• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sari Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Kadar IFN-y Pada Mencit Galur Balb/c Jantan Yang Diinokulasi Plasmodium berghei.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sari Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Kadar IFN-y Pada Mencit Galur Balb/c Jantan Yang Diinokulasi Plasmodium berghei."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR IFN-γ PADA MENCIT STRAIN Balb/c JANTAN YANG

DIINOKULASI Plasmodium berghei

Tiffany Kartini, 2009 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes

Malaria masih menimbulkan masalah kesehatan dan beratnya penyakit berkaitan dengan produksi radikal bebas serta resistensi terhadap obat. Buah merah, sebagai antioksidan dapat menjadi alternatif pengobatan. Salah satu sitokin yang dipengaruhi antioksidan adalah IFN-γ yang berperan sebagai antimalaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap peningkatan kadar IFN-γ pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei. Metode penelitian ini adalah eksperimental sungguhan komparatif, menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). 30 ekor mencit jantan strain BALB/c dibagi dalam 6 kelompok, kelompok I (kontrol negatif) hanya diberi akuades, kelompok II hanya diberi buah merah per oral, kelompok III (kontrol positif) - VI diinokulasi dengan Plasmodium berghei dan diberi akuades, serta sari buah merah dalam berbagai dosis secara per oral. IFN-γ pada serum mencit diperiksa dengan metode ELISA pada hari ke-7 dalam pg/ml. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji Post

Hoc Tukey-HSD dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian

menunjukkan kadar IFN-γ pada pemberian sari buah merah dengan dosis 0,2 ml berbeda dengan kelompok lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sari buah merah meningkatkan kadar IFN-γ pada mencit yang diinokulasi oleh Plasmodium berghei.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF RED FRUIT (Pandanus conoideus Lam.) OIL TOWARD IFN-γ LEVEL IN Plasmodium berghei – INOCULATED Balb/c MALE MICE

Tiffany Kartini, 2009 Tutor I : Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes Tutor II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes

Malaria is still a health problem, the severity of the disease is related to free radical production and drug resistance. As antioxidant, red fruit becomes an alternative therapy. IFN-γ as an influenced antioxidant cytokine plays an important role as anti-malaria. The objective of this study is to examine the effect of red fruit oil in increasing IFN-γ level in Plasmodium berghei inoculated mice. This research was a real comparative laboratory experimental studies with Complete Randomized Design. 30 male Balb/c strain mice were divided into 6 groups. Group I (negative control) was administered with aquadest, group II was administered with red fruit oil, group III (positive control)-VI were inoculated with Plasmodium berghei and treated with aquadest, and various dose of red fruit oil. The level of IFN-γ serum were measured by ELISA method on the 7th day, data was analyzed using One – Way ANOVA method and continued with Post Hoc Tukey HSD with =0,05. The result showed the level of IFN-γ in treated with 0,2 ml dose of red fruit oil was higher than the others. As conclusion, red fruit oil increased the level of IFN-γ in Plasmodium berghei-inoculated mice.

(3)

vi PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, anugrah, dan

bimbinganNya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

berbagai pihak atas bantuan dan dorongannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

tersusun dengan baik :

1. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes dan Sylvia Soeng, dr., M.Kes atas waktu dan

bimbingan yang diberikan.

2. Hana Ratnawati, dr., M.Kes selaku ketua PPIK atas kesempatan yang

diberikan untuk melakukan penelitian dengan fasilitas PPIK.

3. Khie Khiong, M.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D atas bantuan dan masukannya untuk

penyempurnan KTI ini.

4. Bapak Wasto, Ibu Yuli, Bapak Bambang, dan Bapak Denny Firmansyah S.Si.

yang telah memberikan dukungan, waktu, tenaga, dan bantuannya selama

penelitian KTI.

5. Papa, Mama, Kakak, dan teman spesial saya Iksan yang sangat membantu

dengan selalu memberi dukungan, saran, dan doa.

