• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling Dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling Dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo Chapter III VI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, (2010: 4) proses penilaian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data.

(2)

stimulus dalam dunia kognitifnya (Bungin, 2008: 69).

Peneliti adalah bagian integral dari data, artinya peneliti ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti menjadi instrumen penelitian yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu penelitian ini bersifat subyektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan. Peneliti harus memahami realitas sosial dari berbagai sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya. Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif. Karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis alamiah yang mana seorang peneliti mulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta dan fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan, kemudian melakukan analisis terhadap fakta-fakta tersebut (Bungin, 2008: 68).

3.2.Aspek Kajian

Peneliti mengkaji mengenai bagaimana ”Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo”. berdasarkan aspek-aspek yang ada pada kerangka pemikiran. Jadi aspek kajian yang akan diteliti adalah :

1. Perencanaan komunikasi pemasaran terhadap objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

2. Strategi komunikasi pemasaran terhadap objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

(3)

Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

4. Faktor pendukung yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, dalam pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

5. Faktor penghambat yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, dalam pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

3.3.Subyek Penelitian

Subyek penelitian atau informan adalah individu-individu yang diwawancarai untuk kepentingan informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti akan mendapatkan hasil seperti yang diinginkan dan dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Informan merupakan orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian. Informan bersifat sukarela menjadi bagian dalam penelitian sekalipun secara informal. Informan memberikan pandangan mengenai bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sehingga peneliti mendapatkan gambaran mengenai aktivitas yang sedang dikerjakan.

(4)

Sedangkan untuk lokasi, penelitian ini dilakukan pada Objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang terletak di jalan Gundaling Nomor 1 Berastagi Telepon (0628) 91556.

3.4. Deskripsi Lokasi Penelitian

3.4.1. Gambaran Umum Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120–1.420 meter di atas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (BPS: Karo dalam Angka Tahun 2015). Untuk jelasnya dapat dilihat pada lampiran gambar peta Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1420 meter di atas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:

• Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter di atas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %).

• Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %).

• Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%).

• Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1420 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%).

(5)

sebelah selatan Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sejak zaman Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata di Propinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas dan kebudayaan Karo yang unik. (Sumber: BPS Karo dalam Angka Tahun 2015). Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil buah-buahan, sayur-mayur dan bunga-bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura, perkebunan rakyat dan Pariwisata. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karo berkisar antara 18,4°C - 19,3°C, dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 88,39 persen, tersebar antara 86,3 persen sampai dengan 90,3 persen. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei. Arah angin terbagi 2 (dua) arah/gerak yaitu angin yang berhembus: Dari arah Barat kira-kira bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan dari arah Timur dan Tenggara antara bulan April sampai dengan bulan September.

(6)
(7)

3.4.2. Objek Wisata Gundaling

1. Gambaran Umum Objek Wisata Bukit Gundaling

Salah satu dari beberapa objek wisata yang melengkapi keindahan Kota Berastagi adalah Bukit Gundaling. Bukit Gundaling yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Berastagi ini, berada di ketinggian sekitar 1.575 meter dari permukaan laut. Bukit Gundaling tersebut menjadi salah satu tujuan bagi wisatawan yang mengunjungi Berastagi. Bukit tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus dan bunga-bungaan yang cantik terlihat indah. Apalagi ketika berada di puncaknya, sudah pasti pemandangan indah serta udara yang segar langsung menjadi suguhan pertama bagi wisatawan. Jarak dari Gunung Sinabung ke Bukit Gundaling sekitar 15 Km (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Karo Tahun 2016).

Untuk menuju bukit Gundaling dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, atau kendaraan umum yang ada di Berastagi. Namun yang menjadi kendala adalah minimnya jumlah armada angkutan umum yang menuju puncak bukit tersebut. Untuk menyiasati kendala ini, wisatawan dapat mencarter atau menyewa angkutan dari Berastagi dengan harga hanya Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah) sekali carter.

2. Fasilitas

Bukit Gundaling merupakan Kawasan Wisata Alam yang menawarkan panorama alam yang indah dan udara yang sejuk. Dari puncak Gundaling pengunjung akan disuguhi pemandangan yang indah hamparan Kota Berastagi, Gunung Sibayak dan Sinabung.

(8)

1. Gazebo dan tempat istirahat bagi para pengunjung. 2. Pedagang sovenir, baju dan oleh-oleh khas lainnya. 3. Kafetaria / Rumah Makan.

Setiap sudut Bukit Gundaling terdapat rumah makan/kafetaria yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk bersantai dan makan.

4. Sekuriti / Keamanan

Dilengkapi dengan pos pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas yang berjumlah 6 sampai 7 orang untuk mengawasi kawasan wisata ini serta untuk mengontrol keamanan para pengunjung.

5. Pemandangan yang indah di sekitar Bukit Gundaling.

6. Areal parkir yang luas namun penataannya belum tertata dengan rapi. (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016) 3.4.3. Objek Wisata Pemandian Air Panas Semangat Gunung

1. Gambaran Umum Pemandian Air Panas Semangat Gunung

(9)

Hot Spring, Pesona, Bere Karona, Rindu Alam, Purnama, Pariban, Neila Ginting dan sebagainya.

Untuk dapat mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air Panas Semangat Gunung bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor, bus umum dan mobil pribadi dengan jarak lebih kurang 60 km arah selatan Kota Medan. Jarak Pemandian Air Panas Semangat Gunung dari Kota Berastagi 13 km dan dari jalan utama Medan-Berastagi hanya 4 Km. Sedangkan Jarak dari Gunung Sinabung ke Pemandian Air Panas Semangat Gunung sekitar 27 Km jadi relatif aman dari erupsi Gunung Sinabung. Sekarang sudah banyak angkutan masuk ke objek wisata ini mulai dari ojek, bus angkutan Rio, angkutan Sibayak dan Karya Transport (KT) yang telah melayani penumpang selama 24 jam dari dan menuju Air Panas Semangat Gunung (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016).

2. Fasilitas

Sesuai dengan namanya, selain memiliki pemandian air panas, objek wisata ini merupakan Kawasan Wisata Alam yang menawarkan panorama alam yang indah dan udara yang sejuk. Di obyek wisata Pemandian Air Panas Semangat Gunung terdapat:

1. Kolam Pemandian

(10)

air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara berendam di dalam kolam tersebut setelah mendaki Gunung Sibayak di mana Pemandian Air Panas ini persis berada di kaki Gunung Sibayak.

2. Penginapan

Ada sekitar 6 penginapan di objek wisata alam ini. Semuanya dikelola oleh pemilik kolam dan setiap penginapan bisa menampung sampai ratusan orang. 3. Kafetaria / Rumah Makan

Di setiap kolam memiliki rumah makan/kafetaria yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk bersantai dan makan.

