• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

Kecamatan Singkawang Utara termasuk ke dalam Pemerintah Kota Singkawang Propinsi Kalimantan Barat, yang terbentuk seiring dengan pembentukan daerah otonom baru Kota Singkawang dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2003 tentang Pembentukan dan Perubahan Nama Kecamatan di Kota Singkawang. Kecamatan Singkawang Utara wilayahnya merupakan hamparan berbukit serta pesisir pantai dengan batas-batas wilayah administrasi, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sambas, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur.

Kecamatan Singkawang Utara mempunyai luas wilayah 13,157 ha yang terdiri dari tujuh Kelurahan. Untuk lebih jelasnya mengenai nama dan luas wilayah Kelurahan yang ada di Kecamatan Singkawang Utara dapat dilihat pada tabel:

Tabel 2 : Nama Kelurahan di Kecamatan Singkawang Utara Tahun 2007/2008

No Na ma Kelurahan Luas Wilayah (km2)

1 Sungai Garam Hilir 40,00

2 Nara m 25,05 3 Sungai Bulan 20,22 4 Sungai Rasau 20,00 5 Setapuk Kecil 10,15 6 Setapuk Besar 15,12 7 Semelagi Kecil 0,83

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kelurahan Sungai Garam Hilir memiliki luas wilayah yang cukup besar, selanjutnya Kelurahan Naram, Sungai Bulan, Setapuk Besar, Setapuk Kecil dan terakhir adalah Semelagi Kecil. Luas wilayah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pegawai Kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan terutama penduduk dalam pendidikan. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 penduduk di Kecamatan Singkawang Utara 46,877 jiwa. Kecamatan Singkawang Utara memiliki struktur penduduk yang heterogen dan didominasi oleh etnis Melayu, Cina dan kelompok etnis lainnya yang hidup secara berdampingan. Penduduk di Kecamatan Singkawang Utara pada umumnya sedang dalam tahap proses perkembangan di mana cara berfikir masih tradisional. Artinya dalam memecahkan permasalahan masih ada di antara mereka yang mempergunakan kekerasan (Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Singkawang 2010).

Di Kecamatan Singkawang Utara Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya terdapat dua sekolah yang berstatus Negeri yaitu SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 12 Singkawang dan tidak terdapat sekolah swasta. Pemerintah Kota Singkawang mempunyai visi membangun masyarakat berpendidikan yang mandiri, unggul, kreatif, inovatif, cerdas emosional dan memiliki kedewasaan sosial. Dalam mewujudkan visi itu didukung oleh berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan visi yang ingin disampaikan pemerintah Kota Singkawang tersirat dalam visi dinas pendidikan Kota Singkawang untuk menumbuh-kembangkan kemandirian, kreatifitas, kepercayaan sosial dan inovasi pendidikan dalam menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas. Dalam mewujutkan visi tersebut didukung oleh visi dan misi sekolah-sekolah di Kota Singkawang.

Visi dan misi SMP Negeri 8 Singkawang adalah “Terwujudnya Sekolah yang Berprestasi Berakhlak Mulia dan Berwawasan Lingkungan yang Sehat”, dan misi SMP Negeri 8 Singkawang; (1) Melaksanakan KBM dengan baik, terencana, terprogram, terukur sehingga terlaksana proses belajar mengajar dengan efektif dan efesien dalam rangka untuk meningkatkan prestasi akademik sekolah; (2) Mendorong tumbuhkembangnya semangat beraktivitas sehingga timbul inovasi-inovasi baru dalam rangka peningkatan mutu sekolah; (3) Mendorong dan menumbuhkan semangat berprestasi, belajar dan bekerja keras dalam mewujudkan prestasi non akademik dalam bidang olahraga dan seni; (4) Menumbuhkan kesadaran warga sekolah secara intensif terhadap kepedulian lingkungan sekolah secara terus menerus sehingga tercipta lingkungan sekolah yang asri, indah, bersih, sehat, rindang, sejuk, aman, dan nyaman; (5) Meningkatkan pembinaan dan bimbingan terhadap pengalaman nilai-nilai keagamaan dan budaya, sehingga tercipta masyarakat sekolah yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.

