• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Wilayah Penelitian

Luas Daerah dan Letak Geografis Kota Kabanjahe

Kabanjahe merupakan ibukota kabupaten Karo dengan luas wilayah 44,65 Km2 dengan ketinggian 1200 M diatas permukaan laut. Bentuk topografi berbukit dan berudara sejuk dan beriklim dingin antara 160C - 270

 Sebelah Utara : Kecamatan Berastagi

C. Adapun batas-batas daerah adalah sebagai berikut:

 Sebelah Selatan : Kecamatan Simpang Empat

 Sebelah Barat : Kecamatan Munte

 Sebelah Timur : Kecamatan Tigapanah

Kecamatan Kabanjahe terdiri dari 13 kelurahan yaitu kelurahan/desa Lau Simomo, Kandibata, Kacaribu, Lau Cimba, Padang Mas, Gung Leto, Gung Negeri, Samura, Ketaren, Kampung Dalam, Rumah Kabanjahe, Kaban, Sumber Mufakat.

Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Kabanjahe berjumlah 54.000 jiwa dengan perincian laki-laki 26.935 jiwa dan wanita berjumlah 27.065 jiwa. Secara lebih terperinci jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di kecamatan Kabanjahe pada masing-masing desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel 4:

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Kabanjahe

No. Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Lau Simomo 276 283 559 2. Kandibata 863 904 1.767 3. Kacaribu 598 542 1.140 4. Lau Cimba 4.502 4.317 8.819 5. Padang Mas 4.301 4.221 8.522 6. Gung Leto 2.499 2.515 5.014 7. Gung Negeri 4.195 4.549 8.744 8. Samura 1.212 1.089 2.301 9. Ketaren 2.371 2.482 4.853 10. Kampung Dalam 3.582 3.546 7.128 11. Rumah Kabanjahe 703 741 1.444 12. Kaban 441 449 890 13. Sumber Mufakat 1.392 1.427 2.819 Jumlah 26.935 27.065 54.000

Sumber: Kecamatan Kabanjahe dalam Angka 2009

Kelompok usia produktif (15 tahun sampai 64 tahun) di kecamatan Kabanjahe yang tersebar pada 13 kelurahan yaitu : laki-laki 17.213 jiwa, perempuan 17.230 jiwa. Maka jumlah kelompok usia produktif 34.443 (76,54%) jiwa sedangkan usia non produktif 10.557 (23,46%). Dengan demikian depency

ratio 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu jiwa usia produktif akan

menanggung 0,64 jiwa tidak produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan Kabanjahe

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0-9 6.136 6.087 12.223 2. 10-19 6.075 6.209 12.284 3. 20-29 4.724 4.977 9.701 4. 30-39 4.483 4.351 8.834 5. 40-49 2.936 2.711 5.647 6. 50-59 1.432 1.365 2.797 7. 60-69 775 864 1.639 8. 70+ 374 501 875

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di kecamatan Kabanjahe adalah Petani, Industri, PNS/ABRI, dan lain-lainnya. Kecamatan Kabanjahe merupakan daerah pertanian karena sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Sedangkan yang lainnya termasuk didalamnya penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Kabanjahe

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 15.065

2. Industri 103

3. PNS/ABRI 1.795

4. Lainnya 1.309

Jumlah 18.172

Sumber: Kecamatan Kabanjahe dalam Angka 2009

Agama/Kepercayaan

Distribusi penduduk kecamatan Kabanjahe menurut agama dan kepercayaan terdiri atas agama katolik, kristen protestan, Islam, Hindu/Budha, lainnya. Jumlah agama terbesar adalah penduduk yang beragama kristen protestan dan jumlah yang terkecil adalah penduduk yang beragama hindu/budha. untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan yang Dianut di Kecamatan Kabanjahe

No. Agama/Kepercayaan Jumlah

1. Katolik 10.029 2. Kristen Protestan 24.996 3. Islam 18.403 4. Hindu/Budha 152 5. Lainnya 420 Jumlah 54.000

Penggunaan Tanah

Luas wilayah kecamatan Kabanjahe menurut fungsinya dapat dibagi menjadi tanah sawah, tanah kering, bangunan/pekarangan, dan lainnya. Penggunaan tanah yang terluas yaitu pada tanah kering sebesar 2.710,5 Ha dan tersempit ada pada penggunaan tanah sebagai sawah yaitu 63,5 Ha. Areal persawahan di kecamatan Kabanjahe sangat minim karena daerah ini lebih banyak digunakan untuk tanaman hortikultura sebab sesuai dengan bentuk topografinya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari Tabel 8.