4. Sekuriti / Keamanan

Dilengkapi dengan pos pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas yang berjumlah 2 sampai 3 orang untuk mengawasi kawasan wisata ini serta untuk mengontrol keamanan para pengunjung.

5. Pemandangan yang indah di sekitar Pemandian Air Panas Semangat Gunung. 6. Areal parkir yang luas di setiap wilayah pemandian air panas.

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016) 3.4.4. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Karo

(11)

Kabupaten Karo sehingga Kabupaten Karo tetap menjadi sebuah tujuan obyek wisata yang banyak diminati oleh orang banyak.

1. Visi dan Misi

Setiap organisasi harus memiliki falsafah yang menjadi penentu arah gerak organisasi itu. Falsafah organisasi merupakan hal yang mutlak diketahui dan dipahami oleh setiap anggotanya serta komitmen untuk menuruti dan merealisasikannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Visi dan Misi Organisasi yang dapat dianggap sebagai falsafah organisasi. Visi dan Misi yang telah dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka dasar Perencanaan Strategis.

Visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yakni “Mewujudkan kepariwisataan Karo yang maju, modern berwawasan lingkungan

dan berdaya saing tinggi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui peran serta masyarakat dan dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat”.

Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo: 1. Memanfaatkan potensi pariwisata minat khusus secara optimal.

2. Memberdayakan secara maksimal obyek dan daya tarik wisata operasional dan potensial serta agrowisata.

3. Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat, khususnya pengusaha dan masyarakat lokal.

(12)

5. Peningkatan kualitas aparatur Pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat terkait.

6. Membina budaya sebagai aset pariwisata.

7. Mendorong pembangunan prasarana, sarana dan fasilitas wisata. 8. Peningkatan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran wisatawan. 9. Menumbuh kembangkan sadar wisata di tengah-tengah masyarakat.

10.Membina usaha pariwisata baik yang telah ada maupun yang akan dibangun.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Karo

Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo berdasarkan surat keputusan Bupati Karo Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karo adalah : tentang uraian tugas dan jabatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang merupakan unsur Pelaksana Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo mempunyai tugas pokok yaitu untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang Kebudayaan dan Kepariwisataan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugas pokok di atas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya

(13)

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan Kebudayaan, Seni dan Kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugasnya.

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah:

a. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian, kebudayaan dan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional serta pelestarian lingkungan hidup.

b. Meningkatkan jumlah kunjungan Wisnus dan Wisman dan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karo.

c. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor andalan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Susunan organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Karo terdiri atas:

 Kepala Dinas  Sekretariat

 Kasubbag. Keuangan

 Kasubbag. Umum dan Kepegawaian  Kabid. Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata  Kabid.Pembinaan Seni dan Kebudayaan

(14)

 Kabid Perencanaan

 Seksi Pengembangan dan Daya Tarik Wisata  Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah  Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata  Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian

 Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata  Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata

 Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata  Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan  Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendapatan

 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Promosi Pemasaran

(15)
(16)

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data itu sangat penting dalam sebuah penelitian karena

dengan inilah kita bisa melihat penelitian ini karya ilmiah yang disusun secara sistematik, logis, dan pencarian data yang valid. Hal ini diperlukan untuk proses analisis data dalam penelitian dan berguna untuk menemukan suatu kesimpulan serta membantu peneliti dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Teknik pengumpulan ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya yang berbentuk opini objek secara individual atau kelompok. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan dari para pengunjung (wisatawan), organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Kabupaten Karo, para pelaku usaha pariwisata dan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata Kabupaten Karo. Informan adalah orang yang benar-benar tahu dan terlibat dalam subyek penelitian tersebut. Peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang yang dapat memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab pertanyaan peneliti.

Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat dinas, notulen rapat, surat kabar, majalah, buku pariwisata sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara mendalam

(17)

tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007: 76). Tanya jawab „sepihak‟ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sementara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.

Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992: 77). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Mengenai latar belakang penggunaan wawancara sebagai metode pengumpulan data pada suatu penelitian, pendapat Allport (dalam Hadi, 1992:135) berikut perlu dipertimbangkan: “If we want to know how people feel,

what their experience and what they remember, what their emotions and motives

are like, and the reasons for acting as they do – why not ask them?” Dari pendapat itu, kita mengetahui bahwa wawancara dapat atau lebih tepat digunakan untuk memperoleh data mengenai perasaan, pengalaman dan ingatan, emosi, motif, dan sejenisnya secara langsung dari subjeknya.

b. Dokumentasi

Menurut Burhan Bungin, (2007: 121) “ metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories”. Sedangkan Sugiyono, (2007: 329) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.

(18)

metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam metodologi penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang di para peneliti, bahwa banyak sekali data yang tersimpan dalam bentuk dokumen dan artefak. Sehingga penggalian sumber data lewat studi dokumen menjadi pelengkap bagi proses penelitian kualitatif. Bahkan Guba seperti dikutip oleh Bungin, (2007: 122) menyatakan bahwa tingkat kredibilitas suatu hasil penelitian kualitatif sedikit banyaknya ditentukan pula oleh penggunaan dan pemanfaatan dokumen yang ada.

Metode dokumentasi ini tidak kalah penting dengan metode lainnya. Mencari dan mengumpulkan data dan informasi mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, foto atau gambar, agenda yang berkaitan dengan objek penelitian.

3.6. Metode Analisis Data

Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data,

(19)

berakhir peneliti bergerak diantara tiga komponen analisanya (reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi) dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya (Sutopo, 2002: 96 ).

Proses analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai pengumpulan data, yaitu :

1. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. 2. Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi, dimana tahap itu diperoleh data yang dianggap kredibel. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah karena analisis data dapat berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Proses analisis data yang diadopsi dari Miles dan Huberman (dalam Sutopo, 2002: 96) adalah: 1. Reduksi data

(20)

dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data meliputi: 1) meringkas data, 2) mengkode, 3) menelusur tema, 4) membuat gagas-gagas (Sutopo, 2002: 92). Reduksi data merupakan bentuk yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Penyajian data (data display)

Adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif: 1) teks naratif: berbentuk catatan lapangan, 2) matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam dimana data tersebut ditulis tidak terstruktur dan tidak terkonsep hanya berupa catatan untuk mengingat-ingat saja, melalui alat bantu wawancara. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil catatan tersebut untuk diubah menjadi tulisan rapi yang terkonsep dan terstruktur dengan baik. Lalu peneliti mengelompokkan tulisan tersebut berdasarkan uraian kategori, tema dan pola jawaban.

(21)

objek penelitian, serta mencari data tambahan dengan melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu yang diteliti.

3. Penarikan simpulan dan verifikasi

Setelah memperoleh data, peneliti mencoba mengambil kesimpulan dari data yang telah diperoleh. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin saja tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Selama penelitian berlangsung, kesimpulan dapat diverivikasi dengan mengumpulkan data baru agar semakin jelas dan kesimpulan yang diambil nantinya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Data harus segera dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan.