Visi SMP Negeri 12 Singkawang tidak jauh berbeda dengan visi SMP Negeri 8 Singkawang yaitu : “Mewujudkan SMP Negeri 12 menjadi Sekolah yang Berpresrasi, Kondusif, Kreatif dan Membangun Peserta didik yang mandiri” serta misi SMP Negeri 12 Singkawang; (1) Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas untuk meningkatkan prestasi akademik peserta didik; (2) Membentuk peserta didik yang berkarakter dalam mewujudkan masyarakat yang kreatif dan

berakhlak mulia; (3) Mengembangkan kemandirian dan pengetahuan peserta didik yang inovatif; (4) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif sehingga tercipta lingkungan yang sehat, bersih dan tenteram.

Visi dan misi di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 12 Singkawang sejalan dengan tujuan pendidikan karater di sekolah masing-masing. Tujuan dilaksanakan penerapan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 8 Singkawang adalah untuk menanamkan nilai karakter pada diri peserta didik dan melakukan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan bertanggungjawab bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah. Sedangkan di SMP Negeri 12 Singkawang penerapan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Singkawang Utara merupakan sekolah yang pertama kali mencoba mengembangkan nilai budaya dan karakter di lingkungan sekolahnya. Kedua SMP Negeri di Singkawang Utara mengembangkan nilai budaya dan karakter yang berbeda, misalnya di SMP Negeri 8 Singkawang nilai karakter yang lebih utama dikembangkan adalah religius, disiplin, cinta tanah air dan peduli lingkungan. Sedangkan di SMP Negeri 12 Singkawang karakter yang utama dikembangkan adalah peduli sosial, kerja sama, semangat kebangsaan dan cinta damai.

Pendidikan di wilayah Kecamatan Singkawang Utara dapat dikatakan maju meskipun dengan wilayah yang relatif kecil. Pendidikan merupakan faktor yang terus ditingkatkan karena dari pendidikan tercipta kualitas sumber daya manusia yang sangat berperan penting dalam pembangunan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, penyediaan sarana prasarana pendukung dan tenaga pendidik terus dipersiapkan secara matang disesuaikan dengan perkembangan yang ada saat ini (www.singkawang.co.id diunduh, tanggal 6 November 2011).

Sekolah Menengah Pertama Negeri Singkawang Utara Kota Singkawang merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Kota itu yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di daerah lain. SMP ini mempunyai prestasi yang membanggakan dalam berbagai bidang pada kegiatan di tingkat kota dan nasional, yaitu (1) berhasil meraih juara dua dalam bidang olahraga dan kesenian untuk tingkat Kota Singkawang, (2) terpilih menjadi juara sekolah sehat tingkat Kota Singkawang, (3) juara tiga olimpiade IPA di tingkat Nasional; (4) juara harapan pertama dalam bidang kepramukaan di tingkat Nasional.

Berdasarkan dokumen penerimaan peserta didik tahun 2009/2010 keseluruhan siswa yang diterima di SMP Negeri Singkawang Utara memiliki rentang Nilai Ebtanas Murni (NEM) dari 33,23 sampai dengan 42,47. Peserta didik di SMP Negeri Singkawang Utara berasal dari beberapa Kelurahan. Jarak antara tempat tinggal peserta didik dan sekolah bervariasi dari yang dekat di sekitar sekolah sampai yang agak jauh sekitar 7 Km. Alat transportasi yang digunakan sebagian besar adalah sepeda dan angkutan umum.

