DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Marlon Simanungkalit
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Pengusaha pemandian air panas
2. Nama : Parlin Hutauruk
Umur : 65 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Pensiun PNS
3. Nama : Gerhad Simatupang
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Petani
4. Nama : Basar Simanungkalit
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan :Pengusaha pemandian Air Panas
5. Nama : Esty Rama Hutabarat
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Guru
6. Nama : Rengsi Hutabarat
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Wiraswasta
7. Nama : Elvio Saragi
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak Toba
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Nama : Boliando Simanjuntak
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SI
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
9. Nama : Dewi Simanjuntak
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10.Nama : Dewi Simanjuntak
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
11.Nama : Trisno Panggabean
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
12.Nama : Sanggam Situmorang
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
LAMPIRAN
Gambar I: Peta Kecamatan Sipoholon
Gambar III: Sumber Air panas Sipoholon
GAMBAR VI: Goa Sumber mata Air panas Sipoholon
Gambar VIII: Kolam Renang Air panas Sipoholon
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahaman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1990.
Gottschhalk, Louis, Mengerti Sejarah, trej. dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI
Press,1985.
H.U Bernardine dkk, Mengenal Nusantara Provinsi Sumatera Utara, Bekasi: Sari
Ilmu Pratama, 2009.
Marpaung, Happy, Pengetahuan Kepariwisataan, Alfabeta, Bandung:2002.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
1995.
Marpaung, Happy,SH,MH, Pengertian Pariwisata, Bandung: Alfabeta,2002.
M. Sinaga, Mengenal Daerah Tapanuli Utara Dewasa ini, Tarutung: belum
diterbitkan, 1972.
Pendit, Nyoman. S, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pradya Pramita, 1994.
Poerbajaka, Pendapatan dan Pendidikan, Jakarta: Rajawali,1985.
Sajogyo, Pendapatan Dan Sumber Daya manusia, Bandung: Angkasa,1980.
Simanjuntak,M,Pretty, Persebaran Potensi Objek Wisata Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, “Skripsi Sarjana”, Tidak Diterbitkan, Universitas Negeri Medan : Medan, 2012.
Soekadijo, R.G, Anatomi Pariwisata,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,1997.
Spillane, James, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta: Kanisius,
1987.
Suhartono. W. Pranoto,Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
BAB III
PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON (1980-2004)
Sesuai perkembangan, kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik
bagi wisatawan maupun warga setempat.Pariwisata dapat memberikan kehidupan
yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari
tempat tujuan wisata.Dalam tambahan, perkembangan infrastruktur dan fasilitas
rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya
kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut
dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan
ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk
wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata.
Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan
kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan kepariwisataan dapat
memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.18
3.1 Tempat Usaha
Banyak bisnis kepariwisataan yang kecilditangani oleh keluarga.Dapat berupa
pelayanan taxi, toko souvenir atau restoran kecil. Perluasan yang mana langsung
kepada kepemimpinan, seperti perusahaan hotel dan transportasi dapat meningkatkan
hubungan kepada sektor lain dari ekonomi akan menentukan berapa banyak
pekerjaan dan berapa banyak pemasukan turis dapat dilaksanakan.19
Dulu pemandian air panas Sipoholon di pinggir jalan lintas Sumatera itu,
masih berupa sebuah kolam atau kubangan besar berlumpur.Tapi di tahun 1980-an,
mulai dikelola pemilik tanah menjadi tempat pemandian umum.Hingga tahun 2003
pengusaha kolam pemandian air panas kira-kira 50 KK. Puluhan rumah berganti
status menjadi kedai atau restoran.Bahkan salah satu pengusaha pemandian, Boliando
Simanjuntak pemilikBoli-Boli Cafe telah membangun resto cukup modern
menyediakan kuliner nasional.Di situ juga dibangun penginapan bagi yang ingin
menginap. Tapi sempat ada kekhawatiran muncul, setelah adanya aktivitas segelintir
orang di sana yang telah menjadikan tanah kapur sekitar kawah-kawah air panas
belerang menjadi komoditi bisnis. Di beberapa titik terlihat tanah kapur di perbukitan
tak semulus dulu lagi, sudah compang-camping.Bahkan alat berat pun sudah ikut
menggreder bukit-bukit kapur. Hal ini mencuatkan kekhawatiran, satu saat kawasan
pemandian itu akan terganggu. Air panas Sipoholon sebagai pemandian umum sudah
menjadi salah satu ikon wisata kebanggaan bagi daerah itu.
3.2Sarana Pendukung
Sarana pendukung merupakan merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata
yang diperluakn untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
awisatanya. Pembangunan sarana wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, secara kuantitatif menunjuk pada
jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif yang menunjuk pada
mutu pelayanan yang etrcermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh
kenyamanan.
Sarana pariwisata adalah perusahaan yang memberikan pelayanan kepada
wisatawan baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya
tergantung pada kedatangan wisatawan. Didalam pengembangan kepariwisataan
dibutuhkan layanan. Salah satu faktor yang menentukan dalam pelayanan adalah
kesiapan sarana dan prasarana kepariwisataan20dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Sarana pokok kepariwisataaan yaitu perusahaan yang kehidupannya
tergantung kepada arah kedatangan orang yang melakukan perjalanan. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah: travel again, perusahaan-perusahaan
angkutan wisata, penginapan seperti hotel dan jenis lainnya.
b. Sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan yang menyediakan
fasilitas rekreasi yang dapat melengkapi sarana pokokdan memiliki fungsi
membuat wisatawan tidak cepat bosan. Adapun yang termasuk dalam
kelompok ini adalah; fasilitas olahraga seperti lapangan bola tenis, kolam
berenang, dan lain-lain
Sarana penunjang kepariwisataan yaitu perusahaan yang menunjang sarana
pokok dan sarana pelengkap. Sarana penunjang kepariwisataan ini berfungsi
tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah objek
wisata tapi lebih penting adalah agar wisatawan lebih mudah mengeluarkan uang
ditempat yang dikunjungi
3.2.1 Rumah makan
Rumah makan di kota-kota biasanya tidak diselenggarakan khusus untuk
wisatawan, bahkan biasanya pendapatannya berasal dari penduduk setempat.rumah
makan atau restoran yang khusus memberikan jasanya kepada orang-orang yang
dalam perjalanan letaknya diluar kota, di tepi jalur-jalur lintas yang penting21.
Fasilitas makanan dan minuman itu bermacam-macan sebutannya, menurut bentu dan
mutu fasilitasnya serta pelayanan dan apa yang di hidangkan ada makanan yang di
edarkan dalam pikulan atau alat-alat lain, ada kedai atau warung makan, ada restoran
berbintang, ada fast-food restaurant, dan sebagainya. Juga ada tempat-tempat dimana
hanya di hidangan minuman dan makanan kecil atau makanan sederhana. Namanya
bermacam-macam menurut apa yang di hidangkan22.
Selain dapat menikmati panorama alam yang indah, wisatawan juga dapat
menikmati makanan khas Tapanuli yaitu Arsik, yang dapat di peroleh dari Rumah
Makan yang ada disekitar objek wisata Pemandian Air panas Sipoholon.