(22)

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002: 178). Denzin (dalam Moleong, 2002: 178) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

(23)

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

4.1. Proses Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan berbagai persiapan sebelum melakukan pengumpulan data diantaranya adalah pengumpulan beberapa literatur yang terkait dengan topik penelitian ini yang diambil dari buku, jurnal, berita dari

(24)

lain seperti: event Pesta Budaya Mejuah-Juah, Pesta Bunga dan Buah, serta Festival Danau Toba.

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Juli 2016. Pada saat melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan kesediaan informan untuk diwawancarai. Peneliti menemui langsung informan di objek wisata penelitian yang berjarak sekitar ± 17-27 Km dari tempat tinggal peneliti. Informan ada yang langsung bersedia dan ada yang tidak langsung bersedia diwawancara dengan alasan adanya kesibukan lainnya. Jadi wawancara dilakukan setelah menyepakati waktu yang ditentukan. Adapun kategorisasi data informan dalam wawancara yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel : 4.1

Informan Nama Kategorisasi Umur Alamat

1 Mikha Dayan

Sinaga, M.KOM

Pengunjung 28 Tahun Helvetia-Medan

2 Njayam S Pengunjung 55 Tahun Kuala-Langkat

3 T.Selvadorai Pengunjung 47 Tahun Selangor-Malaysia (Asia) 7 Kriswanto Ginting Pelaku Wisata Pengelola

Museum Pusaka Karo

26 Tahun Jalan Kuta Cane Kabanjahe 8 Rasdianto Tarigan Pelaku Wisata/Eks Ketua

Pelaku Wisata Gundaling

47 Tahun Jalan Udara Berastagi 9 Sedia Surbakti Pelaku Wisata Pengelola

Pemandian Air Panas

48 Tahun Desa Semangat Gunung Kab. Karo

10 Piala Putera, SE Goverment 49 Tahun Kabanjahe

(25)

Dari kategorisasi data informan tersebut, peneliti akan melakukan cross check

kebenaran data/informasi yang diberikan dari hasil wawancara peneliti dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, maupun para pelaku wisata dengan apa yang disampaikan oleh para informan pengunjung. Peneliti membaginya menjadi tiga bagian yang akan menjawab fokus masalah yang ada di bab 1 dan aspek kajian sebagaimana disebutkan pada bab 3 sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dimana yang pertama adalah 5 (lima) orang informan pengunjung yang terdiri dari 2 (dua) orang wisatawan domestik, dan 3 (tiga) orang wisatawan mancanegara akan menjawab aspek kajian yang ketiga, keempat dan kelima yakni „mengenai bentuk-bentuk promosi, faktor yang menjadi pendukung dan penghambat strategi komunikasi pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung‟.

Kedua yakni 4 (empat) orang informan pelaku wisata, termaksud Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Kabupaten Karo akan menjawab pertanyaan pada aspek kajian yang pertama dan kedua yakni „bagaimana perencanaan dan strategi komunikasi pemasaran objek wisata

(26)

4.2 Temuan Penelitian

Peneliti berhasil mengumpulkan data dari hasil wawancara dan dokumentasi. Hasil temuan data penelitian yang akan dipaparkan merupakan hasil reduksi data, dimana data yang ditampilkan adalah data yang dianggap peneliti dapat menjawab fokus masalah dan tujuan penelitian ini sebagaimana dimaksud pada Bab I. Untuk memudahkan dalam memahami hasil temuan maka dilakukan pengkategorisasian data yang disesuaikan dengan aspek kajian pada Bab III.

Berdasarkan dokumentasi yang peneliti lakukan dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo terdapat beberapa temuan yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Misalya ketersediaan anggaran yang kurang untuk melaksanakan program kegiatan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menyusun program/kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata Karo terkhusus lokasi penelitian namun kegiatan ini sering terkendala diakibatkan kurangnya dana. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan Bupati dan juga legislatif untuk pengesahan anggaran APBD.

(27)

lalu. Beliau mengatakan bahwa pihak mereka tidak diikutsertakan dalam koordinasi pelaksanaan event tersebut. Seharusnya Dinas Pariwisata mengajak semua stage holders usaha pariwisata untuk berpartisipasi agar dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan berkunjung ke Karo. Informan 6 juga menambahkan seharusnya event seperti ini dilakukan pada musim libur anak sekolah sehingga kemungkinan lebih banyak pengunjung akan semakin besar. Faktor yang mempengaruhi hal ini dari internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah jumlah bahan promosi yang dapat disiapkan masih terbatas dan terbatasnya dukungan anggaran untuk mengikuti event promosi di berbagai tingkat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hal ini dari eksternal adalah masih kurangnya koordinasi pihak pengusaha pariwisata untuk melakukan promosi wisata dan belum adanya dukungan pihak swasta/pengusaha untuk melakukan promosi. Untuk mengatasi permasalahan ini diupayakan penambahan anggaran untuk pengadaan bahan promosi dan untuk sarana promosi serta meningkatkan koordinasi dengan para pelaku dan organisasi pariwisata.

(28)

sebagainya. Indikator capaian kinerja dari sasaran strategis meningkatnya promosi kepariwisataan adalah jumlah partisipasi event dalam dan luar negeri, dan jumlah sarana promosi yang dilakukan, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi penelitian.

Kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sesuai dengan visinya yakni mewujudkan kepariwisataan Karo yang maju,

modern berwawasan lingkungan dan berdaya saing tinggi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui peran serta masyarakat dan dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Menata dan meningkatkan daya tarik Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

2. Menggali, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan Karo.

3. Bekerja sama dengan para media untuk pemberitaan positif tentang Gunung Sinabung.

4. Menjalin kerjasama dengan stakeholder, investor dalam pengembangan pariwisata.

5. Melakukan promosi pariwisata yang seluas-luasnya.

Adapun hasil temuan penelitian ini akan diuraikan secara berurutan sesuai dengan aspek kajian yang disebutkan pada Bab III. Data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara dan dokumentasi akan disajikan berdasarkan point-point

(29)

4.2.1. Perencanaan Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata

Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis melakukan berbagai kegiatan untuk mengembangkan dan memajukan serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Salah satu kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah Event Pesta Mejuah-juah dan Pesta Bunga Buah serta menjadi tuan rumah pergelaran Festival Danau Toba Tahun 2015 yang lalu. Kegiatan Event Pesta Mejuah-juah yang telah rutin diselengarakan setiap tahunnya bertujuan dalam rangka penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya Karo serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karo. Demikian juga dengan Pesta Bunga dan Buah yang bertujuan untuk memperkenalkan Karo sebagai sentra penghasil buah dan bunga yang terkenal.