Organisasi yang diwajibkan kepada peserta didik adalah OSIS, namun hanya sebagian peserta didik yang aktif dalam berbagai kegiatan OSIS. Kegiatan ekstrakurikuler yang paling banyak diminati adalah pramuka, baca tulis Al-Quran, drum band, dan yang kurang diminati adalah seni tari dan olah raga.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru Bimbingan Konseling (BK) dan beberapa guru lainnya (wawancara tanggal 7 Agustus 2011) kenakalan peserta didik masih dianggap wajar, misalnya membolos, sering terlambat, berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan dan berambut gondrong. Kenakalan tersebut masih dapat ditolerir dan dapat diatasi dengan memberikan peringatan melalui berbagai tahap yaitu, (a) peserta didik diberikan peringatan oleh guru BP atau wali kelas, (b) orang tua dipanggil ke sekolah untuk membicarakan kenakalan anak, (c) peserta didik tidak boleh masuk dalam jangka waktu tertentu (skorsing), (d) peserta didik dikembalikan kepada orang tuanya.

Tercapainya visi dan misi pendidikan nasional sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah. Kemampuan guru dalam mengajar di kelas dipengaruhi beberapa faktor yaitu; pengalaman mengajar, latar belakang pendidikan, lingkungan dan berbagai kemampuan pendukung lainnya, berikut akan disampaikan identitas guru IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara.

Tabel 3 : Identitas Guru IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara

No Nama Unit Sekolah L/

P Latar Belakang Pendidikan Mata Pelajaran yang diampu Gol Pengalaman Mengajar 1 Ruri SMP N 8 Singkawang P SI/ Pendidikan Akutansi

IPS III A 5 tahun

2 Jamilah SMP N 8

Singkawang

P SI/ Pendidikan PKn

IPS , PPKN III C 18 tahun

3 Eva SMP N 8 Singkawang P SI/ Pendidikan PKn IPS, PPKN, Mulok III D 17 tahun 4 Fajaratullah SMP N 12 Singkawang L S1/ Pendidikan Ekonomi

IPS, PPKN III B 8 tahun

5 Sari SMP N 12

Singkawang

P SI/ Pendidikan PKn

IPS III A 4 tahun

6 Diah SMP N 12

Singkawang

P S1/

Pendidikan Ekonomi

IPS, Kesenian III B 9 tahun

Sumber : Data guru SMP di SMP Negeri Singkawang Utara tahun 2011

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa; (1) Dari keenam guru IPS di SMP Negeri Singkawang Utara tidak ada yang berlatar belakang pendidikan sejarah; (2) Keenamnya merupakan guru tetap; (3) Tidak semua guru IPS mengajar IPS, karena ketentuan SK Mendikbud Nomor 0266/U/1994 untuk guru yang telah menjadi pegawai negeri sipil mendapat beban mengajar 18 jam perminggunya, sedangkan jumlah jam mengajar IPS di SMP Negeri Singkawang Utara hanya 40 menit, maka untuk mencapai jumlah 18 jam ada guru yang harus mengajar lebih dari satu mata pelajaran.

Di sisi lain sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah cukup memadai dalam mendukung kegiatan pembelajaran seperti perpustakaan, dan laboratorium. Perpustakaan di SMP Negeri Singkawang Utara pada umumnya tergolong baik dengan luas bangunan antara 12 meter x 8 meter, serta memiliki meja belajar yang

dapat digunakan lebih dari 40 peserta didik. Pemanfaatan perpustakaan tidak hanya pada jam-jam istirahat tetapi juga pada jam-jam kosong. Perpustakaan dibuka pada jam kerja (07.00-13.00), sedangkan jumlah pengunjung rata-rata perhari 60 peserta didik. Koleksi yang sering dibaca dan dipinjam peserta didik adalah karya fiksi dan novel, sedangkan yang biasa dibaca pengunjung adalah koran dan majalah. Peserta didik jarang meminjam buku yang menunjang pelajaran di kelas. Buku yang sering dipinjam guru adalah ensiklopedi, kamus dan buku-buku paket.

Administrasi perpustakaan dikelola oleh seorang petugas yang berlatar belakang pendidikan D III, sehingga dapat dikatakan administrasi perpustakaan tergolong baik. Penggandaan koleksi buku sebagian besar merupakan hasil kiriman dari proyek peningkatan mutu SMP Negeri Kalimantan Barat. Koleksi buku yang berkaitan dengan pengajaran IPS sejarah relatif kurang, misalnya Sejarah Indonesia (6 jilid) berjumlah 3 paket, manusia dan kebudayaan Indonesia berjumlah 4 buah buku, sekitar perang kemerdekaan berjumlah 3 buah buku, dan buku paket IPS berjumlah 6 buah buku. Di samping itu di perpustakaan juga tersedia beberapa media pembelajaran, antara lain atlas, globe, peta dan gambar Pahlawan Nasional.