6. Teman-teman saya Anita Indrianto, Elisa Gunawan, Elvin Richela, Jesa, Lisa

Marisa, Felicitas Nia, Reyner Octo, Ribka Christina, Yudi, teman-teman GS-S

dan teman-teman lainnya yang telah membantu dan memberi dorongan

semangat dalam penyusunan KTI ini.

7. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas

(4)

vii

Penulis menyadari karya tulis ini memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar isi dari KTI ini dapat bermanfaat untuk

menambah wawasan penelitian mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.

Bandung, Desember 2009

(5)

viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis... 4

1.6 Metodologi ... 4

(6)

ix

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Malaria ... 6

2.1.1 Epidemiologi ... 6

2.1.2 Etiologi dan Penularan ... 7

2.1.2.1 Morfologi dan Daur Hidup ... 7

2.1.3 Patogenesis Malaria ... 13

2.1.4 Biokimia Plasmodium ... 16

2.1.5 Gejala Klinik ... 18

2.1.6 Diagnosis Malaria ... 19

2.1.7 Penatalaksanaan Malaria secara Umum ... 19

2.1.7.1 Pengobatan Malaria falciparum ... 20

2.1.8 Komplikasi ... 21

2.1.9 Prognosis ... 21

2.2 Plasmodium berghei ... 21

2.3 Interferon Gamma (IFN-γ) ... 22

2.3.1 Struktur Protein IFN-γ ... 22

2.3.2 Transduksi Sinyal ... 23

2.3.3 Peran IFN-γ dalam Sistem Imun Spesifik dan Pengaturan Sistem Imun . 24

2.3.4 Penggunaan IFN-γ Untuk Pengobatan ... 26

2.4 Buah Merah ... 26

2.4.1 Klasifikasi Buah Merah ... 26

2.4.2 Morfologi Buah Merah ... 27

2.4.3 Kandungan Kimia Buah Merah ... 28

2.4.4 Antisoksidan ... 29

2.4.4.1 Carotenoid ... 30

2.4.4.2 α-Tokoferol atau Vitamin E ... 30

2.4.4.3 Vitamin C ... 31

(7)

x

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Bahan/Subjek Penelitian ... 34

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 34

3.1.1.1 Alat ... 34

3.1.1.2 Bahan ... 35

3.1.2 Subjek Penelitian... 35

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian... 36

3.2.2 Variabel Penelitian ... 36

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 36

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 37

3.2.3 Jumlah Subjek Penelitian ... 37

3.2.4 Prosedur Penelitian ... 37

3.2.4.1 Persiapan Penelitian ... 37

3.2.4.2 Pembuatan Isolat Plasmodium berghei ... 39

3.2.4.3 Persiapan Hewan Percobaan ... 40

3.2.4.4 Sterilisasi Alat ... 40

3.2.4.5 Prosedur Kerja Penelitian ... 40

3.2.5 Cara Pemeriksaan ... 43

3.2.6 Metode Analisis ... 43

3.2.7 Aspek Etik Penelitian ... 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Pengujian Statistik Efek Buah Merah terhadap Kadar IFN-γ Hari ke- 7 . 46 4.2 Pembahasan ... 47

(8)

xi

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 56

(9)

xii

DAFTAR GRAFIK

(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Morfologi Stadium Eritrositer Plasmodium ... 9

Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Morfologi Sel Darah Merah Yang Terinfeksi Pada Setiap Spesies ... 10

Tabel 2.3 Perbedaan Karakteristik 4 Spesies Malaria Pada Manusia ... 12

Tabel 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Patogenesis Malaria Falciparum ... 13