Tabel 8. Luas Wilayah MenurutPenggunaan Tanah di Kecamatan Kabanjahe

Penggunaan Tanah Jumlah

(ha) Persentase (%) Tanah Sawah 63,5 1,42 Tanah Kering 2.710,5 60,75 Bangunan/Pekarangan 794,0 1,79 Lainnya 894,0 20,04 Jumlah 4.462,0 100,00

Sumber: Kecamatan Kabanjahe dalam Angka 2009

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal pada daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarananya maka akan mempercepat laju perkembangan daerah tersebut. Sarana dan Prasarana yang terdapat di kecamatan Kabanjahe cukup memadai sehingga sarana dan prasarana yang ada cukup mendukung aktivitas masyarakat Kabanjahe tersebut. Sarana yang terdapat di kecamatan Kabanjahe yang telah disensus adalah sarana pendidikan, kesehatan,

Tabel 9. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Kabanjahe Tahun

No. Uraian Unit

Sarana Pendidikan 1. SD Negeri 25 2. SD Swasta 10 3. SMTP Negeri 4 4. SMTP Swasta 10 5. SMU Negeri 3 6. SMU Swasta 8 7. Universitas 1 Jumlah 62 Sarana Kesehatan 1. Rumah Sakit/Klinik 8 2. Puskesmas 1 3. Pustu 15 4. BPU 4 5. BKIA 2 6. Posyandu 16 Jumlah 46 Sarana Ibadah 1. Gereja 41 2. Masjid 11 3. Langgar/Mushola 2 4. Kuil - 5. Wihara 1 Jumlah 55

Sumber: Kecamatan Kabanjahe dalam Angka 2009

Karakteristik Wanita Sampel Pedagang Bunga Potong Karakteristik Sosial Pedagang Bunga Potong

Karakteristik sosial wanita pedagang bunga potong yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berdagang. Secara umum karakteristik sosial wanita pedagang bunga potong dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Sosial Wanita Pedagang Bunga Potong di Daerah Penelitian.

Karakteritik Sosial Range Rataan

Umur (Tahun) 26-57 46

Tingkat Pendidikan (Tahun) 6-12 10 Pengalaman Berdagang (Tahun) 2-14 9 Sumber : Data primer diolah, lampiran 1

Berdasarkan Tabel 10. maka umur responden berkisar antara 26 tahun sampai 57 tahun dengan ratan sebesar 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebahagian besar pedagang bunga potong masih dalam usia produktif

Tingkat pendidikan pedagang bunga potong antara 6-12 tahun dengan rataan 10 tahun atau setara tingkat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden rendah.

Pengalamaan pedagang bunga potong berkisar antara 2-14 tahun dengan rataan 9 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman pedagang masih minim. Tabel 11. Karakteristik Ekonomi Wanita Pedagang Bunga Potong di Daerah

Penelitian

Karakteristik Ekonomi Range Rataan

Modal (Rp/Minggu) 500000-1800000 1183333.33

Lokasi 0-1 1

Jumlah tanggungan keluarga 1-4 3

Sumber : Data primer diolah, lampiran 1

Modal usaha merupakan karakteristik terpenting dalam usaha tanpa adanya modal tidak mungkin suatu usaha dapat dijalankan. Demikian halnya dengan responden yang bermata pencaharian sebagai pedagang bunga potong mereka memerlukan modal untuk menjalankan usaha dagang bunga potong mereka misalnya untuk membeli bunga, serta biaya-biaya lainnya. Adapun besarnya modal usaha yang mereka keluarkan berkisar pada Rp

500.000-Lokasi berdagang wanita pedagang bunga potong adalah letak berdagang responden yang strategis. Dimana letak yang strategis dapat diasumsikan pada tempat-tempat yang mudah dijangkau dan sering dilalui konsumen. Lokasi berdagang yang strategis merupakan lokasi yang baik untuk berdagang bunga potong karena para konsumen akan mencari tempat yang mudah dijangkau. Lokasi merupakan suatu kualitas yang tidak memiliki angka akan tetapi masih dapat dikuantitaskan/diukur dengan memberikan nilai, nilai 1 (satu) untuk lokasi sifatnya strategis dan nilai 0 (nol) untuk lokasi yang tempatnya kurang strategis. Kisaran lokasi responden berada pada angka 0-1 dengan angka rata-rata adalah 1, angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang berada pada lokasi yang strategis.

Volume penjualan adalah banyaknya produk atau bunga potong yang terjual. volume penjualan diperoleh dari banyaknya bunga potong yang dibeli dikurangi dengan banyaknya bunga potong yang terbuang/tidak laku. Volume penjualan bunga potong berkisar pada 65-110 ikat/minggu, sedangkan rata-rata bunga potong yang terjual sebanyak 100 ikat perminggu tiap seorang pedagang.

Dokumen terkait