• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi adalah semua sumber yang terdapat di suatu daerah yang bersangkutan, baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu di

kembangkan9. Yang termasuk potensi dalam suatu wilayah atau tempat adalah sebagai berikut:

a. Potensi, yaitu: benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang

dalam istilah pariwisata disebut dengan Bataral Animi Titas Pariwisata .

b. Bentuk tanah dan pemandangan alam, misalnya: lahan yang datar, pegunungan,

danau, pantai dan air terjun.

1. Hutan belukar, misalnya: hutan yang luas, banyak pohon-pohon.

2. Flora, fauna dan tanam-tanaman, daerah perburuan dan cagar alam.

3. Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air panas, air mineral,

dimana semuanya itu di harapkan dapat menyembuhkan macam- macam penyakit.

c. Hasil ciptaan manusia, yaitu: benda-benda bersejarah, rumah ibadah, upacara

perkawinan.

d. Tata cara hidup masyarakat, yaitu: tata cara hidup tradisional dari suatu

masyarakat yang merupakan salah satu sumber penting untuk dibawakan pada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya yang merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk datang dan tinggal lebih lama di daerah tersebut.

Dengan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai potensi daya tarik bagi wisatawan untuk dapat berkunjung kedaerah tujuan wisata anatara lain:

1. Sumber, misalnya: sisa-sisa peradaban masa lalu , peninggalan budaya,

museum purbakala dan peralatan musik tradisional.

2. Sumber buatan manusia, misalnya: pemandangan alam, iklim lingkungan

hidup, flora dan fauna, lebih dan gunung.

3. Sumber yang bersifat manusiawi, yaitu sumber daya manusia yang melekat

dalam masyarakat dalam bentuk warisan, budaya, seperti tari-tarian dan

upacara adat.10

Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa, semua potensi yang disebut diatas merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dalam pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dalam pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dari objek wisata yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak dilestarikan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau potensi yang dimiliki oleh daerah objek wisata tidak terlihat atau tidak di ketahui kelebihannya.

Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang banyak di kunjungi masyarakat khususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha

dan menambah pendapatan.11

Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya kawasan air panas Sipoholon

Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat

11 Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas

berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang banyak di kunjungi masyarakatkhususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha

dan menambah pendapatan.12

Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya kawasan air panas Sipoholon.

Potensi objek wisata terdiri atas 2 yakni :

a. Potensi Internal Objek Wisata

Potensi internal adalah potensi wisata yang dimiliki objek itu sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik objek, kualitas objek, dan dukungan bagi pengembangan. Upaya pengembangan potensi internal adalah suatu usaha yang dilakukan dalam mengembangkan, merawat objek wisata yangtelah tersedia sebelumnya demi kemajuan objek wisata tersebut. Dalam hal ini pengembangan yang

12Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas

dilakukan harus sesuai dengan selera wisatawan agar wisatawan tersebut dapat

tinggal lebih lama dan tidak merasa cepat bosan13

Suatu objek wisata dikatakan sudah maju atau tergantung pada potensi eksternal dan internal serta kondisi sadar wisata yang berada dilokasi tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan keadaan otensi internal yang ada di objek wisata pemandian air panas Sipoholon adalah sebagai berikut:

1. Daya Tarik Utama Objek Wisata

Daya tarik dan objek wisata adalah elemen terpenting dalam pengembangan suatu destinasi atau daerah tujuan wisata. Dikatakan demikian karena secara primer wisatawan yang bermaksud berkunjung kedaerah tujuan wisata karena termotivasi oleh objek dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang biasa dilihat. Objek dan daya tarik ideal harus diterapkan oleh 7K (Keamanan, Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan). Suasana aman dengan ketertiban lingkungan, mampu memberikan kesejukan kepada wisatawan ditunjukkan oleh keramahtamahan masyarakat yang hidup dilingkungan yang bersih dan memberikan nuansa keindahan yang menjadi kenangan tersendiri dalam sanubari wisatawan yang akan dibawa kembali ke daerah/negara asalnya sehingga nantinya bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Pada umumnya objek wisata pemandian air panas sipoholon belum bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Hal ini disebabkan karena fasilitas wisata masih kurang memadai dan penerapan 7K (Keamanan,

Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan) belum sepenuhnya terlaksana, oleh karena itu objek wisata pemandian air panas

Sipoholon setelah ditinjau ke lapangan masih bersifat daya tarik penangkap wisata14

2. Kekuatan Atraksi Komponen Objek Wisata

Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk wisatawan. Jadi atraksi wisata dibedakan dengan objek wisata (tourist objec), karena objek wisata dapat disaksikan tanpa membayar selain itu dalam atraksi wisata untuk menyaksikan nya harus dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi, monumen. Atraksi wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan. Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi wisata yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa adanya persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya tarik pada wisatawan. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah ditinjau kelapangan kekuatan atraksi komponen objek wisatanya baik alami maupun buatan masih kurang mampu mempertinggi kualitas dan kesan objek, karena objek wisata ini belum ada yang bisa disaksikan dan dipertunjukkan tanpa membayar, objek wisata ini hanya

sebagai tempat persinggahan sementara, atau menikmati yang sudah ada dan belum bisa berinteraksi dengan objek lain.

3. Keragaman Atraksi atau Daya Tarik Pendukung

Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan cara pengembangan atraksi wisata disuatu kawasan sebagai daya tarik wisata. Pengembangan atraksi wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki suatu tempat atau kawasan wisata disuatu daerah baiknya memiliki keanekaragaman atraksi baik itu merupakan atraksi keindahan alam keagungan kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi lengkap yang dalam keseluruhan merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok dalam maupun luar negeri. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah penulis meninjau kelapangan belum memiliki keragaman atraksi atau daya tarik pendukung, wisatawan datang berkunjung hanya untuk melihat dan menikmati objek wisata saja karena upaya pengembangan industri pariwisata belum terlaksana sepenuhnya hal ini disebabkan kurang perhatian pemerintah sepenuhnya terhadap dunia pariwisata.

b. Potensi Eksternal Objek Wisata

Potensi eksternal objek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu objek wisata yang terdiri dari aksebilitas, fasilitas penunjang

dan fasilitas pelengkap potensi eksternal kepariwisataan tersebut meliputi keterkaitan antar objek, dukungan paket wisata, pengembangan dan promosi objek wisata, waktu tempuh terhadap ibukota kabupaten, ketersediaan angkutan umum menuju objek wisata, ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar wisatawan (makan/minum, penginapan, bangunan untuk menikmati objek)

1. Keterkaitan Antar Objek

Yang dimaksud dengan keterkaitan antar objek disini adalah kerjasama antar objek yang satu dengan objek wisata yang lain, dimana objek wisata yang satu saling memerlukan objek wisata yang lainnya agar pengunjung tidak menikmati satu objek wisata saja. Hubungan atau keterkaitan antar objek misalnya objek wisata yang satu menyediakan objek wisata alam, sedangkan objek wisata lain menyediakan objek wisata buatan manusia. Sehingga mereka saling bekerja sama untuk mengolah objek wisata tersebut. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tidak memiliki keterkaitan dengan objek wisata lain disekitarnya karena objek wisata ini berdiri sendiri tanpa bantuan dengan objek wisata lain.

2. Dukungan Paket Wisata

Dukungan paket wisata yang dimaksud adalah perusahaan perjalanan yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan sesuatu perjalanan bagi seseorang yang berencana melakukannya. Ia memiliki fasilitas untuk mempersiapkan peerjalanan, mendapatkan informasi, mendapatkan visa dan dokumen perjalanan lainya, mengatur

perjalanan, menjual tiket, memperoleh reservasi kamar hotel, memimpin perjalanan yang semuanya itu dapat menjadi suatu paket perjalanan yang istilah dalam teknisnya disebut wisata dalam bingkisan, atau paket wisata. Hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa perjalanan untuk lokasi objek wisata pemandian air panas Sipoholon belum ada sama sekali. Sehingga objek wisata ini belum termasuk dalam agenda kunjungan wisatawan dalam suatu paket wisata.