Tabel 2.5 Kandungan Senyawa Aktif Sari Buah Merah ... 28

(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Plasmodium ... 8

Gambar 2.2 Morfologi Stadium Eritrositer Plasmodium ... 11

Gambar 2.3 Patogenesis Malaria ... 15

Gambar 2.4 Plasmodium berghei dalam darah mencit ... 22

Gambar 2.5 Struktur Protein Homodimer IFN-γ (A) ... 22

Gambar 2.6 Jalur Transduksi Sinyal IFN-γ ... 24

(12)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

52

Lampiran 1

Perhitungan Statistik dengan SPSS 17.00 Kadar IFN-γ pada Serum Mencit Hari ke-4 Oneway

Kontol negative 4 19,64100 3,943231 1,971616 13,36644 25,91556

Plasmodium 4 54,36250 23,632011 11,816006 16,78570 91,96630

BM dosis 1 4 95,03275 74,620482 37,310241 -23,70509 213,77059

BM dosis 2 4 605,37475 289,090500 144,54525 145,36725 1065,38225

BM dosis 3 4 367,98900 201,183475 100,59174 47,86120 688,11680

Total 20 228,48000 271,794804 60,775166 101,27612 355,68388

ANOVA

Within Groups 390571,04 15 26038,079

(14)

53

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Hasil

Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol Negatif Plasmodium -34.721500 1.095772E2 .998 -373.08765 303.64465

BM dosis 1 -75.391750 1.095772E2 .956 -413.75790 262.97440 BM dosis 2 -585.733750*

1.095772E2 .001 -924.09990 -247.36760 BM dosis 3 -435.463000*

1.095772E2 .009 -773.82915 -97.09685 Plasmodium Kontrol Negatif 34.721500 1.095772E2 .998 -303.64465 373.08765

BM dosis 1 -40.670250 1.095772E2 .996 -379.03640 297.69590 BM dosis 2 -551.012250* 1.095772E2 .001 -889.37840 -212.64610 BM dosis 3 -400.741500* 1.095772E2 .017 -739.10765 -62.37535 BM dosis 1 Kontrol Negatif 75.391750 1.095772E2 .956 -262.97440 413.75790

Plasmodium 40.670250 1.095772E2 .996 -297.69590 379.03640 BM dosis 2 -510.342000* 1.095772E2 .002 -848.70815 -171.97585 BM dosis 3 -360.071250* 1.095772E2 .034 -698.43740 -21.70510 BM dosis 2 Kontrol Negatif 585.733750*

1.095772E2 .001 247.36760 924.09990

Plasmodium 551.012250* 1.095772E2 .001 212.64610 889.37840 BM dosis 1 510.342000* 1.095772E2 .002 171.97585 848.70815 BM dosis 3 150.270750 1.095772E2 .654 -188.09540 488.63690 BM dosis 3 Kontrol Negatif 435.463000*

1.095772E2 .009 97.09685 773.82915

Plasmodium 400.741500* 1.095772E2 .017 62.37535 739.10765 BM dosis 1 360.071250*

1.095772E2 .034 21.70510 698.43740 BM dosis 2 -150.270750 1.095772E2 .654 -488.63690 188.09540

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

(15)

54

Lampiran 2

Dokumentasi Penelitian

(16)

55

(17)

1

kasus malaria, 880.000 kasus meninggal dunia, terutama pada anak-anak di Afrika

(WHO, 2009). Indonesia termasuk negara berisiko malaria, pada tahun 2007

didapatkan 1,75 juta kasus klinis malaria dan jumlah penderita positif malaria pada

hasil pemeriksaan mikroskopis adalah 311.000 kasus. Kejadian luar biasa ini

terjadi di 8 Propinsi, 13 kabupaten, 15 kecamatan, dan 30 desa di Indonesia

(Depkes, 2008).

Malaria disebabkan oleh parasit intraseluler, protozoa Plasmodium dan

disebarkan melalui cucukan nyamuk Anopheles betina. Terdapat 4 tipe

Plasmodium sebagai penyebab malaria pada manusia, yakni P. falciparum, P.

vivax, P. malariae, P.ovale. P.falciparum dan P. vivax merupakan tipe yang

paling umum dan P.falciparum merupakan penyebab malaria yang paling

mematikan (Nugroho dan Tumewu Wagey, 2000).

