73
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
GKI TP merupakan intansi sosial yang telah berdiri dan bertumbuh sejak lama di
tengah-tengah masyarakat Papua terhitung sejak belum bergabungnya Papua dengan pemerintah RI
melalui PEPERA hingga kini gereja memasuki era otonomisasi dengan berbagai
persoalannya sendiri. Melalui pelayanannya yang bersifat comprehensive, gereja mampu
menembus berbagai perbedaan ras, etnis, suku, bangsa dan bahasa serta kebudayaan
masyarakat asli Papua sebelum masuknya pemerintahan RI ke berbagai wilayah yang susah
untuk dijangkau. Dalam pelayanannya itu, dahulu gereja mampu membuka sekolah dan
klinik Kristen di Kurima atas bantuan dana dan penginjil dari luar negeri seperti Jerman dan
Belanda.
Dalam perjalanan pelayanan gereja yang telah melewati berbagai zaman hingga kini
memasuki dalam zaman otonomisasi, ternyata gereja tidak mengalami kemajuan terutama
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat seturut dengan misi GKI. Dalam era
otonomisasi ini, peran gereja yang bersifat menyeluruh dalam meningkatkan pemberdayaan
masyarakat justru mengalami kemunduran. Hal ini dipengaruhi karena adanya kebijakan
pemerintah yang justru menciptakan pola ketergantungan. Dalam era ini pemberdayaan
masyarakat tidak lagi dilakukan dengan melibatkan masyarakat sebagai subyek dari
pembangunan sesuai dengan teori pemberdayaan, namun dalam era ini gereja hanya
memahami masyarakat sebagai obyek yang harus dilayani melalui pelayanan gereja sehingga
proses pemberdayaan yang diharapkan itu tidak berjalan seturut dengan pengertian
74
5.2
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran yang
berguna bagi Klasis Balim Yalimo dalam upaya pelayanannya kepada masyarakat di era
otonomisasi dan kepada pemerintah sebagai rekan kerja Allah di Dunia. Saran-saran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kepada Klasis Balim Yalimo disarankan bahwa sebagai institusi sosial yang berada
ditengah-tengah masyarakat, Klasis harus lebih kritis terhadap situasi ketidak adilan yang
dihadapi gereja maupun masyarakat. Klasis jangan hanya berserah terhadap kondisi sosial
yang terjadi sehingga fungsi sosial gereja tidak mati tetapi dapat terus diberdayakan
sebagai sebuah modal sosial yang digerakkan demi mencapai perubahan sosial bagi
masyarakat Kurima.
2. Kepada Klasis Balim Yalimo dan GKI Beithel Polimo Kurima disarankan bahwa untuk
memberdayakan masyarakat Kurima maka perlu sikap politis gereja dalam meningkatkan
pendidikan yang berbasis masyarakat. Pendidikan tidak hanya bersifat formal saja, namun
pendidikan dapat diberikan melalui pendidikan informal dan nonformal atau pendidikan
yang dapat membuka kesadaran berpikir masyarakat untuk mencapai perubahan sosial
dalam memperoleh kemandirian dan kesejahteraan masyarakat yang notabenenya warga
gereja.
3. Kepada pemerintah Yahukimo disarankan agar sebagai rekan kerja Allah yang berada di
Dunia maka sikap pelayanan pemerintah harus lebih mewujudkan keadilan bagi seluruh
kalangan sosial dan masyarakat dimana pemerintahan itu berada. Dengan demikian maka
pemerintah Yahukimo harus melakukan tugas dan tanggung jawab seadil-adilnya sesuai
dengan UU Otonomi Khusus yang berlaku guna mewujudkan kesejahteraan bagi