(30)

Semua kegitan ini melalui proses perencanaan secara matang dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Piala Putera, SE selaku Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata Kabupaten Karo selanjutnya disebut informan 10 sebagai berikut:

“Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan penelitian terhadap kegiatan yang apa yang akan disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Kabupaten Karo. Hal ini dilakukan melalui penelitian semacam survey dan dilanjutkan dengan rapat intern untuk membahas program kegiatan yang akan dilaksanakan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai SKPD teknis tentu berkewajiban untuk mengusung program atau kegiatan yang dapat meningkatkan upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten maupun visi dan misi SKPD. Anda juga tahu, kalau sebenarnya pengelolaan pemasaran kedua objek wisata itu terintegrasi baik terhadap objek-objek wisata yang lainnya. Jadi Dinas Pariwisata dalam merencanakan pemasaran objek wisata baik Gundaling maupun Air Panas Semangat Gunung tentunya melalui berbagai tahapan yakni penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sampai pada program dan kegiatan dimasukkan rencana pemasaran dan promosi objek wisata yang ada di Karo dan terkhusus juga Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Semuanya dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata merupakan bidang yang menangani promosi kegiatan pariwisata yang ada di Daerah. Apabila dana yang kita ajukan disetujui maka kita tinggal melaksanakan kegiatan bidang Pemasaran dan Promosi Pariwisata. Dulu kita pernah melibatkan para pelaku wisata baik perhotelan, travel agency maupun PHRI. Namun apabila kita tampung semua keinginan mereka yang sarat dengan kepentingan masing-masing maka kita yang akan kewalahan. Jadi sekarang kita sendiri yang membuat perencanaannya namun pada tahap pelaksanaannya kita akan undang mereka”.

Lebih lanjut informan 10 mengatakan sebagai berikut :

“Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung kita lakukan melalui konsep perencanaan, dalam perencanaan tersebut dibahas tentang sasaran kegiatan di mana salah satu sasaran dari kegiatan itu adalah membangun sinergitas dari pada Kabupaten/Kota, terutama Kabupaten Kota se-kawasan Danau Toba. Di samping itu juga sasaran kita antara lain : 1.Wisatawan di kawasan Sumatera Utara seperti daerah Medan, Binjai, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Siantar dan 2. Adalah di luar Sumatera Utara pada saat kita melaksanakan pameran dan event wisata di luar provinsi maupun luar negeri”.

(31)

depannya para pelaku wisata lebih dilibatkan lagi dalam perencanaan kegiatan pariwisata yang ada di Kabupaten Karo. Sebagaimana yang beliau sampaikan berikut:

“Dulu awal-awalnya kita pernah terlibat dengan Dinas Pariwisata. Kita maunya satu langkah, satu langkah kita bekerja. Kita tau, jadi begini hasilnya kalau kita sama-sama kerja dan mana yang tidak bagus bisa kita perbaiki di masa mendatang. Sampai hari ini kita dari PHRI belum pernah diundang untuk bersama-sama menyusun perencanaan pemasaran dan promosi pariwisata oleh Dinas Pariwisata Karo, kita tidak tau besok lusa ya... Kita hanya diundang pas mau ada acara saja. (sambil menunjukkan himbauan dari Lurah Setempat) coba anda lihat surat ini, kita disuruh untuk memasang Lambe (Janur) di depan rumah masing-masing. Namun kita tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan pelaksanaan event ini, tiba-tiba kita dapat undangan seperti ini. Kita kan bingung, kita tidak dilibatkan tiba-tiba ada himbauan pemasangan lambe-lambe seperti ini”.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kriswanto Ginting selaku pengelola Museum Pusaka Karo (informan 7), sebagai berikut:

“Kita tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung, serharusnya kita juga selaku pelaku wisata yang bergerak dalam bidang adat budaya Karo diikut sertakan dalam perencanaan komunikasi pemasaran wisata Karo supaya wisatawan dapat lebih banyak berkunjung. Menurut saya cuma mereka saja dari Dinas Pariwisata. Hendaknya ke depan ini perlu diperbaiki lagi. Ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi semua, kami juga selaku pelaku wisata perlu diikut sertakan agar kami tau apa agenda wisata kita di Kabupaten Karo ini”.

Tidak berbeda jauh dengan apa yang disampaikan oleh Rasdianto Tarigan selaku pelaku wisata/eks ketua pelaku wisata Gundaling (informan 8) mengatakan, “pada saat acara saja kita dilibatkan oleh Dinas Pariwisata. Misalnya ada pemeran kita diundang untuk berpartisipasi, namun pada saat penyusunan perencanaan promosinya kami dari pelaku wisata tidak dilibatkan”. Kriswanto

Ginting selanjutnya disebut informan 9 juga menyampaikan hal yang sama yakni: “Tidak pernah, serharusnya kita juga selaku pelaku wisata yang bergerak dalam

(32)

Pemasaran wisata Karo supaya wisatawan dapat lebih banyak berkunjung. Ini merupakan sebuah evaluasi bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk perbaikan kedepannya”.

Pemasaran objek Wisata di Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung dikemas semenarik mungkin dengan menggabungkan nilai seni budaya dengan perkembangan sekarang yaitu memodifikasi beberapa kegiatan agar lebih menarik dan atraktif. Untuk menentukan kegiatan promosi tahun berikutnya maka dilakukan evaluasi terhadap kegiatan dan melakukan

survey untuk kegiatan yang akan dilakukan. Seperti yang disampaikan oleh informan 10 sebagai berikut:

“Selalu kita lakukan evaluasi. Kita melakukan evaluasi terhadap kegiatan pemasaran objek wisata tak terkecuali Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung melalui pelaksanaan promosi. Seperti pelaksanaan event Pesta Budaya Mejuah-juah bulan Mei kemarin secara menyeluruh, content kegiatan, lokasi, kemudian kerjasama SKPD. Evaluasi dimulai dengan mengadakan rapat dan hasil rapat dibuatkan notulen tertulis untuk ditindaklanjuti. Ada beberapa saran seperti supaya ada tim kreatif di luar dinas, yang memikirkan bagaimana tindakan mengemas itu, sehingga kedepannya nanti promosi melalui event ini dapat dikelola oleh pihak swasta atau pelaku wisata itu sendiri. Dalam rapat muncul beberapa usulan dari peserta rapat seperti dari kecamatan supaya dana kegiatan bisa ditampung di APBD. Kerena untuk membawa rombongan dari kecamatan membutuhkan dana yang cukup besar. Kemudian baik itu mengeni pemasaran dan promosinya apakah sudah tepat waktu. Makanya sekarang ini diusahakan promosi melalui event berikutnya sudah langsung dilauncing pada saat pelaksanaan event, jadi pengunjung langsung tau event berikutnya. Misalnya kegiatan Pesta Budaya Mejuah-juah yang dilaksanakan selalu dilaksanakan pada bulan Mei akhir. Begitu juga Pesta Bunga dan Buah yang dilaksanakan pada bulan November. Hasil evaluasi ini juga dijadikan dasar perencanaan untuk kegiatan promosi tahun berikutnya”.