Plasmodium penyebab malaria yang menginfeksi manusia, akan menimbulkan

reaksi inflamasi. Hal ini akan memicu produksi radikal bebas dalam kadar tinggi

yang akan memperberat penyakit dan juga memicu sitokin-sitokin. Salah satu

sitokin yang berperan sebagai antimalaria adalah Interferon Gamma (IFN-γ).

Reaksi inflamasi pada malaria yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan

menyebabkan prognosis yang buruk, yaitu terjadinya malaria serebral. Dalam hal

ini, IFN-γ berperan sebagai antiinflamasi yang apabila kadarnya meningkat dalam

waktu singkat akan mencegah terjadinya malaria serebral (Mitchell et al., 2005).

Dewasa ini, banyak terjadi resistensi dalam pengobatan malaria, khususnya

malaria falciparum. Oleh karena itu, banyak dilakukan penelitian mengenai

(18)

2

(Pandanus conoideus Lam.) yang berasal dari Papua. Berdasarkan hasil beberapa

penelitian, buah merah memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan memiliki

efek antiinflamasi, maupun antivirus sehingga dapat digunakan dalam pencegahan

beragam penyakit, antara lain penyakit infeksi. Buah merah mengandung

antioksidan seperti betakaroten dan tokoferol, protein, mineral, asam amino, dan

asam lemak (Budi, 2005). Kadar tokoferol yang tinggi dalam buah merah akan

meningkatkan sistem imun tubuh dengan meningkatkan produksi IFN-γ (Pappas,

1999). Berdasarkan hal tersebut, diharapkan buah merah dapat meningkatkan

sistem pertahanan tubuh pada infeksi malaria.

Mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei merupakan model malaria serebral

pada manusia yang terinfeksi oleh Plasmodium falciparum, karena Plasmodium

falciparum tidak menginfeksi ordo rodentia (Guang et al., 2003; Sinden, 1996).

Berdasarkan data-data tersebut, pada penelitian ini ingin diketahui efek sari

buah merah dalam meningkatkan kadar IFN-γ untuk mengurangi gejala malaria.

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah sari buah merah meningkatkan kadar Interferon Gamma (IFN-γ )

pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud :

Mengetahui manfaat sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) sebagai

alternatif pengobatan malaria.

Tujuan :

Mengetahui efek sari buah merah terhadap kadar IFN-γ pada mencit

(19)

3

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

Memberikan informasi ilmiah, khususnya mengenai pengaruh sari buah

merah terhadap peningkatan kadar IFN-γ yang merupakan salah satu

sistem pertahanan non-spesifik tubuh untuk infeksi malaria.

Manfaat Praktis

Sari buah merah dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan

alternatif untuk malaria.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka pemikiran

Berbagai sitokin terlibat dalam patogenesis malaria berghei. Salah satu dari

sitokin yang dihasilkan adalah IFN-γ yang memiliki aktivitas sebagai antimalaria

(Tambajong, 2000).

Sporozoit yang masuk ke dalam tubuh inang melalui cucukan nyamuk akan

melanjutkan siklus hidupnya dalam hepar dan melakukan replikasi aseksual.

Proses replikasi ini akan berlanjut menjadi merozoit yang dilepaskan ke sirkulasi

dan akan menginvasi eritrosit, selanjutnya menjadi pRBC (parasitized Red Blood

Cell). Parasit ini akan terus melakukan replikasi intraseluler yang pada akhirnya

akan menyebabkan membran pRBC ruptur dan parasit yang bereplikasi di

dalamnya akan dilepaskan sebagai exo-antigen. Exo-antigen ini akan

menyebabkan reaksi inflamasi sehingga akan menstimulasi limfosit T, limfosit B,

dan NK-cells, selanjutnya limfosit T dan NK-cells melepaskan IFN-γ yang akan

meningkatkan pembunuhan parasit. Selain itu, reaksi inflamasi ini akan

menyebabkan produksi radikal bebas yang sangat tinggi. Radikal bebas dalam

(20)

4

beberapa mediator pertahanan tubuh sehingga penyakit bertambah berat

(Tambajong, 2000; Wiser, 2008).