3.2.2 Kolam Renang
Pemandian air panas Sipoholon juga menyediakan kolam renang khusus
anak-anak dan orang dewasa. Penyediaan kolam renang ini disesuaikan dengan ukuran
kedalaman kolam, ukuran kedalaman kolam untuk anak-anak lebih rendah
dibandingkan dengan untuk dewasa. Demikian juga untuk temperatur air kolam,
temperatur kolam untuk anak-anak lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti, maka dapat dituliskan bahwa jumlah kolam
renang yang ada dikawasan objek Pemandian Air panas Sipoholon sebanyak 3 buah,
yakni dua kolam untuk dewasa dan satu kolam untuk anak-anak. Biaya masuk untuk
kolam renang Rp.5000/orang dan ada juga kolam renang yang dikenakan biaya
Rp.4000/orang.23
3.2.3 Kamar Mandi
Kamar mandi di lokasi wisata pemandian air panas Sipoholon cukup bagus
dan bersih. Ukuran kamar mandi ada yang 2 x 2 meter dan ada yang 1,5 x 1,5 meter
per kamar mandi. Toilet nya berada pada setiap rumah-rumah pengusaha yang
membuka kolam pemandian dan tidak di kenakan biaya, cukup dengan minum teh
manis, makan atau hanya mandi dengan membeli sabun, atau shampo yang telah
disediakan pemilik kolam.
3.2.4 Tempat parkir
Sarana tempat parkir ini sangat mempengaruhi perkembangan lokasi wisata
karena pengunjung tidak merasa khawatir dengan keamanan kendaraan yang mereka
gunakan. Dan tempat parkir di lokasi pemandian air Sipoholon ini tersedia tempat
parkir beroda dua dan beroda empat. Lumayan luas dan keamanannya terjamin
karena tepat berada di halaman depan rumah pemilik kolam pemandian air panas.
3.2.5 Hotel
Dalam mengembangkan objek wisata sarana penginapan sangat terlihat
penting bagi wisatawan sebagai tempat peristirahatan maupun sebagai tempat tinggal
sementara. Keadaan hotel di Pemandian Air panas cukup memadai dan tersedia dekat
dengan Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon salah satu nya adalah Hotel
Boli-Boli Cafe yang terdiri dari lantai 1 (satu) dan lantai 2 (dua). Jenis kamar yang
disediakan kelas VIP, standart, dan ekonomi dan terdiri dari 15 kamar. Fasilitas
ekonomi dan standart hanya disediakan tempat tidur dan lemari. Fasilitas VIP yaitu
tempat tidur, lemari, kamar mandi dalam dan TV. Harga VIP Rp.200.000/malam,
standart Rp.150.000/malam, ekonomi Rp.100.000/malam.24
3.2.6 Ketersediaan Angkutan Umum
Berbicara soal pariwisata, kita juga tidak luput membicarakan pengangkutan
atau transportasi karena transportasi merupakan pengangkutan yang dapat membawa
para wisatawan ke tempat tujuan wisata. Tanpa sarana transportasi maka kegiatan
transportasi wisata tidak akan berjalan dengan baik karena pengunjung akan
mengalami kesulitan untuk menuju ke suatu objek wisata. Untuk itu dapat dikatakan
dalam melakukan kepariwisataan peranan prasarana pengangkutan sangat
menentukan, tanpa adanya pengangkutan sulit bagi orang untuk melakukan
perjalanan untuk menuju lokasi wisata.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan , keberadaan prasarana
transportasi di lokasi objek wisata pemandian air panas Situmeang Habinsaran sudah
memadai. Ini terlihat dari tersedianya transportasi yang siap untuk mengangkut para
wisatawan untuk menuju lokasi objek wisata. Para wisatawan yang hendak menuju
lokasi wisata harus menggunakan mini bus dan becak.25
1. Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata
Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat
dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin
kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan untuk menuju lokasi objek
wisata dari ibukota Provinsi berjarak kira-kira 275 km dan dari ibukota Kecamatan
kira-kira 6 km dari ibukota kabupaten. Dari hasil pengamatan langsung dilapangan
keadaan jalan menuju lokasi objek wisata pemandian air panas bisa dikatakan cukup
baik, karena jalan beraspal sehingga para wisatawan tidak begitu sulit untuk
mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut26
3.3 Pengunjung
Objek wisata pemandian air panas Sipoholon buka setiap hari, akan tetapi
pengunjung banyak berkunjung pada hari libur saja. Sedangkan pengunjung yang
datang pada hari biasa saja tergolong sedikit. Pada hari biasa pengunjung yang datang
bisa mencapai 50-100 orang, sementara pada hari libur atau weekend bisa mencapai
100-200 orang perhari. Objek wisata ini akan kebanjiran pengunjung hanya pada
hari-hari besar saja seperti, Idul Fitri, Tahun Baru, dan hari-hari besar lain.27
Suatu daerah wisata sudah semestinya di upayakan agar daerah tersebut
banyak di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan luar negeri maupun wisatawan
lokal khusunya untuk daerah Kelurahan Situmeang Habinsaran tempat objek wisata
pemandian air panas Sipoholon. Berbeda dengan pemandian air panas di tempat lain,
di sumber mata air panas Sipoholon kita bisa melihat langsung sumber mata air yang
keluar dari dalam bumi. Perjalanan untuk melihat sumber mata air panas cukup berat
karena kita harus melewati tebing karang dan apabila tidak hati-hati kita bisa
terpeleset dan terpelosok ke dalam tanah basah yang mengandung air panas. Tempat
ini memang sudah mulai dikembangkan dan dipromosikan secara luas sehingga
bukan hanya penduduk lokal saja yang mendatanginya namun penduduk dari luar
daerah juga mulai ramai berkunjung terutama pada saat weekend atau hari libur
nasional.
BAB IV
PENGARUH OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
MASYARAKAT KELURAHAN SITUMEANG HABINSARAN
Setiap usaha senantiasa berpengaruh terhadap sistem sosial masyarakat baik
yang menyangkut aspek-aspek kehidupan bidang budaya, ekonomi, pendidikan,
maupun transportasi dan komunikasi yang berkaitan erat dengan aspek kebutuhan
lainnya. Dari segi dimensi historis dan kronologis menunjukkan bila ada aksi maka
ada reaksi, karena keduanya selalu saling berhadapan akibat dari suatu gagasan yang
baru dalam sebuah kelompok masyarakat.
Gagasan untuk menampilkan pariwisata sebagai sektor ekonomi rakyat secara
khusus dan negara pada umumnya membawa pengaruh terhadap masyarakat. Dalam
hal ini dimaksudkan masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran yang telah
mendapatkan pengaruh dari industri pariwisata. Setelah berlangsung cukup lama
gagasan itu dimanfaatkan untuk menggerakkan pembangunan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. Pengaruh tersebut mendatangkan keberuntungan keuangan secara
4.1 Pendapatan
Pengaruh wisata pemandian air panas Sipoholon terhadap lokasi tempat
pemandian air panas Sipoholon menjadikan daerah lokasi tempat wisata tersebut
semakin ramai, semakin maju dan semakin banyak terbuka lapangan pekerjaan.