2.4.1 Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon ini sebenarnya belum memuaskan jika dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Namun bukan berarti lokasi ini tidak layak dikembangkan melainkan lokasi ini perlu pembenahan sedemikian rupa sehingga lokasi ini dapat berkembang maju dan dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan asli daerah masyarakat setempat.

Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon jika kita lihat belum mengalami kerusakan dominan kondisinya masih bagus dan terawat. Namun bukan berarti objek wisata ini tidak dikembangkan lagi tapi harus perlu pembenahan dan penambahan sarana dan prasarana yang menunjang objek wisata ini agar para

wisatawan merasa betah berkunjung kelokasi objek pemandian air panas Sipoholon15.

2.4.2 Kebersihan Lingkungan Objek Wisata

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat yang bersih dan nyaman. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tergolong baik karena masyarakat setempat menjaga kebersihan dengan baik sehingga jarang dijumpai sampah. Keberadaan tempat sampah juga banyak dijumpai ditempat tertentu karena tempat sampah adalah mencerminkan kebersihan suatu tempat. Karena apabila misalnya kita melihat tempat sampah, kita tidak akan membuang sampah sembarangan tempat.

2.4.3 Pengembangan dan Promosi Objek Wisata

Dengan kekayaan budaya, tempat wisata, sumber daya manusia yang memadai dan dana yang cukup tidaklah dapat begitu saja pariwisata maju dan menyerap banyak wisatawan. Satu hal juga yang sangat penting dalam proses pengembangan kepariwisataa adalah promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan lewat media cetak, dan elektronik. Promosi wanita sebetulnya dapat dilakukan dari dua arah, dalam arti bukan pihak dari pemerintah saja yang melakukan promosi tetapi wisatawan juga dapat melakukan promosi saat merasakan kenyamanan, manfaat datang di objek wisata tersebut. Salah satu faktor yang mendorong seseorang mengunjungi suatu tempat adalah ingin mengetahui lebih atas informasi yang didapatkan baik lewat media cetak maupun media elektronik yang berupa iklan.

Informasi yang diperoleh tersebut, wisatawan akan melakukan promosi ulang ke pihak yang lain.

Sehingga dengan demikian, daerah tersebut akan selalu dikunjungi yang memiliki nilai tinggi bagi pemerintah dari satu sisi dan disisi lain bagi masyarakat disekitar objek wisata keberhasilan promosi akan tergambar dari peningkatan grafik pengunjung, secara otomatis pengembangan objek wisata akan menciptakan suasana yang kondusif pada peningkatan pendapatan asli daerah. Akan tetapi objek wisata pemandian air panas Sipoholon belum ada pelaksanaan kegiatan promosi sepenuhnya, sehingga air panas tersebut belum dikenal dan belum tau informasi tentang objek wisata ini.Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan

wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan manfaat bagi rakyat banyak.16

2.4.4 Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten

Diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan

16Yoeti,Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita, 1997,hlm

adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10 sampai 15 menit dengan jarak 6 Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.

2.4.5 Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata

Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan menuju lokasi objek wisata 2 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 6 Km dari Ibukota Kabupaten, 275 Km dari Ibukota Provinsi. Dari hasil pengamatan langsung ke lapangan keadaan jalan untuk menuju lokasi objek pemandian air panas Sipoholon bisa dikatakan sudah cukup baik, karena jalan sudah sepenuhnya beraspal sehingga wisatawan mudah untuk mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut.

Waktu tempuh terhadap Ibukota Kabupaten diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10 sampai 15 menit dengan jarak 6

Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.

Dokumen terkait