IFN- γ yang termasuk IFN tipe 2 merupakan sitokin yang berperan penting

dalam cell mediated immune responses terhadap infeksi. IFN- γ dihasilkan oleh

T helper cell (Th1), sel limfosit sitotoksik, NK cell, sel B dan NKT cell. Peran

IFN-γ sebagai anti malaria adalah menghambat perkembangan parasit pada

stadium eksoeritrositer dan eritrositer sehingga dapat menurunkan parasitemia dan

mengurangi inflamasi (Davidson, 2006; Mellouk et al., 1991).

Buah merah mengandung antioksidan yang sangat tinggi seperti tokoferol dan

betakaroten. Betakaroten akan menyebabkan tubuh memiliki sel-sel pembunuh

alami yang lebih aktif (I Made Budi, 2005). Antioksidan bekerja menekan

pembentukan sekaligus menangkap radikal bebas yang timbul pada keadaan stres

oksidatif, misalnya pada infeksi parasit. Radikal bebas diproduksi, sebagai bagian

dari mekanisme pertahanan terhadap antigen, yaitu dalam aktivitas fagositosis.

Kandungan antioksidan yang sangat tinggi pada buah merah dapat melawan stres

oksidatif yang terjadi akibat reaksi inflamasi pada malaria, sehingga dapat

menurunkan supresi IL-2. Produksi IL-2 yang meningkat juga akan meningkatkan

produksi IFN-γ melalui perangsangan terhadap NK cells (Pappas, 1999).

Lonjakan IFN- γ pada fase akut akan menghambat perkembangan parasit

Plasmodium sehingga mencegah terjadinya malaria serebral (Mitchell et al.,

2005).

Untuk membuktikan khasiat buah merah tersebut, perlu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh sari buah merah terhadap sistem imun, yaitu terhadap

peningkatan kadar Interferon Gamma sebagai parameter imunitas tubuh

terhadap adanya infeksi.

1.5.2 Hipotesis penelitian

Sari buah merah meningkatkan kadar IFN-γ pada mencit yang diinokulasi

(21)

5

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan bersifat

komparatif, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang

digunakan adalah serum mencit. Teknik analisis kadar IFN-γ menggunakan

Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data dianalisis menggunakan uji

One Way Analysis of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji beda rata-rata

Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95% dimana suatu perbedaan dikatakan

bermakna jika p<0,05.

1.7. Lokasi dan Waktu

Lokasi Penelitian : Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran FK-UKM

(22)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sari buah merah meningkatkan kadar Interferon Gamma (IFN-γ ) pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.

5.2 Saran

Sebaiknya pengukuran kadar IFN-γ tidak hanya dilakukan pada hari keempat,

melainkan juga pada hari-hari sebelumnya dan penelitian dilakukan dalam waktu

yang lebih lama sehingga diketahui pengaruh waktu peningkatan IFN-γ terhadap fungsi antimalaria dan antiinflamasi dari IFN-γ tersebut, serta perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh IFN-γ terhadap kerja makrofag. Selain itu, sebaiknya dilakukan penelitian mengenai efek toksik buah merah dan pemeriksaan

(23)

47

DAFTAR PUSTAKA

Amani, V., Vigário AM, Belnoue E, Marussig M, Fonseca L, Mazier D, Rénia L. 2000. Involvement of IFN-gamma receptor-medicated signaling in pathology and anti-malarial immunity induced by Plasmodium berghei infection. Eur J

Immunol, 30 (6): 1646-55.