(33)

4.2.2. Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan

Pemandian Air Panas Semangat Gunung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

Sesuai dengan tujuan dari komunikasi pemasaran yakni untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dalam melakukan komunikasi pemasaran dan promosi dengan harapan mencapai tiga tahap perubahan tersebut. Ketiga tahap tersebut adalah tahap perubahan pengetahuan (knowledge), perubahan sikap

(consumer behaviour), dan perubahan perilaku. Dalam penyampaian pesan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo menampilkan dalam bentuk informatif, edukatif dan persuasif. Berikut hasil wawancara dengan informan 10 berkaitan dengan bentuk persuasif pesan promosi objek wisata di Kabupaten Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung:

Beliau mengatakan “Kita sering mengundang wartawan yang meliput

kegiatan dan meminta agar diberitakan berita yang positif. Misalnya memang ada erupsi gunung sinabung tapi Berastagi dan Objek Wisata lainnya juga masih aman untuk dikunjungi. Kita juga sering coffe break bersama para wartawan dan memberikan berita positif untuk promosi Pariwisata Karo. Di samping itu juga kita membuat publikasi di surat kabar sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan event seperti Pesta Mejuah-juah kemarin”.

(34)

positioning ialah:

“Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung kita lakukan melalui konsep perencanaan, dalam perencanaan tersebut dibahas tentang sasaran kegiatan di mana salah satu sasaran dari kegiatan itu adalah membangun sinergitas dari pada Kabupaten/Kota, terutama Kabupaten Kota se-kawasan Danau Toba. Di samping itu juga segmentasi yang kita kejar adalah: 1. Wisatawan di kawasan Sumatera Utara seperti daerah Medan, Binjai, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Siantar, 2. Adalah di luar Sumatera Utara pada saat kita melaksanakan pameran dan event wisata di luar provinsi maupun luar negeri.

Selain itu, kami mengadakan banyak upaya promosi, diantaranya dengan mencetak booklet, brosur-brosur dan foto-foto objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung berlatarkan Gunung Sibayak. Pada saat ini, sudah ada di situs Pemkab Karo yang dapat diakses di

www.karokab.go.id mengenai kepariwisataan Karo. Di sana bisa di lihat seluruh destinasi pariwisata yang ada di Karo, salah satunya adalah objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Setiap tahun, kami melakukan promosi ke luar provinsi melalui event-event pariwisata baik daerah maupun nasional.

Adapun strategi yang kita lakukan, seperti biasanya kita selalu melakukan pemasaran objek wisata Karo termaksud Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung (sambil menunjukkan kalender kegiatan). Seperti ini (beliau menunjuk ke kalender kegiatan bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata) anda bisa lihat jadwal kegiatan bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata. Kita melakukan pemasaran pariwisata melalui beberapa strategi diantaranya mengikuti kegiatan seperti :

a. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) bulan Maret lalu. b. Pesta Budaya Mejuah-Juah pada 28-31 Mei 2016 yang lalu. c. Pesta Seni Bali di Bali bulan Juli nanti.

d. Berastagi 10 K pada bulan Agustus nanti.

e. Tomohon Flower International Festival (FIF) 8-12 Agustus 2016. f. Festival Danau Toba (FDT) 9-12 September 2016.

g. Tourism Trade Invesment (TTI) di Banjarmasin 15-18 September 2016. h. Tourism Trade Invesment (TTI) di Batam 13-16 Oktober 2016.

i. Pesta Bunga dan Buah di Berastagi pada bulan November nanti.

Serta masih banyak kegiatan lainnya yang akan kita lakukan untuk memasarkan sekaligus promosi wisata yang ada di Karo. Kegiatan tersebut dilakukan dan dievaluasi secara rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi kalender kegiatan bagi kami.

Pada kesempatan itu, kami mempromosikan objek wisata ini dan membawa serta booklet-booklet maupun foto yang dicetak. Dengan demikian, orang-orang di sana memperoleh informasi gambaran yang jelas tentang objek wisata yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu, kami juga mengadakan event

(35)

berbagai organisasi kepariwisataan yang tidak hanya ada di Kabupaten Karo, juga di daerah luar Karo. Brosur-brosur juga disebarkan ke hotel-hotel. Untuk membentuk Positioning berikut pesan yang kami sampaikan yakni “Mejuah-juah Karo Simalem”. Yang artinya kira-kira “Selamat Datang di Karo udara yang Sejuk”. Itu satu contoh sering kita lakukan melalui pamplet yang ada dan diharapkan dapat memikat orang di luar Kabupaten Karo. Di samping itu juga kita menggabungkan nilai seni budaya dengan perkembangan sekarang yaitu dengan memodifikasi beberapa kegiatan agar lebih menarik dan atraktif”.

Dengan mengikuti kegiatan yang sudah ada pada calender of event di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Melalui strategi ini, diharapkan dapat mengangkat kembali citra pariwisata Karo di mata dunia. Selain itu juga diharapkan dapat menambah lama tinggal wisatawan di objek wisata. Sementara itu informan 6 dalam wawancaranya mengatakan:

“Salah satunya strategi yang dapat kita lakukan adalah mengelola isu yang di- gelontorkan oleh media. Di mana selama ini masyarakat luar tahu adanya erupsi Gunung Sinabung di Karo. Ini sebenarnya dapat kita jual keluar, misalnya kita kerja sama dengan media memberikan berita positif, bahwa sanya benar ada erupsi Gunung Sinabung tapi radius 5 Km lebih dari Gunung Sinabung adalah radius aman untuk dikunjungi siapa saja. Kemudian kita sediakan shelter di spot-spot tertentu untuk melihat pemandangan Gunung Sinabung dari sana. Misalnya saja dari puncak Bukit Gundaling, Tiga Pancur dan sebagainya. Kami sudah lakukan itu, anda tahu berapa harganya (sambil menunjukkan tarif yang ditempel di dinding) ini dia tarifnya Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per paket.

Satu paket hanya untuk 5 (lima) orang. Sampai sekarang banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang sengaja untuk melihat Erupsi Gunung Sinabung. Tentu saja kalo ini berkembang maka akan mendatangkan keuntungan tidak saja bagi kami pelaku wisata tapi bagi Pemda juga. Strategi selanjutnya dapat juga melalui pelaksanaan event. Salah satunya seperti yang baru saja kita laksanakan yakni Pesta Budaya Mejuah-juah. Namun menurut kami, hendaknya pelaksanaan event ini direncanakan secara matang. Segmentasi mana yang hendak kita kejar. Jangan kita melaksanakan event ini bertepatan dengan musim penghujan. Cari waktu libur anak sekolah”.

(36)

berjalannya waktu fonemena alam ini kemudian menjadi salah satu magnet daya tarik wisata tersendiri. Oleh sebab itu melalui strategi ini diharapkan dapat mendongkrak kembali kunjungan wisatawan ke Karo khususnya lokasi objek wisata penelitian.