Pada umumnya SMP Negeri di Singkawang Utara pada setiap ruangan kelas memiliki peralatan pembelajaran seperti, papan tulis, meja, kursi, foto presiden dan wakil presiden serta beberapa gambar pahlawan. Selain itu juga berkaitan dengan kualitas guru yang sangat mendukung baik dari segi pendidikan maupun pengalaman mengajar. Pihak sekolah juga telah mengirim beberapa guru untuk mengikuti sosialisasi tentang pendidikan karakter di tingkat pusat, guru yang biasa dikirim

adalah guru yang baru diangkat menjadi guru tetap (PNS) untuk menambah pengalaman mereka atau guru mata pelajaran tertentu. Dalam rangka mengikuti sosialisasi tersebut pihak sekolah biasanya mengirim tiga orang guru mata pelajaran tertentu, sehingga dapat menambah wawasan mereka mengenai pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah. Ini juga tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara sekolah, dinas pendidikan dan orang tua peserta didik.

Di SMP Negeri Singkawang Utara, kurikulum yang digunakan sama dengan sekolah-sekolah yang lain yang ada di Kota Singkawang yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP lebih menekankan struktur pembelajaran peserta didik aktif dalam hal keterlibatan baik secara fisik, mental maupun sosial, sedangkan guru hanya sebagai fasilisator tidak berpenampilan yang serba tahu, instruktif dan penceramah yang monoton. Di SMP Negeri Singkawang Utara menggunakan media berupa peta Indonesia, Asia maupun Dunia, atlas, globe, gambar-gambar tokoh pahlawan seperti Ir Soekarno, Drs. Moh Hatta, Pangeran Diponegoro, Jendral Sudirman dan sebagainya, dan sumber belajar yang utama digunakan misalnya buku paket IPS, artikel-artikel dari internet dan lembar kerja siswa (LKS). Sedangkan metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah yang diselingi tanya jawab, diskusi kelompok serta pemberian tugas. Media, sumber dan metode pembelajaran tersebut digunakan untuk lebih membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran dan guru lebih kreatif dalam mengembangkan materi pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri Singkawang Utara telah menerapkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang sampai saat

ini pelaksanaan dan pengelolaannya dapat dikatakan berjalan dengan lancer. Menurut kepala SMP Negeri 8 Singkawang Sri Haryanti (wawancara 9 Agustus 2011) wilayah Singkawang Utara merupakan kawasan pendidikan, sehingga penanaman nilai budaya dan karakter peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sangat perlu dikembangkan. Pengembangan nilai karakter di sekolah dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan misalnya mengikuti upacara bendera, melaksanakan kebersihan kelas, berpakaian rapi, datang tepat waktu dan sebagainya. Penanaman karakter pada peserta didik juga dilaksanakan pada setiap mata pelajaran yang lebih mengutamakan nilai-nilai karakter tertentu misalnya pada mata pelajaran Agama nilai karakter yang lebih utama dikembangkan adalah sikap toleransi, religius, jujur, cinta damai dan disiplin. Pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) karakter yang dikembangkan misalnya semangat kebangsaan, peduli sosial, dapat dipercaya, dan demokratis. Mata pelajaran matematika lebih mengutamakan karakter teliti, kreatif, pantang menyerah dan rasa ingin tahu. Sedangkan pada mata pelajaran IPS lebih dikembangkan nilai karakter misalnya cinta tanah air, senang membaca, demokratis, peduli sosial, mandiri dan bekerja keras.