Boileau, Thomas W.M, Moore AC, Erdman JW. 1999. Carotenoids and Vitamin A. Dalam: Andreas M. Papas (ed.) Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and

Health. U.S.A: CRC Press.

Bozdech, Ginsburg H. 2004. Antioxidant Defense in Plasmodium falciparum- Data Mining of The Transcriptome. Malaria Journal, 3: 23.

CDC. 2006. Schema of The Life Cycle of Malaria.

http://www.cdc.gov/malaria/biology/life_cycle.htm. 18 September 2009.

CDC. 2008. Diagnosis and Treatment.

http://www.cdc.gov/malaria/diagnosis_treatment/diagnosis.htm. 18 September 2009.

Davidson College. 2006. Human Interferon gamma (IFN-g). www.bio.davidson.edu. 25 Desember 2008.

Dayong Wu dan Simin Nikbin. 1999. Antioxidants and Immune Function. Dalam: Andreas M. Papas (ed.) Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. U.S.A: CRC Press.

Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta. Hal: 1-12, 15-23, 67-68.

Depkes. 2008. Peringatan Hari Malaria Sedunia.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3089. 14 Desember 2008.

(24)

48

specifically suppresses early production of host interferon-gamma. Cell Host

Microbe, 2 (2): 75-6.

Emilio V. 2009. Malaria. http://emedicine.medscape.com/article/221134-overview. 10 September 2009.

Fouad, Tamer. 2007. Antioxidants, nature and chemistry. http://www.doctors

lounge.com/primary/articles/antioxidants. 17 Desember 2008.

Guang Sun. 2003. Inhibition of Platelet Adherence to Brain Microvasculature Protects against Severe Plasmodium berghei Malaria. Infect Immun, 71(11): 6553–6.1

Gunawan, Suriadi. 2000. Epidemiologi malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, & penanganan. Jakarta: EGC. hal.1-13.

Harijanto, P,N. 2000. Gejala klinik malaria berat. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, &

penanganan. Jakarta: EGC. hal.166-81.

Harijanto, P,N. 2000. Gejala klinik malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, & penanganan. Jakarta: EGC. hal.151-64.

Hasib R., Sheikh NA, Bancroft GJ, Katz DR, Brian de Souza J. 2000. Early Nonspecific Immune Responses and Immunity to Blood-Stage Nonlethal

Plasmodium yoelii Malaria. Infection and Immunity , 11 (68): 6127-32.

I Made Budi. 2005. Buah Merah. Edisi 3. Jakarta: Penebar Swadaya.

Janse CJ, Ramesar J, Waters AP. 2006. High-efficiency transfection and drug selection of genetically transformed blood stages of the rodent malaria parasite

Plasmodium berghei. Nature Protocols, 1:346-56.

Johanna P.D. 2008. Malaria: Treatment And Medication. http://emedicine.

(25)

49

Karlsson, J. Introduction to Nutraology and Radical Formation. In: Antioxidants and Exercise. Illinois: Human Kinetics Press, 1997, p. 1-143.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi kondisional bidang pertahanan, peternakan, perikanan, industry, dan hayati. Edisi 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. hal. 10-12.

Langi, J, Harijanto PN, Richie J, 2000. Patogenesa malaria berat. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis,

& penanganan. Jakarta: EGC. P.118-21.

LUMC. 2009. The genome of P. berghei.,

http://www.lumc.nl/con/1040/81028091348221/810281121192556/811070740 182556/811070752532556/. 3 November 2009.

Malaria Foundation International. 2009.

http://www.malaria.org/index.php?option=com_content&task=section&id=8&I temid=32. 30 Juni 2009.

Malaria Site. 2009. Diagnosis of Malaria.

http://www.malariasite.com/malaria/DiagnosisOfMalaria.htm. 20 September 2009.