Sejalan dengan itu informan 7 juga menyampaikan hal yang sama yakni “salah satu strategi ialah melalui pelaksanaan event. Salah satunya seperti yang baru saja kita laksanakan yakni Pesta Budaya Mejuah-juah. Namun menurut kami, hendaknya pelaksanaan event ini direncanakan secara matang. Jangan kita melaksanakan event ini bertepatan dengan musim penghujan. Cari waktu libur anak sekolah”.

Selanjutnya Informan 8 dalam wawancaranya menyampaikan hal yang tidak kalah pentingnya dalam strategi komunikasi pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung adalah sebagai berikut:

“Kita sebagai pelaku wisata tidak hanya diam menunggu pemerintah. Tapi kita juga aktif melakukan promosi diantaranya dengan melakukan penyebaran informasi melalui media sosial. Kita tahu sekarang ini jumlah pengguna media sosial sangat banyak. Bahkan jangkauannya juga sangat luas, sampai ke luar negeri. Jadi kita tidak perlu bayar mahal-mahal lagi biaya iklan dan promosi. Kita tinggal memposting apa yang ingin kita bagikan ke khalayak ramai. Kita juga bisa membuatnya lebih menarik dengan cara membuat video dan menguploadnya melalui youtube, sehingga semua orang tahu apa yang mempromosikan Objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Di samping itu juga mari aktifkan kembali Pesta Budaya Mejuah-juah dan Bunga Buah sehingga semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke mari”.

Dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa informan 6,7,8 dan 10 setuju

(37)

Pemandian Air Panas Semangat Gunung baik yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun para pelaku wisata itu sendiri.

4.2.3. Bentuk-Bentuk Promosi Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dalam mendukung

kesuksesan pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung melakukan bauran promosi agar terpublikasikan seluas-luasnya dan menarik perhatian orang untuk mengunjunginya. Bentuk-bentuk komunikasi pada tiap kegiatan antara lain dengan cara pelaksanaan event yakni Pesta Budaya Mejuah-juah, event Pesta Bunga dan Buah serta Festival Danau Toba. Kemudian advertising, sales promotion, publicity, personal selling dibuat berbeda satu dengan lainnya.

Penggambaran bentuk-bentuk komunikasi pemasaran yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dilakukan dengan beberapa bentuk promosi dan dilakukan di beberapa tempat yang dianggap strategis agar orang lebih banyak tahu tentang Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan 10 berikut adalah petikan wawancaranya:

“Ada beberapa cara untuk melakukan Promosi diantaranya adalah, pertama elektronik, yang kedua melalui media cetak. Media elektronik yang kita gunakan adalah televisi, kemudian website pemkab Karo di

(38)

nah..mereka juga sangat antusias membawa bahan-bahan promosi kita sampai ke luar negeri”. Berikut ini contohnya:

Gambar : 4.1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016

Beliau menunjukkan video dalam bentuk kepingan CD yang mereka gunakan sebagai salah satu sarana promosi objek wisata yang ada di Kabupaten Karo. Di dalam video itu dijelaskan semua potensi pariwisata yang ada termaksud Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Selain itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo juga mengemas semua potensi pariwisata yang ada tersebut dalam bentuk booklet dan leaflet.

Berikut kita lihat dokumen berupa booklet dan leaflet yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai sarana promosi. Booklet dan leaflet ini mereka bagikan kepada pihak pelaku wisata seperti perhotelan, travel agency dan

(39)

para wisatawan lebih mengetahui objek wisata yang ada di Karo termaksud Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

Gambar : 4.2

Promosi yang dimuat dalam booklet dan leaflet ini memuat tentang pariwisata Karo secara keseluruhan yakni dengan menggambarkan kondisi potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Karo. Tak terkecuali Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

Selain itu informan 10 juga menambahkan:

(40)

besar-besar di beberapa titik strategis supaya dapat langsung dilihat oleh masyarakat luas”.

Selanjutnya informan 10 dalam wawancaranya mengatakan:

“Calender of event yang saya sebutkan sebelumnya kita promosikan lewat berbagai media. Contoh media surat kabar kita pakai ketika sebelum dimulai

event yaitu membuat berita akan diadakan event ini, jadi bukan memberitakan setelah selesai event. Dan jauh-jauh hari juga kita sudah pasang billboard ada di Kuala Namu, di videotronnya sudah kita tayang calender of event Karo. Pola pikir kita, semakin banyak media yang kita gunakan untuk mempromosikan maka makin banyak orang mengetahui informasi tentang Kegiatan yang kita lakukan. Ketika orang misalnya singgah di TIC (Tourism Information Center) bandara Kualanamu, misalnya ada TIC Propinsi, kita manfaatkan segala spot yang strategis. Jadi pola pikirnya di mana orang bisa gampang melihat informasi objek wisata di Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung, apakah melalui televisi, website

kah, baliho kah, bilboard kah dan media sosial juga. Jadi tidak ada khusus kalau event ini pakai media ini kalau yang itu pakai media yang itu. Mengenai bentuk-bentuk promosi yang akan dilakukan dari awal sudah direncanakan. Contoh di TV kita rencanakan kapan tayang. Biasanya kita buat ketika menjelang high seasion untuk promosi di TV. Di samping itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo juga menggunakan Hubungan Masyarakat, Personal Selling dan Sales Promotion melalui famtrip bagi pengunjung yang datang berkelompok atas nama grupnya”.

Lebih lanjut informan 10 ini juga mengatakan :

“Adanya keterlibatan seluruh komponen pemerintah di Kabupaten Karo, termasuk dunia usaha dan kelembagaannya seperti pedagang, pemandu wisata, dan dunia perhotelan. Juga disiapkan stand oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebanyak 28 stand untuk mempromosikan produk unggulan mereka masing-masing. Dengan dilaksanakannya Promosi melalui event

Pesta Mejuah-juah tersebut telah berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke objek wisata yang ada di Kabupaten Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung”.

Ketika dilakukan wawancara dengan informan pengunjung yakni informan 1 menunjukkan bahwa betul adanya bentuk-bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Berikut hasil wawancaranya:

(41)

juga ada. Apalagi kalo ada event seperti Pesta Bunga dan Buah serta Festival Danau Toba pasti banyak sekali baliho yang dipasang.

Walaupun saya sering dengar adanya erupsi, tapi justru dengan adanya berita tersebut saya menjadi kepingin kemari dan menyaksikan secara langsung erupsi Gunung Sinabung tersebut dan itu tidak membuat saya takut bang. Menurut saya itu hanya fonomena alam yang memang harus terjadi namun tidak bijaksana kalo berita itu digiring ke opini negatif. Jadi dengan adanya pemberitaan ini justru membuat Karo semakin dikenal di seluruh santero negeri kita ini. Sehingga isu ini perlu dikelola dengan baik oleh Pemda dan disediakan semacam shelter tempat memandang wisatawan ke arah Gunung Sinabung. Zona aman yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah sehingga dengan demikian akan semakin banyak wisatawan baik dalam dan luar negeri yang berkunjung kemari karena ingin melihat secara langsung fenomena alam yang sangat jarang terjadi ini”.