Materi pembelajaran yang diberikan pada peserta didik di SMP Negeri Singkawang Utara diseragamkan dengan GBPP yang dibakukan melalui kegiatan MGMP Kota Singkawang. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara (tanggal 9 Agustus 2011) bahwa dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya guru memilih dan menentukan materi yang mudah dipahami peserta didik, misalnya “Peranan golongan terpelajar dalam

menumbuhkembangkan Kesadaran Nasional Indonesia” untuk SK “Memahami proses Kebangkitan Nasional dan KD “ Menguraikan proses terbentuknya Kesadaran Nasional dan perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia” memilih SK dan KD bertujuan agar guru lebih mudah menyampaikan pesan-pesan moral yang terdapat dalam SK dan KD tersebut, sehingga dalam hal ini guru hanya membimbing dan mengajak peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga keberhasilan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh bagusnya materi yang disampaikan melainkan proses pembelajaran yang mampu menjadikan peserta didik tertarik dan memiliki semangat untuk belajar. Dengan cara demikian akan mudah untuk mengembangkan nilai dan karakter peserta didik melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada kegiatan pembelajaran, guru di SMP Negeri Singkawang Utara melakukan musyawarah antar guru mata pelajaran untuk menentukan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan kepada peserta didik. Misalnya pada mata pelajaran Agama nilai karakter yang utama dikembangkan adalah religius dan toleransi. Pada mata pelajaran kewarganegaraan karakter yang dikembangkan demokratis dan peduli sosial. Sedangkan pada mata pelajaran IPS nilai karakter yang lebih dikembangkan adalah cinta tanah air dan rajin membaca. Dengan adanya musyawarah antar guru mata pelajaran tersebut, pengembangan nilai karakter pada peserta didik lebih mudah dilakukan karena setiap guru berkewajiban untuk mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran.

2. Sajian Data

a. Muatan Materi Pendidikan Karakter dalam Materi Pembelajaran IPS Sejarah

Pendidikan karakter merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menentukan kemajuan suatu bangsa yang secara sistematis belum dikenal secara luas dalam praktis pendidikan dan pembelajaran di jalur formal di Indonesia. Oleh karena pengembangan karakter masih sangat terbatas di kalangan guru di sekolah, sehingga dapat terjadi perbedaan pemahaman dalam pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran, terutama terhadap materi pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS sejarah. Walaupun masih terdapat masalah keterbatasan pemahaman, materi pendidikan karakter tetap bisa dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS sejarah.

Upaya untuk melaksanakan pendidikan karakter sebagai pendekatan dalam pengembangan materi pembelajaran sejarah di kalangan guru IPS sejarah dapat dilihat dari berbagai aspek yang terkandung dalam materi pendidikan karakter. Muatan materi pendidikan karakter dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS sejarah dapat diamati dalam beberapa aspek; (1) Ditinjau dari pandangan umum guru IPS sejarah terhadap tujuan pembelajaran sejarah adalah membangun karakter dan mentalitas yang berpengaruh terhadap tumbuhnya rasa nasionalisme peserta didik; (2) Dilihat dari keterkaitan antara tujuan pembelajaran sejarah terkait dengan pengembangan nilai dan karakter peserta didik, pada dasarnya

pembelajaran sejarah telah sejalan dengan upaya mengembangkan karakter dan pola pikir peserta didik karena dalam pembelajaran sejarah terdapat materi yang di dalamnya mengandung pesan-pesan moral yang perlu disampaikan kepada peserta didik; (3) Ditinjau dari tanggapan guru terhadap materi pembelajaran IPS sejarah, semua materi pembelajaran IPS sejarah yang terdapat dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) memiliki peluang untuk menumbuh-kembangkan karakter peserta didik misalnya pada materi mempertahankan kemerdekaan Indonesia peserta didik dapat memahami perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah; (4) Ditinjau dari tanggapan guru terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS sejarah, tetutama berkaitan dengan metode, sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan, dalam kegiatan pembelajaran IPS sejarah metode yang sering digunakan adalah metode ceramah bervariasi, hal ini dikarenakan alokasi waktu pembelajaran sangat terbatas, sedangkan media yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran peta dan lembar kerja siswa (LKS); (5) Ditinjau dari tanggapan guru terhadap pemanfaatan lingkungan dan situasi sekarang terhadap pembelajaran IPS sejarah, lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal karena terbatasnya alokasi waktu pembelajaran sedangkan materi yang harus disampaikan luas; (6) Ditinjau dari peran pemerintah dalam kegiatan pembelajaran IPS sejarah, pemerintah telah berperan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dengan mengadakan pelatihan atau seminar yang berhubungan dengan penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran, hanya dalam kegiatan pembelajaran IPS sejarah pemerintah untuk lebih memperhatikan ketersediaan media dan sumber