Marzusch, K., Buchholz F., Ruck P., Handgretinger R., Geiselhart A., Engelmann L., Diet J. 1997. Interleukin-12- and interleukin-2-stimulated release of

interferon-g by uterine CD56FF large granular lymphocytes is amplified by decidual macrophages. Human Reproduction, 5(12): 921-4.

Mellouk S, Green SJ, Nacy CA, Hoffman SL. 1991. IFN-gamma inhibits

development of Plasmodium berghei exoerythrocytic stages in hepatocytes by an L-arginine-dependent effector mechanism. J Immunol, 146 (11): 3971-6.

Mitchell. 2005. Early cytokine production is associated with protection from murine cerebral malaria. Infect Immune, 73 (9): 5645-5653.

Nugroho, A, Tumewu-Wagey, M. 2000. Siklus hidup Plasmodium malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis,

(26)

50

Nugroho, A, Harijanto PN, Datau E.A. 2000. Imunologi pada malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi

klinis, & penanganan. Jakarta: EGC. hal.128-47.

Noguchi, Nokio dan Etsuo Niki. 1999. Chemistry of Active Oxygen Species and Antioxidants. Dalam: Andreas M. Papas (ed.) Antioxidant Status, Diet,

Nutrition, and Health. U.S.A: CRC Press.

Papas, Andreas M. 1999. Other Antioxidants. Dalam: Andreas M. Papas (ed.)

Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. U.S.A: CRC Press.

Purwaningsih, Sri. 2000. Diagnosis malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, & penanganan. Jakarta: EGC. hal.185-91.

Prasannachandra, Vivian D'Souza, and Benedicta D'Souza. 2006. Comparative

Study on Lipid Peroxidation and Antioxidant Vitamins E and C in Falciparum and Vivax Malaria. Indian Journal of Clinical Biochemistry. 21( 2) : 103-106.

Schroder. et al. 2004. Interferon-γ an overview of signals, mechanisms and functions. Journal of Leukocyte Biology, 75 (2): 163-189.

Sinden R.E. 1996. Infection of mosquitoes with rodent malaria. In: Crampton, J.M, Beard, C.B. and Louis, C. eds. Molecular Biology of Insect Disease

Vectors: A methods manual. London: Chapman and Hall. p. 67-91.

Steven, Yaohui, Mark. 1999. Vitamin C. Dalam: Andreas M. Papas (ed.)

Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. U.S.A: CRC Press.

Tambajong, E,H. 2000. Patobiologi malaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor: Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, & penanganan. Jakarta: EGC. hal.54-96.

Tjitra, Emiliana. 2000. Obat antimalaria. Dalam Dr. P. N. Harijanto, SpPD, editor:

Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, & penanganan. Jakarta:

EGC. hal.194-216.

WHO .2008. World Malaria Report 2008. http://www.who.int/malaria/wmr2008/

(27)

51

Wiser M.F. 2008. Malaria. http://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/

malaria.html. 19 Desember 2008.

http://www.bio.davidson.edu/Courses/immunology/Students/spring2000/allred/pro tein.html. 10 Oktober 2009.

http://www.bio.davidson.edu/Courses/Immunology/Students/spring2006/V_Alvar ez/fig.1.gif. 10 Oktober 2009.

http://www.buahmerahonline.com/. 20 September 2009.

http://www.culleton.org/gallery/main.php?g2_view=core.ShowItem&g2_itemId=1 4. 3 November 2009.

http://www.exrx.net/Nutrition/Antioxidants/Introduction.html. 5 November 2009

(28)

52

Human Reproduction vol.12 no.5 pp.921–924, 1997 Interleukin-12- and interleukin-2-stimulated release of

interferon-g by uterine CD56FF large granular lymphocytes is amplified by decidual macrophages.