Hal senada juga diutarakan informan 2 sebagai berikut :

“Kita pernah melihat ada spanduk besar di Kuala Namu pada saat itu saya dan keluarga baru pulang dari Bandung. Kemudian di Simpang Pemda Medan juga pernah ada, dan dari Metro TV juga sering waktu pelaksanaan Pesta Bunga dan Buah serta Festival Danau Toba. Di NET Tv juga ada tentang Gundaling dan Air Panas Semangat Gunung.

Walaupun dulu saya sering dengar dari TV tentang Erupsi Gunung Sinabung tapi sesungguhnya berita itu terlalu dilebihkan menurut saya. Yang aman-aman kan ga diberitakan jadi menurut saya beritanya tidak berimbang, toh masih banyak kok yang aman untuk dikunjungi wisatawan, contohnya ini Gundaling dan Air Panas. Jadi saya malah mendengar berita itu jadi penasaran pingin melihat langsung dan ketika saya kemari aman-aman saja kok. Paling cuma ada abu yang terbawa angin”.

Jika dilakukan cross checked kepada wisatawan mancanegara yakni informan 3 dimana hasil wawancara tersebut mengatakan “mengetahui Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung sebagai salah satu objek wisata dari

mouth to mouth, dan organisasi turist yang ada di Malaysia”. Sedangkan ketika

ditanya apakah pernah mendengar Erupsi Gunung Sinabung dan apakah tidak membuatnya khawatir? beliau menjawab, “Ada 3 (tiga) minggu yang lalu dari

(42)

Sedangkan hasil wawancara dengan wisatawan mancanegara berikutnya yakni informan 4 mengatakan:

“Yes I've heard from friends who had been here (mouth to mouth) and I 've seen the banners in Kuala Namu airport too. I've ever seen on the internet about the volcanic eruption, but it is not make me afraid, even that news make me interested coming here to see directly what’s happened here. Because I liked nature very much. You know there are two types of the tourists. There are good and bad tourists. Bad tourist comes to one country just to enjoy sex but good tourist comes to see and enjoy the nature.

Before I came here, I have checked on the internet about the conditions on the Karo Highland and others place that I want to visit because I am very interested in the nature that’s why I come here and I’m not afraid at all“.

Dari penjelasan jawaban diatas menunjukkan bahwa wisatawan ini mengetahui promosi tersebut dari mouth to mouth dan internet. Meskipun ia tau ada erupsi Gunung Sinabung tapi dia tidak takut berkunjung ke Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Bahkan ia semakin tertarik untuk mengunjunginya setelah tahu ada erupsi Sinabung karena ia juga ingin melihat secara langsung fenomena alam yang langka tersebut.

Hal senada juga diutarakan oleh informan 5, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Yes I 've heard from the internet one week ago about the volcanic eruption, but it is not make me afraid, even that news make me more interested to come here and to see the wonderful view. Before I came here, I have checked on the internet about the volcano’s eruption and that’s make me very intrested to come here and I’m not afraid at all”.

(43)

4.2.4. Faktor Pendukung yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Karo dalam Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dilaksanakan sebagaimana dipaparkan sebelumnya. Adanya faktor-faktor yang dinggap sebagai pendukung yang dihadapai dalam melaksanakan komunikasi pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Diantaranya yang menjadi pendukung adalah adanya objek wisata yang indah dan menjadi potensi unggulan Kabupaten Karo. Kemudian banyaknya wisatawan yang berkunjung sehingga dapat menghidupkan sektor kepariwisataan yang ada di daerah, pemberitaan mengenai erupsi Gunung Sinabung juga menjadi berkah tersendiri kepada para pelaku wisata karena hal ini telah menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan.

Berikut kutipan hasil wawancara peneliti dengan informan 10 dimana beliau menyampaikan, “faktor pendukung kita antara lain kita punya objek wisata yang indah, tersedia sarana dan prasarana menuju lokasi wisata serta aksesnya yang mudah dicapai dari Medan hanya sekitar 1,5 (satu setengah) jam dari Ibu Kota Propinsi (Medan)”.

Sedangkan informan 6 mengatakan:

“Faktor pendukung kita sangat banyak. Karo diapit oleh 3 (tiga) gunung berapi aktif, yakni: Sinabung, Sibayak dan Barus. Tentunya ini merupakan unggulan dari daerah kita ini. Saya sudah jalan-jalan keluar negeri, belum pernah saya melihat satu kabupaten pun seperti kita ini yang punya 3 (tiga) gunung api aktif. Itu sangat mendukung kita dalam mempromosikan wisata Karo ke dunia luar apabila kita bisa kelola dengan baik”.

Hal senada juga disampaikan oleh informan 7 yang mengatakan “sangat banyak

(44)

sudah cukup memadai”. Tidak jauh berbeda apa yang disampaikan oleh informan 8 adalah sebagai berikut:

“Faktor Pendukung kita sangat banyak, yang utama udara di pegunungan yang sejuk pasti membuat orang terpesona datang kemari. Apalagi yang berasal dari daerah panas seperti Medan dan sekitarnya. Kedua masyarakat Karo terkenal dengan keramah-tamahannya, dan yang terakhir pemandangan di objek wisata kita yang indah yang dapat memanjakan mata setiap pengunjungnya”.

Informan 9 juga mengatakan hal yang sama yakni:

“Disamping udaranya yang sejuk, jarak dari Medan kemari tidak lama hanya sekitar 2 jam bahkan tidak sampai. Selain itu Air Panas alam seperti ini jarang sekali kita temui. Kalo di Sipaholon-Taput memang ada tapi kembali ke jarak seperti yang saya sampaikan tadi lumayan jauh dari Medan ketimbang ke Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Masyarakat kita juga terkenal ramah, pemandangan yang indah serta fasilitasnya sudah cukup memadai”. Dari hasil wawancara di atas tampak informan 6,7,8,9 dan 10 mengatakan ada hal-hal yang menjadi faktor pendukung. Faktor pendukung tersebut diantaranya: adanya pemandangan yang indah, jarak dari Ibu Kota Propinsi (Medan) tidak jauh hanya 1,5 (satu setengah) jam, masyarakat yang ramah serta fasilitas di objek wisata penelitian sudah diangap memadai. Di samping itu untuk memperkuat hasil temuan peneliti, peneliti juga melakukan cross check kepada para wisatawan yang berkunjung ke lokasi objek wisata penelitian.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan pengunjung yang juga adalah informan 1 mengatakan:

(45)

Lebih lanjut informan 1 juga mengatakan :

“Setelah berwisata ke Air Panas Semangat Gunung semua cocok ya, tidak ada batasan usia maupun pekerjaan dan lainnya. Terutama pemandangannya ya, sepanjang jalan menuju kemari (Semangat Gunung) kita telah disuguhkan pemandangan yang indah bisa singgah di Penatapen dekat dari sini sambil makan jagung rebus. Selain itu biaya berwisata juga relatif murah dan udaranya yang sejuk dan tiada duanya...hehehe....”.

