan baik 26 orang (43,33%), yang menyatakan sedang 16 orang (26,67%), dan yang menyatakan kurang baik 2 orang atau 3,33%.

Tabel 4.42. Sarana Tempat Ibadah

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)

1. Sangat Baik 16 26,67

2. Baik 26 43,33

3. Sedang 16 26,67

4. Kurang Baik 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Gambar

Tabel 3.1. Jenjang kriteria Hasil Penelian No Interval (%) Kriteria
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 4.1. Peta Admistrasi Kecamatan Bumijawa
Tabel 4.1. Luas Penggunaan Lahan Menurut Desa di Kecamatan Bumijawa Tahun 2007 (ha) Luas Lahan Luas Lahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang akan, telah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan atau pengunjung ke objek wisata Pemandian Air Panas Sibanggor yang terdapat di Desa Sibanggor Tonga

BAB IV PENGARUH OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUMEANG HABINSARAN 4.1..

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya, dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kajian Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan

Air panas Sipoholon adalah salah satu tempat wisata pemandian air panas yang.. terletak tidak jauh dari kota Tarutung tepatnya di Kelurahan Situmeang

Penilaian manfaat ekonomi intangible sumber daya alam dan lingkungan TWPAP Guci sebagai tempat wisata dengan pemandangan alam ayang indan dan udara yang sejuk, uji

disimpulkan bahwa hasil rekapitulasi dari tanggapan pengunjung terhadap potensi objek wisata pemandian air panas sungai pinang kecamatan hulu kuantan kabupaten

Upaya yang dilakukan dalam penerapan sapta pesona di daerah wisata Guci Kabupaten Tegal Jawa Tengah adalah menciptakan rasa aman bagi para pengunjung,

Hal ini berarti objek wisata Pemandian Air Panas Kalianget memberikan manfaat yang lebih besar dari apa yang ditawarkan kepada para pengunjung dan juga dari biaya yang