K.Marzusch1,4, F.Buchholz2, P.Ruck3,

R.Handgretinger2, A.Geiselhart2, Lerke Engelmann2 and J.Dietl1

http://humrep.oxfordjournals.org/cgi/reprint/12/5/921.pdf ---

http://www.malaria.org/Malaria Foundation International

---

Interferon-gamma inhibits the intrahepatocytic development of malaria parasites in vitro

L Schofield, A Ferreira, R Altszuler, V Nussenzweig and RS Nussenzweig

http://www.jimmunol.org/cgi/content/abstract/139/6/2020 ---

J Immunol. 1991 Jun 1;146(11):3971-6.

IFN-gamma inhibits development of Plasmodium berghei exoerythrocytic stages in hepatocytes by an L-arginine-dependent effector mechanism.

Mellouk S, Green SJ, Nacy CA, Hoffman SL. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1903415

---

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18005727 Cell Host Microbe. 2007 Aug 16;2(2):130-8.

Plasmodium falciparum erythrocyte membrane protein-1

specifically suppresses early production of host

interferon-gamma.

D'Ombrain MC, Voss TS, Maier AG, Pearce JA, Hansen DS, Cowman AF, Schofield L.

Infection and Immunity Division, The Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research, 1G Royal Parade, Parkville, Victoria 3050, Australia.

Comment in:

(29)

53

D'Ombrain MC. Et al. 2007. Plasmodium falciparum erythrocyte membrane protein-1 specifically suppresses early production of host interferon-gamma. Cell Host Microbe, 2 (2): 75-6

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez Eur J Immunol. 2000 Jun;30(6):1646-55.

Involvement of IFN-gamma receptor-medicated signaling in

pathology and anti-malarial immunity induced by

Plasmodium berghei infection.

Amani V, Vigário AM, Belnoue E, Marussig M, Fonseca L, Mazier D, Rénia L. INSERM U511, CHU Pitié-Salpêtrière, Université Paris, France.

Amani V. et al. 2000. Involvement of IFN-gamma receptor-medicated signaling in pathology and anti-malarial immunity induced by Plasmodium berghei

infection. Eur J Immunol, 30 (6): 1646-55

Infection and Immunity, November 2000, p. 6127-6132, Vol. 68, No. 11 0019-9567/00/$04.00+0

Copyright © 2000, American Society for Microbiology. All rights reserved.

Early Nonspecific Immune Responses and Immunity to

Blood-Stage Nonlethal Plasmodium yoelii Malaria

Hasib R. Choudhury,1 Nadeem A. Sheikh,1, Gregory J. Bancroft,2 David R. Katz,1 and J.

Brian de Souza1,*

Department of Immunology, Royal Free and University College London Medical School, Windeyer Institute of Medical Science, London W1P 6DB,1 and Department of Infectious Diseases, London School of Hygiene and Tropical Medicine, London WC1E 7HT,2 United Kingdom

(30)

54

http://iai.asm.org/cgi/content/full/68/11/6127?maxtoshow=&HITS=10&hits=10& RESULTFORMAT=&fulltext=matched&searchid=1&FIRSTINDEX=130&res ourcetype=HWFIG

Hasib R. Choudhury,Nadeem A. Sheikh, Gregory J. Bancroft,David R. Katz,and J. Brian de Souza. 2000. Early Nonspecific Immune Responses and Immunity to Blood-Stage Nonlethal Plasmodium yoelii Malaria. Infection and Immunity , 11 (68): 6127-6132

http://www.exrx.net/Nutrition/Antioxidants/Introduction.html

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidup Plasmodium .....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka faktor efisiensi operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus pada alat wheel loader,

dengan Duncan’s New Multiple Range Test DNMRT pada taraf nyata 5%. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah tidak terjadinya interaksi antara media tanam

[r]

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Agar investor dapat mengetahui saham mana yang memberikan return yang optimal sesuai dengan risiko yang berani ditanggung

[r]

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok penyebab perubahan lingkungan fisik

dari iman. Sejarah NU juga yang melatarbelakangi dengan menanamkan semangat cinta tanah air. Semangat ini yang harus dimiliki para santri agar rasa memiliki