Lokasi wisata pemandian air panas Sipoholon menarik banyak perhatian masyarakat
sehingga kebersihan di tempat lokasi terjaga. Wisata Pemandian Air panas juga
berpengaruh pada penduduk disekitarnya. Karena banyak masyarakat yang beternak
bebek dan ayam, sehingga hasil telur ayam dijual ke tempat pemandian air paans
Sipoholon. Bukan ahnya telur ayam dan bebek saja, tetapi juga sayuran maupun
buah-buahan seperti buah pisang. Terutama kacang sihobuk yang khas dikejar oleh
para pengunjung wisata. Sementara Wisata Pemandian Air panas tidak berpengaruh
terhadap pemerintahan karena retribusi untuk pemerintah setempat tidak ada.28
Pengaruh Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap ekonomi
nampak salah satunya adalah adanya peningkatan pendapatan. Sebelum tahun
1980-an masyarakat h1980-anya berpenghasil1980-an dari hasil t1980-ani sayur1980-an d1980-an padi. Pendapat1980-an
mereka dari hasil tanah hanya sekitar Rp.300.000-Rp 400.000 perbulan. Pendapatan
masyarakat meningkat terlihat dari terbukanya lapangan kerja seperti rumah makan,
restoran, warung, toko, kios-kios, penginapan atau losmen sudah ada hingga tahun
2003. Pengaruh yang paling besar terlihat pada tahun 2004 dibangun hotel Boli-boli
cafe nama pemilik Boliando Simanjuntak tepat dekat dengan pemandian air panas.
Tabel V
Pendapatan Informan Perbulan
NO Alternatif jawaban
N-50
F %
1 Rp. 200.000-300.000 4 8
2 Rp. 400.000-500.000 15 30
3 Rp. 600.000-700.000 20 40
4 Diatas Rp.700.000 11 22
JUMLAH 50 100
Sumber: Data sekunder 2003
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan berpenghasilan
Rp200.000-Rp300.000 terdiri dri 40 orang (8%), berpenghasilan Rp400.000- Rp500.000 terdiri
dari 15 orang (30%). Berpenghasilan Rp600.000- Rp700.000 terdiri dari 20 orang
(40%) dan diatas Rp700.000 terdiri dari 11 orang (22%). Dengan demikian tingkat
pendapatan di kawasan objek wisata pemandian air panas Sipoholon berkisar
Rp600.000-Rp700.000 perbulan.29
Suatu bidang usaha harus bisa bermanfaat bagi penduduk sekitar, baik bidang
industry maupun bidang usaha lainnya. Demikian halnya dengan objek wisata, juga
harus bisa dirasakan oleh penduduk setempat. Objek wisata pemandian air panas
Sipoholon adalah salah satu usaha di bidang pariwisata yang ada di Tapanuli
Utara.Objek wisata ini sudah banyak membawa perubahan bagi penduduk
setempat.Terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan memperluas lapangan
kerja.
4.2 Pendidikan
Pengaruh Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap sosial
nampak salah satunya adalah meningkatnya pendidikan. Menurut bapak Basar
Situmeang yang merupakan salah satu pemilik pemandian air panas menjelaskan
bahwa sebelum adanya wisata pemandian Air panas Sipoholon pendidikan di
Kelurahan Situmeang Habinsaran masih sangat kurang. Masih ada yang hanya tamat
SMP, juga banyak masyarakat yang hanya tamat SMA dan hanya sedikit yang
melanjutkan pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi, itu disebabkan karena ekonomi
masih sangat rendah. Masyarakat hanya sebagai petani yang hanya cukup untuk
membiaya kehidupan sehari-hari. Sementara tanaman yang di tanami hanya tanaman
muda seperti sayuran, buah-buahan, ubi dan padi sebagai makanan pokok.
Sedangkan untuk biaya pendidikan hanay cukup hingga SMA. Namun semakin
berkembang nya usaha wisata pemandian air panas semakin bertambah juga
pendapatan dan biaya untuk pendidikan semakin terpenuhi.30
Perkembangan perekonomian dan pendidikan menjadikan masyarakat
Situmeang Habinsaran semakin sejahtera kehidupannya. Bangunan-bangunan rumah
pun semakin lebih baik lagi yang sebelumnya papan sudah mulai banyak membangun
rumah bentuk permanen. Disamping Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon
berpengaruh juga dalam sosial budaya, terlihat dari perubahan mata pencaharian
masyarakat yang sebelumnya hanya sebagai petni dan tambang batu kapur dan
belerang, menjadi pengusaha rumah makan, restoran, hotel, terutama pengusaha
kolam pemandian air panas dan kolam renang.
4.3 Budaya
Pengaruh yang ditimbulkan oleh kunjungan wisatawan terhadap objek
pemandian air panas Sipoholon terhadap social budaya masyarakat adalah adanya
perubahan pola mata pencaharian. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa
pekerjaan masyarakat sebelumnya berfokus pada tanaman padi, sayuran dan
tanaman-tanaman muda lainnya.Setelah terbentuk wisata pemandian air panas
Sipoholon di samping sebagai petani masyarakat membuka lapangan kerja seperti
rumah makan, penjualan souvenir, beternak bebek untuk di jual ke lokasi yang
membuka usaha air panas tersebut.31
Kedatangan wisatawan juga berpengaruh terhadap social budaya masyarakat,
tetapi dalam hal ini yang paling nampak perubahannya adalah perubahan mata
pencaharian masyarakat.Perubahan dalam masyarakat karena adanya
penggerak-penggerak tertentu yaitu perubahan penggerak-penggerak proses dari dalam diri dan dari luar
diri. Dari dalam diri yaitu berupa pendapatan baru dari lapangan-lapangan
perjuangan seseorang untuk memperoleh tanah, pekerjaan, pedidikan dan usaha
lainnya. Sedangkan yang bersal dari luar untuk sebagian terletak dalam lingkungan
karena pengaruh pergerakan dari dunia luar.Pembangunan pariwisata merupakan
pembangunan yang perlu di kembangkan, bagi suatu negara yang mengembangkan
industri wisata di negaranya.Lalu lintas orang-orang tersebut membawa hasil yang
cukup banyak.Demikian hal nya bagi masyarakat yang memanfaatkan pariwisata
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti hal nya kawasan objek pemandian air
panas Sipoholon yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran.32
Dalam penelitian ini pendapatan masyarakat mengalami perubahan yaitu
sebelum dibukanya kawasan objek wisata dan setelah di bukanya objek wisata
pemandian air panas tersebut. Sebagai akibatnya yaitu dengan adanya denagna danya
arus wisatawan baik wisatawan local maupun wisatawan mancanegara membawa
pengaruh/keuntungan yang nyata bagi masyarakat, diantaranya:
1. Bertambahnya lapangan kerja yaitu, semakin banyaknya penduduk yang
pekerjaan sebelumnya hanya bertani, tetapi juga menjadi pedagang dan
wiraswasta.
2. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pengembangan pariwisata
juga berpengaruh terhadap social budaya masyarakat. Adanya pola perubahan
mata pencaharian yang sebelumnya hanya berfokus pada tanaman-tanaman
muda deperti padi, sayuran, dll. Setelah terbentuk objek wisata poemandian air
32Pretty M Simanjuntak “Persebaran Potensi Objek Wisata Tarutung Kabupaten Tapanuli
panas Sipoholon banyak yang beternak bebek, penjualan kacang sihobuk,
membuka rumah makan dan pembangunan hotel.
Dalam pengembangan objek wisata agar suatu daerah menjadi tujuan wisata maka
harus siap menerima kedatangan wisatawan. Mengusahakan objek wisata lebih
menarik dan pembenahan objek wisata dengan tidak mengubah bentuk aslinya.
Selama pengembangan pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari objek wisata yang ada maka upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan penyuluhan kelompok sadar wisata bagi masyarakat agar mereka
mampu memanfaatkan pengembangan yang dilakukan, dan bisa melihat potensi
apa saja yang dapat diperoleh.
2. Mengadakan pelatihan bagi masyarakat dalam meningkatkan lapangan kerja
terutama yang berhubungan dengan pariwisata. Seperti pelatihan membuat kain
tenun sebagai cendera mata bagi wisatawan dan juga membuka lahan pertanian
seperti kacang Sihobuk yang hasilnya dapat di jual bagi wisatawan. Dan juga
beternak bebek agar hasilnya dapat di jual ke tempat usaha pemandian air panas
Sipoholon.
3. Perbaikan jalan menuju tempat lokasi pemandian air panas agar mudah di lalui
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Dalam sejarah perekonomian Kelurahan Situmeang habinsaran
dilatarbelakangi oleh mata pencaharian yang cukup minimum dan pendapatan yang
rendah sehingga pendidikan pun sangat tergolong rendah karena pendapatan ekonomi
hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Dengan perekonomian yang rendah mendorong masyarakat untuk membuka lapangan
kerja baru. Sehingga memanfaatkan sumber daya alam yaitu sumber air panas yang
berasal dari perut bumi keluar akibat letusan gunung berapa sejak ratusan tahun yang
lalu. Sumber Air panas tepatnya berada dekat dengan pemukiman masyarakat
Situmeang Habinsaran bertempat tinggal sehingga mudah menjangkau untuk
membuka usaha. Usaha yang pertama kali mereka lakukan dalam memanfaatkan
sumber Air panas tersebut adalah dengan pengambilan batu kapur dan tambang
belerang.
Pada tahun 1980-an terbentuklah pemandian Air panas atas dari inisiatif
masyarakat itu sendiri. Awal dibukanya pemandian Air panas tersebut atas ide bapak
Situmeang tepat di belakang rumahnya sumber mata air tersebut. Di tarik air panas
melalui pipa sampai ke tempat bak yang ada dirumahnya. Seiring berkembangnya
usaha pemandian bapak Situmeang tersebut di ikuti oleh beberapa masyarakat lain
yang ada disekitar pemandian air panas tersebut. Semakin berkembangnya pemandian
habinsaran. Terbuka lapangan kerja dan mayarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain memiliki ide masing-masing untuk meningkatkan perekonomian rumah
tangga dengan membuka lapangan kerja baru sesuai kemampuan dan keinginan
mereka.Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon semakin dikenal oleh banyak
orang. Dengan dinginnya suhu Kota Tarutung sangat mendukung untuk berkunjung
ke pemandian air Panas tersebut. Pengunjung semakin ramai, didatangi dari berbagai
tempat dari wisatawan lokal maupun luar kota datang sengaja untuk berkunjung
maupun hanya sekedar singgah dan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Dengan
semakin berkembangnya Wisata Pemandian Air panas Sipoholon maka semakin
berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya bagi masyarakat
Kelurahan Situmeang habinsaran.
Pengaruh Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap kehidupan sosial
adalah semakin meningkatnya pendidikan bagi masyarakat Kelurahan Situmeang
Habinsaran. Dalam perekonomian semakin meningkat pendapatan karena lapangan
kerja semakin luas seiring perkembangan Wisata Pemandian Air panas Sipoholon.
Dalam budaya, terlihat dari perubahan mata pencaharian . Sebelumnya hanya
sebagai petani, tambang belerang dan batu kapur, setelah Wisata pemandian Air
panas Sipoholon terbentuk maka kebanyakan masyarakat beralih ke pengusaha kolam
5.2Saran
Berdasarkan kesimpulan membuktikan bahwa Wisata Pemandian Air panas
Sipoholon memberikan perubahan terhadap kehidupan masyarakat Kelurahan
Situmeang habinsaran. Terutama perekonomian masyarakat yang semakin membaik
dan pendidikan semakin meningkat. Namun dalam berbagai jenis tempat wisata yang
ada di berbagai daerah masih banyak yang lebih maju dan berkembang dibanding
wisata pemandian Air panas Sipoholon. Semua tergantung pada sarana dan prasarana
tempat wisata tersebut sehingga memberikan pelayanan yang cukup baik bagi
pengunjung. Namun Wisata Pemandian Air panas Sipoholon masih tergolong kurang
dalam bentuk sarana maupun prasarana. Sesuai dengan uraian kesimpulan diatas,
maka didapat saran sebagai berikut:
1. Sarana maupun prasarana di Objek Wisata Pemandian air Panas
Sipoholon lebih ditingkatkan lagi. Supaya pengunjung lebih nyaman
dan lebih sering berkunjung ke tempat wisata jika sarana maupun
prasarana lebih ditingkatkan lagi .
2. Bagi masyarakat yang tinggal dilokasi objek wisata perlu kiranya
meningkatkan kesadarannya dalam hal sadar wisata terutama dalam
memanfaatkan potensi objek wisata untuk lebih baik lagi.
3. Hendaknya pemerintah setempat dan masyarakat bekerjasama dalam
meningkatkan pengembangan objek wisata untuk lebih menarik
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON
2.1 Letak Geografis
2.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Air panas Sipoholon adalah salah satu tempat wisata pemandian air panas yang
terletak tidak jauh dari kota Tarutung tepatnya di Kelurahan Situmeang Habinsaran
Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut masyarakat setempat,
pemandian air panas ini merupakan air panas yang keluar dari perut bumi.Pemandian
ini juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi daerah Sipoholon.Air panas yang meluap
keluar dari dalam tanah menjadikan kita tertarik untuk melihatnya secara langsung
tentunya. Untuk itu wisatawan akan bisa melihat lokasi-lokasi tempat keluarnya air
panas tersebut. Sumber air panas itu sendiri merupakan tanah milik masyarakat
Kelurahan Situmeang Habinsaran. Namun tempat pemandian air panas itu di buka
oleh perorangan, ada yang milik pribadi dan ada juga yang menyewa. Luas wilayah
Kelurahan Situmeang Habinsaran 17,49Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara :Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon
- Sebelah Selatan : Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon
- Sebelah Timur :Kecamatan Tarutung
- Sebelah Barat : Desa Simanungkalit5
2.1.2 Keadaan Iklim
Di daerah Kelurahan Situmeang Habinsaran ini dikenal hanya dua musim
yaitu: musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober
hingga April dan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober. Hal ini
dipengaruhi oleh letak wilayah Indonesia yang terletak antara dua benua dan dua
samudera yang mengakibatkan pergantian arah angin setiap enam bulan sekali, yakni
angin musom barat dan angin musom timur.6
Kelurahan Situmeang Habinsaran berada pada ketinggian tanah dari permukaan
laut 950 m, banyaknya curah hujan 8,8 mm dan suhu udara Kelurahan Situmeang
Habinsaran ini rata-rata 22◦C dengan luas wilayah seluruhnya adalah 1656 Ha.
Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara
memiliki temperatur yang dingin karena banyak mengandung uap air dan dipengaruhi
oleh topografi yang berbukit-bukit sangat mendukung masyarakat untuk menikmati
pemandian air panas yang muncul ke permukaan daerah Kelurahan Situmeang
Habinsaran Kecamatan Sipoholon.7
2.2 Kondisi Penduduk
2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat di ketahui dari
komposisi penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau
perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
6ibid
Tabel I
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 1415
2 Perempuan 1359
Jumlah 2774
Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Berdasarkan dari Kantor Lurah jumlah kepadatan penduduk Kelurahan
Situmeang Habinsaran tahun 2003 adalah 2774 orang dengan jumlah kepala keluarga
sebesar 639 KK. Jumlah penduduk laki-laki 1415 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebesar1359 jiwa. Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah perempuan.
2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur
Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat diketahui dari komposisi
penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau perbandingan antara
Tabel II
Distribusi penduduk menurut kelompok umur
NO Kelompok umur Jumlah
1 0-3 tahun 336 jiwa
2 4-6 tahun 311 jiwa
3 7-12 tahun 487 jiwa
4 13-15 tahun 281 jiwa
5 16-19 tahun 270 jiwa
6 19 tahun keatas 1089 jiwa
Jumlah 2774 jiwa
Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran
Berdasarkan data dari Kantor Lurah Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun
2003 menunjukkan bahwa jumlah penduduk seluruhnya 2774 jiwa, masing-masing
laki-laki 1415 jiwa dan perempuan 1359 jiwa. Pengelompokan penduduk berdasarkan
umur dan jenis kelamin dapat memberikan gambaran mengenai besarnya penduduk
usia kerja, rasio jenis kelamin (sex rasio) dan rasio beban tanggungan komposisi
2.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Indonesia adalah negara yang menjamin kebebassan beragama dan
menjalankan ibadah agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk mengetahui
komposisi penduduk menurut agama di Kelurahan Situmeang habinsaran dapat di
[image:35.612.190.451.309.517.2]lihat pada tabel berikut:
Tabel III
Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang dianut
No Agama yang diantut Jumlah
1 Islam -
2 Kristen protestan 2567 orang
3 Kristen katolik 207 orang
4 Hindu -
5 Budha -
Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Penduduk di Kelurahan Situmeang Habinsaran secara umum menganut agama
Kristen Protestan yakni Kristen Protestan sebanyak 2567 jiwa dan sebanyak 207 jiwa
2.3Sistem Mata Pencaharian
Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani seperti padi, sayuran, dan
palawija. Disamping sebagai petani masyarakat juga sebagai penambang batu kapur
dan belerang. Dalam bidang pertanian, mereka memfokuskan pada bidang
penanaman padi. Akan tetapi setelah terbuka gerbang pariwisata ke daerah ini, secara
perlahan mereka mulai mengubah pola mata pencaharian mereka, dari pertanian ke
perdagangan. Masyarakat Situmeang habinsaran membuka usaha sendiri seperti
kios-kios, restoran, rumah makan, penjualan souvenir-souvenir, termasuk usaha membuka
pemandian air panas dan kolam renang. Sementara peternakan pada umumnya
merupakan usaha sampingan untuk dijual hasilnya ke wisata pemandian air panas
Sipoholon.Semakin berkembang usaha masyarakat maka pendapatan pun semakin
bertambah8.
Potensi-potensi objek wisata semakin diperbaharui dan dilestarikan serta
kebersihan ditingkatkan supaya pengunjung merasa lebih nyaman. Mata pencaharian
adalah jenis pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang
mencirikan pekerjaan. Menurut data yang ada mayoritas penduduk dikelurahan
Situmeang Habinsaran ini adalah berwirausaha/pedagang,bertani,PNS, dan buruh.
Secara terperinci distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
8Wawancara dengan Marlon Simanungkalit, Kelurahan Situmeang Habinsaran: 19 Agustus
Tabel IV
Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah
1 PNS 213 orang
2 TNI/POLRI 3 orang
3 Swasta 8 orang
4 Wiraswasta 1093 orang
5 Tani 1193 orang
6 Pertukangan 55 orang
7 Buruh Tani 75 orang
8 Pensiunan 126 orang
9 Jasa 8 orang
10 Jumlah 2774
Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat wisata objek
pemandian air panas Sipoholon dominan bertani, hingga mencapai 693 orang. Dan
setelah dominan bertani adalah PNS sekitar 113 orang.
2.4 Potensi Objek Wisata
Potensi adalah semua sumber yang terdapat di suatu daerah yang
kembangkan9. Yang termasuk potensi dalam suatu wilayah atau tempat adalah
sebagai berikut:
a. Potensi, yaitu: benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang
dalam istilah pariwisata disebut dengan Bataral Animi Titas Pariwisata .
b. Bentuk tanah dan pemandangan alam, misalnya: lahan yang datar, pegunungan,
danau, pantai dan air terjun.
1. Hutan belukar, misalnya: hutan yang luas, banyak pohon-pohon.
2. Flora, fauna dan tanam-tanaman, daerah perburuan dan cagar alam.
3. Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air panas, air mineral,
dimana semuanya itu di harapkan dapat menyembuhkan
macam-macam penyakit.
c. Hasil ciptaan manusia, yaitu: benda-benda bersejarah, rumah ibadah, upacara
perkawinan.
d. Tata cara hidup masyarakat, yaitu: tata cara hidup tradisional dari suatu
masyarakat yang merupakan salah satu sumber penting untuk dibawakan pada
para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya yang
merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk datang dan tinggal lebih
lama di daerah tersebut.
Dengan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai
potensi daya tarik bagi wisatawan untuk dapat berkunjung kedaerah tujuan wisata
anatara lain:
1. Sumber, misalnya: sisa-sisa peradaban masa lalu , peninggalan budaya,
museum purbakala dan peralatan musik tradisional.
2. Sumber buatan manusia, misalnya: pemandangan alam, iklim lingkungan
hidup, flora dan fauna, lebih dan gunung.
3. Sumber yang bersifat manusiawi, yaitu sumber daya manusia yang melekat
dalam masyarakat dalam bentuk warisan, budaya, seperti tari-tarian dan
upacara adat.10
Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa, semua potensi yang disebut diatas
merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dalam
pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dalam
pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dari objek
wisata yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak
dilestarikan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau
potensi yang dimiliki oleh daerah objek wisata tidak terlihat atau tidak di ketahui
kelebihannya.
Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu
pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja
sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat
berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang
banyak di kunjungi masyarakat khususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air
panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun
rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha
dan menambah pendapatan.11
Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat
Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang
membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga
kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di
daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas
Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang
habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun
menyebutnya kawasan air panas Sipoholon
Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu
pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja
sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat
11 Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas
berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang
banyak di kunjungi masyarakatkhususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air
panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun
rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha
dan menambah pendapatan.12
Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan
Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka
usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam
renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini,
sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon
walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran
Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya
kawasan air panas Sipoholon.
Potensi objek wisata terdiri atas 2 yakni :
a. Potensi Internal Objek Wisata
Potensi internal adalah potensi wisata yang dimiliki objek itu sendiri yang
meliputi komponen kondisi fisik objek, kualitas objek, dan dukungan bagi
pengembangan. Upaya pengembangan potensi internal adalah suatu usaha yang
dilakukan dalam mengembangkan, merawat objek wisata yangtelah tersedia
sebelumnya demi kemajuan objek wisata tersebut. Dalam hal ini pengembangan yang
12Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas
dilakukan harus sesuai dengan selera wisatawan agar wisatawan tersebut dapat
tinggal lebih lama dan tidak merasa cepat bosan13
Suatu objek wisata dikatakan sudah maju atau tergantung pada potensi
eksternal dan internal serta kondisi sadar wisata yang berada dilokasi tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan keadaan otensi internal yang ada
di objek wisata pemandian air panas Sipoholon adalah sebagai berikut:
1. Daya Tarik Utama Objek Wisata
Daya tarik dan objek wisata adalah elemen terpenting dalam pengembangan
suatu destinasi atau daerah tujuan wisata. Dikatakan demikian karena secara primer
wisatawan yang bermaksud berkunjung kedaerah tujuan wisata karena termotivasi
oleh objek dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang biasa dilihat. Objek dan daya
tarik ideal harus diterapkan oleh 7K (Keamanan, Ketertiban, Kesejukan,
Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan). Suasana aman dengan
ketertiban lingkungan, mampu memberikan kesejukan kepada wisatawan ditunjukkan
oleh keramahtamahan masyarakat yang hidup dilingkungan yang bersih dan
memberikan nuansa keindahan yang menjadi kenangan tersendiri dalam sanubari
wisatawan yang akan dibawa kembali ke daerah/negara asalnya sehingga nantinya
bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Pada umumnya objek wisata pemandian air
panas sipoholon belum bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Hal ini disebabkan
karena fasilitas wisata masih kurang memadai dan penerapan 7K (Keamanan,
Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan)
belum sepenuhnya terlaksana, oleh karena itu objek wisata pemandian air panas
Sipoholon setelah ditinjau ke lapangan masih bersifat daya tarik penangkap wisata14
2. Kekuatan Atraksi Komponen Objek Wisata
Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu
pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk wisatawan. Jadi atraksi
wisata dibedakan dengan objek wisata (tourist objec), karena objek wisata dapat
disaksikan tanpa membayar selain itu dalam atraksi wisata untuk menyaksikan nya
harus dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa
dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi,
monumen. Atraksi wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja,
tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan.
Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi wisata
yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa adanya
persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya tarik pada
wisatawan. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah ditinjau kelapangan
kekuatan atraksi komponen objek wisatanya baik alami maupun buatan masih kurang
mampu mempertinggi kualitas dan kesan objek, karena objek wisata ini belum ada
yang bisa disaksikan dan dipertunjukkan tanpa membayar, objek wisata ini hanya
sebagai tempat persinggahan sementara, atau menikmati yang sudah ada dan belum
bisa berinteraksi dengan objek lain.
3. Keragaman Atraksi atau Daya Tarik Pendukung
Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan
cara pengembangan atraksi wisata disuatu kawasan sebagai daya tarik wisata.
Pengembangan atraksi wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai potensi
dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki suatu tempat atau kawasan wisata disuatu
daerah baiknya memiliki keanekaragaman atraksi baik itu merupakan atraksi
keindahan alam keagungan kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi
lengkap yang dalam keseluruhan merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari
segala pelosok dalam maupun luar negeri. Objek wisata pemandian air panas
Sipoholon setelah penulis meninjau kelapangan belum memiliki keragaman atraksi
atau daya tarik pendukung, wisatawan datang berkunjung hanya untuk melihat dan
menikmati objek wisata saja karena upaya pengembangan industri pariwisata belum
terlaksana sepenuhnya hal ini disebabkan kurang perhatian pemerintah sepenuhnya
terhadap dunia pariwisata.
b. Potensi Eksternal Objek Wisata
Potensi eksternal objek wisata adalah potensi wisata yang mendukung
dan fasilitas pelengkap potensi eksternal kepariwisataan tersebut meliputi keterkaitan
antar objek, dukungan paket wisata, pengembangan dan promosi objek wisata, waktu
tempuh terhadap ibukota kabupaten, ketersediaan angkutan umum menuju objek
wisata, ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar wisatawan
(makan/minum, penginapan, bangunan untuk menikmati objek)
1. Keterkaitan Antar Objek
Yang dimaksud dengan keterkaitan antar objek disini adalah kerjasama antar
objek yang satu dengan objek wisata yang lain, dimana objek wisata yang satu saling
memerlukan objek wisata yang lainnya agar pengunjung tidak menikmati satu objek
wisata saja. Hubungan atau keterkaitan antar objek misalnya objek wisata yang satu
menyediakan objek wisata alam, sedangkan objek wisata lain menyediakan objek
wisata buatan manusia. Sehingga mereka saling bekerja sama untuk mengolah objek
wisata tersebut. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tidak memiliki
keterkaitan dengan objek wisata lain disekitarnya karena objek wisata ini berdiri
sendiri tanpa bantuan dengan objek wisata lain.
2. Dukungan Paket Wisata
Dukungan paket wisata yang dimaksud adalah perusahaan perjalanan yang
mempunyai tujuan untuk mempersiapkan sesuatu perjalanan bagi seseorang yang
berencana melakukannya. Ia memiliki fasilitas untuk mempersiapkan peerjalanan,
perjalanan, menjual tiket, memperoleh reservasi kamar hotel, memimpin perjalanan
yang semuanya itu dapat menjadi suatu paket perjalanan yang istilah dalam teknisnya
disebut wisata dalam bingkisan, atau paket wisata. Hasil observasi dilapangan
menunjukkan bahwa perjalanan untuk lokasi objek wisata pemandian air panas
Sipoholon belum ada sama sekali. Sehingga objek wisata ini belum termasuk dalam
agenda kunjungan wisatawan dalam suatu paket wisata.
2.4.1 Kondisi Objek Wisata
Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon ini sebenarnya belum
memuaskan jika dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Namun bukan berarti
lokasi ini tidak layak dikembangkan melainkan lokasi ini perlu pembenahan
sedemikian rupa sehingga lokasi ini dapat berkembang maju dan dapat menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan asli daerah masyarakat setempat.
Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon jika kita lihat belum
mengalami kerusakan dominan kondisinya masih bagus dan terawat. Namun bukan
berarti objek wisata ini tidak dikembangkan lagi tapi harus perlu pembenahan dan
penambahan sarana dan prasarana yang menunjang objek wisata ini agar para
wisatawan merasa betah berkunjung kelokasi objek pemandian air panas Sipoholon15.
2.4.2 Kebersihan Lingkungan Objek Wisata
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan
akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat yang bersih dan nyaman. Objek
wisata pemandian air panas Sipoholon tergolong baik karena masyarakat setempat
menjaga kebersihan dengan baik sehingga jarang dijumpai sampah. Keberadaan
tempat sampah juga banyak dijumpai ditempat tertentu karena tempat sampah adalah
mencerminkan kebersihan suatu tempat. Karena apabila misalnya kita melihat tempat
sampah, kita tidak akan membuang sampah sembarangan tempat.
2.4.3 Pengembangan dan Promosi Objek Wisata
Dengan kekayaan budaya, tempat wisata, sumber daya manusia yang
memadai dan dana yang cukup tidaklah dapat begitu saja pariwisata maju dan
menyerap banyak wisatawan. Satu hal juga yang sangat penting dalam proses
pengembangan kepariwisataa adalah promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan
lewat media cetak, dan elektronik. Promosi wanita sebetulnya dapat dilakukan dari
dua arah, dalam arti bukan pihak dari pemerintah saja yang melakukan promosi tetapi
wisatawan juga dapat melakukan promosi saat merasakan kenyamanan, manfaat
datang di objek wisata tersebut. Salah satu faktor yang mendorong seseorang
mengunjungi suatu tempat adalah ingin mengetahui lebih atas informasi yang
Informasi yang diperoleh tersebut, wisatawan akan melakukan promosi ulang ke
pihak yang lain.
Sehingga dengan demikian, daerah tersebut akan selalu dikunjungi yang
memiliki nilai tinggi bagi pemerintah dari satu sisi dan disisi lain bagi masyarakat
disekitar objek wisata keberhasilan promosi akan tergambar dari peningkatan grafik
pengunjung, secara otomatis pengembangan objek wisata akan menciptakan suasana
yang kondusif pada peningkatan pendapatan asli daerah. Akan tetapi objek wisata
pemandian air panas Sipoholon belum ada pelaksanaan kegiatan promosi
sepenuhnya, sehingga air panas tersebut belum dikenal dan belum tau informasi
tentang objek wisata ini.Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah
tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu
negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara
tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan
wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan manfaat bagi rakyat banyak.16
2.4.4 Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten
Diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke
tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan
kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan
16Yoeti,Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita, 1997,hlm
adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan
bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10
sampai 15 menit dengan jarak 6 Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos
Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp.
10.000-20.000.
2.4.5 Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata
Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat
dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin
kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan menuju lokasi objek wisata 2
Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 6 Km dari Ibukota Kabupaten, 275 Km dari
Ibukota Provinsi. Dari hasil pengamatan langsung ke lapangan keadaan jalan untuk
menuju lokasi objek pemandian air panas Sipoholon bisa dikatakan sudah cukup baik,
karena jalan sudah sepenuhnya beraspal sehingga wisatawan mudah untuk
mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut.
Waktu tempuh terhadap Ibukota Kabupaten diera teknologi canggih seperti
sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah
yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk
menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan adalah angkutan umum.
Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah
Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan
umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.
2.5 Animo Pengunjung
Pendapat para pengunjung tentang objek wisata pemandian air panas Sipoholon
bahwa objek wisata itu indah dan alami. Mereka nyaman disana karena suasana sejuk
dan masih alami. Mereka juga senang dengan pemandangan alam yang indah
disekitar sumber air panas Sipoholon. Akan tetapi disamping itu ada kesan negatif
yang mereka dapatkan disana yaitu tentang sarana dan prasarananya. Lokasi
pemandian air panas Sipoholon masih sedikit daya tariknya, sehingga kegiatan
pengunjung masih sangat terbatas. Adapun kegiatan yang bisa dinikmati para
wisatawan adalah berupa keindahan alam, itu berupa semburan mata air yang cukup
panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Para wisatawan
juga dapat menikmati sumber air panas yang cukup hangat yang dapat bermanfaat
untuk menyembuhkan penyakit kulit. Selain dari wisata alam para wisatawan juga
dapat menikmati makanan khas Tarutung yaitu kacang Sihobuk.17
Kunjungan wisatawan yang datang ke objek wisata pemandian air panas
Sipoholon membawa pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat
setempat.Dimana dengan adanya wisatawan maka pendapatan semakin
bertambah.Misalnya jualan banyak yang laku yang telah mereka sediakan disekitar
objek wisata pemandain air panas Sipoholon. Peningkatan arus kunjungan wisatawan
ke objek wisata pemandian air panas Sipoholon terjadi pada hari-hari besar seperti
pada hari Natal/Tahun Baru, Paskah, Hari Libur Sekolah, ada juga Hari Lebaran Idul
Fitri.
2.6 Inisiatif Masyarakat dan Pemerintah
Pada tahun 1980-an masyarakat berinisiatif membentuk pemandian air panas
Sipoholon. Menciptakan lapangan kerja melalui pembentukan wisata pemandian air
panas Sipoholon, seperti pembuatan bak mandi dan kolam renang. Membangun hotel
dan penginapan, membuka kios-kios, rumah makan, dan restoran, dan sekitar wisata
pemandian air panas Sipoholon terdapat penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon Kota
Tarutung.
Suatu daerah menjadi tujuan wisata daerah tersebut harus siap menerima
kedatangan wisatawan, mengusahakan objek wisata yang menarik, pembenahan
objek wisata dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya. Namun pemerintah belum
sepenuhnya mengalokasikan dana untuk pembangunan pariwisata tersebut, dan bukan
berarti pemerintah lepas tanga terhadap keberadaan objek wisata tersebut. Seiring
dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dengan membangun
beberapa failitas yang diutamakan seperti jalan dan tempat pemberhentian juga
memberikan penyuluhan dan latihan tentang arti sebagai daerah yang dekat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan
tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya.
Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran pariwisata adalah suatu pelajaran
untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,
fisik dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata.
Harapan dan penyesuaian dibuat oleh penduduk yang menerima mereka dan terdapat
peran perantara dan instansi pengelola perjalanan wisata menjadi penengah antara
wisatawan dan penduduk di daerah tujuan wisata1.