belajar karena media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Melalui pengamatan terhadap beberapa aspek di atas, dapat diketahui bagaimana muatan materi pendidikan karakter dalam pembelajaran, terutama pada kegiatan pembelajaran IPS sejarah dan bagaimana pandangan guru IPS sejarah terhadap muatan materi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS sejarah (observasi tanggal 10 Agustus 2011).

Di SMP Negeri 8 Singkawang, muatan materi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS sejarah dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek pertama terkait dengan materi pendidikan karakter sebagai pengembangan dari materi pembelajaran IPS sejarah adalah tentang bagaimana pandangan guru terhadap tujuan pembelajaran IPS sejarah. Menurut Jamilah (wawancara 10 Agustus 2011), yang mengajar kelas VIII dan kelas IX pendidikan IPS secara umum, khususnya pembelajaran IPS sejarah memiliki tujuan untuk mengembangkan karakter dan mentalitas. Lebih lanjut lagi ia menjelaskan bahwa karakter dan mentalitas peserta didik menjadi faktor yang berpengaruh terhadap rasa nasionalisme peserta didik. Ia berpandangan bahwa melalui pembelajaran sejarah, peserta didik dapat memahami karakter dan mentalitas, karena pembelajaran sejarah memiliki potensi sebagai sebuah sarana yang dapat mengenal identitas serta asal-usul bangsa Indonesia, sejarah menanamkan pada peserta didik apa sebenarnya jadi diri bangsa Indonesia.

Pendapat dari Jamilah didukung pula oleh Ruri (wawancara 12 Agustus 2011), guru IPS yang mengajar kelas VII dan kelas VIII. Menurutnya, pembelajaran sejarah memiliki tujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan peserta

didik ini dapat dilakukan melalui pemberian materi yang menekankan rasa kebanggaan peserta didik terhadap bangsa Indonesia. Materi-materi tentang terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap bangsanya.

Lebih lanjut terkait dengan tujuan pembelajaran IPS sejarah dijelaskan bahwa materi tentang perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruhnya di berbagai daerah. Materi-materi tersebut menurut Ruri menjadi salah satu materi yang dapat menumbuhkan rasa patriotisme. Rasa cinta tanah air dan patriotisme dapat menjadi landasan untuk mewujudkan nasionalisme di kalangan peserta didik.

Terkait dengan muatan materi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS sejarah, guru berpandangan bahwa pada dasarnya pembelajaran sejarah telah sejalan dengan upaya menumbuhkembangkan karakter, pola pikir dan kesadaran kepada peserta didik. Guru IPS di SMP Negeri 8 Singkawang memandang bahwa pembelajaran IPS sejarah dapat menumbuhkan karakter peserta didik, karena dalam pembelajaran IPS sejarah terdapat materi yang di dalamnya mengandung pesan-pesan moral yang hendaknya disampaikan kepada peserta didik dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian misi pembelajaran sejarah untuk mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa dapat terwujud. Misalnya pada materi bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan kolonial, dengan materi tersebut peserta didik dapat memperoleh pemahaman tentang dampak dari kolonialisme yaitu munculnya perlawanan terhadap kolonialisme dan munculnya gerakan-gerakan sosial yang dilakukan rakyat Indonesia

seperti munculnya perlawanan Pattimura yang merupakan pemberontakan rakyat Maluku yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Belanda yang terjadi pada tahun

Dokumen terkait