Hal senada juga disampaikan oleh informan 2, beliau mengatakan, “selain Gundaling saya juga suka Air Panas Raja Berneh (Semangat Gunung),

setiap kali kemari kami selalu menyempatkan diri berendam disana. Soalnya kalau di kampung tidak ada seperti itu, jadi setiap kali kemari kami usahakan singgah ke Air Panas sekalian bisa mengobati kulit gatal-gatal kata orang”.

Lebih lanjut informan 2 menyampaikan bahwa ia suka berkunjung ke

Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung karena, “terutama pemandangannya, sepanjang jalan menuju kemari (Gundaling) kita

telah disuguhkan pemandangan yang indah (jalan dari Sembahe, Sibolangit, dan Penatapan). Selain biaya berwisata juga relatif murah sehingga tidak perlu merogok kocek dalam-dalam (hehehee...)”. Selain itu beliau juga menambahkan sebagai berikut :

“Saya merasa orang di Karo pada ramah-ramah semua, dan tidak mau berbohong apalagi soal kilo dan harga. Saya pernah ke daerah wisata lain, waktu itu kami beli mangga, katanya 2 kg, tapi setelah kami cek rupanya tidak sampai. Ini memang hal sepele, tapi bisa menjadi citra buruk buat para wisatawan. Sepanjang ini pelayanan di Karo menurut saya baik-baik saja. Fasilitas dan pelayanan di sini saya rasa cukup murah ya, masuk Gundaling saja cuma Rp. 5.000/orang, kalau air panas bermacam-macam ya...ada yang Rp. 5.000 sampai Rp. 10.000/orang tapi menurut saya masih terjangkau lah. Biaya penginapan dan makanan juga menurut saya sangat murah dan gampang didapatkan. Berwisata ke Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung cocok bagi semua usia maupun pekerjaan dan lainnya”. Tidak berbeda jauh dengan apa yang disampaikan oleh informan 3 ketika ditanya mengenai kesannya datang ke Pemandian Air Panas Semangat Gunung beliau mengatakan, “Sangat bagus, udaranya sejuk namun jalannya saja kurang

(46)

saja dan masyarakatnya juga ramah-ramah sekali. Semua cocok kemari, baik sudah tua maupun budak-budak kecil. Saya suka alamnya yang indah, terutama airnya yang bersih, dan masyarakat di sini pada ramah-ramah semua”.

Selanjutnya hal serupa juga disampaikan oleh seorang pengunjung dari Benua Eropa, Paris-Perancis, yang menjadi informan 4 dalam wawancara dengan peneliti mengatakan sebagai berikut:

“I’m very impressed with the friendly of their local people and good culture. I think every thing just fine. I fell so safe and comfortable here, above all,

every thing is cheap here comparing in my country it’s very comfortable to

stay here. The quality of services very good they are friendly and not lie.

I think it’s very cheap yeah. If I compare with Singapore or Malaysia because I’ve been there, in Karo Highland is very cheap even cheaper than Thailand.

Every body suitable to come here. I really like and the cost of living here is also very cheap comparing in France”.

Wisatawan dari Paris ini mengatakan bahwa:

“Saya sangat terkesan dengan keramahan masyarakat setempat dan budaya yang baik. Saya merasa semuanya baik-baik saja. Saya merasa aman dan nyaman disini, terlebih disini semua murah dibandingkan di negara saya, sangat nyaman sekali tinggal di sini. Kualitas pelayanan sangat baik, mereka ramah dan tidak berbohong. Saya rasa sangat murah ya. Jika saya bandingkan dengan Singapore dan Malaysia karena saya pernah kesana, Tanah Karo sangat murah bahkan lebih murah dari Thailand. Semua orang cocok berkunjung kemari. Saya benar-benar suka dan biaya hidup di sini juga sangat murah dibandingkan di Perancis”.

Pengunjung berikutnya adalah informan 5, dari Scotts Head, New South West (NSW), Australia dimana pada saat wawancara dengan peneliti mengatakan:

“I like all yeah. I see the weather is good and the people are very friendly.

I’m very impressed with the beautiful view, friendly of their local people and good culture. Yeah, of course I think every thing just fine. I felt so safe and comfortable here. Every body suitable to come here. I really like it and the cost to stay here is very cheap and the people are also very very friendly”.

(47)

yang ramah. Saya sangat terkesan dengan keindahan pemandangannya, keramahan mayarakat setempat dan kebudayaan yang baik. Ya, tentu saja semuanya baik-baik saja. Saya merasa aman dan nyaman disini. Semua orang cocok berkunjung kemari. Saya benar-benar menyukainya dan biaya tinggal disini sangat murah serta orang-orangnya juga sangat ramah”.

Dari hasil wawancara peneliti dengan pengunjung 1,2,3,4, dan 5 menunjukkan bahwa adanya faktor-faktor yang dianggap sebagai pendukung pemasaran pariwisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung diantaranya: udara yang sejuk, pemandangan yang indah, Air Panas yang bersih, masyarakat yang ramah, fasilitas yang murah dan terjangkau, adanya rasa aman dan nyaman serta fasilitas sudah cukup memadai bagi wisatawan. Faktor tersebut di atas dapat menjadi salah satu alasan wistawan berkunjung ke Karo khususnya lokasi penelitian.

4.2.5. Faktor Penghambat yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dalam Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.

Gambar

Tabel : 4.1
Gambar : 4.1
Gambar : 4.2

Referensi

Dokumen terkait

183/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan. Surat

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: wujud dan pertimbangan hukum, metode dan peran ijtihad serta kontribusi atas putusan ijtihad hakim Peradilan Agama tentang

[r]

Fakta menunjukkan terdapat tiga tipe orientasi hakim dalam menangani perkara yaitu hakim yang berorientasi materi (materialis), hakim yang berorientasi situasi yang

ANALISIS PENGARUH TINGKAT VISKOSITAS MINYAK ISOLASI. TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS

10/BA/KPU-BS/VII/2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan Sebagai Pemenang Pertama dan Pemenang Kedua Pada Pemungutan Suara Ulang

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saya memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengimplementasikan pelacakan handphone atau

Judul Tesis : PEMBUATAN FURFURAL DARI SEMBUNG RAMBAT ( Mikania micrantha ) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM ORGANIK DARI BELIMBING WULUH ( Averrhoa blimbi ).. Nama Mahasiswa :