Kelurahan Situmeang Habinsaran merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.Kelurahan Situmeang Habinsaran sebelumnya
terdiri dari desa Pansinaran dan Desa Habinsaran. Kemudian pada tahun 1981
digabung menjadi sebuah kelurahan yaitu Kelurahan Situeang Habinsaran. Kemudian
menjadi Ibukota kecamatan Sipoholon. Alasan dijadikan Ibukota Kecamatan karena
lebih dekat ke kecamatan. Kelurahan Situmeang Habinsaran ini cukup dikenal karena
terdapat sumber Air panas.Air panas itu tepatnya berada di Kelurahan Situmeang
Habinsaran di Kecamatan Sipoholon dan dikenal masyarakat namanya Air panas
Sipoholon, karena berada di Kecamatan Sipoholon. Air panas ini berasal dari perut
bumi yang merupakan Air panas alam yang telah ada sejak ratusan tahun. Air panas
ini dijadikan sebagai tempat wisata dan juga merupakan tambang belerang dan bau
kapur. Sebelum objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini dikenal oleh banyak
orang, masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani tanaman muda
seperti sayur-sayuran, buah pisang dan lain sebagainya.Selain dari pada itu juga
sebagai tambang belerang dan batu kapur. Kehidupan ekonomi mereka rendah dan
masyarakat mayoritas sederhana, juga pendidikan masih rendah dan bangunan rumah
masyarakat masih sangat sedikit yang permanen2.
Pada awalnya masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran hanya sebagai
penghasil batu kapur dan belerang dari sumber air panas tersebut. Sebelum tahun
1980-an hanya penduduk setempat yang mandi di pemandian Air panas. Belum ada
kunjungan dari wisatawan dari daerah lain, namun setelah tahun 1980-an tempat ini
telah dikenal oleh banyak orang. Penduduk setempat yang dekat dengan sumber Air
panas membuat kolam tempat mandi bagi pengunjung. Hampir seluruh masyarakat
Tapanuli Utara mengenal objek wisata pemandian Air panas ini dan sudah mulai
ramai, sehingga pada tahun 1985 sudah ada beberapa penginapan3.
Mulai berkembangnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah
mengubah perekonomian masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran.Alasan
Penulis melakukan penelitian Air panas Sipoholon ingin mengetahui pengaruh objek
wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap perekonomian masyarakat
Kelurahan Situmeang Habinsaran. Objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini
berdiri atas ide dan pemikiran dari masyarakat itu sendiri tanpa adanya perhatian dari
pemerintah. Setelah berdiri objek wisata pemandian Air panas Sipoholon pemerintah
berperan dalam pembangunan jalan. Berdirinya objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon telah mengubah Kelurahan Situmeang Habinsaran menjadi lebih baik lagi,
baik dari segi sosial maupun ekonomi. Penulis tertarik dengan penelitian ini karena
objek wisata pemandian Air panas Sipoholon tersebut sangat mempengaruhi
perkembangan masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengambil penelitian dengan
judul OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TAHUN
1980-2004.
Penulis mengambil awal tahun 1980 karena pada tahun tersebut objek wisata
pemandian Air panas Sipoholon telah di kenal banyak orang, dan beberapa
masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon membuka usaha
kolam pemandian Air panas di sekitar sumber Air panas. Akan tetapi fasilitas belum
cukup tersedia seperti perhotelan.Untuk menunjang pariwisata tentu diperlukan
ketersediaan hotel atau penginapan yang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya,
di Kabupaten Tapanuli Utara fasilitas ini tampaknya belum cukup memadai4,
khususnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon.
4Bernardine, Mengenal Nusantara Provinsi Sumatera Utara, Bekasi: Sari Ilmu
Penulis mengambil batas akhir tahun 2004 karena dibangun hotel yang
sebelumnya masih losmen-losmen. Sehingga pada tahun tersebut sudah mulai
berkembang pesat dengan pembangunan hotel di sekitar objek wisata pemandian Air
panas sehingga perekonomian dan pembangunan di Kelurahan Situmeang Habinsaran
kecamatan Sipoholon meningkat pesat karena semakin banyak pengunjung.
Masyarakat menciptakan beberapa lapangan kerja baru, seperti kios-kios, rumah
makan dan warung-warung. Termasuk penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon kota
Tarutung. Hampir seluruh disepanjang jalan Kelurahan Situmeang Habinsaran
Kecamatan Sipoholon terdapat penjual kacang Sihobuk.Dalam penelitian ini peneliti
membahas dari segi sosial dan ekonomi yang sangat berpengaruh dalam lingkungan
wisata maupun masyarakatnya.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah akar permasalahan dari penelitian. Berdasarkan
latarbelakang masalah diatas maka penulis membatasi 3 pokok permasalahan.
Rumusan masalah ini membantu penulis dalam membatasi pokok permasalahan yang
akan dibahas, yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana latar belakang terbentuknya objek wisata pemandian Air
panas Sipoholon ?
2. Bagaimana proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas
3. Apa pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Situmeang
Habinsaran di Kecamatan Sipoholon?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menjelaskan latar belakang objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon.
2. Menjelaskan proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon tahun 1980-2004.
3. Menjelaskan pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon
terhadap masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan
Sipoholon.
Selain tujuan penelitian, juga dapat diperoleh berbagai manfaat penelitian,
diantaranya adalah:
1. Menambah pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian yang
menghasilkan karya historiografi serta memberikan referensi literatur
yang berguna terhadap dunia akademik, terutama dalam sosial Ilmu
Sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah lokal yang lebih baik
2. Bagi masyarakat umum, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan baru tentang pengaruh objek wisata Air panas Sipoholon
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Situmeang
Habinsaran.
1.4Tinjauan Pustaka
Penulisan karya ilmiah merupakan sebuah rangkaian yang saling berkaitan
dengan mengunakan referensi yang berhubungan, supaya pemaparan sebuah karya
ilmiah lebih objektif, maka selayaknyalah menggunakan sumber-sumber yang
berkaitan dengan topik yang dibahas baik berupa buku-buku yang mendukung
paparan secara teoritis maupun paparan fakta-fakta. Maka penulis menggunakan
beberapa buku paduan dasar dalam penelitian ini.
James, J. Spellane dalam Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya,
(1987) mengatakan bahwa, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain, bersifat sementara yang dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu, serta kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan: mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
berziarah, dan lain-lain yang bukan merupakan kegiatan yang baru saja dilakukan
oleh manusia masa kini. Untuk menarik perhatian wisatawan pemerintah dan pihak
swasta harus bekerjasama memenuhi prasarana dan sarana kepariwisataan dan
berdampingan dengan pembangunan daerah yang tujuannya mengarah kepada
terciptanya masyarakat yang makmur. Dan buku ini sebagai panduan penulis dalam
perekonomian wisata pemandian Air pnas Sipoholon.
M. Sinaga dalam Mengenal Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dewasa ini,
(1972) mengatakan bahwa sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara dalam pengembangan keparawisataan untuk seluruh Provinsi
Sumatera Utara maka keparawisataan di Kabupaten Tapanuli Utara merupakan faktor
yang potensial didalam peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi daerah ini. Dengan
demikian Kabupaten Tapanuli Utara adalah bagian yang penting dalam
kegiatan-kegiatan pariwisata baik Nasional maupun Internasional yang dapat menciptakan
serta memperluas lapangan kerja dan memberi pengaruh terhadap sektor-sektor
lainnya.Buku ini juga menjelaskan sedikit tentang wisata Air panas Sipoholon.
H. Marpaung dalam Pengetahuan Ke